Vous êtes sur la page 1sur 14

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. SUPERIOR ENERGY SERVICES INDONESIA


BIDANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, K3 INSTALASI LISTRIK
DAN K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 17

KELOMPOK 1

1. REJIB KIBAR
2. FLORENTINA CHANDRA
3. BISMI AGUNG F
4. MUHAMMAD RAFLI
5. RAHMAT DARMAWAN

PENYELENGGARA
PT. LINTAS SOLUSI PRIMA
DEPOK, 14 MARET 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................

1.2 Maksud dan Tujuan...........................................................................

1.3 Ruang Lingkup..................................................................................

1.4 Dasar Hukum.....................................................................................

BAB II KONDISI PERUSAHAAN.................................................................

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja.......................................................

2.2 Temuan..............................................................................................

2.2.1 Temuan Positif.........................................................................

2.2.2 Temuan Negatif.......................................................................

BAB III ANALISA............................................................................................

3.1 Analisa Temuan Positif......................................................................

3.2 Analisa Temuan Negatif....................................................................

BAB IV PENUTUP...........................................................................................

4.1 Kesimpulan........................................................................................

4.2 Saran..................................................................................................

REFERENSI......................................................................................................

LAMPIRAN.......................................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Temuan Positif............................................................................................


Tabel 3.2 Temuan Negatif..........................................................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kecelakaan Pekerja................................................................................
Gambar 1.2 Kecelakaan truk bahan bakar minyak....................................................
Gambar 1.3 Kebakaran ditempat kerja.......................................................................
Gambar 4 Denah Kontruksi Bangunan......................................................................
Gambar 5 Safety Sign................................................................................................
Gambar 6 Adanya Pengecekan APAR Berkala..........................................................
Gambar 7....................................................................................................................
Gambar 8....................................................................................................................
Gambar 9....................................................................................................................
Gambar 10..................................................................................................................
Gambar 11..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Konsumsi terhadap hasil olahan minyak bumi selalu mengalami peningkatan setiap
tahun seiring dengan meningkatnya populasi dan aktivitas penduduk dunia. Pencarian energi
alternatif juga gencar dilakukan guna menghemat pemakaian bahan bakar minyak utamanya
pada alat transportasi dan mesin konvensional yang telah ada. Dalam upaya meningkatkan
produksi minyak dan gas (migas) bumi untuk kepentingan nasional, kegiatan produksi dan
pengembangan gencar dilakukan termasuk juga ke wilayah-wilayah yang mempunyai tingkat
kerentanan tinggi, Disamping kebutuhan bahan bakar yang meningkat dengan kemajuan
industri dan pembangunan maka sisa dari proses industri dan permesinan yang belum dapat
ditangani dengan baik adalah limbah yang jumlahnya juga terus meningkat, antara lain oli
bekas.
Oleh karena oli diambil dari minyak bumi maka merupakan senyawa hidrokarbon yang
memiliki nilai energi dan mudah terbakar, maka perlu dicari cara untuk memanfaatkan oli
bekas utamanya sebagai bahan bakar. Kecelakaan kerja merupakan resiko yang ada dalam
setiap aktivitas perusahaan. Hal ini terutama pada pekerjaan yang membutuhkan aktivitas
fisik lebih banyak daripada aktivitas pemikiran. Resiko tersebut bisa berupa kecelakaan
ringan hingga pada kecelakaan berat yang berakibat menimbulkan korban jiwa.
Dalam definisinya, kecelakaan kerja diartikan sebagai sebuah peristiwa yang terjadi di luar
perencanaan yang mengakibatkan ada pihak yang mengalami kerugian. Kondisi ini
khususnya terjadi dalam sebuah aktivitas pekerjaan yang harus dilakukan sebuah perusahaan
dalam proses kerja mereka.

Gambar 1.1 kecelakaan pekerja


Dan ketika terjadi kecelakaan kerja, maka perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan
jaminan dan tanggungan kepada pihak yang menjadi korban. Hal ini karena pihak yang
menjadi korban tersebut, harus kehilangan kesempatan untuk beraktivitas selama beberapa
waktu dan hal tersebut terjadi untuk memenuhi kewajiban dalam bekerja.
Di sisi lain, para korban kecelakaan kerja tersebut, mengalami musibah dalam rangka untuk
memberikan keuntungan pada perusahaan melalui aktivitas yang mereka lakukan tersebut.
Inilah mengapa, perusahaan harus tunduk pada peraturan pemerintah untuk menjamin
keselamatan pada pekerjanya.

