Vous êtes sur la page 1sur 13

ANALISA SISTEM ANTRIAN

PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM


DI SPBU VITKA POINT NO.14.294.722 TIBAN CENTRE
Jl.GADAH MADA

DI SUSUN OLEH

EDMULYADI

ERLANDIA YOPI

GUGUS

M.FAJAR

SOLEH HUDIN

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya,
sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Pengantar
teknik Industri:MODEL ANTRIAN. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit
hambatan yang penyusun hadapi namun dengan semangat dan kerjasama penyusun
dan dibantu semua pihak akhirnya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.

Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

1.3. Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2

2.1. Sejarah Teori Antrian ......................................................................................... 2

2.2. Pengertian Antrian ............................................................................................. 2

2.3. Karakteristik Sistem Antrian .............................................................................. 3

2.3.1.Karakteristik Kedatangan................................................................................. 3

2.3.2.Karateristik Antrian ......................................................................................... 5

2.3.3.Karakteristik Pelayanan.................................................................................... 5

2.3.4. Mengukur Kinerja Antrian .............................................................................. 7

2.4. Biaya Antrian...................................................................................................... 7

2.5. Ragam Model Antrian ....................................................................................... 8

2.5.1. Model A: Model Antrian Jalur Tunggal Dengan Kedatangan Berdistribusi Poisson
Dan Waktu Pelayanan
Eksponensial.............................................................................................................. 8

2.5.2. Model B: Model antrian jalur berganda........................................................... 8

2.5.3. Model C: Model waktu pelayanan konstan..................................................... 9

2.5.4. Model D: Model Populasi yang Terbatas......................................................... 9

2.5.5.Pendekatan Antrian Lain.................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 11


3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 3.2.
Kritik dan Saran ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian, yang sering disebut sebagai teori
antrian (queuing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang
sangat berharga bagi manager operasi. Antrian (waiting linelqueue) adalah sebuah
situasi yang umum-sebagai contoh, dapat mengambil bentuk deretan mobil yang
menunggu untuk diperbaiki pada Midas MufflerSHOP , pekerjaan fotokopi yang sedang
menunggu untuk diselesaikan di took percetakan Kinko, atau orang-orang yang sedang
berlibur menunggu untuk masuk ke wahana, Mr. Frogg’s Wild Ride di Disney. Model
antrian sangat berguna baik dalam bidang manufaktur dan juga jasa. Analisis antrian
dalam bentuk panjang antrian, rata-rata waktu menunggu dan faktor lain membantu
untuk memahami sistem jasa (seperti kasir di bank), aktivitas pemeliharaan (mungkin
berupa perbaikan mesin yang rusak), dan aktivitas pengendalian shop-floor. Sebetulnya,
pasien yang sedang menunggu di ruang praktik dokter dan mesin bor yang sedang
menunggu di bengkel untuk diperbaiki memiliki banyak kesamaan dari sisi MO.
Keduanya menggunakan sumber daya peralatan dan manusia untuk mengembalikan
aset produksi yang berharga (mesin dan orang-orang) ke kondisi yang baik.

1.2. Rumusan Masalah

o Apa itu Model Antrian?

o Bagaimana Karakteristik Sistem Antrian?

o Bagaimana Biaya Antrian?

o Apa saja Keragaman Model Antrian?


1.3. Tujuan

Makalah ini dibuat agar mahasiswa mengerti mengenai Model Antrian, mulai dari
karakteristik sistem antrian, biaya antrian, dan keragaman model antrian dan juga
contoh-contohnya seperti apa.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Teori Antrian

Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran
pelayanansangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting
time) sangattergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of
services). Teori tentangantrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang,
seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen
pada tahun 1910. Erlang melakukaneksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas
telepon yang berhubungan dengan AUTOMATIC dialing equipment , yaitu peralatan
penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator
sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para
penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang
hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay)dari seorang operator,
kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitungkesibukan beberapa
operator.

