Vous êtes sur la page 1sur 8

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

PENGARUH PENERAPAN TERAPI OKUPASI TERHADAP


KEBERMAKNAAN HIDUP PADA LANSIA DI PANTI
WERDHA DAMAI RANOMUUT MANADO

Elviana Kaharingan
Hendro Bidjuni
Michael Karundeng

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email: elvianakaharingan@yahoo.co.id

Abstract: The existence of the elderly who are often believed by public until now is a period that
is identical to a decrease in physical, mental and interest. These issues can affect the elderly in
understanding life. Meaningfulness of life of elderly related to the perception of quality of life,
which includes psychological well-being, good physical function, relationships with others.
Having the meaning of life means being able to increase the spirit of life and laid the foundation
for prosperity. The purpose of this study to determine the effect of occupational therapy on the
meaningfulness of life of the elderly in Elderly Nursing Damai Ranomuut Manado. The method
used is pre-experimental with one group pre-test –Post-test- Design. The sampling technique
was conducted with a purposive sampling with a sample of 15 people. The results showed an
increase in the meaningfullness life enough of 4 Elderly (26.7%) to 14 elderly (93.3%) after
administration of occupational therapy. The results Test Paired Samples T Test Obtained value
P = 0.000> α = 0.05. Conclusion results showed the influence of application of occupational
therapy in the elderly against meaningfulness life in Elderly Nursing Damai Ranomuut Manado.
Suggestions further improve the quality of healthcare for the elderly, especially elderly who
have special meaningfulness of life by providing a wide range of therapies such as occupational
therapy.
Keywords : Occupational Therapy, The significance of life, Elderly.

Abstrak: Keberadaan lansia yang kerap diyakini masyarakat sampai saat ini adalah sebuah masa
yang identik dengan penurunan baik secara fisik, mental maupun minat. Berbagai persoalan
tersebut dapat mempengaruhi lansia dalam memaknai kehidupan. Kebermaknaan hidup lansia
berkaitan dengan persepsi terhadap kualitas hidup, yang mencakup kesejahteraan psikologis,
fungsi fisik yang baik, hubungan dengan orang lain. Memiliki makna hidup berarti dapat
meningkatkan semangat hidup dan meletakkan dasar untuk kesejahteraan. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh terapi okupasi terhadap kebermaknaan hidup pada lansia di panti
werdha damai ranomuut manado. Metode penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental
dengan one Group Pre –Test –Post –Test Design. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling dengan jumlah sampel 15 orang. Hasil penelitian menunjukkan terjadi
peningkatan yang berkemaknaan hidup cukup dari 4 Lansia (26,7%) menjadi 14 Lansia (93,3%)
setelah pemberian terapi okupasi. Hasil Uji T- Test Paired Samples Test Didapatkan nilai P =
0,000 > α = 0,05. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penerapan terapi
okupasi terhadap kebermaknaan hidup pada lansia di panti werdha damai ranomuut manado.
Saran lebih meningkatkan mutu kesehatan terhadap lansia, terlebih khusus lansia yang
mengalami kebermaknaan hidup dengan cara memberikan berbagai terapi seperti terapi okupasi.
Kata Kunci : Terapi Okupasi, Kebermaknaan hidup, Lansia.

