Vous êtes sur la page 1sur 17

ASUHAN KEPERAWATAN POST NATAL

PADA Ny. H DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA


DI RUANG MELATI RSUD dr. R.SOETIJONO BLORA

Nama mahasiswa : Sutik


NIM : -
Ruang : Melati
Hari / Tanggal : Senin, 23 April 2018 Pkl : 11.30 WIB.

A. Identitas Klien
Nama klien : Ny. H
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No. RM : 336082
Status Obstetri :
No Tipe Berat Keadaan bayi Komplika Umur
persalinan badan waktu lahir si nifas sekarang
Lahir
1. Anak 1 3,4 Kg Sehat, Apgar - 4 th
persalinan score 8 - 9
normal
2. Sectio 3,1 Kg - 1 hari
Caesarea Sehat, Apgar
score 7-10

B. Keluhan Utama
Klien mengatakan masih terasa nyeri pada bekas jahitan sectio caesarea

C. Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien datang ke RSUD Blora pada hari senin tanggal 5 September 2016 jam 05.25
WIB. Klien merasa kenceng- kenceng jarang, keluar lender darah, air ketuban belum
keluar, gerak anak masih dirasakan. Pemeriksaan oleh dokter TFU 32 cm, TBJ 3400
gram, DJJ 12-12-12. Letak janin intra uterin,tunggal, presentasi kepala puki, his jarang.
Permeriksaan dalam: VT : pembukaan 1 jari longgar, efisscemunt 25 %, bagian bawah
kepala turun, H1, UUK belum jelas. Dilakukan SCTP. Lahir bayi perempuan beratnya
3,4 Kg, APGAR Score 8-9, keadaan bayi sehat.

D. Riwayat Kehamilan
Klien mempunyai anak 2, 1 anaknya mengalami proses kelahiran secara normal dan
1 anak terakhir proses kelahirannya dengan section caesarea. Klien belum pernah
mengalami abortus selama kehamilannya.

E. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 12 tahun
Siklus menstruasi : setiap bulan menstruasi dan menstruasinya ditengah bulan.
Lama menstruasi : 1 minggu
Adakah gangguan dalam menstruasi, jika ada bagaimana cara mengatasiny? Klien
mengatakan tidak ada gangguan saat klien mengalami menstruasi.

F. Riwayat KB
Jenis KB : KB yang dilakukan klien adalah KB suntik, jenis KB tersebut dipakai klien
sejak punya anak pertama
Lama KB : 3 tahun
Adakah keluhan? Jika ada bagaimana cara mengatisanya? Klien mengatakan tidak ada
keluhan saat klien menggunakan KB suntik.

G. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)


1. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg N : 60 x/mnt S : 37,1°C RR : 25
x/mnt.
2. Keadaan umum : Klien tampak menahan sakit, kesadaran composmentis, klien
berbaring lemah diatas tempat tidur, nyeri tekan pada perut bagian bawah, terdapat
luka operasi section caesarea sepanjang 15 cm dengan 14 jahitan, keadaan luka
kering, tertutup kain kassa. Terpasang infuse RL 20 tetes/mnt di tangan kiri.
3. Kulit, kuku : kulit klien lembab, turgor baik, tidak terdapat luka dan bekas
operasi kering. Kuku klien baik, bersih, capylarefil kembali kurang dari 3 detik.
4. Kepala, leher : Kulit kepala bersih, rambut hitam lurus, tidak ada ketombe,
tidak rontok. Leher : Tidak terdapat poembesaran kelenjar lymfe dan thyroid.
5. Thorak, payudara : payudara membesar, simetris, areola hiperpigmentasi, ASI
sudah keluar. Putting susu besar, menonjol dan bersih.
6. Abdomen :
a. Linea nigrea : terdapat garis-garis hitam diperut klien.
b. Linea alba : terdapat garis horizontal dari perut sampai
sympisis.
c. Tinggi fundus uteri : 1 jari dibawah perut klien.
d. Kekuatan kontraksi : keras
e. Diastasis rectum abdominalis : tidak ada pemisahan tulang-tulang pada
abdominalis.
7. Parineal :
a. Kebersihan, keutuhan : bersih, tidak terjadi rupture dan keadaannya utuh.
b. Tanda infeksi (REEDA)
1) Redness : tidak ada
2) Echimosis : tidak ada
3) Edema : tidak ada
4) Discharge : tidak ada
5) Approximately : tidak ada
c. Lochea
1) Jumlah : moderat ( ¼ pembalut tiap 2 jam )
2) Warna : merah segar
3) Jenis lochea : lochea rubra
d. Hemoroid : tidak ada
8. Ekstremitas
a. Varises : tidak ada
b. Tanda human : tidak ada