2.2. Pengertian Antrian

Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan)
yangmemerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada
umumnya, sistemantrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di
mana teori antrian dansimulasi sering diterapkan secara luas.

Antrian (waiting linelqueue) adalah sebuah situasi yang umum-sebagai contoh,


dapat mengambil bentuk deretan mobil yang menunggu untuk diperbaiki pada Midas
MufflerSHOP , pekerjaan fotokopi yang sedang menunggu untuk diselesaikan di took
percetakan Kinko, atau orang-orang yang sedang berlibur menunggu untuk masuk ke
wahana, Mr. Frogg’s Wild Ride di Disney.
2.3. Karakteristik Sistem Antrian

Terdapat tiga komponen dalam sebuah sistem antrian

1.Kedatangan atau masukan sistem. Kedatangan memiliki karakteristik seperti ukuran


populasi, perilaku, dan sebuah sistribusi statistic.

2. Disiplin antrian, atau antrian itu sendiri. Karakteristik antrian mencakup apakah
jumlah antrian terbatas atau tidak terbatas panjangnya dan materi atau orang-orang
yang ada di dalamnya.

3. Fasilitas pelayanan. Karakteristiknya meliputi desain dan distribusi statistik waktu


pelayanan.

2.3.1.Karakteristik Kedatangan

Sumber input yang menghadirkan kedatangan pelanggan bagi sebuah sistem


pelayanan memiliki tiga karakteristik utama:

1. Ukuran populasi kedatangan

2. Perilaku kedatangan

3. Pola kedatangan (distribusi statistik)

Ukuran populasi (Sumber) Kedatangan. Ukuran populasi dilihat sebagai tidak


terbatas atau terbatas. Jika jumlah kedatangan atau pelanggan pada sebuah waktu
tertentu hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan yang potensial, maka populasi
kedatangan disebut sebagai populasi yang tidak terbatas (unlimited, or infinite,
population). Contoh dari populasi yang tidak terbatas adalah mobil yang datang di
sebuah tempat pencucian mobil, para pengunjung yang tiba disebuah supermarket, dan
para mahasiswa yang datang untuk mendaftarkan diri pada sebuah universitas besar.
Sebagian besar model antrian mengasumsikan populasi kedatangan tidak terbatas.
Sebuah contoh populasi terbatas (limited, or infinite, population), ditemukan dalam
sebuah took percetakan yang memiliki delapan mesin cetak. Setiap mesin cetak
merupakan seorang “pelanggan” yang potensial yang mungkin rusak dan memerlukan
pemeliharaan. Pola Kedatangan Pada Sistem. Pelanggan tiba di sebuah fasilitas
pelayanan baik yang meiliki jadwal tertentu (sebagai contoh, 1 pasien datang setiap 15
menit atau 1 mahasiswa datang setiap setengah jam) atau yang datang secara acak.
Kedatangan dianggap sebagai kedatangan tersebut tidak terikat satu sama lain dan
kejadian kedatangan tersebut tidak dapat diramalkan secara tepat. Sering dalam
permasalahan antrian, banyaknya kedatangan pada setiap unit waktu dapat
diperkirakan oleh sebuah distribusi probabilitas yang dikenal sebagai distribusi
Poisson (Poisson distribution). Untuk setiap kedatangan (seperti 2 pelanggan per jam
atau 4 truk per menit), sebuah distribusi Poisson yang diskret dapat ditetapkan
dengan rumus:

, Untuk x= 0,1,2,3,4,…

di mana P(x) = probabilitas kedatangan sejumlah x

x = jumlah kedatangan per satuan waktu

l = tingkat kedatangan rata-rata

E = 2,7183 (dasar logaritma)

