Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang pesat merupakan faktor utama dalam
mempengaruhi kemajuan dunia industri. Seluruh kebutuhan hidup yang di
butuhkan baik kebutuhan primer, skunder, maupun tersier merupakan hasil
industri yang tidak lepas dari teknologi yang di terapkan pada dunia industri. Di
berbagai belahan dunia terdapat berbagai industri dari taraf nasional sampai
dengan taraf internasional. Begitu pula di negeri ini berbagai macam industri telah
berdiri dan berkembang yang bertujuan dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup,
sehingga tercapai kebutuhan kemakmuran masyarakat indonesia. Perindustrian
saat ini, dimana persaingan antara perusahaan yang semakin tinggi,
dimana perusahaan
dituntut agar efektif dan efisien dengan memanfaatkan Sumber

Daya Manusia dan teknologi yang canggih agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat terpenuhi dengan baik. Pihak Perguruan Tinggi sebagai
penghasil tenaga-tenaga yang professional memprogramkan sistem magang atau
kerja praktik kepada setiap mahasiswa di industri-industri yang potensial untuk
dapat menerima transfer teknologi dan menyerap sebanyak-banyaknya informasi
teknologi yang telah ada dan berkembang pada zaman ini.

Hal-hal yang dapat dipelajari oleh mahasiswa peserta kerja praktik pada
perusahaan proses produksi sangat banyak dan beragam, antara lain melibatkan
kegiatan produksi pemeliharaan (maeintenance) yang dilakukan oleh mahasiswa
tersebut. Proses produksi dari mesin-mesin yang dioperasikan yang memerlukan
perawatan-perawatan dan menggunakan energi dari proses operasi mesin tersebut
salah satunya adalah mesin carding.
1.2 Tujuan Kerja Praktik
Tujuan yang hendak dicapai pada pelaksanaan kerja praktik industry pada
PT.AUSTASIA STOCKFEED Lampung Selatan adalah:
1. Dapat mengetahui perawatan dan sistem kerja mesin press pada PT.
AUSTASIA STOCKFEED Lampung Selatan serta dapat mengetahui
bagian-bagian dari mesin press.
2. untuk dapat mengetahui bagaimana cara perawatan (maintenance), dan
sekaligus dapat mengetahui bagaimana cara perbaikan pada sebuah mesin
press.
1.3 BatasanMasalah
Penulisan hanya membatasi masalah pada perawatan (maintenance) press
jenis DT PELLETIZING (FRM-PR-11-02-PL) pada Pabrik Perusahaan yang ada
di PT. AUSTASIA STOCKFEED Jl. Ir. Sutami Km.18,2 Desa Tanjung Bintang,
Lampung Selatan.
1.4 SistematikaPenulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Kerja
Praktek ini adalah sebagai berikut :
I. Pendahuluan
Pendahuluan berisikan latar belakang pelaksanaan kerja praktek, tujuan
pelaksanaan, batasan masalah yang diambil sebagai bahasan utama dalam laporan
kerja praktik, dan sistematika penulisan laporan yang digunakan.
II. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisikan landasan teori dari kepustakaan tentang mesin
produksi yang dianggap mendukung terhadap batasan masalah. Dalam Bab ini
membahas perawatan pada mesin press, komponen peralatan, dan cara kerja.
III. Metodologi
Dalam bab ini berisikan tentang metode, pengenalan dan observasi, wawancara,
studi literatur, pengfumpulan data, tempat dan waktu pelaksanaan.
IV. Hasil dan Pembahasan
Berisikan tentang masalah perawatan padamesin press, yaitu : pengertian dan
fungsi perawatan, jenis-jenis perawatan, perawatan harian, perawatan mingguan,
bulanan dan tahunan, kerusakan-kerusakan yang sering terjadi serta cara
perbaikanya.
V. Penutup
Berisikan tentang kesimpulan dan saran pada PT. AUSTASIA STOCKFEED
Tanjung Bintang, Lampung Selatan.
VI. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat referensi yang digunakan dalam menyalesaikan laporan
kerja praktek.
Lampiran berisikan profil perusahaan dan data-data lain yang mendukung laporan
kerja praktek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perawatan (maintenance)


Perawatan disuatu industri merupakan salah satu faktor yang penting
dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.
Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:
1. Kualitas baik
2. Harga pantas
3. Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap
bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan
penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan
terencana. Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa
dilihat pada gambar 2.1 :
Gambar 2.1 Bagan Program Perawatan