H. Pengkajian Kebutuhan Khusus


1. Oksigenasi
Klien mengatakan tidak mengalami sesak nafas dan pusing selama atau
sesudah melakukan kegiatan. Tidak terpasang oksigen pada hidung klien, tidak
terdapat nafas cuping hidung.
2. Nutrisi
Asupan makan ibu : jenis makanan kasar, jumlahnya 1 porsi dari rumah
sakit.
Nafsu makan : baik, yang ditandai dengan 1 porsi makan yang
diberikan rumah sakit selalu habis dimakan
klien.
Adakah makanan pantangan? Klien mengatakan kalau klien tidak punya pantangan
makanan.
3. Cairan
Asupan cairan : cairan yang diberikan pada klien adalah infuse RL 20
tetes/mnt di trangan kiri.
Adakah pembatasan asupan cairan? Tidak ada pembatasan asupan cairan pada klien
yang diberikan oleh rumah sakit.
4. Eliminasi (BAK & BAB)
Adakah keluaran keringat berlebihan? Klien mengatakan setiap siang hari selalu
berkeringat dikarenakan suhu ruangan terlalu panas dan cuma terdapat 4 kipas angin
saja.
BAK pertama setelah persalinan : 6 jam setelah persalinan.
Adakah keluhan BAK? Klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK.
BAB pertama setelah persalinan : 2 hari setelah proses kelahiran.
Adakah keluhan BAB? Tidak ada keluhan saat BAB, cuma ada rasa nyeri saat klien
mengejan.
5. Kenyamanan : klien mengatakan tidak terlalu nyaman diruangan. Kerena ruangan
terlalu penuh dan panas. Terdapat 4 kipas angin diruangan.

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Hari/tanggal : Senin 5Agustus 2016
Analyzer Hematologi :
Hemoglobin : 12,6 g% ( 13 – 16 )
Hematokrit : 36,3 % ( 35 – 45 )
Eritrosit : 4,19 jt/mmk ( 3,9 – 5,6 )
MCH : 36,20 pg ( 27 -32 )
MCV : 86,8 fl ( 76 – 96 )
MCHC : 34,8 g/dL ( 29 – 36 )
Leukosit : 11.20 rb / mmk ( 4,0 – 11,0 )
Trombosit : 286 rb/mmk ( 150 -400 )

J. Obat-obtan (Program terapi)


NAMA TANGGAL
No. DOSIS INDIKASI
OBAT 5-9-16 6-9-16 7-9-16
1. Cefotaxim 2 kali 1 o Infeksi saluran napas, 2 X 1g 2 X 1g -
gram/24 termasuk hidung dan
jam tenggorokan.
o Infeksi pada telinga.
o Infeksi kulit dan
jaringan lunak.
o Infeksi tulang dan
sendi.
o Infeksi genitalia,
termasuk gonore
non-komplikata.
o Infeksi abdominal.
2. Ketorolak Ampul : Ketorolac diindikasikan 3 X 30 3 X 30 -
dewasa untuk penatalaksanaan mg mg
diberikan jangka pendek terhadap
sehari 3 nyeri akut sedang sampai
kali. berat setelah prosedur
bedah. Durasi total
Ketorolac tidak boleh
lebih dari lima hari.
Ketorolac secara
parenteral dianjurkan
diberikan segera setelah
operasi. Harus diganti ke
analgesik alternatif
sesegera mungkin,
asalkan terapi Ketorolac
tidak melebihi 5 hari.
Ketorolac tidak
dianjurkan untuk
digunakan sebagai obat
prabedah obstetri atau
untuk analgesia obstetri
karena belum diadakan
penelitian yang adekuat
mengenai hal ini dan
karena diketahui
mempunyai efek
menghambat biosintesis
prostaglandin atau
kontraksi rahim dan
sirkulasi fetus.
3. Lasix Dosis Edema, asites - - 2 X 40
awal ½-1- (pengumpulan cairan) mg
2 tablet pada hati, hipertensi
sehari, ringan sampai sedang.
dosis
rumat/pem
eliharaan :
0,5-1
tablet
sehari.
4. Asam Dewasa : Sakit kepala, sakit gigi, - - 3 X 500
Mefenamat sehari nyeri otot tulang , nyeri mg
diberikan 3 karena luka, nyeri setelah
kali operasi, nyeri setelah
melahirkan, dismenore,
nyeri reumatik, nyeri
tulang belakang, demam.

K. Tanda-Tanda Vital
Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
No. Jenis Pemeriksaan
5-9-16 6-9-16 7-9-16
1. Tekanan Darah 110/80 mmHg 120/70 mmHg 120/70 mmHg
2. Suhu 37,1°C 36,9°C 36,4°C
3. Nadi 60 x/mnt 80 x/mnt 85 x/mnt
4. Pernapasan 25 x/mnt 22 x/mnt 23 x/mnt

L. Analisa Data
No. Data Etiologi Problem
1. Data Subyektif : Agens-agens yang menyebabkan Nyeri.
- Klien mengatakan cedera (fisik : postop sectio
nyeri pada luka operasi caesarea)
(skala nyeri 7).
- Klien mengatakan
luka operasi terasa perih.
Data Obyektif :
- Klien post operasi
sectio caesarea.
- Terdapat luka bekas
operasi sectio caesarea.
- Luka tertutup kasa
dalam keadaan kering.
- Ekspresi wajah
2. tegang. Trauna jaringan, prosedur Risiko tinggi
- Kotraksi kuat/keras. pembedahan (luka insisi). infeksi.
Data Subyektif : -
Data Obyektif :
- Terdapat luka insisi
pembedahan di perut dengan
jahutan subkutikular
sepanjang 15 cm.
- Keadaan luka tertutup
kasa dan kering.
3. - Lekosit : 11,20 Pembatasan gerak terhadap
rb/mmk. tindakan sectio caesarea Intoleransi
aktivitas.
Data Subyektif :
- Klien mengatakan
takut bergerak karena sakit.
Data Obyektif :
- Klien tiduran di
tempat tidur.
- Tampak perilaku
berhati-hati.
- Terpasang infuse RL
20 tetes/mnt di tangan kiri.

M. Prioritas Masalah
1. Nyeri berhubungan dengan Agens-agens yang menyebabkan cedera (fisik : postop
sectio caesarea) yang ditandai dengan DS : Klien mengatakan nyeri pada luka
operasi (skala nyeri 7), Klien mengatakan luka operasi terasa perih. DO : Klien post
operasi sectio caesarea, Terdapat luka bekas operasi sectio caesarea, Luka tertutup
kasa dalam keadaan kering, Ekspresi wajah tegang, Kotraksi kuat/keras.
2. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauna jaringan, prosedur pembedahan
(luka insisi) yang ditandai dengan DS : -. DO : Terdapat luka insisi pembedahan di
perut dengan jahutan subkutikular sepanjang 15 cm, Keadaan luka tertutup kasa dan
kering, Lekosit : 11,20 rb/mmk.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak terhadap tindakan sectio
caesarea yang ditandai dengan DS : Klien mengatakan takut bergerak karena sakit.
DO : Klien tiduran di tempat tidur, Tampak perilaku berhati-hati, Terpasang infuse
RL 20 tetes/mnt di tangan kiri.
N. Rencana Keperawatan
No Diagnosa NIC NOC PARAF
Keperawatan
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Pain Management
injuri fisik (luka insisi keperawatan selama 1x24 jam, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
nyeri berkurang sampai dengan
operasi) komprehensif termasuk lokasi,
hilang, dengan kriteria hasil :
- Klien mengatakan nyeri karakteristik, durasi, frekuensi,
berkurang dengan skala 3-5 kualitas dan faktor presipitasi
( nyeri ringan ).
2. Observasi reaksi nonverbal dari
- Klien tampak rileks,
ekspresi wajah tidak tegang. ketidaknyamananGunakan teknik
- Tanda-tanda vital dalam komunikasi terapeutik untuk
batas normal (suhu : 36-37 o c,
mengetahui pengalaman nyeri
nadi : 80-100 x/menit, RR : 16-
24 x/menit, TD : 120/80 mmHg). pasien
3. Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyeri
4. Evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau
5. Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
6. Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan
dukungan.Kontrol lingkungan
yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
7. Kurangi faktor presipitasi
nyeri
Analgesic Administration
1. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
2. Cek riwayat alergi
3. Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
4. Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
5. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
6. Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping

2 Risiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan Infection Control (Kontrol


tindakan invasif, keperawatan selama 1x24 jam, infeksi)
paparan lingkungan tidak terdapat tanda-tanda infeksi,
1. Bersihkan lingkungan setelah
dengan kriteria hasil :
- Tidak timbul tanda-tanda dipakai pasien lain
infeksi (tumor, dolor, kalor, 2. Batasi pengunjung bila perlu
rubor, functiolesa).
3. Instruksikan pada pengunjung
- Tanda-tanda vital dalam
batas normal (suhu : 36-37 o c, untuk mencuci tangan saat
nadi : 80-100 x/menit, RR : 16- berkunjung dan setelah
24 x/menit, TD : 120/80 mmHg).
berkunjung meninggalkan pasien
- Lekosit dalam batas
normal (4,0-11,0 ribu/mmk). 4. Gunakan sabun antimikrobia
untuk cuci tangan
5. Cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan kperawtan
6. Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
7. Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
8. Ganti letak IV perifer dan line
central dan dressing sesuai
dengan petunjuk umum
9. Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
10. Tingktkan intake nutrisi
11. Berikan terapi antibiotik bila
perlu

Infection Protection (Proteksi


Terhadap Infeksi)
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
2. Monitor kerentanan terhadap
infeksi
3. Partahankan teknik aspesis pada
pasien yang beresiko
4. Berikan perawatan kuliat pada
area epidema
5. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
6. Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
7. Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
8. Laporkan kecurigaan infeksi
3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan asuhan Self Care assistane : ADLs
b.d. Kelelahan. keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor kemempuan klien untuk
ADLs klien meningkat dengan perawatan diri yang mandiri.
indicator: 2. Monitor kebutuhan klien untuk
Self care : Activity of Daily alat-alat bantu untuk kebersihan
Living (ADLs) diri, berpakaian, berhias,
─ Klien terbebas dari bau badan toileting dan makan.
─ Menyatakan kenyamanan 3. Sediakan bantuan sampai klien
terhadap kemampuan untuk mampu secara utuh untuk
melakukan ADLs melakukan self-care.
─ Dapat melakukan ADLS 4. Dorong klien untuk melakukan
dengan bantuan aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang
dimiliki.
5. Dorong untuk melakukan secara
mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu
melakukannya.
6. Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
7. Berikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan.
8. Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.

O. Catatan Perkembangan

No. DP Waktu Implementasi Respon Paraf


1. Senin , - Mengkaji skala nyeri, intensitas, S : Klien mengatakan perut sakit sekali
23 April 2018 lokasi dan karakteristik nyeri. (skala 7).
14.30 O : klien nampak kesakitan
.
- Mengajarkan teknik relaksasi
(tarik napas panjang). S : Klien tidak melakukan napas panjang
karena masih terfokus pada nyeri.
- Memberikan penjelasan pada O : -
klien tentang proses terjadinya nyeri.
S : Klien tidak mendengarkan
O:-
- Memonitor tanda-tanda vital.
S:-
O : suhu : 38,3 o c, nadi :88 x/menit,
RR : 24 x/menit, TD : 130/80 mmHg.
- Memberi posisi yang nyaman
bagi klien. S:-
O : Klien tidur dalam posisi supine.

- Memotivasi klien untuk


melakukan mobilisasi aktif. S:-
O : Klien tidak mendengarkan
- Memonitor kontraksi uterus.
S:-
O : Kontraksi uterus keras.
- Kolaborasi pemberian analgetik.
S:-
O : Klien mendapat injeksi tramadol
- Mengkaji tanda-tanda vital. ekstra 1 amp.

S:-
O : suhu : 37,1°C, nadi : 60 x/mnt, 25
x/mnt, TD : 110/80 mmHg
- Mengobservasi luka terhadap
tanda-tanda infeksi.
2. Selasa S:-
24 April 2018 O : Luka tertutup kasa. Tidak terdapat
12.00 - Memonitor tanda-tanda vital. rembesan darah/pus.

