Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan suatu tempat yang terorganisasi dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien, baik bersifat dasar, spesialistik maupun subspesialistik.
selain itu, rumah sakit juga dapat di gunakan sebagai lembaga profesi kesehatan (Adisasmito,
2007:1).
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
ksehatan dan tempat yang di gunakan untuk menyelenggarakan di sebut sarana kesehatan.
Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau melakukan upaya
kesehatan rujukan. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga di pergunakan untuk kepentingan
pendidikan dan pelatihan serta penelitian,pengembangan ilmu pengetahuan dam tehnologi di
bidang kesehatan. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit, apotek, praktek dokter, took obat,
laboratorium kesehatan, dan lain-lain. Dalam penyelenggaran upaya kesehatan di perlukan
perbekalan kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
lainya (Prof. Dr. Charles I.P. Siregar,M.SC,2003:1). Dalam suatu pelayanan di rumah
sakit salah satu faktor yang tidak dapat terlepas untuk perkembangan suatu rumah sakit
adalah pelayanan di instalansi farmasi. Instalansi farmasi merupakan fasilitas
penyelenggaraan pelayanan yang dapat menunjang tercapainya tujuan pelayanan yang
memenuhi standar pelayanan di rumah sakit.di dalam instalansi farmasi tidak dapat terlepas
dari faktor penyimpanan perbekalan farmasi, seperti penyimpanan obnat dan alat kesehatan
lainya, guna tercapainya tujuan tersebut maka di dalam penyimpanan harus mempunyai suatu
manajemen yang memiliki standar pelayanan guna tercapai tujuan pelayanan yang baik dan
benar.
Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) atau di-Indonesiakan
menjadi analisis KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Ancaman) sudah sangat
umum dikenal dan mudah untuk dilakukan. Proses manajemen strategis adalah sebuah proses
delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan
evaluasi. Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat
pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa
yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
1
merumuskan strategi sebuah perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. Analisa ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
B. Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka dapat dirumuskan tujuan sebagai
berikut
1. Mengetahui SWOT di Instalansi Rawat Jalan Poliklinik Rumah Sakit Siloam
Purwakarta
2. Mengetahui analisis SWOT Instalansi Rawat Jalan Poliklinik Rumah Sakit Siloam
Purwakarta
C. Waktu pelaksanaan
Instalansi Rawat Jalan Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta pada periode
waktu 22-29 Mei 2018
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Definisi
Menurut Freddy Rangkuti Analis swot adalah indifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (sterngths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan ( weaknesses) dan ancaman (threats).
Analisis SWOT menurut Sondang P. Siagian merupakan salah satu instrument analisi yang
ampuh apabila digunakan dengan tepat telah diketahui pula secara luas bahwa “SWOT
merupakan akronim untuk kata-kata strenghs (kekuatan), weaknesses (kelmahan),
opportunities (peluang) dan htreats (ancaman). (Siagian, 2000).
Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis SWOT merupakan salah satu
instrumen analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang dikenal luas. Analisis
ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan
dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang
besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil.
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan
informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan
dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).Analisis SWOT
tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan
membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat
rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang
diinginkan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan, analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
3
(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat menimbulkan
kelemahan (weaknesses)dan ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangangmisi, tujuuan , dan strategi, dan kebijan dari perusahaan.
Dengan demikian perecanaan strategi (strategic planner) harus menganalisi faktor-faktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan , peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada
disaat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk analisis
situasi adalah analisi SWOT.
Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan
termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain kompetisi khusus yang terdapat
dalam organisasi yang berakibat pada pemilkikan keunggulan komparatif oleh unit usaha
dipasaran. Dikatan demikian karena satuan bisnis memilki sumber keterampilan, produk
andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pada pesaing dalam memuaskan
kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang
bersangkutan.
b. Faktor kelemahan
Yang dimaksud dengan kelamhan ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber,
keterampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja
organisasi yang memuaskan
c. Faktor Peluang
Definisi peluang secara sederhana peluang ialah berbagai situasi lingkuangan yang
menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.