Hal ini berarti bahwa jika rata-rata tingkat kedatangan adalah l= 2 pelanggan per jam,
maka probabilitas 0 pelanggan tiba dalam jam manapun secara acak adalah sekitar
13%, probabilitas 1 pelanggan adalah sekitar 27%, 2 pelanggan sekitar 27%, 3
pelanggan sekitar 18%, 4 pelanggan sekitar 9% dan sterusnya. Kesempatan untuk 9
atau lebih pelanggan akan tiba hampir mendekati nol. Kedatangan, tentu saja, tidaklah
selalu berdistribusi Poisson (mereka bisa saja mengikuti beberapa distribusi lain). Oleh
karena itu, pola yang ada harus diuji untuk memastikan bahwa mereka benar-benar
mendekati distribusi Poisson sebelum distribusi itu diterapkan. Perilaku Kedatangan .
Hampir semua model antrian berasumsi bahwa pelanggan yang datang adalah
pelanggan yang sabar. Pelanggan yang sabar adalah mesin atau orang-orang yang
menunggu dalam antrian hingga mereka dilayani dan tidak berpindah garis antrian.
Sayang sekali, pada kenyataannya hidup sangat rumit dengan adanya fakta bahwa
orang-orang menolak dan membelot antrian. Pelanggan yang menolak tidak akan mau
untuk bergabung dalam antrian karena merasa terlalu lama waktu yang dibutuhkan
untuk dapat memenuhi keperluan mereka.Pelanggan yang membelot adalah mereka
yang masuk antrian akan tetapi menjadi tidak sabar dan meninggalkan antrian tanpa
melengkapi transaksi mereka. Pada kenyataannya, kedua situasi ini baru menyoroti
kebutuhan akan analisis teori antrian saja.

2.3.2.Karateristik Antrian

Garis antrian itu sendiri adalah komponen yang kedua pada sebuah sistem
antrian. Panjangnya sebuah baris bisa tidak terbatas atauterbatas. Sebuah antrian
disebut terbatas jika antrian tersebut tidak bisa, baik oleh adanya peraturan maupun
keterbatasan fisik, tidak dapat meningkat lagi tanpa batas, Sebagai contoh sebuah
tempat pangkas rambut kecil, hanya akan memiliki jumlah kursi tunggu yang terbatas.
Model antrian diperlakukan dalam modul ini dengan asumsi panjang antrian yang tidak
terbatas. Sebuah antrian disebut tidak terbatasketika ukuran antrian tersebut tidak
dibatasi, seperti pada kasus pintu tol yang melayani mobil yang datang.
Karakteristik antrian yang kedua berkaitan dengan aturan antrian. Aturan antrian
mengacu pada peraturan pelanggan yang mana dalam barisan yang akan menerima
pelayanan. Sebagian besar sistem menggunakan sebuah aturan antrian yang dikenal
sebagai aturan first-in, first-out (FIFO), bagaimanapun, dalam kamar darurat di rumah
sakit atau kasir jalur cepat pada sebuah supermarket, beragam prioritas lain dapat
memotong jalur FIFO. Pasien yang kritis terluka akan mendapatkan prioritas
pengobatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dengan jari atau hidung
patah. Pengunjung yang berbelanja kurang dari 10 jenis barang mungkin diizinkan
untuk masuk dalam kasir jalur cepat (tetapi kemudian juga diberlakukan yang pertama
datang, pertama dilayani- first-come, first-served). ProgramCOMPUTER juga
beroperasi di bawah penjadwalan dengan prioritas. Dalam hampir semua perusahaan
besar, pada saat pembayaran karyawan, maka computer di bagian payroll akan
mendapatkan prioritas paling tinggi.

2.3.3.Karakteristik Pelayanan

Komponen ketiga dari setiap antrian adalah karakteristik pelayanan. Dua hal
penting dalam karakteristik pelayanan: (1) desain sistem pelayanan dan (2) distribusi
pelayanan. Desain Dasar Sistem Antrian. Pelayanan pada umumnya digolongkan
menurut jumlah saluran yang ada (sebagai contoh, jumlah kasir) dan jumlah tahapan
(sebagai contoh, jumlah pemberhentian yang harus dibuat). Sebuahsistem antrian
jalur tunggal (single-channel queuing system), dengan satu kasir biasanya merupakan
bank kendara-lewat (drive-in bank) dengan hanya satu kasir yang dibuka. Pada sisi lain,
jika bank memiliki beberapa kasir yang sedang bertugas, di mana setiap pelanggan
yang menunggu dalam satu jalur antrian bersama untuk kasir pertama yang dapat
melayani, maka disebutkan sistem antrian jalur berganda (multiple-channel queuing
system). Sebagian besar bank pada saat ini menerapkan sistem antrian beberapa jalur,
sebagaimana juga halnya tempat pangkas rambut besar, perusahaan penerbangan
tiket, dan kantor pos.