1
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

PENDAHULUAN harus berbuat apa untuk mengisi masa


Dalam perjalanan hidup manusia, proses tuanya.
menua atau lanjut usia merupakan hal yang Keberadaan lansia yang kerap
wajar dan akan dialami oleh semua orang diyakini masyarakat sampai saat ini adalah
yang di karuniai umur panjang, hanya sebuah masa yang identik dengan penurunan
lambat/ cepatnya proses tersebut tergantung baik secara fisik, mental maupun minat.
pada setiap individu yang bersangkutan. Lansia dinilai sebagai orang tidak
Menurut Undang-undang nomor 13 Tahun menyenangkan, sakit-sakitan, merepotkan
1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada dan tidak memberikan kontribusi positif
bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa bagi lingkungan sosialnya. Tak jarang lansia
umur 60 (enam puluh) tahun keatas mereka diperlakukan sebagai beban keluarga,
disebut lansia (Azizah, 2011). masyarakat hingga Negara. Lansia sering
Saat ini diseluruh dunia jumlah tidak disukai, serta sering dikucilkan
lansia diperkirakan ada 500 juta dengan rata- dipanti-panti jompo (Bandiyah 2009).
rata usia 60 tahun dan diperkirakan pada Adanya anggapan yang cenderung negatif
tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. tersebut secara tidak langsung membentuk
Dinegara maju seperti Amerika Serikat lansia menjadi pribadi yang merasa tidak
pertambahan lansia diperkirakan 1.000 berharga, kesepian dan rendah diri. Kondisi
orang per hari, pada tahun 1985 psikologis yang demikian mengindikasikan
diperkirakan 50% dari penduduk berusia di adanya frustasi eksistensial dimana
atas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom seseorang tidak mempunyai tujuan hidup
pada masa lalu berubah menjadi “ledakan yang jelas dan merasa hampa (Rohmah,
penduduk lanjut usia” (Bandiyah, 2009). Di 2011).
Indonesia jumlah lansia mengalami Menjadi seseorang yang berarti
peningkatan dari tahun 2000 sebanyak dalam hidup tampaknya sangat penting saat
15.262.199 jiwa dengan presentase (7,28%), memasuki periode lansia. Pada masa ini,
tahun 2005 menjadi 17.767.709 jiwa dengan lansia harus dapat menerima, bersikap
presentase (7,97%) dan pada tahun 2010 positif serta dapat menjalani masa tuanya
meningkat juga menjadi 19.936.895 jiwa dengan tenang. Lansia akan menghadapi
dengan presentasi (8,48%), (Padila 2013). berbagai persoalan seperti perasaan
Sedangkan jumlah lansia di Kota Manado kesepian, menurunnya kondisi fisik dan
sebanyak 20.391 jiwa (Data Statistik kognitif, perasaan tidak mampu, kematian
Indonesia, 2014). pasangan atau orang-orang terdekat,
Masalah umum yang dialami para hilangnya dukungan sosial dan penurunan
lansia adalah rentannya kondisi fisik para kesempatan dalam hal ekonomi karena tidak
lansia terhadap berbagai penyakit karena bekerja atau pensiun (Suprapto, 2013).
berkurangnya daya tahan tubuh dalam Berbagai persoalan tersebut dapat
menghadapi pengaruh dari luar serta mempengaruhi lansia dalam memaknai
menurunnya efisiensi mekanisme kehidupan. Kebermaknaan hidup lansia
homeostatis. Banyak lansia itu hidup di berkaitan dengan persepsi terhadap kualitas
panti werdha dan sebagian lagi hidup hidup, yang mencakup kesejahteraan
seorang diri. Para lansia hidup dalam psikologis, fungsi fisik yang baik, hubungan
keterasingan, isolasi sosial, kesepian karena dengan orang lain, kesehatan dan aktivitas
ruang lingkup pergaulan yang sempit, post- sosial. Memiliki makna hidup berarti dapat
power syndrome, rutinitas kehidupan yang meningkatkan semangat hidup dan
statis dan tidak variatif, serta tidak tahu meletakkan dasar untuk kesejahteraan.

2
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Persoalan makna hidup, menurut edukasional untuk menyesuaikan diri