4
d. Faktor ancaman
Dengan mengunakan metode analisis SWOT ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal, kedua faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Cara membuat analisis SWOT penelitian
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal .kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analis SWOT. SWOT adalah
singkatan dari lingkuangan internal strengths dan weaknesses serta lingkungan eksternal
opportunities dan threats yang dihadapi didunia bisnis. Analisis SWOT membadingkan
antara faktor ekternal peluang (opportunies) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal
kekuatan (strenghs) dan kelemahan (weaknesses). (Rangkuti, 2004).
Diagram 2.1
Analisa SWOT
5
Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Startegi
yang harus diterapka dalam kondisi ini adalah mndukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth Oriented Strategy)
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak ,
ia menghadapi beberapa kendala/kelamahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini
mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang
pasar yang baik.
Menurut Rangkuty dalam menganalisa SWOT ada lima macam model pendekatan yang
digunakan. Model pendekatan dalam menganalisa SWOT tersebut adalah sebagai berikut:
a) Matrik SWOT
Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilki
perusahaan.
Matrik BCG diciptakan oleh Boston Consulting Group (BCG) yang mempunyai beberapa
tujuan diantaranya adalah untuk mengembangkan strategi pangsa pasar untuk portofolio
produk berdasarkan karakteristik cash-flownya, serta untuk memutuskan apakah perlu
meneruskan investasi produk yang tidak menguntungkan. Matriks BGC juga dapat digunakan
untuk mengukur kinerja manajemen berdasarkan kinerja produk di pasaran.
6
c) Matrik Internal dan Eksternal
Matrik ini dapat dikembangkan dari model Boston Consulting Group (GE-Model)
parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal parusahaan dan pengaruh
eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategis
bisnis ditingkatkan korporat yang lebih detail.
d) Matrik Space
Adalah untuk mempertajam analisis agar perusahaan dapat melihat posisi dan arah
perkembangan dimasa akan datang. Matrik space dapat memperlihatkan denga jelas kekuatan
keuangan dan kekuatan industry pada suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut secara financial relative cukup kuat untuk mendayagunakan keuntungan
kompetitif secara optimal melalui tindakan agresif dalam merebut pasar.
Matrik ini biasa digunakan untuk memecahkan masalah yang sering dihadapi dalam
penggunaan analisis SWOT yaitu untuk menentukan apakah perusahan ingin memanfaatkan
posisi yang kuat atau mengatasi kendala yang ada dalam perusahaan.
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu
faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi
eksternal (EFAS):
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sanagt penting) sampai
dengan 0,0 (tidak penting) faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak
terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) samapai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terdapat kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai ranting untuk faktor
peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
7
Misalnya, jika ancaman sangat besar, ratingnya adalah 1, sebalikanya, jika nilai
ancamannya sedikit ratingnya 4
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang dinilai bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding ) sampai dengan 1,0 (poor)
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu
dipilih dan bagaimana skor pembobotan dihitung
f. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi
perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusaan tertentu
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahan lainnya dalam kelompok industry yang
sama.
Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS
(internal strategic faktors analysis summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi
internal tersebut dalam kerangka strength dan weakness perusahaan. Tahapnya adalah :
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing masing faktor tersebut dengan skala mulai dengan dari 1,0 (paling
penting ) samapai 0,0 (tidak penting), berdasrkan pengaruh faktor-faktor tersebut tehadap
posisi perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.)
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing fakor dengan memberikan skala
mulai 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasrkan pegaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkuatan. Variable yang bersifat positif (semua
vaiabel yang amsuk kategori kekuatan) di beri nilai mulai dari +1 sampai +4 (sangat baik )
dengan membandingakan dengan rata-rata industry atau dengan pesaing utama.
Sedangkan variabel yang bersifat negatif sebaliknya. Contohnya, jika kelemahan
perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industry, nilainya adalah 1,
sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industry, nilainya 4.