Didalam sebuah sistem satu tahap (single-phase system), pelanggan


menerima pelayanan hanya dari satu stasiun dan kemudian pergi meninggalkan sistem.
Sebuah rumah makan cepat saji terdapat orang yang sama yang mengambil pesanan
juga yang membawakan makanan sebuah sistem satu tahap. Tetapi, jika sebuah
restoran meminta pelanggan untuk menempatkan pesanan pada statsiun, kemudian
membayar pada statsiun kedua, dan mengambil makanan pada statsiun kedua, maka
restoran ini menerapkan sistem tahapan berganda(multiphase system). Begitu juga
halnya, pada agen pembuatan SIM yang besar dan sangat sibuk, maka pelanggan
mungkin harus menunggu dalam satu jalur untuk melengkapi aplikasi (pelayanan
pemberhentian pertama), kemudian mengantri lagi untuk diuji, dan akhirnya pergi
ke counter ketiga untuk melakukan pembayaran. Distribusi Waktu Pelayanan . Pola
pelayanan serupa dengan pola kedatangan dimana pola ini bisa konstan ataupun acak.
Jika waktu pelayanan konstan, maka waktu yang diperlukan untuk melayani setiap
pelanggan sama. Kasus ini terjadi dalam operasi pelayanan yang menggunakan mesin,
seperti sebuah mesin cuci mobil otomatis. Yang lebih sering terjadi adalah waktu
pelayanan yang terdistribusi secara acak. Dalam banyak kasus, dapat diasumsikan
bahwa waktu pelayanan acak dijelaskan oleh distribusi probabilitas eksponensial
negatif.

2.3.4. Mengukur Kinerja Antrian

Model antrian membantu para manajer membuat keputusan untuk


menyeimbangkan biaya pelayanan dengan menggunakan biaya antrian. Dengan
menganalisis antrian akan dapat diperoleh banyak ukuran kinerja sebuah sistem antrian,
meliputi hal berikut:

1. Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh pelanggan dalam antrian

2. Panjang antrian rata-rata

3. Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh pelanggan dalam sistem (waktu tunggu
ditambah waktu pelayanan)

4. Jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem

5. Probabilitas fasilitas pelayanan akan kosong

6. Faktor utilisasi sistem

7. Probabilitas sejumlah pelanggan berada dalam sistem

2.4. Biaya Antrian

Para manajer harus memahami pilihan (trade-off) antara dua biaya: biaya untuk
menyediakan pelayanan yang baik dan biaya yang terjadi jika pelanggan atau mesin
harus menunggu. Para manajer menginnginkan antrian yang cukup pendek sehingga
pelanggan tidak akan merasa kesal dan kemudian meninggalkan antrian tanpa membeli
ataupun membeli tetapi tidak pernah kembali lagi. Bagaimanapun juga, para manajer
masih dapat mentoleransikan adanya antrian, jika biaya antrian yang terjadi seimbang
dengan biaya penghematan untuk menyediakan fasilitas pelayanan. Satu cara untuk
mengevaluasi sebuah fasilitas pelayanan adalah dengan melihat biaya total yang
diharpkam. Total biaya merupakan penjumlahan biaya pelayanan yang diharapkan
ditambah dengan biaya menunggu yang diharapkan. Pelayanan dapat menukar
kapasitas personil dan mesin yang tersedia. Yang ditugaskan ke statiun pelayanan
tertentu untuk mencegah atau memendekkan antrian yang terlalu panjang. Sebagai
contoh di toko eceran, para manajer dan pegawai gudang dapat membuka kasir
tambahan. Dibank dan bandara, para karyawan paruh waktu dapat dipanggil untuk
membantu. Bersamaan dengan meningkatnya tingkat pelayanan (yakni, lebih cepat)
maka biaya yang dikeluarkan untuk menunggu dalam antrian akan berkurang.

