Vous êtes sur la page 1sur 13

Bagian-Bagian Otak yang Berkaitan dengan

Memori,Motivasi, dan Emosi


NISA KAMILA (102012291)/B7

FakultasKedokteranUniversitas Kristen KridaWacana


Jl. TerusanArjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp.021-56942061

Fax. 021-5631731

email :niskamila@yahoo.com

Skenario

seorang ibu datang membawa anaknya perempuan usia 17tahun. Ibunya mengeluh anaknya
sudah hampir sebulan terakhir sering melamun. Ibunya jga mengakui bahwa anaknya baru diputus
hubungannya dengan pacarnya. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan menyampaikan bahwa
anak tersebut sehat fisiknya namun menderita depresi.

Pendahuluan

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama
dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal
dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan
konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh
sistem saraf dalam tiga cara utama : Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus
melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor
viseral). Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di
sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan
mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.Output motorik. Input dari
otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh yang
disebut sebagai efektor.1

Sistem Saraf pada Manusia

1. Sel Saraf (Neuron)

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel yang mempunyai bentuk khusus. Sel-sel tersebut dinamakan
neuron dan neuroglia. Kedua sel tersebut ibarat pasangan tak terpisahkan yang menyusun jaringan
saraf. Jika ada sel neuron, pasti sel neuroglia akan menyertai. Adapun sel neuroglia berfungsi
memberikan nutrisi dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk kehidupan neuron. Dengan kata
lain, neuroglia berfungsi untuk menjamin kehidupan neuron agar tetap dapat melaksanakan
kegiatan. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan eksistabilitas (dapat dirangsang, serta memiliki
kemampuan merespon rangsangan dengan sangat baik. Neuron terdiri dari tiga bagian yang
berbeda satu dengan yang lain, yaitu sebagai berikut.
a. Badan Sel (Perikarion)

Bagian sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu atau lebih
yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma badan sel juga terdapat badan Nissl yang
merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar. Badan Nissl mengandung protein yang
digunakan untuk mengganti protein yang habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat
untuk pertumbuhan neuron. Jika badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.

b. Dendrit

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dendrit merupakan tonjolan sitoplasma dari bagian
badan sel. Dibandingkan akson, dendrit ini lebih halus, lebih pendek, dan memiliki percabangan
yang lebih banyak. Fungsi dendrit ini adalah untuk meneruskan rangsang dari organ penerima
rangsang (reseptor) menuju ke badan sel.

c. Akson

Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan
berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita dari badan sel. Akson
memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut.

1) Neurofibril

Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabutserabut halus. Bagian-
bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk meneruskan implus.

2) Selubung Mielin

Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung mielin merupakan
bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson. Selain itu, bagian ini pulalah
yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari
akson.

3) Nodus Ranvier

Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin.
Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya bagian ini, terlihat bagian akson tampak
berbuku-buku.

Hubungan antara sel saraf satu dengan yang lain. Sel-sel saraf tersebut membentuk jaringan
saraf. Antara sel satu dengan yang
lain terjalin saraf dan saling
berhubungan. Ujung dendrit
berhubungan langsung dengan
penerima rangsang (reseptor).
Selain itu, ujung dendrit ada pula
yang berhubungan dengan ujung
akson dari neuron lain. Ujung akson
pada sel-sel lain ada juga yang
berhubungan dengan efektor, yaitu

Gambar 1: Struktur Neuron


struktur yang memberikan jawaban terhadap impuls yang diterima reseptor, misalnya otot dan
kelenjar. Pertemuan antara akson dengan dendrit atau efektor disebut sinapsis. Berdasarkan hal ini
Anda dapat membayangkan bahwa jaringan saraf ibarat jaringan komunikasi seperti sudah
dijelaskan. Antara sel saraf satu dengan yang lain terjalin hubungan sangat erat dalam meneruskan
impuls.