8
Setelah mengumpul semua infomasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan,
tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model
kuantitaif perumusan strategi. Sebaiknya kita menggunakan beberapa model sekaligus, agar
dapat memperoleh analisis yang lebih lengkapdan akurat. Model yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut:
b. Matrik BCG
d. Matrik SPACE
Alat yang dipakai untuk menyususn faktor-faktor strategis perusahaan adalah Matrik
SWOT. Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
Diagram 2.2
Matriks SWOT
a. Strategi SO
9
Strategi ini dibuat berdasrkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
1. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan dalam yang dimilki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
2. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada
3. Strategi WT
Strategi ini didasrkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusahan
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2) Matriks BCG
Metode pendekatan yang paling banyak digunakan untuk analisis korporat adalah BCG
Growth/Share Matrix yang diciptakan pertama kali oleh Boston Consulting Group (BCG).
10
Model ini membutuhkan parameter faktor daya tarik industry (industry attractiveness
faktor) dan faktor kekuatan bisnis (business strength Faktor).
Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model general electric (GE Model).
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh
eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini yaitu untuk memperoleh strategi
bisnis ditingkat korporat yang lebih detail.
5) Matrik Space
Selanjutnya setelah menggunakan model analisis matrik IE, perusahaan itu dapat
menggunakan matrik space untuk mempertajam analisisnya. Tujuannya adalah agar
perusahaan itu dapat melihat posisinya dan arah perkembangan selanjutnya. Berdasarkan
matrik space, analisis tersebut dapat memperlihatkan dengan jelas garis vector yang bersifat
positif baik untuk kekuatan keuangan (KU) maupun kekuatan industry (KI). Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan itu secara finansial relatif cukup kuat sehingga dia dapat
mendayagunakan keuntungan kompetitifnya secara optimalmelalui tindakan yang cukup
agresif untuk merebut pasar.
Model yang digunakan untuk menentukan apakah perusahaan ingin memanfaatkan posisi
yang kuat atau mengatasi kendala yang ada. Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis
dengan menggunakan matriks SWOT, untuk mambandingkan antara faktor internal (kekuatan
dan kelemahan) dengan faktor eksternal (ancaman dan peluang). Selain itu dengan
menggunakan matrik ini dapat menggambarkan secara jelas mengenai ancaman dan peluang
yang sesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Dari data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa dengan pendekatan
SWOT maka kita akan menemukan apa saja permasalahan-permasalahan di dalam sebuah
organisasi Rumah Sakit khususnya pada Organisasi Keperawatan. Permasalahan yang
11
ditemukan ini tidak saja hanya kekurangan-kekurangan yang akan menggangu atau
menghambat di dalam Organisasi Keperawatan tetapi juga kemungkinan-kemungkinan
peningkatan pelayanan agar dapat menjadi lebih baik dari sekarang. Masalah-masalah yang
ditemukan akan di kumpulkan untuk selanjutnya dilakukan perencanaan untuk mengatasi
permasalahan atau meningkatkan kwalitasnya.
1. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas
dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Asosier
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah
Sakit/keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya, bagaiman
kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada
pengumpulan data sebelumnya.
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana rencana
strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan di dalam Manajemen Keperawatan.
Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan
yang profesional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga
perawat, Mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadual kerja
dari masing-masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat,bagaimana sistim
kepemimpinannya, Instalasi-instalasi yang menunjang di dalam proses keperawatan seperti,
farmasi, radiologi,laboratorium, gizi (Jalur opersional).Hubungan dengan bagian – bagian
lain yang turut mendukung di dalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan non-
medis, dll).
6. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam penerapan model praktek
keperawatan profesional
10. Penyusunan format penunjang kegaiatan lainnya, seperti format kegiatan harian
III 1. Penerapan model asuhan keperawatan profesional : Aplikasi peran, pendelegasian tugas,
dan proses dokumentasi keperawatan
13
2. Penerapan semua program
2. Penyusunan laporan
3. Persiapan Pelaksanaan
Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaannya,
selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya.Inti dari tahap ini adalah mulai
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti
pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal
(pembagian tugas).