- Memonitor hasil laboratorium. S:-


O : suhu : 36,9°C, nadi : 80 x/mnt, RR :
- Memonitor TFU, lhochea. 22 x/mnt, TD : 120/70 mmHg

- Menganjurkan klien untuk S : -


makan makanan yang bergizi (TKTP). O : Tidak ada hasil laboratorium terbaru.

S:-
O : Lhochea rubra, TFU 3 jari di bawah
pusat.
- Mengkaji kemampuan klien
dalam beraktivitas.

- Mengajarkan klien tentang


3. Rabu perlunya mobilisasi. S:-
25 April 2018 O : R : Klien mendapat diet cair. Susu
12.00 tidak diminum, hanya minum air putih.
- Membantu klien dan libatkan
keluarga dalam memenuhi ADL. S : Klien mengatakan perut bagian
bawah masih terasa sakit sehingga takut
- Memonitor tanda-tanda vital. untuk bergerak
O:-
S:-
O : Klien tidak memperhatikan.
S:-
O : Klien bisa duduk sambil dibantu
keluarga.
S:-
O : suhu : 36,4°C, nadi : 85 x/mnt, RR :
23 x/mnt, TD : 120/70 mmHg.

P. Evaluasi

NO.DX Tgl / Jam EVALUASI PARAF


1. 23 April 2018 Setelah dilakukan ASKEP selam 3x24 jam :
16.00 S:
- Klien mengatakan perut bagian bawah masih terasa nyeri (skala 5).
- Nyeri seperti pedih.
O:
- Klien tampak tegang, menangis.
- Suhu : 37,1°C, nadi : 60 x/mnt, RR : 25 x/mnt, TD : 110/80 mmHg.
- Masuk injeksi Tramadol 1 amp, Pospargin 1 amp.
- Klien tidur dalam posisi supine.
- Kontraksi uterus keras.
A:
- Masalah belum teratasi. Nyeri masih ada (skala 5).
P:
- Lanjutkan intervensi.
- Kaji skala nyeri, intensitas, lokasi dan karakteristik nyeri.
- Ajarkan teknik relaksasi (tarik napas panjang).
- Berikan penjelasan pada klien tentang proses terjadinya nyeri.
- Monitor tanda-tanda vital.
- Beri posisi yang nyaman bagi klien.
- Motivasi klien untuk melakukan mobilisasi aktif.
- Monitor kontraksi uterus.
Kolaborasi pemberian analgetik.

2. Selasa Setelah dilakukan ASKEP selam 3x24 jam :


24 April 2018 S:-
16.00WIB O:
- Luka kering, masih tertutup kasa, tidak terdapat rembesan darah/pus.
- Lhochea rubra, TFU 2 jari di bawah pusat.
- Suhu : 36,9°C, nadi : 80 x/mnt, RR : 22 x/mnt, TD : 120/70 mmHg.
- Klien mendapat diet cair. Klien hanya minum air putih.
- Klien terpasang infus RL 20 tetes/menit.
A:
- Masalah belum teratasi. Klien masih berisiko tinggi terjadi infeksi.
P:
- Lanjutkan intervensi.
- Observasi luka terhadap tanda-tanda infeksi.
- Monitor tanda-tanda vital.
- Monitor hasil laboratorium.
- Lakukan perawatan dengan teknih steril.
- Monitor TFU, lhochea.
- Kolaborasi pemberian antibiotik.
Anjurkan klien untuk makan makanan yang bergizi (TKTP).
3. Rabu Setelah dilakukan ASKEP selam 3x24 jam :
25 April 2018 S:
16.00WIB - Klien mrngatakan perut bagian bawah masih terasa sakit sehingga
takut untuk bergerak.
O:
- Klien terus berbaring supine.
- Suhu : 36,4°C, nadi : 85 x/mnt, RR : 23 x/mnt, TD : 120/70 mmHg.
A:
- Masalah belum teratasi. Klien belum mentoleransi aktivitas.
P:
- Lajutkan intervensi.
- Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas.
- Ajarkan klien tentang perlunya mobilisasi.
- Rencanakan kegiatan yang akan dilakukan untuk memulai latihan
mobilisasi.
- Bantu klien dan libatkan keluarga dalam memenuhi ADL.
Monitor tanda-tanda vital.

Vous aimerez peut-être aussi