Dilihat dari struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibedakan menjadi tiga.

a. Neuron Sensorik

Sel saraf ini sangat berhubungan erat dengan alat indra, sehingga disebut juga saraf indra.
Fungsi saraf ini adalah untuk menerima rangsang dari alat indra kemudian meneruskan impuls sarat
ke pusat saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang. Badan sel dari neuron sensori ini
bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit berhubungan langsung dengan alat indera
(reseptor) dan bagian aksonnya berhubungan dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di
interneuron.

b. Neuron Motorik

Struktur neuron motor ini, yaitu pada bagian ujung dendritnya dihubungkan dengan ujung akson
yang berhubungan langsung dengan bagian efektor, yaitu otot maupun kelenjar. Neuron motor ini
berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan
melakukan respon tubuh. Impuls secara langsung berjalan dari neuron sensori ke neuron motor.

c. Interneuron (Neuron Asosiasi)

Interneuron ini merupakan sel saraf penyusun sistem saraf pusat, fungsinya untuk meneruskan
impuls saraf dari neuron sensori ke neuron motor. Struktur interneuron ini, yaitu bagian ujung
dendritnya dihubungkan langsung dengan ujung akson dari sel saraf yang lain.

Mekanisme Jalannya Impuls

Secara umum, fungsi sel saraf adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi rangsang
tersebut

a. Impuls Dihantarkan Melalui Sel Saraf

Impuls dapat diteruskan dan mengalir melalui sel saraf yang disebabkan adanya perbedaan
potensial listrik yang disebut dengan polarisasi. Muatan listrik di luar membran sel saraf adalah
positif sedang muatan yang di luar adalah negatif. Apabila sel saraf diberi rangsangan akan
mengakibatkan polarisasi membran berubah, sehingga polarisasi akan mengalami pembalikan.
Proses pembalikan akan diulang yang menyebabkan rantai reaksi.

b. Impuls Dihantarkan Lewat Sinaps

Apabila impuls mengenai tombol sinaps, maka


permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion
kalsium menjadi meningkat. Ion kalsium
kemudian akan masuk, sedangkan gelembung
sinaps akan melepaskan neutransmitter ke celah

Gambar 2: Struktur Sinaps


sinaps. Gelembung kecil yang dinamakan terminal buton. Dalam terminal buton ini terdapat
kantong kecil yang bahan kimia yang dinamakan neurotransmiter termasuk asetilkolin, norepi-
nefrin, dan serotin, yang merangsang dendrit terdekat untuk memulai penyampaian kabar rangsang
yang baru. Neurotransmiter ini dilepaskan ke rongga yang dinamakan celah sinaps, kemudian zat
ini berdifusi dengan cepat ke dendrit terdekat. Hal ini akan mengganggu potensial istirahat dendrit
dan dengan begitu akan membangkitkan rangsang baru, akhirnya kabar rangsang mencapai sel
efektor, misalnya serabut otot. Pada saat ini, neurotransmiter dilepas dari neuron motoris yang
berada pada ujung-ujung akson dekat serabut otot. Neurontrasmiter ini menyebabkan otot
berkontraksi. 2

Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer

Dari macamnya, sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan
sistem saraf tepi terdiri atas saraf sadar dan tidak sadar (otonom). Jika dilihat dari namanya, sistem
saraf pusat berarti sebagai pusat koordinasi dari segala aksi yang harus dilaksanakan. Adapun
sistem saraf tepi berfungsi untuk memberikan informasi kepada sistem saraf pusat tentang adanya
rangsangan dan menyebabkan otot dan kelenjar melakukan respons. Dari pengertian ini, dapat
diketahui antara sistem saraf pusat dan tepi ada kerja sama yang sinergis, dan tidak dapat bekerja
sendirisendiri. Sistem saraf pusat meliputi:

A. Otak
a. Perkembangan Otak
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen dan
menerima 1,5% curah jantung. Bagian cranial pada tabung sarafnmembentuk tiga
pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk membentuk otak : otak depan, otak tengah
dan otak belakang.
 Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon dan diensefalon.
a Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta korpus
striatum (substansi abu-abu) pada serebrum.
b Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan epitalamus.
 Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak tengah.
 Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : metensefalon dan
mielensefalon.
 Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.
 Mielensefalon menjadi medulla oblongata.
Rongga pada tabung saraf tidak berubah dan berkembang menjadi ventrikel otak dan
 kanal sentral medulla spinalis.

b. Lapisan Pelindung
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut meninges.
Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan araknoid dan durameter.
 Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak.
 Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit pembuluh
darah. Runga araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan mengandung cairan
cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung serta selaput yang mempertahankan
posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
 Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini
biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal luar
pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada
tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke dalam fisura otak
dan terlipat kembali di arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium
serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter dari araknoid pada regia
cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial antara perioteal luar dan
lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis.