4. Persiapan Pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk sistim
dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya. Termasuk di dalam persiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang
dipergunakan selama ini berdasarkan kriteria : apakah sudah sesuai dengan standar
dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada di
ruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanannya? Dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut kemudian ditentukan tentang model pendokumentasian yang sesuai.
5. Persiapan Evaluasi
Evalusi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus
didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum. Di bawah ini akan
diberikan contoh Instrumen Evaluasi dari sisi kepuasan Pasien dan Perawat.
14
BAB III
Rumah Sakit Siloam Purwakarta beroperasi pada tanggal 01 Agustus 2013, dengan tujuan
membentuk jaringan pelayanan kesehatan terkemuka di Indonesia dengan pelayanan primer,
sekunder dan tersier yang sesuai dengan standar kualitas internasional. Untuk mencapai
tujuan itu, perusahaan berusaha menggabungkan faktor sistem manajemen yang baik, ilmu
kesehatan mutakhir, fasilitas medis berteknologi canggih serta sumber daya manusia yang
berkualitas untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pasien nya.
Saat ini Rumah Sakit Siloam Purwakarta merupakan bagian dari Siloam Hospitals Group.
Pada tahun 2017, Siloam Hospitals Group memiliki 31 rumah sakit yang tersebar di seluruh
wilayah di Indonesia. Saat ini Rumah Sakit Siloam Purwakarta telah berkapasitas 194 Tempat
tidur, dengan komposisi: 10 kamar SVIP, 4 kelas kamar VIP, 42 tempat tidur kelas 1, 52
tempat tidur kelas 2, 58 tempat tidur kelas 3, dan sisanya adalah 8 tempat tidur Intensive Care
Unit (ICU), 2 tempat tidur NeonatalIntensive Care Unit (NICU), 2 tempat tidur kamar transit,
2 tempat tidur kamar Intensive Cardiac care Unit (ICCU), 2 tempa tidur kamar Perinatologi,
dan 12 kamar tempat tidur Isolasi. Rumah Sakit Siloam Purwakarta siap memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang saat ini didukung oleh dokter spesialis, dokter
umum, perawat, assisten perawat, staff penunjang medis dan tenaga non medis lainnya yang
berpengalaman.
15
BAB IV
1. Hasil
Rumah Sakit Siloam Purwakarta beroperasi pada tanggal 01 Agustus 2013, dengan
tujuan membentuk jaringan pelayanan kesehatan terkemuka di Indonesia dengan
pelayanan primer, sekunder dan tersier yang sesuai dengan standar kualitas
internasional. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan berusaha menggabungkan faktor
sistem manajemen yang baik, ilmu kesehatan mutakhir, fasilitas medis berteknologi
canggih serta sumber daya manusia yang berkualitas untuk memberikan pelayanan
terbaik bagi para pasien nya.
b. Hasil Observasi
16
BPJS, Assuransi Swasta, maupun Jaminan Pribadi. Total kunjungan pasien rata-rata
sehari sebanyak 500 s.d 700 pasien. Keberadaan Nurse Station di tengah lorong
poliklinik memudahkan bagi perawat. Lalu untuk Poliklinik memiliki 21 Kamar
praktik, dan memiliki ruangan khusus untuk konsultasi bagi pasien dengan diagnosa
medis B20 dan klinik laktasi, namun untuk ruangan khusus TB&MDR belum tersedia.
Setiap kamar sudah dilengkapi dengan papan nama dokter yang sedang berpraktik
namun untuk papan nama perawat yang berdinas belum ada. Poliklinik belum
mempunyai tempat penyimpanan obat antipiretik maupun analgetik. Di poliklinik
sendiri sudah memiliki fasilitas Hand Soap dan Hand Rub. Setiap kamar sudah
memiliki Alat pemeriksaan fisik dan APD masing-masing yang layak digunakan.untuk
menunjang tertib administrasi maupun komunikasi yang efektif maka setiap bulan rutin
diadakan Staff Meeting, dalam menjaga alat kesehatan agar tetap berfungsi maka sudah
terdapat buku inventaris dan kartu maintenance alat kesehatan. Perawat yang bertugas
di Poliklinik sudah memiliki ID Card sebagai tanda pengenal agar mudah dikenali baik
oleh pasien maupun tenaga kesehatan lain. Setiap perawat sudah mendapatkan
pelatihan BHD, Pasien Safety, kode emergency maupun orientasi karyawan.