Gambar 1.2 kecelakaan truk bahan bakar minyak


Sumber dan potensi bahaya yang timbul akibat kontruksi bangunan, instalasi listrik, dan
penanggulangan kebakaran, apabila tidak dik endalikan dengan pengawasan, akan
menimbulkan bahaya kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.

Gambar 1.3 Kebakaran ditempat kerja


Semakin banyak terjadi kecelakaan akibat belum di tanganinya keselamatan dan
kesehatan kerja secara mantap dan menyeluruh pada pekerjaan konstruksi bangunan, instalasi
listrik, dan penanggulangan kebakaran.
Undang-undang No. I Tahun 1970 pasal 2 yang mengatur tentang Keselamatan Kerja
dalam segala tempat kerja khususnya dimana terdapat kontruksi bangunan, instalasi listrik,
dan penanggulangan kebakaran.
Oleh karena itu, perlu ditetapkan syarat-syarat Keselamatan Kerja sebagaimana diatur
dalam pasal 3 ayat (1) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Kontruksi bangunan, instalasi listrik, dan penanggulangan kebakaran yang digunakan
dan pengamanan dan pemeliharaan segala jenis bangunan di perusahaan/tempat kerja juga
mengacu pada Undang-undang Keselamatan Kerja dimana diatur secara normatif dalam pasal
3 ayat (1) Undang-undang No. 1 Tahun 1970
Di sisi lain, seringkali perusahaan tidak mau direpotkan untuk mengurusi masalah kecelakaan
kerja pada karyawannya. Namun demikian perusahaan pun tidak bisa lepas tangan begitu
saja, mengingat ada regulasi yang mengatur tentang kewajiban perusahan pada karyawannya.
Untuk mengatasi hal ini salah satu langkah yang digunakan perusahaan adalah dengan
memberikan asuransi pada karyawannya apabila terjadi kecelakaan kerja.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menjadi peserta program asuransi jiwa
yang khususnya menangani kasus kecelakaan kerja. Beberapa manfaat tersebut di antaranya
adalah :
1. Memberikan ketenangan kepada karyawan dalam bekerja sehingga mereka bisa optimal
dalam melakukan setiap aktivitasnya di perusahaan.
2. Mengurangi urusan perusahaan sehingga perusahaan bisa tetap fokus pada aktivitas
pekerjaan mereka tanpa melalaikan kewajiban untuk memberikan jaminan pada karyawan
yang mengalami kecelakaan kerja.
3. Menumbuhkan loyalitas pada karyawan. Sebab, dengan diikutsertakan pada program
asuransi, menunjukkan perusahaan memiliki kepedulian pada karyawan. Sehingga hal ini
bisa berpotensi untuk mengurangi turn over karyawan yang disebabkan ketidakpuasan
kerja mereka.
4. Membantu meringankan beban karyawan yang mengalami kecelakaan kerja. Karena
dengan mengalami kecelakaan kerja, maka seorang karyawan akan terganggu aktivitasnya
dalam mencari nafkah bagi keluarga mereka.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Setelah mengikuti PKL di PT. SUPERIOR ENERGY SERVICES INDONESIA ini


sebagai calon Ahli K3 Umum, kami punya misi kedepan agar bisa memahami dalam
pelaksanaan K3 secara Umum serta pengawasan terhadap Kontruksi bangunan, instalasi
listrik dan penanggulangan kebakaran ditempat kerja kami.

1.3 RUANG LINGKUP


a. Kontruksi bangunan
b. Instalasi Listrik
c. Penanggulangan kebakaran

1.4 DASAR HUKUM


1. UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Permenaker No. 01/MEN/1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja pada
konstruksi bangunan.
3. Permenaker No. 04/MEN/1980 tentang Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR.
4. Permenaker No. 02/MEN/1983 tentang Instalasi Alat Alarm Kebakaran Automatik.
5. Kep.Menaker No. 75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan PUIL 2000.
6. SKB Menaker dan Menteri PU No.174/MEN/1986 dan No.104/KPTS/1986 tentang
K3 pada Kegiatan Konstruksi.
7. Permenaker No. 02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir.
8. Permenaker No. 186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran.
9. Permenaker No. 12/MEN/2015 tentang Kesehatan Dan Kesalamatan Kerja Listrik Di
Tempat Kerja
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA

Superior Energy Services melayani kebutuhan drilling, completion dan production


perusahaan minyak dan gas di seluruh dunia melalui beragam portofolio layanan dan
peralatan ladang minyak khusus yang digunakan selama siklus ekonomi sumur minyak dan
gas bumi. Produsen energi dunia bergantung pada kita untuk layanan, peralatan, peralatan dan
personil terlatih yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan memproduksi minyak dan gas
bumi.