Dalam hal teknik perawatan (Pemeliharaan), yang dimaksud dengan


perawatan itu sendiri adalah suatu usaha untuk memelihara suatu fasilitas
(peralatan), sedangkan yang dimaksud dengan perawatan adalah suatu usaha
bagian dari pemeliharaan yang dilakukan secara rutin (periodic) untuk mencegah
terjadinya kerusakan yang terjadi pada mesin, agar mesin dapat berumur panjang.
Dalam masalah perawatan ini perlu diperhatikan bahwa sering terjadi dalam suatu
perusahaan kurang diperhatikan di bidang perawatannya atau maintenance ini.
Ada dua jenis perawatan yaitu perawatan Pemeliharaan Rutin (Periodic) dan
Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance). Pemeliharaan rutin yaitu
suatu pekerjaan yang menjaga kondisi suatu benda secara umum dilakukan secara
rutin (Periodic), sedangkan pemeliharaan pencegahan dilakukan untuk menjaga
kinerja dari suatu alat sehingga dapat memprediksi jika terjadi suatu masalah
dengan alat tersebut, (Corder,A. 1988)

2.2 Tujuan Perawatan


Tujuan utama dari perawatan (Pemeliharaan) yaitu :
1. Untuk menjaga kinerja dari kegunaan suatu alat (fasilitas).
2. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang dipasang.
3. Untuk mengurangi kerusakan yang tidak wajar.
4. Untuk menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
di butuhkan oleh produkitu sendiri.
5. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan pralatan tersebut.

2.3 Perawatan (maintenance)


Dalam perawatan mesin press, ada beberapa kegiatan-kegiatan dalam
perawatan meliputi kegiatan :
Pengecekan atau inspeksi, dan perbaikan atau pergantian unit. Dengan kegiatan
perawatan rutin ini, diharapkan fasilitas atau perawatan industri dapat digunakan
untuk proses produksi dalam jangka waktu tertentu yang direncanakan.
Ada beberapa tujuan utama dari kegiatan maintenance, dianataranya:
1. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk dalam pemasaran.
3. Untuk membantu menghasilkan pendapatan terhadap modal yang
diinvestasikan dalam perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan,
sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai hasil investasi tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya maintenance serendah mungkin dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien.
5. Menjadikan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan, dalam rangka mencapai tujuan utama
perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment tinggi
dengan biaya rendah.
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Skema Perawatan (Pemeliharaan) (Corder dan Hadi, 1988)

2.4 Bentuk-Bentuk Perawatan


Adapun beberapa bentuk-bentuk dari perawatan umum adalah sebagai berikut
:
a. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk
pencegahan (preventif). Lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi,
perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin
selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
b. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat
diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian
rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan
menjadi lebih baik.
c. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam
keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang
harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
d. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor
yang canggih.
e. Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga
kerjanya.
f. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga,(Corder,A. 1988)

2.5 Pengertian Mesin Press


Mesin press adalah sebuah alat yang dirancang untuk mengepress atau
memadatkan campuran berbagai bahan untuk pembuatan pellet pakan ternak, hasil
cetakan pada umumnya berbentuk tabung (slinder) yang berukuran kecil-kecil.
Kemudian hasil dari press tersebut yang sudah dibungkus dan disebar kedaerah-
daerah. Mesin pencetak pakan ternak (Press) merupakan alat pembuatan pellet
makanan ternak yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan makanan hewan ternak.
Mesin ini dibuat khusus untuk membuat makanan pellet yang bahan pakannya
dari tepung ikan, jagung kuning, dedak padi, CPO (crude palm oil),
CaCO3, Tepung Tulang, Premik, dan Gaplek. Mesin press ini mampu
menghasilkan 0,9 ton dalam waktu 1 jam selama proses produksi berlangsung.
Gambar 2.3 Mesin Press pakan ternak
2.6 Komponen Utama Press Pellet
Pada mesin pressDT PELLETIZING (FRM-PR-11-02-PL) terdapat
beberapa komponen utama yang sangat menentukan banyaknya hasil produksi.
Beberapa komponen tersebut adalah motor listrik, bantalan ( bearing ), poros AS
dudukan bearing, tutup bearing dan klaim, roll press, ring press, belt dan pully.