17
bonus dan juga mendapatkan THR RS pun memfasilitasi pengembangan kemampuan
akademis bagi para karyawan yang ingin melanjutkan pendidikan baik itu berupa
pemberian ijin belajar atau mendapatkan tugas untuk belajar. Jika terjadi situasi
bencana maka sudah terdapat alur evakuasi, dan alat seperti APAR maupun Hydrant
siap digunakan. Jika terjadi kegawatan pada pasien di poliklinik maka poliklinik sudah
memiliki Trolly Emergency untuk mengatasi kegawatan tersebut. RS memiliki program
yang bertujuan untuk lebih dekat dengan masyarakat yaitu Talk Show seputar kesehatan
dan Bakti Sosial kepada masyarakat sekitar dan disambut dengan antusiasme warga
sekitar RS.
18
1 Kekuatan (S)
19
3 Peluang (O) O= 3,4
20
Keterangan Matriks:
2. Pembahasan
a. Strength
Pengertian dari strength dalam analisis SWOT adalah kekuatan atau kelebihan yang ada
dalam suatu perusahaan atau organiasasi yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan
strategis, yang menjadi strength (kekuatan) yang terdapat pada Poliklinik Rumah Sakit
Siloam Purwakarta berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat di Poliklinik
adalah tersedianya Poli spesialis yaitu Poli penyakit dalam, poli ortopedi, poli radiologi, poli
bedah, poli kulit, poli tht, poli urologi, poli jantung. Yang mana dari setiap poli tersebut
memiliki dokter spesialis yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing, dimana
keberadaan poli tersebut menjadi salah satu unsur pelayanan Rumah Sakit Siloam Purwakarta
untuk memberikan pelayanan medik yang sesuai dengan standar Kemenkes RI. Hal ini juga
dapat dilihat dari alat-alat pemeriksaan fisik dan alat pelindung diri yang lengkap. Selain itu
kekuatan yang dimiliki oleh Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta yang lain adalah
rumah sakit ini memiliki akreditasi type B untuk swast, dan keberadaan RS ini dapat dengan
21
mudah dijangkau oleh para konsumen sehingga saat memberikan pelayanan kesehatan akan
tercipta pelayanan yang optimal.
Selain itu para perawat pun memiliki kompetensi kemampuan yang sebelumnya sudah
diberikan melalui pendidikan dan pelatihan mengenai pasien safety, bantuan hidup dasar
sehingga perawat akan mampu tatalaksana terhadap kasus tersebut. sebagai salah satu hasil
pelayanan yang baik yakni jumlah pasien yang rata-rata sebanyak 500-700 pasien. Untuk
selengkapnya maka dapat dilihat di tabel analisa SWOT.
b. Weakness
Pengertian dari weakness dalam analisis SWOT adalah kelemahan yang ada dalam suatu
organisasi atau perusahaan yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan strategi, yang
menjadi weakness (kekurangan) pada Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta Melalui
hasil wawancara tersebut yakni belum terdapat papan nama perawat yang sedang berdinas
dan menjadi perawat di kamar poli tersebut. Belum terdapat Banner informasi alur rawat inap
dan pemeriksaan penunjang, karena banner merupakan salah satu media informasi yang dapat
dilihat oleh pasien, merujuk kepada salah satu Pokja yang umumnya ada di sebuah rumah
sakit bahwa program mengenai Hak Pasien adalah mendapatkan informasi. Belum terdapat
penyimpanan obat dasar seperti analgetik dan antipiretik, hal tersebut penting karena jika
pasien yang sudah demam atau merasa nyeri lebih dari 2-3hari umumnya akan diberi terapi
oral terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke pemeriksaan penunjang. Lalu Poliklinik belum
memiliki ruangan khusus TB & MDR, ruangan tersebut penting karena penyakit TB
merupakan penyakit yang sifat penularan nya melalui droplet dimana droplet tersebut dapat
keluar apabila batuk,bersin atau berbicara. Sehingga dibutuhkan ruangan khusus untuk
berkonsultasi bagi pasien TB.