Madjid (Bastaman, 2007) begitu besar dan dengan lingkungan dan meningkatkan
penting artinya, karena kosongnya makna derajat kesehatan fisik dan mental pasien
hidup akan membuat orang tidak tahan serta kebermaknaan hidup lansia. Terapi
terhadap penderitaan dan tidak memiliki okupasi bertujuan mengembangkan,
rasa harga diri yang kokoh. memelihara, memulihkan fungsi atau
Mengembangkan kehidupan bermakna mengupayakan kompensasi/adaptasi untuk
bukanlah tugas yang ringan, karena pada aktifitas sehari-hari, produktivitas dan luang
hakikatnya sama dengan memenangkan waktu melalui pelatihan, remediasi,
perjuangan hidup, yakni mengubah nasib stimulasi dan fasilitasi. Berdasarkan hasil
buruk menjadi baik dan mengubah pengambilan data awal yang di lakukan di
penghayatan diri dari tidak bermakna Panti Werdha Damai Ranomuut Manado di
menjadi bermakna. Oleh karena itu, usaha dapatkan jumlah lansia yang tinggal di panti
ini memerlukan niat yang kuat, seperti tersebut sebanyak 37 lansia yaitu laki-laki 3
pemahaman mendalam tentang makna orang dan perempuan 34 orang. Berdasarkan
hidup, kesediaan dan kesadaran pentingnya hasil wawancara yang peneliti lakukan pada
mengubah sikap terhadap penderitaan, serta 6 Lansia yang berada di Panti Werdha
dukungan kekeluargaan dan persahabatan Damai Ranomuut Manado didapatkan 2
dari lingkungan terdekat atau bantuan lansia yang mengatakan sepi, tidak ada yang
profesional. Lansia yang berhasil memperhatikan bahkan anak-anak dan
menemukan makna hidup, maka mereka keluarga jarang melihatnya dan 1 lansia
dapat menjalani kehidupan dengan penuh lainnya mengatakan dengan keterbatasan
semangat dan optimisme, mempunyai tujuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari ia
yang jelas baik jangka pendek maupun merasa menyusahkan orang-orang yang
jangka panjang dan bertanggung jawab baik berada disekelilingnya, sedangkan 3 lansia
terhadap diri sendiri, lingkungan atau lainnya mengatakan tidak ada hal-hal yang
masyarakat. Dengan demikian, kegiatan- berguna lagi yang dapat lansia lakukan,
kegiatan mereka menjadi lebih terarah dan lansia merasa bahwa kehidupannya hanya
menyadari bahwa hikmah selalu ada dibalik beban bagi keluarga dan tak jarang lansia
penderitaannya, sehingga Nietzsche (Frankl, merasa putus asa.
2003) mengatakan bahwa siapa yang Berdasarkan uraian di atas penulis
memiliki alasan (why) untuk hidup akan merasa tertarik untuk melakukan penelitian
mampu mengatasi persoalan hidup dengan dengan judul ”Pengaruh Penerapan Terapi
cara (how) apapun. Jika lansia dapat Okupasi Terhadap
mempertahankan pola hidup serta cara dia Kebermaknaan Hidup Pada Lansia Di Panti
memandang suatu makna kehidupan, maka Werdha Damai Ranomuut Manado”.
sampai ajal menjemput, mereka masih dapat
berbuat banyak bagi kepentingan semua METODE PENELITIAN
orang (Sukarti, 2004). Rancangan penelitian yang digunakan dalam
Menurut penelitian Graff (2007), penelitian ini adalah rancangan/desain
salah satu cara untuk mengoptimalkan penelitian pra eksperimental One Group
fungsi kognitif lansia dengan menggunakan Pretest Posttest. Dalam rancangan ini tidak
terapi okupasi. Terapi Okupasi merupakan ada kelompok pembanding, tetapi paling
suatu bentuk psikoterapi suportif berupa tidak sudah dilakukan observasi pertama
aktivitas-aktivitas yang membangkitkan yang memungkinkan peneliti dapat menguji
kemandirian secara manual, kreatif dan perubahan yang terjadi setelah adanya

3
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

eksperimen (Setiadi, 2007). Penelitian ini Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan


dilaksanakan di Panti Werdha Damai suku lansia di Panti Werdha Damai
Ranomuut Manado pada bulan januari Ranomuut Manado 2015
sampai februari 2015. Populasi dalam Suku n %
penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada
di Panti Werdha Damai Ranomuut Manado Batak 1 6,7
berjumlah 37 orang. Sampel penelitian ini Jawa 1 6,7
terdiri dari 15 orang yang memenuhi kriteria Kaili 1 6,7
inklusi dan eksklusi yang di ambil secara Minahasa 11 73,3
purposive sampling. Pada penelitian ini Tionghoa 1 6,7
instrument penelitian yang digunakan adalah Total 15 100,0
berbentuk kuisioner yang diajukan secara Sumber : data primer
tertulis pada responden. Instrument
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
pengukuran makna hidup lansia sudah
Kebermaknaan Hidup Sebelum Pemberian
pernah digunakan oleh Nauli, 2011 dikenal
Intervensi/Perlakuan
dengan nama meaning life questionare.
Instrument ini terdiri dari 10 pernyatan Kebermaknaan n %
dengan mengunakan skala Likert dengan Hidup
kriteria jawaban bila Ya=2, kadang- Cukup 4 26,7
kadang=1, Tidak=0, jumlah pernyataan Kurang 11 73,3
sebanyak 10 item. Selanjutnya untuk Total 15 100,0
menentukan kebermaknaan hidup digunakan Sumber : data primer
skala interval.
Skor terendah x jumlah pertanyaan: 0 X 10 Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan
=0 Kebermaknaan Hidup Sesudah Pemberian
Skor tertinggi x jumlah pertanyaan: 2 X 10 Intervensi/Perlakuan
= 20
Skala interval yang diperoleh adalah : (20 + Kebermaknaan n %
0) : 2 = 10 Hidup
Kategori kurang : skor 0-10 Cukup 14 93,3
Kategori cukup : skor 11-20 Kurang 1 6,7
Total 15 100,0
HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Sumber : data primer
1. Analisa Univariat
Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan
umur lansia yang diberikan intervensi di
Panti Werdha Damai Ranomuut Manado
2015
Umur n %
60-65 Tahun 5 33,3
66-70 Tahun 1 6,7
71-75 Tahun 2 13,3
>75 Tahun 7 46,7
Total 15 100,0
Sumber : data primer

4
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

2. Analisa Bivariat mempengaruhi lansia dalam memaknai


hidup.
Tabel 5. Pengaruh Penerapan Terapi Menurut penelitian yang dilakukan
Okupasi terhadap Kebermaknaan Hidup Sutikno (2011) menemukan, faktor usia
pada Lansia di Panti Werdha Damai mempunyai hubungan yang secara statistik
Ranomuut Manado signifikan dengan kualitas hidup. Lansia
yang berumur 70 tahun ke atas memiliki
Kebermaknaan Mean n SD kemungkinan untuk berkualitas hidup lebih
Hidup buruk daripada lansia berusia kurang dari 70
Sebelum Terapi 9,00 15 2,673 tahun. Hal ini disebabkan karena dengan
Okupasi bertambahnya umur terdapat penurunan
Sesudah Terapi 14,60 15 2,473 fisik, perubahan mental, perubahan
Okupasi psikososial dan perubahan dalam cara hidup.
Sumber : data primer Distribusi responden berdasarkan
suku menunjukkan bahwa responden yang
Tabel 6. Uji T-Test Paired Samples Test paling banyak bersuku minahasa yaitu
Kebermak Me SD T Df Pv sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan suku
naan an al paling sedikit batak, jawa, kaili dan tionghoa
Hidup ue masing – masing berjumlah 1 orang (6,7%).
Sebelum Perbedaan suku membuat para lansia sulit
Terapi 5,6 1,5 14, 14 0,0 untuk berinteraksi dengan lansia lain
Okupasi 00 49 000 00 sehingga secara tidak langsung membuat
Sesudah lansia menjadi isolasi sosial. Isolasi sosial
Terapi adalah perasaan kesepian yang dialami
Okupasi individu dan dirasakan sebagai keadaan
Sumber : data primer negatif yang mengancam. Factor yang
berhubungan dengan kondisi isolasi sosial
PEMBAHASAN ini adalah perubahan status mental,
Penelitian ini dilakukan di Panti Werdha gangguan penampilan fisik, gangguan
Damai Ranomuut Manado pada bulan kondisi kesehatan, ketidakmampuan
januari 2015 sampai bulan februari 2015 menjalankan hubungan yang memuaskan
tentang pengaruh penerapan terapi okupasi NANDA, 2009 dalam Nauli (2011).
terhadap kebermaknaan hidup pada lansia. Dalam kegiatan terapi okupasi yang
Penelitian ini mengambil sampel 15 lansia dilakukan di panti werdha damai ranomuut
yang di ambil secara purposive sampling manado selama 4 kali dalam 2 minggu
dengan distribusi responden menurut umur memberikan kesempatan kepada para lansia
menunjukkan bahwa responden yang untuk melakukan hubungan atau interaksi
berumur >75 tahun merupakan responden dengan lansia yang lain melalui kegiatan
paling banyak yaitu 7 orang dan responden mengenal satu sama lain.
paling sedikit yaitu pada umur 66-70 tahun. Hasil penelitian yang didapatkan dari
Semakin bertambahnya umur manusia, 15 responden berdasarkan kebermaknaan
terjadi proses penuaan secara segeneratif hidup sebelum dilakukan terapi okupasi
yang akan berdampak pada perubahan- menunjukkan bahwa kebermaknaan hidup
perubahan pada diri manusia , tidak hanya terbanyak yaitu kebermaknaan hidup kurang
perubahan fisik, tetapi juga kognitif, sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan
perasaan, sosial, dan sexual (Azizah, 2011). kebermaknaan hidup paling sedikit yaitu
Perubahan – perubahan tersebut dapat
5
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

kebermaknaan hidup cukup sebanyak 4 terapi okupasi (rekreasi). Dimana rata-rata


orang (26,7%). Lansia yang tinggal di panti kebermaknaan hidup sebelum terapi okupasi
cenderung merasa kesepian, bosan, serta (rekreasi) adalah 9,00 dan rata-rata
kurangnya sosialisai. Terapi Okupasi kebermaknaan hidup sesudah adalah 14,60.
(rekreasi) Bertujuan untuk meningkatkan Adanya peningkatan kebermaknaan
sosialisasi, gairah hidup dan menurunkan hidup ini juga terlihat dari hasil analisa
rasa bosan. statistik dengan menggunakan uji T-test
Hasil penelitian kebermaknaan hidup Paired Samples Test diperoleh Pvalue =
responden sesudah terapi okupasi 0,000 < α = 0,05 pada taraf signifikan 95%
menunjukkan bahwa kebermaknaan hidup maka Ha diterima, artinya ada Pengaruh
sesudah terapi okupasi mengalami Terapi Okupasi Terhadap Kebermaknaan
peningkatan yaitu cukup sebanyak 14 orang Hidup pada Lansia di Panti Werdha Damai
(93,3%), sedangkan kebermaknaan hidup Ranomuut Manado. Kebermaknaan hidup
kurang sebanyak 1 orang (6,7%). Hasil lansia berkaitan dengan persepsi terhadap
penelitian Melati (2013) Keberhasilan janda kualitas hidup yang mencakup kesejahteraan
lanjut usia dalam mencapai kehidupan psikologis, fungsi fisik yang baik, hubungan
bermakna dikarenakan ketiga subjek telah dengan orang lain, kesehatan, dan aktivitas
dapat memenuhi ketiga komponen social (Suprapto, 2013). Adanya perbedaan
kehidupan bermakna yang dinyatakan oleh kebermaknaan hidup sebelum dan sesudah,
Frankl yaitu Komponen kehidupan peneliti berasumsi bahwa ini didukung oleh
bermakna yang pertama adalah kebebasan kerja sama/komitmen antara peneliti dan
berkehendak (the freedom of will). Dalam para lansia dalam melakukan terapi okupasi
penelitian ini, ketiga subjek berhasil (rekreasi). Serta terciptanya sosialisasi
memenuhi dan menghayati diri mereka antara lansia yang satu dengan yang lain,
sebagai individu yang memiliki kebebasan dapat membatu lansia dalam menemukan
dalam berkehendak setelah kematian makna dari kehidupan, kualitas hidup, serta
pasangan. Komponen kehidupan bermakna perasaan bahagia untuk mencapai
yang kedua adalah kehendak untuk hidup kesejahteraan.
bermakna (the will to meaning). Pada Menurut penelitian Rantepadang,
penelitian ini sebagian besar cara yang (2012) interaksi sosial yang baik dapat
dilakukan ketiga subjek untuk kembali mempengaruhi kualitas hidup lansia,
memaknai kehidupannya adalah dengan didapati pula bahwa ada pengaruh interaksi
mencari kesibukan dalam aktivitas sehari- sosial ke biologis, interaksi sosial ke
harinya. Komponen kehidupan bermakna psikologis, dan interaksi social ke spiritual.
yang terakhir adalah makna hidup (the Swanson, dkk 2008) juga menyatakan
meaning of life). Makna hidup adalah tidakan keperawatan pada klien isolasi
sesuatu yang dirasa sangat penting dan social bertujuan meningkatkan keterampilan
dijadikan sebuah tujuan hidup. interaksi sosial, partisipasi/terlibat dalam
Hasil penelitian ini mengenai adanya kegiatan sosial, mengurangi rasa kesendirian
perubahan kebermaknaan hidup sebelum dan tercipta iklim sosial dalam keluarga.
dan sesudah terapi okupasi (rekreasi). Hal Lansia dengan isolasi sosial perlu diberikan
ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kegiatan yang banyak melibatkan
mean kebermaknaan hidup pada lansia komunikasi dan berbagi pendapat untuk
tersebut. Berdasarkan hasil penelitian melatih kemampuan sosialisasi lansia agar
terdapat peningkatan nilai rata-rata tidak terjadi penyimpangan perilaku berupa
kebermaknaan hidup sebelum dan sesudah kegagalan untuk menjalin interaksi dengan