c. Cairan Cerebrospinalis
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang subaraknoid di sekitar otak dan medulla spinalis.
Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan cerebrospinalis menyerupai plasma darah dan
cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plesus
koroid dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral dan melapisi
kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis adalah sebagai bantalan untuk
pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrient dan
zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis.

d. Serebrum
Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral,
yang membentuk bagian terbesar otak. Koterks
serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf.
Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam
hemisfer serebral. Korpus kolosum yang terdiri dari
serabut termielinisasi menyatukan kedua hemisfer.
Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh
fisura dan sulkus menjadi 4 lobus (frontal, paritetal,
oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai
tempat tulangnya berada.
e. Area Fungsional Korteks Serebri
a) Area motorik primer pada korteks
Gamabar 3: bagian-bagian otak
Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini
neuron mengendalikan kontraksi volunteer otot
rangka. Area pramotorik korteks terletak tepat di
sisi anterior girus presentral. Neuron
mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan
berulang seperti mengetik. Area broca terletak di
sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya.
b) Area sensorik korteks
Terdiri dari area sensorik primer, area visual
primer, area auditori primer. Area olfaktori primer
dan area pengecap primer (gustatory).
c) Area asosiasitraktus serebral
Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi
somatic, area asosiasi visual, area wicara Wernicke.
d) Ganglia basal
Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh
di dalam substansi putih serebrum. Gambar 4 : bagian dan fungsi
otak
f. Diensefalon
Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer serebral, kecuali
pada sisi basal.
TALAMUS Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 ¼ cm dan panjang 3 ¾ cm) substansi abu-abu
yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk membentuk
sisi dinding ventrikel ketiga.
HIPOTALAMUS Terletak di inferior thalamus dan
membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding
ventrikel ketiga. Hipotalamus berperan penting dalam
pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi
vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan
frekwensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh,
keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan
aktivitas seksual. Hipotalamus juga berperan sebagai
pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri,
kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus
memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau
Gambar 5: Anatomi otak
inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi
keseluruhan sistem endokrin.
EPITALAMUS Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil,
badan pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus.

g. Sistim Limbik
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam aktivitas
emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar. Girus singulum, girus hipokampu s dan lobus
pitiformis merupakan bagian sistem limbic dalam korteks serebral.

h. Otak Belakang

Otak belakang terbagi menjadi dua bagian, yaitu medula oblongata (sumsum lanjutan) dan
serebelum (otak kecil). Masing-masing bagian tersebut memiliki koordinasi dan fungsi sendiri-
sendiri.

a. Medula Oblongata
Bagian ini tampak seperti ujung bengkak pada tali spinal. Sebenarnya ukurannya kecil tetapi
fungsinya sangat besar, karena jika terjadi kerusakan pada bagian medula oblongata ini dapat
mengakibatkan kematian. Fungsi medula oblongata, antara lain menstimulasi otot-otot antartulang
rusuk dan diafragma sehingga dapat memungkinkan untuk pernapasan; mengkoordinir saraf yang
mengatur detak jatung diameter arteriola, tekanan darah, suhu tubuh, gerakan alat-alat pencernaan,
dan sekresi kelenjar pencernaan; mengkoordinir gerak refleks, misalnya kedipan mata, bersin,
bersendawa, dan muntah. Medula oblongata ini akan diteruskan ke bawah yang disebut sumsum
tulang belakang. Bagian sumsum lanjutan yang menghubungkan antara sumsum lanjutan dengan
otak disebut vons varolii (jembatan varoli).
b. Serebelum
Serebelum terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Fungsinya adalah untuk
mengkoordinasikan kegiatan lokomotor tubuh, antara lain pengaturan otot, posisi, dan
keseimbangan tubuh. Rusaknya bagian serebelum ini dapat mengakibatkan seseorang kehilangan
koordinasi gerakan otot tubuh. Pada gambar di depan gerakan halus dan lemah gemulai yang
dihasilkan penari dikoordinir oleh serebelum. 3

Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom).
Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom
mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi keringat.

Gambar 6: Saraf Tepi dan Aktivitasnya

Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak,
dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf cranial. Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala
dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga
perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat
luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling
penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan pasang saraf
punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor. Beberapa
urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu
sebagai berikut.(sistem saraf)
 Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher,
bahu, dan diafragma.
 Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
 Pleksus jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.4

Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom).
Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom
mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi keringat. Di dalam sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang
berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut
urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf
simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum
tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik
mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan
beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung. Selain itu, fungsi saraf otonom pada sistem
saraf simpatik, diantaranya sebagai berikut :
1.memperbesar pupil.
2.menghambat aliran ludah.
3.mempercepat denyut jantung.
4.mengecilkan bronkus.
5.menghambat sekresi kelenjar pencernaan.
6.menghambat kontraksi kandung kemih.

Sedangkan, fungsi saraf otonom pada sistem saraf parasimpatik, diantaranya sebagai berikut :
1.mengecilkan pupil.
2.menstimulasi aliran ludah.
3.memperlambat denyut jantung.
4.membesarkan bronkus.
5.menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan.
6.mengerutkan kantung kemih
Kelenjar saliva merupakan salah satu kelenjar dalam sistem pencernaan yang akan meningkat
aktivitasnya jika distimulasi oleh sistem saraf parasimpatik atau oleh obat-obat
parasimpatomimetik. Tetapi sebaliknya, jika diberikaan obat-obat yang aktivitasnya berlawanan
dengan sistem parasimpatik atau bersifat parasimpatolitik, maka aktivitas kelenjar saliva akan
menurun.5

Sistem Limbik Berperan Penting dalam Emosi


Konsep emosi mencakup perasaan emosional subyektif dan suasana hati misalnya marah,takut,
dan gembira plus respon respon fisik nyata yang berkaitan dengan perasaan-perasaan tersebut.
Respons-respons ini mencakup pola perilaku spesifik misalnya bersiap menyerang atau bertahan
ketika terancam musuh dan ekspresi emosi yang dapat diamati misalnya tertawa, menangis. Bukti –
bukti yang ada mengisyaratkan peran sentral sistem limbik dalam semua aspek emosi. Stimulasi
terhadap regio-regio spesifik didalam sistem limbik manusia sewaktu pembedahan otak
menimbulkan beragam sensi sensasi subyektif samar yang dinyatakan olehnpasien sebagai
kesenangan, kepuasaan, atau kenikmatan di satu regio dan kekecewaan, ketakutan, atau kecemasan
di regio lain. Sebagai contoh amigdala, di anterior di sisi lobus temporalis adalah regio yang sangat
penting untuk memproses masukan yang menghasilkan sensasi takut. Pada manusia dan hingga
yang belum diketahui pada spesies lain, tingkat-tingkat korteks yang lebih tinggi juga enting bagi
kesadaran akan perasaan emosional.

Pola perilaku dasar yang dikontrol, paling tidak sebagian oleh sistem limbik mencakup pola-
pola ang ditunjukan untuk mempertahankan hidup isalnya menyerang, mencari makan dan yang
ditunjukan untuk memperbanyak spesie misal perilaku sosioseksual yang kondusif bagi
perkawinan. Pada hewan percobaan, syimulasi sitem limbik menimbulkan perilaku kompleks atau
bahkan aneh. Sebagai contoh, stimulasi di suatu daerah dapat memicu respon marah dan ganas
bahkan paa hewan jinak, sementar stimulasi dibagian lain menyebabkan kelesuan dan erilaku jinak,
bahkan biaanya pada hewan yang buas, stimulasi dibagian lain lagi dapat memicu perilaku seksual
misalnya gerakan-gerakan kopulasi.

Peran Hipotalamus dalam Pola Perilaku

Hubungan antara hipotalamus, istem limbik, dan daerah- daerah korteks yang lebih tinggi
mengenai emosi dan motivasi masih belum sepenuhnya dipahami. Tampaknya keterlibatan
mendalam hipotalamus dalam sistem limbik mengatur respons internal involunter berbagai sistem
tubuh dalam persiapan untuk melaksanakan tindakan yang sesuai dengan keadaan emosional yang
terjadi. Sebagai contoh, hipotalamus mengontrol peningkatan kecepatan denyt jantung dan
pernapasan, peningkatan tekanan darah, dan pengalihan darah ke otot rangka yang terjadi sebagai
antisipasi terhadap serangan atau ketika marah. Perubahan-perubahan yang bersifat persiapan di
lingkungan internal ini tidak memerlukan kontrol kesadaran.

Peran Korteks yang Lebih Tinggi Pada Perilaku Dasar

Dalam melaksanakan aktivitas perilaku kompleks misalnya menyerang, lari, atau kawin,
individu hewan atau manusia harus berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Mekanisme-
mekanisme korteks yang lebih tinggi diminta bekerja untuk menghubungkan sistem limbik dan
hipotalamus dengan dunia luar sehingga perilaku yang keluar sesuai. Ditingkat yang paling
sederhana, korteks yang menghasilkan mekanisme saraf yang diperlukan untuk melaksanakan
aktivitas otot rangka yang sesuai yang dibutuhkan untuk mendekati atau menghindari musuh,
beraktisipasi dalam aktivitas seksual, atau memperlihatkan ekspresi emosional. Sebagai contoh
rangkaian gerakan stereotipik untuk ekspresi emosi manusi yang universal yaitu tersenyum
tampaknya telah terprogram di korteks dan dapat di aktifkan oleh sitem limbik. Seorang juga dapat
secara sengaja mengaktifkan program tersenyum misalnya ketika berpose di depan kamera.
Bahkan orang yang buta sejak lahir memiliki ekspresi wajah normal yaitu mereka idak belaar
tersenyum dengan pengamatan. Tersenyum memiliki arti sama di semua budaya, meskipun setiap
pengalaman orang berbeda. Pola perilaku yang dimiliki oleh semua anggota dari suatu spesies ini
dipercayai lebih banyak pada hewan tingkat rendah.

Daerah kortes yang lebih tinggi tingkatannya juga dapat memprkuat, memodifikasi, atau
menekan perilaku dasar sehingga tindakan dapat dituntun oleh perencanaan, strategi, dan penilaian
berdasarkan pemahaman tentang situasi yang ada. Bahkan ada sedang marah pada seseorang dan
tubuh anda secara internal melakukan persiapan untuk menyerang, mungkin akan menilai bahwa
serangan akan tidak pantas dan secara sadar menekan manifestasi eksternal perilaku emosional
dasar ini. Karena itu bagian-bagian kortek yang lebih tinggi, terutama daerah asosiasi limbik dan
prafrontal, penting dalam mengontrol pada perilak bawaan. Dengan mengunakan rasa takut sebagai
contoh, terpanjannya seseorang ke suatu pengalaman yang tidak menyenangkan merangsang
diaktifkannya dua alur paralel untuk memproses rangsangan emosional ini. Jalur cepat dimana
amigdala beperan kunci dan jalur lambat yang terutama diperantai oleh korteks prafontal yang lebih
tinggi. Jalur cepat memungkinkan respon naluriah yang cepat dan agak mentah “gut reaction” serta
esnsial bagi kita untuk merasakan “perasaan” takut. Jalur lebih lambat yang melibatkan korteks
prafrontal memungkinkan terbentuknya respons yang lebih halus terhadap rangsangan yang tidak
menyenangkan yang berdasarkan analisis rasional terhadap situasi yang ada dibandingkan dengan
pengalaman yang dahulu tersimpan. Korteks prafrontal memperfomulasikan rencna dan menuntun
perilaku, menekan respons yang dipicu oleh amigdala yang mungkin kurang sesuai dengan situasi
yang dihadapi.

Pusat Penghargaan Dan Hukuman

Seseorang cenderug memperkuat perilaku-perilaku yang terbukti memuaskan dan menekan


perilaku-perilaku yang berkaitan dengan pengalaman yang tak menyenangkan. Bagian-bagian
sistem limbik dinamai pusat penghargaan dan penghukuman, karna stimulasi-stimulasi di daerah
ini menghasilkan sensasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Ketik alat penstimulasi
diri dipasang di pusat penghargaan, maka hewan percobaan akan memberi dirinya sendiri hingga
5000 stimulasi per jam dan bahkan tidak mau makan ketika lapar, demi mendapatkan kenikmatan
ang berasal dari stimulasi diri tersebut. Sebaliknya, jika alat itu dipasang di pusat penghukuman ,
maka hewan akan menghindari stimulasi dengan segala dayanya. Pusat penghargaan paling banyak
terdapat di regio-regio yang terlibat denan mediasi perilaku makan, minum, dan aktivitas seksual,
yang memiliki motivasi tinggi.