c. Opportunity
Pengertian dari oppurtunity dalam analisis SWOT adalah peluang yang ada untuk suatu
organisasi atau perusahaan yang bisa menjadi kesempatan bagi perusahaan atau organiasasi
tersebut lebih berkembang. Melalui wawancara yang telah di lakukan, peluang untuk
Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta sendiri adalah adanya kerja sama dengan BPJS
sehingga masyarakat lebih memilih untuk berobat di Poliklinik Rumah Sakit Siloam
Purwakarta di karnakan biaya berobat yang bisa di tanggung oleh pihak BPJS tersebut.
Sehingga menciptakan peluang untuk Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta memiliki
22
banyak pasien yang berobat disana. Selain itu peluang untuk Poliklinik Rumah Sakit Siloam
Purwakarta sendiri adalah Masyarakat antusias jika mengikuti kegiatan baksos yg diadakan
oleh RS, RS mempunyai alur penanganan komplain, RS sering mengadakan baksos dan talk
show seputar kesehatan.
d. Threats
Pengertian dari threats dalam analisis SWOT adalah ancaman yang berasal dari faktor
eksternal yang berpotensi untuk menjadi penghambat bagi keberlangsungan organisasi atau
perusahaan tersebut. Melalui wawancara yang telah dilakukan, ancaman untuk Poliklinik
Rumah Sakit Siloam Purwakarta sendiri adalah adanya Rumah Sakit swasta yang juga sudah
bekerja sama dengan BPJS sehingga Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta harus
membagi peluang dengan Rumah Sakit swasta tersebut, dengan adanya ancaman tersebut
sehingga Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta harus meningkatkan kualitas kinerja
pelayanan agar pasien tetap memilih berobat di Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta.
Selain itu ancaman yang dimiliki oleh Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta adalah
Selain Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta, di Kabupaten Purwakarta juga berdiri
sebuah Rumah Sakit Swasta yang juga beroperasi dimana Letak Rumah Sakit Swasta yang
berjarak hanya 5-7 menit jika diakses. Hal demikian juga dikhawatirkan juga menjadi
ancaman untuk Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta mengingat akses ke RS Swasta
tersebut berdekatan dengan Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta sendiri.
Dari penjabaran diatas maka dapat dibuat sebuah matrik SWOT, yang digunakan sebagai
alat pencocokan yang penting yang membantu dalam mengembangkan 4 jenis strategi, yaitu
strategi SO (kekuatan peluang), strategi WO (kelemahan peluang), strategi ST (kekuatan
ancaman), dan strategi WT (kelemahan ancaman). Adapun matrik SWOT disajikan dalam
bentuk berikut :
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
- Akses RS mudah dijangkau & dekat dg Tol -Belum terdapat papan nama perawat yang
- Tipe Rumah Sakit “B” sedang berdinas
- Total kamar Poliklinik 21 Kamar -Belum terdapat Banner informasi alur
- Tersedianya APD lengkap & layak rawat inap dan pemeriksaan penunjang
digunakan -Belum terdapat penyimpanan obat dasar
- Alat pemeriksaan fisik lengkap & layak seperti analgetik dan antipiretik
digunakan -Poliklinik belum memiliki ruangan khusus
- Terdapat fasilitas Handsoap & Handrub di TB & MDR
setiap ruang poli
23
- Terdapat buku inventaris alat kesehatan
poliklinik
- Terdapat jalur evakuasi bencana
- Tersedianya APAR & Hydrant
- Terdapat trolly emergency
- Perawat memiliki ID Card, mendapatkan