2.6.1 Motor Listrik


Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik 40 hp dengan
putaran 3000 rpm digunakan sebagai penggerak mesin press, yang putarannya
dihubungkan dengan menggunakan bantuan sabuk V(belt) dan pulleyuntuk
mentramisikan putaran motor listrik.
Gambar 2.4 Motor listrik
Daya Motor : 40 Hp
Putaran : 3000 Rpm
2.6.2 Bantalan (bearing)
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting, karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya bekerja dengan baik.
Gambar 2.5 Bearing
2.6.3 Poros AS dudukan Roll
Poros As merupakan alat bantu tumpuan pada bearing dan roll press
sehingga bearing dapat berputar dengan baik. Poros AS ini juga dirancang
berfungsi sebagai penyetel rapat atau longgarnya antara roll press dan ring press.
Gambar 2.6 Poros AS dudukan roll
2.6.4 Ring Key, Mur AS, dan Pelindung Bearing
Pada ring key dan mur AS sama berfungsi sebagai pengunci. pada ring key
digunakan pada saat mur ASmengunci poros as yang disatukan dengan bering.
Sedangkan pelindung bearing digunakan untuk melindungin bearing dari poros
AS agar bearing tidak rusak.

Gambar 2.7 Ring Key, Mur AS, dan Pelindung Bearing


2.6.5 Tutup bearing dan Klaim
Tutup bearing berfungsi sebagai penghalang masuknya bahan baku pakan
ternak yang masuk ke dalam bearing yang dapat membuat bearing kotor atau
macet. Sedangkang klaim berfungsi sebagai pengancing tutup bearing agar tidak
jatuh saat beroperasi.
Gambar 2.8 Tutup bearing dan Klaim
2.6.6 Roll Press
Roll press merupakan alat yang berfungsi sebagai penekan atau penggiling
bahan baku pakan terhadap ring press. Dimana roll press berputar dengan
bersamaannya screensehingga bahan baku ditekan hingga menjadi pellet.
Gambar 2.9 Roll Press
2.6.7 Screen
Screen adalah alat yang sangat berperan penting dalam pembuatan pellet
dimana alat ini sebagai pecetak atau pembentuk dari bahan baku menjadi
pellet. Screen mempuyai dua ukuran dalam pencetakannya, untuk pellet makanan
unggas mempuyai ukuran lubang sebesar 2 mm dan 3 mm sedangkan untuk pellet
makanan sapi mempuyai ukuran lubang sebesar 5 mm.
Gambar 2.10 Screen

2.6.8 V-Belt
Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapesium.
Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa
tarikan yang besar. Sabut V dibelitkan pada alur puli yang berbentul
V. Belt digunakan sebagai transmisi penerus gerakan putaran dari motor listrik ke
puly.

Gambar 2.11 V-Belt


2.6.9 Pulley
Pulley V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk
mentramisikan daya seperti sporket rantai dan roda gigi. Pulley berbentuk bulat
dengan ketebalan tertentu, dan di bagian tengahnya terdapat lubang
poros. Pulley pada umumnya dibuat dari besi cor, namun ada pula yang terbuat
dari besi cor dan ada pulayang terbuat dari baja.
Gambar 2.12 Pulley
2.6.10 Panel Kontrol Mesin Press
Pada panel kontrol ini terdapat beberapa tombol yang di gunakan untuk
menghidupkan dan mematikan mesin press, dan terdapat juga alat ukur
banyaknya bahan baku yang masuk ke dalam mesin press.
Gambar 2.13 Panel Kontrol Press
2.7 Proses Penggilingan
Proses penggilingan merupakan salah satu proses penyeragaman ukuran
partikel melalui penggunaan screen untuk mengurangi ukuran partikel menjadi
lebih halus. Bahan baku yang berbentuk butiran (kasar), yaitu jagung dan bungkil
kedelai, digiling dengan menggunakan mesin semi fixed hammer mill dengan
ukuran screenyang berbeda. Ukuran screen yang digunakan adalah 2, 3 dan 5
mm. Sedangkan bahan baku yang berbentuk tepung (halus) tidak dilakukan
penggilingan. Hammermill dan screen yang digunakan dapat dilihat pada Gambar
14 dan 15.
Gambar 2.14 Mesin Penggilingan (Semi Fixed Hammer Mill)
Gambar 2.15 Screen pada Semi Fixed Hammer Mill
Ukuran partikel merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat fisik dan proses produksi pellet.
Ukuran screenyang digunakan pada mesin giling adalah diameter pada masing-
masing lubang saringan yang dapat berukuran 2, 3 atau 5 mm. Semakin besar
diameter lubang tersebut maka semakin kasar partikel bahan yang lolos saringan.
Oleh karena itu, ukuran partikel jagung dan bungkil kedelai semakin kasar antar
perlakuan sehingga ukuran partikelmash antar perlakuan juga semakin kasar.
Perbedaan ukuran partikel mash dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi
yang pada akhirnya akan mempengaruhi ukuran partikel dan kualitas
fisik pellet,(Agustina Yulia,2005).

2.8 Pengertian Pelleting


Pelleting adalah proses pembuatan pakan berbentuk tepung (mash) yang
dipadatkan dan ditekan dengan menggunakan roller dan dimampatkan melalui
lubang silinder yang disebut die, sehingga dapat menghasilkan pakan
bentuk pellet.
Proses pemadatan dan pemampatan ditentukan oleh desain
pemasangan roller dan die. Beberapa variabel yang mempengaruhi proses
pembuatan pellet yaitu karakteristik bahan baku meliputi formulasi ransum,
keseragaman, ukuran partikel, kadar air dan kehalusan gilingan sedangkan faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pellet antara lain,(Thomas dan
Van Der Pool, 1997) :
Rasio antara diameter dan panjang lubang die
a. Kecepatan perputaran ring lubang die.
b. Kecepatan aliran bahan baku.
c. Kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan, dan penekanan pada lubang
die.
d. Komposisi kandungan zat makanan
e Temperatur dalam ruang mesin pellet.
f. Kelembaban lingkungan.
Pellet memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Pellet lebih mudah diangkut ke dalam conveyor dan tidak berubah bentuk
fisiknya pada saat dikeluarkan dari silo bila dibandingkan dengan ransum
bentuktepung.
2. Densitas (bulky density) pellet pada umumnya lebih tinggi daripada
bentuktepung sehingga mudah dibawa oleh truk.
3. Komposisi pellet lebih padat pada saat dicampurkan dan campuran bahan-
bahannyatidak berubah.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Diagram Alir


Proses pengambilan data untuk melakukan perawatan dapat dilihat pada
gambar 3.1

Mulai

Studi literatur

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Hasil dan Pembahasan

kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir


3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
PT. AUSTASIA STOCKFEEDJl. Ir. Sutami Km.18,2 Desa Tanjung
Bintang, Lampung Selatan.

3.3 Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pembimbing kerja praktik, serta staf-staf
pemeliharaan atau perawatan pada PT. AUSTASIA STOCKFEED. Yang
banyakmemberikan pemahaman mengenai proses sistem kerja press pakan ternak
serta perawatan dan komponen-komponennya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perawatan di PT. AUSTASIA STOCKFEED :


Pada PT. AUSTASIA STOCKFEED ini pelaksanaan pekerjaan perawatan dibagi
menjadi dua cara yaitu :
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perwatan yang tidak direncanakan (Unplaaned Maintenance).

4.1.1 Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenace)


Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenace) pada standar perawatan
mesin press di PT. AUSTASIA STOCKFEED ini adalah sebagai berikut :

1. Perawatan Harian
Adapun yang dilakukan dalam perawatan harian adalah:
a. Membersihkan tutup mesin press dari material- material yang menempel
pada dinding dalam tutup press. Adapun material yang menempel pada
dinding biasanya berupa kerak-kerak hasil pengepressan.
b. Membersihkan bagian dalam screen yang masih ada material bahan baku.
c. Mengecek roll press karena ada kemungkinan roll press kendor. Apabila
roll press kendur maka dikencangkan kembali hingga menempel pada
screen.
d. Memberikan grease pada bearing agar bearing lancar dan tidak panas.
e. Pemberian grease ini bertujuan agar bearing dapat bekerja dengan baik dan
sedikit mengurangi kerusakan pada bearing.