Perilaku Termotivasi Diarahkan untuk Mencapai Tujuan

Motivasi adalah untuk mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan spesifik. Beberapa perilaku
yang diarahkan untuk tujuan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan fisik spesifik terkait
homeostasis. Dorongan hormon homeostasis adalah dorongan subyektif untuk yang berkitan
dengan kebutuhan tubuh terntentu yang memotivasi timbulnya perilaku yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Sebagai contoh, sensasi haus yang menyertai defisit air di tubuh
mendorong sesorang minum untuk memuaskan kebutuhan homestatik akan air. Namun, apakah air
minuman ringan atau minuman yang lain yng dipilih sebagai pengholang dahaga tidaklah berkaitn
dengan homestasis. Banyak perilaku manusia tidak bergantung murni pada dorongan homestatik
yang berikatan dengan defisit jaringan sederhana misalnya haus. Perilaku manusia di pengaruhi
oleh pengalaman, belajar, dan kebiasaan, dibentuk dalam kerangka kompleks kepiasan pribadi yang
unik bercampur dengan ekspetasi budaya. Belum diketahui sampai tahap apa, jika ada dorongan
motivasional yang tidak berkaitan dengan homesotasis, misalnya dorongan untuk mengejar suatu
karir berkaitan dengan efek memperkuat dari pusat-pusat penghargaa dan penghukuman. Memang
sebagian orang yang termotivasi mencapai tujuan terutama mungkin secara sengajamenghukum
diri sendiri dalam jangka pendek untuk mencapai kepuaaan jangka panjang mereka.

Norepinefrin, Dopamin, dan Serotin adalah Neurotransmiter di Jalur-Jalur untuk Emosi


dan Perilaku

Mekanisme neurofisiologis yang berperan dalam emosi dan perilaku termotivasi sebagian besar
belum diketahui meskipn neurotransmiter norepenefrin, domanin, dan serotin diperkiraan
berpearan. Norepinefrin dan dopamin yang secara kimiawi digolongkan sebagai katekolamin,
adalah transmiter di daerah-daerah yang menghasilkan angka tertinggi stimulasi diri pada hewan
yang dipasangi alat penstimulasi diri. Sejumlah obat psikoaktif memepengaruhi suasana hati
manusia, dan sebagian dari obat ini juga telah dibuktikan mempengaruhi stimulasi diri pada hewan
percobaan. Sebagai contoh, diamati terjadi peningkatan stimulasi diri setelah hewan diberikan obat
yang meningkatkan aktivitas katekolamin di sinaps, misalnya amfetamin yaitu suatu stimulan.

Meskipun kebanyakan obat psikoaktif digunakan untuk mengobati berbagai penyakit mental,
yang lain sayangnya disalahgunakan. Banyak obat yang disalahgunakan bekerja dengan
meningkatkan efektivitas dopamn di jalur-jalur kenikmatan sehingga pada awalna menyebabkan
peningkatan sensasi kenikmatan yang intens.6

Ingatan Jangka Pendek dan Ingatan Jangka Panjang

Ingatan

Proses persepsi sesudah pengolahan pesan akan menyimpannya dalam bentuk tanggapan di
dalam ingatan. Jenis tanggapan sesuai dengan jenis indera, yakni tanggapan visual, auditif
olfaktori, sensori motor, kinestetik, ekuilibrium dan tanggapan gustatorik. Secara teoritik tanggapan
merupakan abstraksi subyektif mengenai stimulus. Proses ingatan adalah kegiatan bertingkat yang
kompleks. Semua stimulus yang membangkitkan indera disimpan sementara pada ingatan sensorik
(sensori memory) selama kurang dari satu detik. Terjadi proses pemilihan atau atensi, pesan yang
tidak mendapat atensi segera hilang, sedang pesan yang mendapat atensi akan diproses lebih lanjut
dalam ingatan jangka pendek (short-term memory). Pada tahap ini pesan bertahan kurang lebih 20
detik kemudian atensi memilih pesan yang tetap dipertahankan dan yang disisihkan tidak diproses.
Pesan yang dipertahankan kemudian diproses lebih lanjut, yakni dikirim untuk disimpan di ingatan
jangka panjang (long-term memory).

