Vous êtes sur la page 1sur 2

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Antasida merupakan tablet tidak bersalut mengandung obat yang


diharapkan berefek lokal dalam saluran cerna dan merupakan senyawa
yang mempunyai kemampuan menetralkan asam klorida (lambung).
Sediaan antasida dapat mengandung aluminium dan magnesium.
Antasida dengan kandungan ini relative tidak larut dalam air. Seperti
magnesium karbonat, hidroksida, dan trisikilat serta gliserin dan
hidroksida, bekerja lebih lama bila berada dalam lambung sehingga
sebagian besar tujuan pemberian antasida tercapai. Sediaan yang
mengandung magnesium mungkin dapat menyebabkan diare, sedang
yang mengandung aluminium mungkin dapat menyebabkan konstipasi.
Sehingga digunakan kombinasi keduanya untuk menutupi efek yang
dihasilkan oleh keduanya (Depkes RI, 2000:14).

Antasida dalam formula ini dibuat dalam tablet kunyah. Tablet


kunyah merupakan tablet yang akan segera hancur ketika dikunyah.
Tablet kunyah antasida merupakan segmen yang paling besar dalam
pemasaran sediaan tablet kunyah (Agoes, 2012). Tablet tidak bersalut
merupakan salah satu kategori yang biasa dikehendaki untuk
memberikan disentegrasi dan pelepasan obat yang cepat.Tablet kunyah
dapat dibuat dengan berbagai metode, salah satunya yaitu metode
granulasi basah. Tablet kunyah dirancang dengan kekerasan yang lebih
rendah dari tablet konvensional untuk menjamin dalam mengunyah
tablet. Bahan tambahan yang berpengaruh terhadap kekerasan tablet
kunyah adalah bahan pengikat (Agoes, 2008).
Antasida sering dipasarkan berupa tablet kunyah, walaupun tidak
jarang juga ditemukan tablet antasida berupa tablet biasa (Lachman dkk,
1994: 721). Antasida dibuat dalam tablet kunyah karena golongan obat
ini dalam pengonsumsiannya harus dikunya terlebih dahulu hal ini untuk
menigkatkan kerja obat dalam menurunkan asam lambung. Selain itu
tabet kunyah termasuk dalam tablet tidak bersalut yang merupakan salah
satu kategori yang biasa dikehendaki untuk memberikan disentegrasi dan
pelepasan obat yang cepat sehingga dapat memberikn efek yang cepat
juga.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menformulasikan dan cara pembuatan tablet kunyah


antasida?

2. bagaimana cara evaluasi terhadap tablet kunyak antasida?

I.3 Tujuan

1. