Vous êtes sur la page 1sur 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/294261263

Pendugaan Nilai Tahanan Jenis Batuan Sebagai Upaya Untuk Mengetahui


Struktur Geologi Yang Berkembang Pada Endapan Vulkanik Di Kec.
Padarincang, Provinsi Banten

Article · January 2011

CITATIONS READS

2 1,985

4 authors:

Cipta Endyana Febri Hirnawan


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
9 PUBLICATIONS   4 CITATIONS    12 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Hendarmawan Hendarmawan Undang Mardiana


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
12 PUBLICATIONS   6 CITATIONS    9 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Rainfall and Stable Isotope at Mt.Tangkubanparahu , West Java Indonesia View project

Fracture Pattern Controlled Groundwater Flow System in Volcanic Deposit View project

All content following this page was uploaded by Cipta Endyana on 13 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MAKALAH ILMIAH

PENDUGAAN NILAI TAHANAN JENIS BATUAN SEBAGAI UPAYA UNTUK


MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI YANG BERKEMBANG PADA
ENDAPAN VULKANIK DI KEC. PADARINCANG, PROVINSI BANTEN.

Oleh:
Cipta Endyana, Febri Hirnawan,Hendarmawan, Undang Mardiana
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung-Sumedang km 21, Jatinangor-Sumedang

SARI
Pendugaan nilai-nilai tahanan jenis batuan menggunakan metode Schlumberger merupakan pendekatan
yang efektif untuk menduga kondisi batuan bawah. Penggunaan teknik interpolasi dan pengelompokkan
nilai tahanan jenis lebih lanjut dapat menafsirkankontinuitas lateral jenis batuan dan stuktur
geologi.Pengolahan dan pengujian secara statistik analisis regresi berganda pada nilai tahanan jenis
menghasilkan enam jenis kelompok batuan, yaitu: Breksi grain supported, Tuf Lapili, Tuf Kasar, Breksi
grain suppoted, tuf lapili, breksi matrix supported. Hasil uji korelasi pada karakter tahanan jenis keenam
kelompok batuan tersebut ditemukan bahwa ada tiga sumber material yang berbeda pada saat
pengendapannya. Material endapan diyakini berasal dari Gunung Parakasak, Gunung Karang dan
Gunung Kamuning. Kesamaan nilai tahanan jenis pada pola berarah barat-timur menunjukkan kesamaan
litologi, sedangkan kesamaan nilai tahanan jenis pada pola dengan arah utara-selatan menunjukkan nilai
kontras tahanan jenis yang disebabkan oleh dua jenis sesar berarah relatif barat-timur dengan
mekanisme yang berbeda.

Kata Kunci : Tahanan jenis, struktur geologi, Padarincang, model bawah permukaan.
ABSTRACT
Geoeletric soundingusing schlumberger method is an effective approach to interpret the condition of
subsurface. Advance processing with interpolation techniques and grouping of resistivity value can be
used to interpret lateral continuity of rock types and geological structure. Processing and Testing
statistically in this case with multiple regression analysis on resistivity value obtain the six rock types,
namely: breccia grain supported, lapilli tuff, course tuff, breccia grain supported, lapilli tuff, breccia matrix
supported. Correlation test results based on the character of resistivy value represent that there are three
different sources of material deposit. Material deposit sources believed to originate from Mt. Parakasak,
Mt. Karang and Mt Kamuning. As well as the similarity value of resistivity in the west-east showing the
lithological similarity, while in the north-south direction indicates the contrast value of resistivity is caused
by two faults trending direction relatively west-east with difference mechanism.

Keyword : Resistivity, geological structure, Padarincang, subsurface modeling.