Superior Energy memiliki sejarah mengembangkan alat dan teknologi khusus yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada hari-hari awal, perusahaan
mempelopori penggunaan layanan “rigless” plugging and abandonment . Sejak saat itu,
Superior telah berada di ujung tombak sejumlah perkembangan yang menguntungkan
produsen minyak dan gas bumi sepanjang siklus hidup sumur

Selama anda berada dilokasi Perusahaan diwajibkan berpakaian sopan dan rapi, dan
juga mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang menyangkut denngan kesehatan dan
keselamatan kerja dan lingkungan kerja itu sendiri, dan juga menghindari penyakit akibat
kerja. Pencegahan polusi, meminimalkan limbah dan penghematan penggunaan energy.

Head Office : Alamanda Tower Lantai 2, Jl. Term. Simatupang No.23 - 24, RT.1/RW.1, Cilandak Bar.,
Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12430

Warehouse : Jl. technopark Tanggerang Selatan, Blok J2, Balikpapan, Sentul

2.2. TEMUAN
Setelah dilaksanakan observasi dilapangan tempat kerja, dapat kami temukan sebagai
berikut :
2.2.1 Temuan Positif :
1. Mempunyai peralatan penanggulangan kebakaran (APAR)
2. Instalasi listrik mengacu pada PUIL 2000
3. Setiap lokasi kerja sudah dilengkapi dengan slogan K3 dan symbol K3, missal
symbol bahan mudah terbakar, tanda tegangan tinggi pada panel listrik
4. Untuk test tekanan alat (preasure test) mempunyai ruangan tersendiri dan tidak
dapat diakses pada saat melakukan test
5. Adanya pengecekan/ Inspeksi APAR secara berkala
6. Terdapat monitor room untuk tim operation yang terpisah dari ruang preasure test
7. Konstruksi bangunan memiliki sirkulasi udara dan cahaya yang mencukupi
8. Perusahaan rutin melakukan pelatihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara
berkala

2.2.2 Temuan Negatif :


1. Beberapa APAR tidak terdapat pada tempatnya
2. Tidak ada petugas pemadam kebakaran telah memiliki kompetensi (Sertifikasi)
sesuai Undang-undang yang berlaku;
3. Tidak terbentuk tim penanggulangan kebakaran
4. Ditemukan beberapa safety sign yang telah memudar warnanya
5. Papan pelindung diruangan pressure test terhalang oleh pipa
BAB III
ANALISA

3.1 Analisa Temuan Positif


Tabel 3.1 Temuan positif

No Lokasi Temuan PERATURAN PERUNDANGAN


1 PT. Superior Mempunyai peralatan - KEP-186/MEN/1999 (pasal 2 )
Energy
penanggulangan kebakaran
Services
Indonesia (APAR) ;

2 PT. Superior Instalasi listrik mengacu pada - Kep. 174/MEN/2002 tentang


Energy PUIL 2000 Penerapan PUIL 2000 dan
Services - SNI 04 – 0225 – 2000
Indonesia
3 PT. Superior Setiap lokasi sudah - UU No. 01 /1970 tentang
kerja
Energy keselamtan kerja Pasal 14 point B
dilengkapi dengan slogan K3
Services
dan symbol K3, missal symbol
Indonesia
bahan mudah terbakar, tanda
tegangan tinggi pada panel
listrik

4 PT. Superior Untuk test tekanan alat


Energy (preasure test) mempunyai - Permenaker No.38/2016 Pasal 8
Services ruangan tersendiri dan tidak
dapat diakses pada saat
Indonesia
melakukan test
5 PT. Superior Adanya pengecekan/ Inspeksi - Permenaker no. 04/men/1980
Energy APAR secara berkala Syarat – syarat pemasangan dan
Services pemeliharaan Apar pasal 11
Indonesia

6 PT. Superior Terdapat monitor room untuk - Per.01/MEN/1982 pasal 21


Energy tim operation yang terpisah
Services dari ruang preasure test - Permenaker No.38/2016 Pasal 8
Indonesia
- Permenaker No.38/2016 Pasal 11

7 PT. Superior Konstruksi bangunan memiliki - Permen No.36/2005 pasal 39 dan


Energy sirkulasi udara dan 41
Services pencahayaan yang mencukupi
Indonesia

8 PT. Superior Perusahaan rutin melakukan KEP-186/MEN/1999 Pasal 2 ayat


Energy pelatihan dan gladi 2
Services penanggulangan kebakaran
Indonesia secara berkala