6
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

orang lain. Terapi okupasi merupakan suatu Bandiyah, 2009. Lanjut Usia dan
kegiatan yang dapat meningkatkan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
kemampuan memaknai hidup lansia. Nuha Medika.
Kemampuan memaknai hidup lansia ini
merupakan hasil akhir dari kemampuan Bastaman, 2007 Logoterapi:Psikologi Untuk
lansia dalam menyadari dan melihat kondisi Menemukan Makna Hidup Dan
diri, dengan menyadari dan melihat kondisi Meraih Hidup Bermakna. Jakarta :
diri lansia mampu menggunakan/mengenali Raja Grafindo Persada.
potensi yang masih dimiliki untuk
melakukan sesuatu yang dapat membuat Bukhori, 2012. Jurnal Hubungan
lansia merasa bermakna melalui kegiatan Kebermaknaan Hidup dan Dukungan
sehari-hari (Nauli, 2011). Sosial Keluarga dengan Kesehatan
Mental Narapidana.
SIMPULAN (eprints.walisongo.ac.id.,diakses
Berdasarkan hasil penelitian dan tanggal 31 oktober 2014, jam 3:18).
pembahasan tentang Pengaruh Penerapan
Terapi Okupasi terhadap Kebermkanaan Frankl, V. E.. 2003. Logoterapi: Terapi
Hidup pada Lansia di Panti Werdha Damai Psikologi Melalui Pemaknaan
Perkamil Ranomuut Manado dapat Eksistensi.
disimpulkan sebagai berikut Sebelum Terjemahan M. Murtadlo.
dilakukan Terapi Okupasi pada Lansia di Yogyakarta: Penerbit Kreasi
Panti Werdha Damai Ranomuut Manado Wacana.
sebagian besar menunjukkan Kebermaknaan
Hidup Kurang. Sesudah dilakukan Terapi Graff. 2007. Terapi Aktifitas Kelompok
Okupasi pada Lansia di Panti Werdha (TAK) Terapi Okupasi Daily
Damai Ranomuut Manado mengalami Activity.
peningkatan menunjukkan sebagian besar (https://id.scribd.com/doc/12374723
kebermaknaan hidup cukup. Terdapat 7/tak., diakses tanggal 06 Oktober
Pengaruh penerapan Terapi Okupasi 2014, jam 21.00)
terhadap Kebermaknaan Hidup pada Lansia
di Panti Werdha Damai Ranomuut Manado. Hidayat. 2007. Metode Penelitian
Keperawatan dan Tekhnik Analisa
DAFTAR PUSTAKA Data.Jakarta: Salemba Medika.
Azizah, 2011. Keperawatan Lanjut Usia.
Yogyakarta:Graha ilmu. Melati, (2013). Pencapaian Kehidupan
Bermakna (The Meaningful Life)
Badan Statistik Indonesia (2014) Jumlah Setelah Kematian Pasangan
Penduduk menurut Kelompok Umur, Berdasarkan Teori Viktor Frankl
Jenis Kelamin, Provinsi dan Pada Janda Lanjut Usia (diakses
Kabupaten/Kota, tanggal 28 September 2014, jam
2005.(www.datastasistikindonesi.co 21:51).
m/portal/index.php?option=com_tab
el&at=1&idtabel=116&Itemid=165_ Najmah. 2011. Manajemen dan Analisa
Diakses pada tanggal 8 Oktober Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
2014). Medika.