PENDAHULUAN
Fenomena yang terjadi pada daerah sehari-hari, akan tetapi dalam pengelolaannya
vulkanik di kecamatan Padarincang, Banten masih kurang baik. Pengelolaan yang kurang
dengan kekayaan sumber airtanah yang sangat baik ini adalah sebagai akibat potensi airtanah
besar pada daerah penelitian ini. Daerah yang tidak diketahui secara pasti, baik jumlah
penelitian ini terletak diantara Gunung karang atau kapasitas cadangan airtanahnya, kualitas
dan Gunung Parakasak yang merupakan lembah airtanahnya itu sendiri, bahkan bentuk dan
dari kedua gunung tersebut. Secara administratif geometri cekungan airtanahnya. Keterdapatan
termasuk kepada kecamatan Padarincang, airtanah tersebut berdasarkan teori terdapat
kabupaten Serang, Provinsi Banten. Secara pada batuan yang poros atau memiliki pori-pori,
geografis berada pada koordinat 606874-617578 semakin besar nilai porositas batuannya akan
meter timur dan 9305910-9317315 meter utara semakin banyak kandungan airnya. Batuan yang
pada proyeksi UTM Zona 48 South dengan poros ini dinamakan akifer airtanah. Biasanya
datum WGS 84. Sebelah utara dibatasi oleh batuan yang tergolong jenis akifer itu adalah
adanya Rawa Danau, sebelah selatan dibatasi breksi, pasir dan tuff kasar. Sedangkan batuan
dengan adanya Gunung Parakas dan Gunung yang tidak poros dilatakan sebagai batuan
Karang. (Gambar. 1) impermeable merupakan batuan yang keras
Sudah sejak lama masyarakat seperti lava atau batuan yang tidak berbutir
memanfaatkan airtanah ini untuk kehidupannya seperti lempung.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor 2 - 2011 23


MAKALAH ILMIAH

Daerah Penelitian

Gambar 1. Daerah Penelitian di kec. Padarincang, Kab. Serang, Provinsi Banten.

Daerah vulkanik terdiri atas batuan yang


yang cukup baik dalam menduga batuan
tersusun dari hasil erupsi gunung api. Kegiatan
penyusun di bawah permukaan dalam eksplorasi
vulkanisma ini memiliki karakter tersendiri dalam
airtanah.
mengendapkan batuannya. Oleh karena itu
Selain itu, untuk mengetahui kemenerusan
batuan produk vulkanik ini memiliki perubahan
(lateral continuity) suatu nilai tahanan jenis
pada jarak yang dekat sekalipun dan sangat
batuan (dalam hal ini identik dengan litologi)
bervariasi batuannya serta tidak berlapis.
dalam membuat suatu model cekungan airtanah,
Perbedaan batuan yang bervariasi dan tidak
digunakan sebagai dasar interpolasi dan
adanya perlapisan menjadi satu kendala dalam
pembatasan nilai tahanan jenis batuan, sehingga
membuat interpretasi batuan penyusun di bawah
pada proses penafsiran cekungan airtanah
permukaannya.
tersebut termasuk pada kasus probabilistik yang
Airtanah pada batuan terdapat dalam suatu
memerlukan pengujian secara statistik.
akifer (lapisan yang dapat melalukan air) melalui
pori-pori batuan atau disebut dengan porositas
METODOLOGI
primer. Selain itu ada pula mengisi ruang atau
zona stuktur geologi berupa kekar atau patahan
Penelitian ini lebih berdasarkan pada nilai
atau disebut sebagai porositas sekunder.
tahanan jenis dengan melihat karakteristik
Porositas sekunder inilah yang harus diketahui
nilainya serta sebaran nilai tahanan jenis tersebut
keberadaannya disebabkan pengaruhnya yang
pada daerah penelitian dengan menggunakan
sangat besar pada cadangam airtanah di dalam
metode Schlumberger 1D. Selanjutnya, nilai
suatu cekungan.
tahanan jenis tersebut diolah menggunakan
Model cekungan airtanah merupakan suatu
perangkat lunak Progress.
pendekatan dalam rangka mengetahui susunan
Langkah selanjutnya adalah tahap analisis
batuan vulkanik dan pola penyebarannya serta
statistik untuk membuat kelompok nilai tahanan
geometrinya. Model cekungan airtanah ini tidak
jenis berdasarkan pada karakter nilai tahanan
hanya menjelaskan batuan penyusun suatu
jenis batuan yang tersebar dengan
cekungan airtanah tetapi lebih jauh lagi harus
menggunakan metode Hierarcy Cluster.
dapat menjelaskan mengenai kemampuan
Kelompok-kelompok nilai tahanan jenis tersebut
batuan tersebut menyimpan airtanah serta
kemudian dianalisa dengan menggunakan
struktur geologi yang berkembang. Pendekatan
analisis regresi berganda. Pengujian secara
nilai tahanan tahanan jenis dengan
statistik pun dilakukan untuk mengetahui korelasi
menggunakan pendugaan geolistrik metode
antar kelompok dan perbedaan yang signifikan
schlumberger merupakan suatu pendekatan
antar kelompok nilai tahanan jenis tersebut.