2.5. Ragam Model Antrian

Empat model yang paling sering digunakan memiliki tiga karakteristik umum dengan
menggunakan asumsi yaitu:

1. Kedatangan berdistribusi Poisson

2. Penggunaan aturan FIFO

3. Pelayanan satu tahap

2.5.1. Model A: Model Antrian Jalur Tunggal Dengan Kedatangan Berdistribusi


Poisson Dan Waktu Pelayanan Eksponensial.

Permasalahan antrian yang paling umum mencakup jalur antrian jalur tunggal atau satu
stasiun pelayanan. Dalam situasi ini, kedatangan membentuk satu jalur tunggal untuk
dilayani oleh stasiun tunggal. Diasumsikan sistem berada dalam kondisi berikut:

1. Kedatangan dilayani atas dasar first-in, first-out (FIFO) dan setiap kedatangan
menunggu untuk dilayani, terlepas dari panjang antrian.

2. Kedatangan tidak terikat pada kedatangan yang sebelumnya, hanya saja jumlah
kedatangan rata-rata tidak berubah menurut waktu.

3. Kedatangan digambarkan dengan distribusi probabilitas Poisson dan datang dari


sebuah populasi yang tidak terbatas (atau sangat besar)

4. Waktu pelayanan bervariasi dari satu pelanggan dengan pelanggan yang


berikutnya dan tidak terikat satu sama lain, tetapi tingkat rata-rata waktu pelayanan
diketahui.

5. Waktu pelayanan sesuai dengan distribusi probabilitas eksponensial negatif.

6. Tingkat pelayanan lebih cepat daripada tingkat kedatangan.

2.5.2. Model B: Model antrian jalur berganda

Sistem antrian jalur berganda di mana terdapat dua atau lebih jalur atau stasiun
pelayanan yang tersedia untuk menangani pelanggan yang datang. Asumsi bahwa
pelanggan yang menunggu pelayanan membentuk satu jalur dan akan dilayani pada
stasiun pelayanan yang tersedia pertama kali pada saat itu. Bentuk antrian jalur
berganda, satu tahap masih banyak ditemukan pada sebagian besar bank saat ini:
sebuah jalur umum dibuat, dan pelanggan yang berada di barisan terdepan yang
pertama kali dilayani oleh kasir. Sistem jalur berganda yang ditunjukkan dalam Contoh
D3 mengasumsikan bahwa pola kedatangan mengikuti distribusi Poisson dan waktu
pelayanan mengikuti distribusi eksponensial negatif. Pelayanan dilakukan secara first-
come, first served, dan semua stasiun pelayanan diasumsikan memiliki tingkat
pelayanan yang sama. Asumsi lain yang terdapat dalam model jalur tunggal juga
berlaku.

2.5.3. Model C: Model Waktu Pelayanan Konstan

Beberapa sistem pelayanan memiliki waktu pelayanan yang tetap, dan bukan
berdistribusi eksponensial seperti biasanya. Di saat pelanggan diproses menurut
sebuah siklus tertentu seperti pada kasus dari pencucian mobil otomatis atau wahana di
taman hiburan, waktu pelayanan yang terjadi pada umumnya konstan.Oleh karena itu
tingkat waktu yang konstan ini tetap, maka nilai-nilai Lq, W q, Ls, dan Ws,selalu lebih kecil
dari pada nilai-nilai tersebut dalam Model A, yang memiliki tingkat pelayanan bervariasi.
Sesungguhnya, baik rata-rata panjang antrian dan rata-rata waktu menunggu dalam
antrian separuh dari nilai tersebut dalam Model C.