pelatihan BHD & Pasien Safety
- Letak Nurse Station berada di tengah-
tengah lorong poliklinik
- Terdapat poliklinik khusus: B20, dan klinik
laktasi
- Staff Meeting rutin dilakukan 1bulan sekali
- Tersedianya kotak saran
- RS memberikan ijin belajar/tugas belajar
- Jumlah pasien rata-rata per hari 500-700
paasien
- Pendaftaran dapat dilakukan melalui
sistem booking
- Setiap kamar poli terdapat papan nama
dokter
Peluang (O) Ancaman (T)
-Masyarakat antusias jika mengikuti kegiatan -Ada RS lain yang lokasi nya dekat dg RS
baksos yg diadakan oleh RS ini
-Keberadaan RS mudah dijangkau oleh -Jarak antara kedua RS dapat ditempuh
masyarakat sekitar dengan waktu 5-7 Menit
-RS mempunyai alur penanganan komplain
-RS sering mengadakan baksos dan talk
show seputar kesehatan
-Menerima pasien BPJS
Strategi SO Strategi WO
- Melakukan sosialisasi ke masyarakat saat - Mendirikan poliklinik khusus pasien TB
ada talk show atau bakti sosial mengenai - Memasang papan nama perawat yang
pendaftaran yang bisa dilakukan melalui berdinas di pintu kamar poliklinik
sistem booking. - Menyediakan media informasi banner
- Mempertahankan kualitas pelayanan yang tentang alur rawat inap dan pemeriksaan
baik penunjang
- Menyediakan obat dasar analgetik dan
antipiretik
Strategi ST Strategi WT
- Meningkatkan kualitas pelayanan -Melakukan kegiatan baksos atau talk show
- Meningkatkan sosialisasi kepada yang melibatkan masyarakat sekitar RS
masyarakat mengenai pelayanan yang maupun bukan sekitar RS
tersedia di RS
24
Setelah dilakukan pencocokan melalui matrik diatas, Poliklinik Rumah Sakit Siloam
Purwakarta sudah cukup baik dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Namun ada
beberapa strategi yang harus dilakukan atau diterapkan agar mampu bersaing dengan Rumah
Sakit Swasta yang juga berdiri didaerah tersebut. Strategi-strategi diatas diambil agar
Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta tetap mampu menjadi Rumah Sakit Pilihan
masyarakat di antara Rumah Sakit Swasta yang ada di daerah Purwakarta.
Salah satu strategi yang harus dilakukan dengan memaksimalkan kinerja dan
mensosialisasikan pelayanan yang terdapat di RS tersebut, menambah poliklinik khusus TB.
Sehingga diharapkan masyarakat akan lebih memprioritaskan mendapat pelayanan di RS
tersebut.
25
BAB V
SIMPULAN
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pencocokan melalui matrik diatas, Poliklinik Rumah Sakit Siloam
Purwakarta sudah cukup baik dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Namun ada
beberapa strategi yang harus dilakukan atau diterapkan agar mampu bersaing dengan Rumah
Sakit Swasta yang juga berdiri didaerah tersebut. Strategi-strategi diatas diambil agar
Poliklinik Rumah Sakit Siloam Purwakarta tetap mampu menjadi Rumah Sakit Pilihan
masyarakat di antara Rumah Sakit Swasta yang ada di daerah Purwakarta.
Salah satu strategi yang harus dilakukan dengan memaksimalkan kinerja dan
mensosialisasikan pelayanan yang terdapat di RS tersebut, menambah poliklinik khusus TB.
Sehingga diharapkan masyarakat akan lebih memprioritaskan mendapat pelayanan di RS
tersebut.
2. Saran
Salah satu strategi yang harus dilakukan dengan memaksimalkan kinerja dan
mensosialisasikan pelayanan yang terdapat di RS tersebut, menambah poliklinik khusus TB.
Sehingga diharapkan masyarakat akan lebih memprioritaskan mendapat pelayanan di RS
tersebut.
26