7
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Nauli, 2011. Pengaruh Logoterapi Lansia tanggal 06 Oktober 2014, jam


dan Psikoedukasi Keluarga Terhadap 21.00).
Depresi dan Kemampuan Memaknai
Hidup Pada Lansia di Kelurahan Suprapto, 2013. Jurnal Konseling logoterapi
Katulampa Bogor Timur. Fakultas untuk meningkatkan kebermaknaan
Ilmu Keperawatan Program Magister hidup lansia.
Ilmu Keperawatan. Universitas (http://ejournal.umm.ac.id/index.php/
Indonesia. (http://lib.ui.ac.id/.pdf., jspp/article/viewFile/1496/1599,
diakses tanggal 06 Oktober 2014, Diakses tanggal 04 desember 2014
jam 21.00). jam 23.00).

Notoatmodjo, 2010. Buku Metodologi Sutikno, 2011. Hubungan Fungsi Keluarga


Penelitian Kesehatan. Dengan Kualitas Hidup Lansia.

Nugroho, Wahjudi. 2006. Buku Swanson, E, dkk, (2008). Nursing outcomes


Keperawatan Gerontik & Geriatrik. classification (NOC) USA:
Mosby.Inc.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Padila, 2013. Buku Ajar Keperawatan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Medika.
Rantepadang, 2012. Jurnal interaksi social
Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan Riset dan kualitas hidup lansia di
Keperawatan. Yogyakarta: Graha kelurahan lansor kecematan tomohon
Ilmu. selatan.
(http://www.google.com/url?sa=t&so
Setyoadi, 2012. Perbedaan Tingkat Kualitas urce=web&rct=j&ei=hZ4cVcybApH
Hidup Pada Wanita Lansia di V8gWO5YH4BA&url=http://igenurs
Komunitas dan Panti. ing.weebly.com/uploads/1/4/3/9/143
(http://ejounal.umm.ac.id/index.php/ 90416/fix_jku_andreas.pdf, diakses
keperawatan/article/fiewFile/621/641 tanggal 02 april 2015, jam 09:49).
_umm_scientififc_joernal.pdf,
diakses tanggal 04desember 2014 Riyadi dan Purwatoro, 2009. Buku Asuhan
jam 23.00). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Setiawan dan Suyanto.2013. Buku Ajar:
Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohmah, 2011. Studi Deskriptif Tentang
Nuha Medika. Tingkat Kebermaknaan Hidup Pada
Lansia Yang Tinggal Di Unit
Sukarti, 2004. Naskah Publikasi: Perbedaan Rehabilitas Sosial Wening Wardoyo
Makna Hidup Pada Lansia Yang Ungaran.
Tinggal Dipanti Werda Dengan
Yang Tinggal Bersama Keluarga.
(http://psychology.uii.ac.id/images/st
ories/jadwal_kuliah/naskah-
publikasi-00320144.pdf., diakses

Vous aimerez peut-être aussi