24 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor 2 - 2011


MAKALAH ILMIAH

Sehingga didapatkan delineasi pada kelompok-


kelompok nilai tahanan jenis yang sesuai dengan sampai dengan 40 meter, dan pada bagian
tujuan penelitian. Analisis statistik ini bagian utara terdapat breksi. Endapan bagian
menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS bawahnya lagi berupa tuf pasiran, pasir, kerikil,
(Statistical Product and Service Solutions) 20. kerakal, dan bongkah dengan ketebalan antara 6
Langkah terakhir merupakan hingga 108 meter, sedangkan endapan yang
tahapvisualisasi dan validasi dengan paling bawah diduga berupa batulempung
menggunakan pendekatan analisis spasial, pasiran.
dengan melakukan perbandingan antara model Pemetaan geologi permukaan
tahanan jenis yang dibuat terhadap geologi menghasilkan empat kelompok produk vulkanik
permukaan dan hasil pemboran. Dalam yang ditemukan pada daerah penelitian, yaitu :
pembuatan model dibantu dengan menggunakan Produk vulkanik Gunung Karang, produk
perangkat lunak Rockwork 15 serta ArcGis10. vulkanik Gunung Parakasak, produk vulkanik
Gunung Kamuning, produk vulkanik Gunungapi
TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Tua. (Gambar 2& 3) Secara rinci dijelaskan
sebagai berikut:
Rusmana, Suwitodirdjo dan Suharsono a. Produk Vulkanik Gunung Karang
(1991), pada Peta Geologi Lembar Serang dan Terdiri dari aluvium, lava, breksi vulkanik, dan
Santosa (1991) pada Peta Geologi Lembar Anyer tuf. Lava andesitis Gunung Karang, yang
menguraikan kondisi geologi regional di sekitar memiliki ketebalan sekitar 5 meter,
daerah penelitian. Berdasarkan peta-peta memperlihatkan struktur kekar berlembar,
tersebut diketahui bahwa batuan tertua yang pada bagian bawahnya kontak dengan tuf
menyusun daerah penelitian adalah batuan lava lapili tuf blok. Singkapan lava menunjukkan
andesitis-basaltis yang mengandung kekar, warna abu-abu tua, keras, dan memiliki
breksi vulkanik, dan tuf. Batuan-batuan ini struktur vesikuler. Sementara sayatan
merupakan bagian dari endapan vulkanik tua tipisnya memperlihatkan tekstur porfiritik,
danau yang tersingkap di bagian baratdaya dari hipokristalin, hipidiomorf, dengan fenokris
daerah penelitian. Sementara itu, pada bagian yang terdiri dari plagioklas (18%) berukuran
tengah daerah penelitian terdapat endapan 0,5 mm hingga 3 mm dan tersebar dalam
vulkanik produk dari Kamuning, Marikangen, dan matriks yang halus.
Payung - Gedor. Batuan-batuan ini disusun oleh b. Produk Vulkanik Gunung Parakasak
batuan beku piroksen andesit - basalt, breksi tuf Terdiri dari aluvium, lava, breksi vulkanik, dan
andesitis yang terkekarkan dan terlapukkan. tuf. Lava memili ketebalan sekitar 35 cm,
Batuan Andesit Pasir Terbang kemudian ditemukan merupakan batuan beku andesitis,
menerobos Endapan Vulkanik Payung - Gedor. dengan warna antara kuning hingga coklat
Seluruh batuan vulkanik tersebut ditutupi tua, serta memiliki tekstur porfiritik. Sayatan
oleh Tuf Banten (tuf berbatuapung dan batupasir tipisnya memperlihatkan tekstur hipokristalin,
tufan) dan Endapan Vulkanik Muda Danau hipidiomorf, disusun oleh plagioklas (27%),
(batuan lava andesitis-basaltis yang yang tidak berwarna hingga abu-abu dengan
mengandung kekar, breksi vulkanik, dan tuf), ukuran antara 0,5 3 mm, beberapa bagian
yang mendominasi bagian utara daerah telah teralterasi, dan piroksen yang berwarna
penelitian. Batuan termuda yang tersingkap hitam dengan ukuran 3 mm, dan prismatik
adalah hasil letusan gunungapi G. Karang dan panjang. Arah jurus dan kemiringan kontak
Gunung Parakasak. Produk vulkanik Gunung antara lava andesitis (baik bagian bawah
Karang disusun oleh breksi vulkanik, tuf, lahar maupun atasnya) dengan tuf adalah N178°E /
yang tak terurikan, dan lava (piroksen andesit - 22°.
basalt). Produk vulkanik Gunung Parakasak c. Produk Vulkanik GunungKamuning
disusun oleh breksi vulkanik, lava, tuf, lahar, dan Terdiri dari lava dan tuf. Lava berupa batuan
material vulkanik lainnya. Pada bagian timur, beku andesitis yang berwarna abu-abu tua,
terdapat Endapan Rawa Danau yang terdiri dari mempunyai tekstur porfiritik yang disusun
kerikil, pasir, lempung, dan lumpur, yang oleh mineral plagioklas (30%) dengan ukuran
semuanya berasal dari batuan vulkanik. 0,1 mm hingga 4 mm, keras, juga terlihat
Zaenudin (1985) menyatakan bahwa adanya struktur kekar berlembar (sheeting
berdasarkan pendugaan geolistrik di daerah joint) dan vesikuler. Arah jurus dan kemiringan
Cinangka, Padarincang, Ciomas dan pabuaran, dari struktur kekar adalah N12°E / 43°.
pada bagian permukaan terdiri atas tanah Singkapan tuf berwarna abu-abu muda,
lempung pasiran dan tanah pasiran tufan dengan berukuran kasar hingga halus, masif, terpilah
ketebalan diperkirakan antara 2 sampai dengan 3 sedang, dan matrix-supported.
meter. Pada bagian bawah diduga sebagai tuf d. Produk Vulkanik Gunungapi Tua
pasiran dan pasir tufan dengan ketebalan 3 Tersusun atas batuan tuf berbatuapung,

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor 2 - 2011 25


MAKALAH ILMIAH

Gambar 5. Batuan sekis teroksidasi conto B42/P dan B13/R

Gambar 1. Penampang Utara-Selatan daerah penelitian . (FTG UNPAD, 2009)

breksi vulkanik, dan Tuf. Sifat dari produk hasil , dan analisis laboratorium. Selain itu,
vulkanik gunungapi tua ini adalah memiliki penampang geologi secara umum
fragmen batuan beku andesitis basaltis, dari Gunung Karang dengan arah Tenggara
polimik. Tuf yang sudah sangat terlapukkan Barat laut, untuk memperlihatkan gambaran
merupakan bagian dari Endapan Vulkanik kapasitas kandungan air yang diperkirakan.
Danau dan diperkirakan merupakan batuan
tertua di daerah penelitian. Lateral continuity HASIL DAN ANALISIS
stratigrafi antara Produk Vulkanik Gunung
Parakasak, Gunung Karang, Nilai tahanan jenis pada batuan vulkanik
GunungKamuning, dan Gunungapi Tua di Pengolahan statistik pada pendugaan tahanan
daerah penelitian dibuat berdasarkan jenis sebanyak 105 titik duga geolistrik dan
penelitian terdahulu, survey lapangan sebanyak 790 titik pendugaan secara lateral dan

26 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor 2 - 2011


MAKALAH ILMIAH

Gambar 1. Metode Hierarcy Cluster dalam penentuan kelompok


populasi nilai tahanan jenis.

vertikal.Sebagai upaya untuk mengetahui populasi dengan variabel x, y, z berpengaruh


adanya keragaman populasi tahanan jenis pada kuat pada nilai tahanan jenis. Berdasarkan pada
daerah penelitian digunakan metode Hierarcy nilai kuat pengaruh tersebut maka dipilih 6
Cluster sebanyak 25 kasus pengelompokkan populasi dimana variabel lateral dan variabel
data.Variabel-variabel yang digunakan untuk vertikal
mengelompokkan nilai tahanan jenis tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap nilai
terdiri atas 4 variabel yaitu variabel tahanan jenis, tahanan jenis. (Tabel. 1)
variabel lateral x dan y, serta variabel vertikal z Berdasarkan pada hasil validasi pemboran
berupa kedalama pendugaan. Hasil yang diulakukan pada beberapa titik bor dan titik
pengelompokkan nilai tahanan jenis diperlihatkan pendugaan geolistrik, ke-6 kelompok nilai
pada Gambar 4. tahanan jenis tersebut diperkirakan merupakan
Pengolahan data nilai tahanan jenis dengan batuan vulkanik yang dijelaskan pada tabel 2.
metode Hierarcy Cluster ini menghasilkan 20 Lapisan batuan yang berada di daerah
kelompok, dimana 5 kelompok data diabaikan penelitian terdiri atas : Lapisan batuan yang
karena hanya terdiri dari 1-2 anggota. 20 berada di bagian utara daerah penelitian adalah
kelompoknilai tahanan jenis tersebut kemudian Lapisan 1 berupa breksi padu (grain supported)
diuji menggunakan uji regresi sehingga dengan nilai tahanan jenis 600-900 Ohm pada
menghasilkan 17 kelompok. kedalaman 1-12 meter, Lapisan 2 berupa tuf lapili
Uji regresi linier berganda dengan mengunakan dengan nilai tahanan jenis 6-160 Ohm pada
perangkat lunak SPSS, menghasilkan 2 populasi kedalaman 39-140 meter, dan Lapisan 3 berupa
nilai tahanan yaitu populasi pertama terdiri atas tuf kasar dengan tahanan jenis 9-94 Ohm pada
11 kelompok nilai tahanan jenis yang memiliki kedalaman 65-112 meter. Lapisan 4 dengan
nilai regresi atau R lebih kecil dari 0,5 dinyatakan tahanan jenis 390-500 Ohm hanya muncul di
sebagai populasi dengan variabel x, y, z kurang bagian tengah daerah penelitian pada
berpengaruh (lemah) terhadap nilai tahanan kedalaman 70-100 meter. Sedangkan Lapisan
jenis.Populasi kedua terdiri atas 6 kelompok nilai batuan pada bagian selatan daerah penelitian
tahanan jenis memiliki nilai koefisien regresi R terdiri atas Lapisan 5 dengan nilai tahanan jenis
yang lebih besar dari 0,5 dinyatakan sebagai 40-100 Ohm pada kedalaman 90-140 meter dan

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor 2 - 2011 27


MAKALAH ILMIAH

Tabel 1.
Koefisien regresi pada populasi dengan kuat pengaruh antar variabel
Std. Error
Adjusted R Square Sig. F
Populasi R R Square of the F Change df1 df2 N B X Y Z
R Square Change Change
Estimate
19 0.5552 0.3083 -0.3835 70.0580 0.3083 0.4456 3 3 7 0.7380 0.726 0.394 0.740 0.689
11 0.5568 0.3100 0.2607 34.8921 0.3100 6.2908 3 42 46 0.0013 0.029 0.010 0.018 0.211
14 0.7173 0.5145 0.4235 20.0875 0.5145 5.6525 3 16 20 0.0078 0.004 0.127 0.004 0.070
10 0.7687 0.5910 -0.6361 141.7693 0.5910 0.4816 3 1 5 0.7548 0.717 0.707 0.771 0.760
18 0.9660 0.9331 0.7325 18.0564 0.9331 4.6516 3 1 5 0.3255 0.199 0.481 0.194 0.232
17 0.9989 0.9978 0.9913 5.1067 0.9978 152.6698 3 1 5 0.0594 0.043 0.177 0.041 0.041

Tabel 2.
Hasil validasi nilai tahanan jenis dengan pemboran.

Nilai Tahanan Jenis Kedalaman


Lapisan Kelompok Perkiraan Litologi
Minimum Maximum Minimum Maximum
1 10 598.56 887.7 -11.35 -1.41 Breksi Padu
2 11 6.86 162.26 -111.94 -39.14 Tuf Lapili
3 14 9.02 94.07 -159.53 -65.95 Tuf Kasar
4 17 394.2 532.17 -120.27 -70.55 Breksigrain supported
5 18 46.07 116.76 -142.85 -93.26 Tuf Lapili
6 19 232.54 400.93 -181.55 -116.95 Breksimatrix supported

Tabel 3.
Kelompok nilai tahanan jenis yang memiliki nilai koefisienregresi tinggi.
Std. Error
Adjusted R Square Sig. F
Kelompok R R Square of the F Change df1 df2 N B X Y Z
R Square Change Change
Estimate
18 0.9660 0.9331 0.7325 18.0564 0.9331 4.6516 3 1 5 0.3255 0.199 0.481 0.194 0.232
17 0.9989 0.9978 0.9913 5.1067 0.9978 152.6698 3 1 5 0.0594 0.043 0.177 0.041 0.041

Lapisan 6 dengan nilai tahanan jenis 200-400 Kelurusan ini merupakan sekumpulan nilai
Ohm pada kedalaman 100-200 meter. tahanan jenis yang terkelompokkan dan memiliki
Pendugaan sesar pada batuan vulkanik rentang nilai yang sangat kecil akan tetapi
Pendugaan sesar dilakukan berdasarkan memiliki beda yang sangat kontras dengan nilai-
adanya kecenderungan nilai koefisienregresi nilai di sekitarnya. Selain itu pula
atau R yang sangat tinggi, hal ini menandakan kemiripan pada lapisan 4 dan lapisan 5
bahwa pada kelompok tersebut memiliki ciri yang diperlihatkan pada nilai signifikansi yang hampir
unik dan tidak dipengaruhi oleh faktor lain, akan mendekati 0.05 yaitu 0.065. Perkiraan pada
tetapi tidak terjadi multicolinearity. Kelompok kesamaan karakter lapisan tersebut adalah
yang termasuk pada kelompok ini adalah lapisan sebagai akibat adanya dislokasi atau pergeseran
4 breksi padu (kelompok 17) dan lapisan 5 yang ditimbulkan oleh sesar pada lokasi ini.
(kelompok 18). (Tabel 3) (Tabel 4)
Pada kedua kelompok ini terdapat kelurusan Kelurusan pada lapisan 4 dan lapisan 5
pada pola penyebarannya dimana pada lapisan 5 ditumpangtindihkan dengan struktur geologi
(kelompok 18) ada 2 kelurusan y ang yang diinterpretasikan pada peta geologi
diperlihatkan, secara sejajar berarah barat laut berdasarkan hasil pengamatan singkapan dan
tenggara. Sedangkan pada lapisan 4 (kelompok indikasi yang ada pada hasil pemetaan ternyata
17) terlihat jelas bahwa penyebarannya memiliki memiliki kesesuaian. Kesesuaian pada
kelurusan yang berarah relatif barat timur. kelompok 17 tersebut menambah keyakinan