2. Perawatan Bulanan
Perawatan bulanan ini dilakukan untuk penggantian spare part dan
pengecekan pada mesin press, antara lain :
Perawatan 4 bulanan diantaranya :
a. Pemeriksaan kinerja bearing.
Pemeriksaan ini bertujuan apakah bearing masih bagus atau tidak pada saat
digunakan dalam proses produksi. Apabila bearing rusak maka diganti dengan
bearing yang baru.
b. V-belt, periksa kontruksinya dan kekencangannya.
Untuk pemeriksaan kontruksi dapat dilihaat dari fisik v-belttersebut, apabilav-
belt terlihat ada retakan, berubah bentuk, aus,terkena gemuk (grease). Jika
ditemukan kerusakan maka harus diganti dengan baru. Adapun dalam memeriksa
kekencangannya dapat dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada v-
belt sebesar 10 kg.
c. Roll Press, periksa keausanya.
Untuk pemeriksaan roll press dapat dilihat dari tebal atau tidaknya bagian luar
roll press, apabila roll press mengalami keausan maka roll press diganti dengan
yang baru.
Perawatan besar yang dilakukan setiap 4 bulan adalah penggantian roll
press, karena roll press mengalami keausan akibat pengepresan atau gesekan
terhadap screen. Seperti gambar di bawah ini roll press mengalami keausan.
Gambar 20. Roll Press mengalami keausan
Perawatan 12 bulanan:
a. Penggantian v-belt
Penggantian v-belt ini dilakukan karena v-belt telah aus/retak. Penggantian
bertujuan untuk menjaga agar kondisi kerja mesin dapat optimal kembali.
b. Perawatan yang tidak direncanakan (unplanned maintaenance)
Dan untuk perawatan yang tidak direncanakan pada PT. AUSTASIA
STOCKFEED ini adalah sebagai berikut :

4.1.2 Perawatan Darurat (Emergency maintenance)


Adalah perkerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga akibat overload pada mesin
produksi pakan ternak. Contohnya pada saat produksi mesin press mengalami
kemacetan yang diakibatkan material yang masuk terlalu banyak sehingga mesin
press tiba-tiba tersendat. Maka mesin press dimatikan lalu dilakukan pengosongan
material terhadap mesin press tersebut. Kemudian dihidupkan kembali mesin
press dengan pengisian material yang sesuai agar mesin press tidak mengalami
kemacetan kembali.
4.2 Sudi Kasus
Pada studi kasus ini didapat kerusakan yang terjadi pada roll pressyang
diakibat karena adanya pergesekan antara kedua benda kerja yaitu screan yang
sama – sama terbuat dari baja sehingga menyebabkan salah satu dari benda kerja
mengalami keausan. Salah satunya adalah roll press, sehingga pada roll
press mesti harus diganti dengan roll press yang baru. Diperusahaan PT.
AUSTASIA STOCKFEEDroll press yang sudah aus dilakukan penambahan
daging dengan cara roll press dilas secara memanjang sesuai dengan bentuk
bawaan (awal) roll press tersebut. Tujuan dilakukannya penambahan daging
tersebut agar dapat menghemat biaya pembelian sperk park, dikarenakan biaya
pembelian roll press tersebut lumayan mahal.Dalam proses penambahan daging
padaroll pressyang sudah haus dapat dilakukan secara berulang –ulang tanpa ada
batasan sama sekali dalam penambahan daging pada roll press.
Adapun umur pemakaian padaroll pressmempunyai waktu pemakaian
benda kerja sekitar 2440 jam kerja atau sekitar 4 bulan, sehingga roll press benar-
benar mengalami keausan yang cukup parah. Pemakain roll press pada proses
produksi di PT. AUSTASIA STOCKFEED dimulai dari jam 08.00 pagi dan
proses produksi berhenti jam 03.00 pagi, Jadi waktu pemakaian hanya 20 jam
kerja. Sehingga roll press sedikit mengurangi waktu keausannya dibandingkan
dengan waktu pemakaian roll press 24 jam dalam proses produksi yang cepat
membuat roll press mengalami keausan.
Dalam cara memperbaiki roll press yang sudah haus dapat dilakukan yaitu
dengan cara memisahkan bagian komponen-komponen pada roll press seperti
bearing,tutup bearing,as roll press dan komponen lainnya, kemudian ganti roll
press dengan yang telah dibering penambahan daging atau yang jelasnya roll press
yang telah aus dilas kembali, kemudian dirangkai kembali dan kemudian dipasang
kemesin press.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat yaitu sebagai berikut:
1.
5.2 Saran
Adapun saran untuk selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1.

Vous aimerez peut-être aussi