2.5.4. Model D: Model Populasi yang Terbatas.

Ketika terdapat sebuah populasi pelanggan potensial yang terbatas bagi sebuah
fasilitas pelayanan, maka model antrian berbeda harus dipertimbangkan. Sebagai
contoh model ini akan digunakan, untuk pekerjaan perbaikan peralatan dalam sebuah
pabrik yang memiliki 5 mesin, untuk memelihara sebuah armada yang terdiri dari 10
buah pesawat terbang,atau untuk menjalankan sebuah rumah sakit yang memiliki 20
tempat tidur. Model populasi terbatas memungkinkan dipertimbangkannya sejumlah
berapapun orang yang melakukan reparasi (pelayanan). Model ini berbeda dengan
ketiga model antrian sebelumnya, karena saat ini terdapat hubunganSALING
ketergantungan antara panjang antrian dan tingkat kedatangan. Situasi ekstrim
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: sebuah pabrik memiliki lima mesin dan
semuanya rusak dan sedang menunggu untuk diperbaiki, maka tingkat kedatangan
akan jatuh menjadi nol. Jadi, secara umum, jika jalur antrian menjadi lebih panjang
dalam model populasi yang terbatas, maka tingkat kedatangan mesin atau pelanggan
menurun.

2.5.5.Pendekatan Antrian Lain

Banyak permasalahan antrian yang terjadi dalam sistem pelayanan memiliki


karakteristik seperti empat model matematika yang telah diuraikan di atas.
Bagaimanapun, sering kali variasi dari kasus spesifik ini ada dalam sebuah analisi.
Sebagai contoh, waktu pelayanan disebuah bengkel perbaikan mobil cenderung
mengikuti distribusi probabilitas normal dan bukan eksponensial. Sebuah sistem
pendaftaran pada perguruan tinggi dimana mahasiswa seniorBOLEH memilih mata
kuliah dan jadwal terlebih dahulu dari pada mahasiswa lain adalah sebuah
contoh model first-come, first served, dengan prioritas aturan antrian.Sebuah pengujian
fisik bagi calon militer adalah sebuah contoh sebuah sistem tahapan berganda, yang
berbeda dengan model satu tahap yang telah dibahas terlebih dahulu dalam modul ini.
Para calon pertama kali mengantri untuk diambil darahnya pada satu stasiun, kemudian
mengantri untuk pengujian mata pada stasiun berikutnya, bertemu dengan dokter jiwa
pada stasiun ketiga dan diuji oleh seorang doctor untuk permasalahan medis pada
stasiun yang keempat. Pada setiap tahapan, calon harus masuk dalam antrian yang
baru dan menunggu untuk menghadapi situasi seperti ini.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Antrian merupakan sebuah bagian penting dalam dunia manajemen operasi.


Model antrian yang paling umum digunakan termasuk Model A, satu jalur dasar, sistem
satu tahap dengan kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan berdistribusi
eksponensial; Model B, jalur berganda yang merupakan padanan dari Model A, Model
C, model tingkat pelayanan yang konstan; dan Model D, sebuah sistem dengan
populasi terbatas. Keempat model mengasumsikan tingkat kedatangan berdistribusi
Poisson, dengan aturan pelayanan first-in, first-out dan pelayanan satu tahap.
Karakteristik operasi khas yang diteliti termasuk rata-rata waktu yang dihabiskann untuk
menunggu dalam sistem dan antrian, rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem san
antrian, waktu luang, dan tingkat utilisasi.

Berbagai model antrian ada di mana tidak semua asumsi dari model tradisional yang
harus dipenuhi.

3.2. Kritik dan Saran

Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan. saya menyadari masih banyak
kekurangan, untuk itu saya berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini . Semoga makalah ini
berguna bagi penulis khususnya juga kepada para pembaca pada umumnya. Mohon
maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Jay Heizer, Barry Render. 2006. Manajemen Operasi- Edisi Tujuh. Jakarta:Salemba
Empat.

http://makalahtekniksipil.blogspot.com/2012/01/antrian.html

Vous aimerez peut-être aussi