28 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor 2 - 2011


MAKALAH ILMIAH

Tabel 4.
Uji beda yang menunjukkan nilai signifikansi perbedaan antar lapisan

Korelasi 2-tailed Lapisan-1 Lapisan-2 Lapisan-3 Lapisan-4 Lapisan-5 Lapisan-6


Lapisan-4 Pearson Correlation 0.719 -0.004 -0.505 1 -0.855 0.424
Sig. (2-tailed) 0.171 0.995 0.386 0.65 0.424
N 5 5 5 5 5 5

Gambar 5. Kelurusan pada lapisan 4 dan 5 yang ditumpangtindihkan dengan


hasil interpretasi sesar pada pemetaan geologi

bahwa interpretasi nilai tahananan jenis batuan yang memiliki tahanan jenis antara 50-
kelompok 17 merupakan breksi sesar. (Gambar 400 Ohm. Diduga endapan yang berasal dari
5) Gunung Parakasak ini merupakan tuf, tuf lapilli
DISKUSI dan breksi matrix supported. Endapan yang
Dari hasil nilai prediksi model regresi tahanan bersumber dari Gunung Karang diendapkan
jenis maka didapatkan suatu gambaran geologi diatas endapan Gunung Parakasak yang diduga
bawah permukaan daerah penelitian. Gambaran tersusun atas breksi matrix supported dan breksi
ini merupakan hasil interpolasi dari nilai-nilai grain supported, pada endapan Gunung Karang
regresi tahanan jenis dengan menggunakan ini diduga banyak material yang memiliki nilai
metode interpolasi invers distance weightening. tahanan jenis di atas 400 Ohm atau material
Endapan yang bersumber dari Gunung keras dan tidak mengandung airtanah.
Parakasak merupakan endapan yang pertama Endapan yang bersumber dari Rawa Danau
kali di endapkan pada daerah ini, tersusun dari merupakan endapan sedimen, dimana endapan

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor 2 - 2011 29


MAKALAH ILMIAH

Rawa Danau

D
U

Gn. Parakasak Gn. Karang

Gambar 6. Model tahanan jenis menunjukkan adanya 3 sumber pengendapan dari Gunung
Parakasak, Gunung Karang dan endapan Rawa Danau, serta zona sesar yang berkembang.
danau tersebut merupakan produk endapan merupakan breksi sesar. Kelurusan ini di
gunungapi tua yang berasal dari proses interpretasikan sebagai sesar normal dimana
vulkanismaGunung Kamuning yang bagian yang turun adalah blok Gunung Karang
tersedimentasi pada lingkungan danau. Material (pada bagian tenggara daerah penelitian). Selain
yang halus terlihat dari nilai tahanan jenis yang itu, kontak litologi membentuk suatu kelurusan
berkisar dari 10-100 Ohm, dengan nilai tahanan pada pola kontur isoresistivity. Kemunculan
jenis rata-rata 50 Ohm. Endapan ini terletak di indikasi sturktur geologi berupa kelurusan
bagian utara daerah penelitian. Pada pola berada pada kedalaman 70 meter dan 100
isoresistivity memperlihatkan suatu kelurusan meter, dimana pada kedalaman 70 meter berada
yang menjadi batas antara endapan Rawa Danau relatif lebih selatan dibandingkan pada batuan
dan Gunung Karang. Kelurusan tersebut memiliki pada kedalaman 100 meter yang berada relatif
arah hampir barat-timur atau sekitar N 100 E lebih utara. Dengan demikian arah pergerakkan
berada pada bagian tengah daerah penelitian sesar ini sekitar N 255 E. Sedangkan pada
dan diyakini sebagai sesar yang berkembang. bagian selatan daerah penelitian muncul
Sesar terjadi sebelum adanya pengendapan kelurusan dengan arah N 25 E, pada kedalaman
material dari Rawa Danau sehingga sesar yang sama. Kemunculannya pada lokasi hampir
tersebut menjadi batas endapan material Rawa sama yaitu pada kedalaman 100 meter dan 120
Danau. (Gambar 6). meter. Pada kelurusan ini pun di interpretasikan
Model regresi tahanan jenis memperlihatkan sebagai sesar normal dimana blok Gunung
suatu pola tahanan jenis yang memiliki kelurusan Karang (bagian timur) relatif turun. Sesar ini
pada lokasi-lokasi tertentu. Pada model ini terjadi diduga karena adanya proses vulkanik
terdapat dua kelurusan yang memiliki nilai Gunung Karang dan material yang bersifat padat
tahanan jenis di atas 300 Ohm, diduga seperti breksi grain supported dengan