3.2 Analisa Temuan Negatif


Tabel 3.2 Temuan negatif

Analisa
Saran / Peraturan
No. Lokasi Temuan Potensi
Rekomendasi Perundangan
Bahaya
1. PT. Beberapa apar Tidak ada Menyediakan - Permenaker no.
Superior tidak pada penanganan apar pada 04/men/1980
Energy tempatnya awal apabila tempatnya Syarat – syarat
Services ada pemasangan dan
Indonesia kebakaran pemeliharaan Apar
pada pasal 4

2. PT. Belum ada Tidak ada Memilih dan - Kep. 186/men/1999


Superior koordinator dan penanggung membentuk Unit
Energy tim jawab dalam koordinator penanggulangan
Services penananggulanga mengidentifi unit serta regu kebakaran di
Indonesia n pemadam kasi bahaya pemadam tempat kerja. Bab II
kebakaran kebakaran kebakaran pasal 5
dan
memadamka
n kebakaran

4 PT. Ditemukan Tidak sadar Memperbarui - UU No.01 1970


Superior beberapa safety ada sumber safety sign pasal 14 b
Energy sign yang telah potensi yang pudar
Services memudar bahaya pada
Indonesia warnanya titik tersebut

5 PT. Papan pelindung Jika saat Meletakan - UU No.28 tahun


Superior diruangan pressure test peralatan pada 2002 pasal 1 ponit
Energy pressure test terjadi tempatnya 4
Services terhalang oleh kegagalan (Houskeeping) - Permenaker
Indonesia pipa maka dapat No.38/2016 Pasal
merusak 12
aquiptment

BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
1. PT. SUPERIOR ENERGY SERVICE INDONESIA merupakan salah satu perusahaan,
dalam pengoperasiannya terdapat penanganan K3 dibidang :
a. Kontruksi bangunan;
b. Instalasi listrik;
c. Penanggulangan kebakaran;
2. Sudah ada kebijakan K3 yang disyahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan
3. Ada beberapa barang atau peralatan yang tidak tertata rapi, sehingga memungkinkan
timbulnya bahaya
4. Sudah ada program training dan data base preventive maintenance equipment
5. Dari pengamatan kelompok I masih dijumpai kondisi dan sikap tidak aman dari
tenaga kerja serta kelengkapan fasilitas alat-alat produksi;

4.2 SARAN
1. Sesuai keputusan menteri tenaga kerja RI No.02 Kep-186/MEN/1999, tentang unit
penanggulangan kebakaran ditempat kerja. Perusahan tersebut telah menjalakan
peraturan tersebut. Tetapi, belum ada koordinator unit sebagai tim penanggulangan
kebakaran.
2. Berdasarkan UU No.01 Tahun 1970 Pasal 14 B. perusahan telah memenuhi peraturan
tersebut. Akan tetapi pada salah satu tempat di temukan rambu-rambu atau safety sign
yang telah memudar sehingga tidak bisa terbaca.
REFERENSI

1. Laporan Profil Perusahaan

2. Peraturan Perundang-Undangan K3

3. Suparta I Nyoman et al, 2015. Daur Ulang Oli Bekas Menjadi Bahan Bakar Diesel
dengan Proses Pemurnian Menggunakan Media Asam Sulfat dan Natrium Hidroksida.
Jurnal METTEK Volume 1 No 2

4. Sudiar Asrul, 2014. Perbaikan Kualitas Minyak Pelumas Dengan Additive. Jurnal
POROS TEKNIK, Volume 6 No 1

5. Rochmaningrum Fahmi, 2012. Perkembangan Tambang Minyak Blok Cepu Dan


Pengaruhnya Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desak Ledok Tahun 1960-2004.
Vol.1 No.2
LAMPIRAN

TEMUAN
NO
POSITIF NEGATIVE

GAMBAR 4

DENAH KONSTRUKSI
BANGUNAN

GAMBAR 8.
SELANG YANG MENGGANGGU JALAN
2
GAMBAR 9.
TIDAK ADA SAFTEY
GAMBAR 5 SIGN

SAFETY SIGN

3
GAMBAR 6
APAR DI CEK BERKALA

GAMBAR 10.
BAUT YANG MENYEBABKAN TERJATUH
4
GAMABAR 7.
INSTALASI
LISTRIK
MENGACU
PADA PUIL
2000

GAMBAR 11.
APAR TIDAK PADA TEMPATNYA

Vous aimerez peut-être aussi