Ingatan Sensorik

Suatu stimulasi akan menimbulkan bayangan dengan pola yang hampir persis sama di pusat
saraf, disebut ingatan sensorik. Bayangan ini hanya muncul sekejap sesuai dengan lamanya waktu
stimulus baru mencapai pusat saraf yang segera mengganti posisi bayangan yang terdahulu
Stimulasi selalu datang susul menyusul sehingga ingatan sensorik terus menerus menerima
bayangan baru. Apabila ada bayangan yang menarik perhatian, stimulus yang diperhatikan itu akan
memberi pesan yang sama dalam jangka waktu yang relatif lama, yang tidak mungkin ditampung
oleh ingatan sensorik (karena stimulus lain segera mengirim pesan) dan pesan yang mendapat
atensi ini diproses lebih lanjut di ingatan jangka pendek.

Ingatan Jangka Pendek

Ingatan jangka pendek dapat dipandang sebagai pusat kesadaran. Pengalaman masa lalu yang
tersimpan dalam ingatan jangka panjang disadari keberadaannya kalau simpanan itu dapat
dipanggil kembali ke ingatan jangka pendek untuk bertemu dan berasosiasi dengan informasi baru
sebagai langkah berfikir memecahkan masalah. Kemampuan menampung informasi di ingatan
jangka pendek sangat terbatas. Pada umumnya orang hanya dapat menyimpan 5 kelompok
informasi ( 5 chunk), sebanyak-banyaknya 7 chunk. Apabila tempat penyimpanan ini sudah penuh,
informasi baru akan mendesak dan menutupi informasi lama, sehingga informasi lama itu menjadi
sulit atau cacat waktu dipanggil kembali, ada semacam hambatan atau inhibisi retroaktif yang
terjadi di ingatan jangka pendek. Bisa juga informasi baru ditolak di ingatan jangka pendek karena
chunk sudah penuh sehingga informasi baru itu menjadi cacat waktu panggil yang dikenal sebagai
inhibisi proaktif (di ingatan jangka pendek).

Ingatan Jangka Panjang

Secara tradisional yang biasanya dipandang sebagai “ingatan” adalah ingatan jangka panjang,
yang dapat menyimpan informasi dalam jumlah yang relatif tidak terbatas dan dalam waktu yang
relatif lama. Tiga fungsi ingatan apabila dihubungkan dengan ingatan jangka panjang adalah :

- fungsi memasukkan informasi kedalam ingatan (memorizing)


- fungsi menyimpan informasi (retention)
- fungsi memanggil kembali informasi (retrieval)

Ingatan jangka panjang dan ingatan jangka pendek adalah dua kegiatan yang membentuk
kesatuan. Ingatan jangka pendek memilih, mengorganisir, mensistematisir informasi baru yang
kemudian dikirim ke ingatan jangka panjang (memorizing)

Berapa lama informasi dapat disimpan di ingatan jangka panjang (retention) tergantung pada
unjuk kerja ingatan jangka pendek. Akhirnya ingatan jangka pendek pula yang bertugas untuk
memanggil kembali (retrieval) informasi yang tersimpan di ingatan jangka panjang.7

Sumber : Modul kuliah Psikologi IKIP Malang oleh Drs. Alwisol, M.Pd

Kesimpulan

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama
dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal
dipantau dan diatur. Dalam kasus ini yang terlibat daerah-daerah otak yang terlibat depresi adalah
sistem limbik, dan hipotalamus. sistem limbik merupakan suatu bagian otak, adapun perannya lebih
banyak terlibat dengan fungsi emosi seperti pengalaman yang didapat atu motivasi yang ada pada
diri manusia dan memori mempengaruhi mekanisme tingkah laku manusia.
Daftar Pustaka

1. Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC
2. Wade, Carol. 2001. Psikologi. (edisi 9). Jakarta : Erlangga
3. Watson, roger. 2001. Anatomi dan psikologi untuk perwat. (edisi 10). Jakarta : EGC
4. Sumarsono, Sony Heru. Sistem saraf. Diunduh pada tanggal : 20 April 2013.(
http://www.sith.itb.ac.id/profile/pakAR/Kuliah%206%20-%20sistem%20saraf.pdf)
5. Anderson, Paul. 1996. Antomi dan fisiologi tubuh manusia. Jakarta : EGC
6. Sherwood.Lauralee. 2009. Fisiologi manusia. (edisi 6). Jakarta : EGC
7. Bhinnety, magda. Stuktur dan proses memori. Diunduh pada tanggal : 20 April 2013.
(http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2668_MU.11090014.pdf)

Vous aimerez peut-être aussi