28 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor 2 - 2011


MAKALAH ILMIAH

komponen-komponen yang besar serta lava Gunung Kamuning dari arah utara.
terendapkan pada blok ini, sehingga blok ini b. Perbedaan nilai yang kontras dengan arah
mengalami pembebanan dan mengalami relatif utara-selatan menunjukkan adanya
penurunan. (Gambar 5). dua jenis sesar yang
ditunjukkan dengan adanya batas endapan
KESIMPULAN material Rawa Danau dan sesar yang
berkembang sebagai akibat pe m b e b a n a n
Penelitian mengenai analisis nilai tahanan material Gunung Karang.
jenis menggunakan pendekatan statistik dengan Dengan demikian adanya pembagian
menggunakan metode Hierarcy Cluster dan kelompok nilai tahanan jenis berdasarkan pada
pengujian keeratan hubungan antara variabel karakteristiknya lebih mampu menjelaskan
nilai tahanan jenis, variabel lateral dan variabel struktur geologi yang berkembang pada daerah
vertikal mendapatkan kesimpulan sebagai vulkanik.
berikut:
a. Kesamaan nilai tahanan jenis dengan arah UCAPAN TERIMA KASIH
relatif barat-timur yang menunjukkan
kesamaan litologi dengan sumber Penulis mengucapkan terima kasih kepada
pengendapan yang berbeda, yaitu endapan Dekan Fakultas Teknik Geologi Universitas
Gunung Parakasak dari arah barat daya, Padjadjaran yang telah memberikan
Gunung Karang dari arah tenggara, dan dukungannya, kepada PT. Aqua Tirtainvestama

DAFTAR PUSTAKA
_________, 2009. Penelitian Hidrogeologi Daerah Ciomas dan Sekitarnya untuk PT. Tirta Investama.
Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadaran.
Cas. R.A.F., & Wright, J.V., 1987, Volcanic Sucessions, Allen & Unwin (publisher), Ltd., 40 Museum Street,
London.
Clark. I., 1979. Practical Geostatistics, Applied Science Publishers, London.
Hald. A., 1952. Statistical Theory with Engineering Applications, John Wiley & Sons, New York.
Hirnawan. F.,2007. Riset Bergulirlah Proses Ilmiah. Unpad Press. Bandung.
Hirnawan.F., 2009. Similarity Of Drainage Basin Morphometry Development on Quaternary to that on
Tertiary Rock Deposits as a Measure Of Neotectonic Intensity. Majalah Riset, Geologi &
Pertambangan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bandung.
Nemeth, K and Martin, U. 2007. Practical Volcanology. Lecture notes for understanding volcanic rock.
Geological Institute of Hungary, vol 207.
R.J.Oosterbaan., 1997, The energy balance of groundwater flow applied to subsurface drainage in
anisotropic soils by pipes or ditches with entrance resistance.
Ruswana, dkk. 1991. Peta Geologi Regional Lembar Serang. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.
Ruswana, dkk. 1991. Peta Geologi Regional Lembar Anyer. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.
Supranto, J. Prof.MA.APU. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Penerbit Rineka Cipta.
Van Zuidam, R. A., 1983, Guide to Geomorphologic Aerial Photographic Interpretation and Mapping, ITC,
Enschede, Netherlands.
Zaenudin. 1985. Laporan Hasil Survey Geolistrik. Penelitian Hidrogeologi kaki gunung Ciomas,
Padarincang, Pabuaran. Bandung.

Diterima tanggal 11 April 2011


Revisi tanggal 16 Agustus 2011

28 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor 2 - 2011

View publication stats

Vous aimerez peut-être aussi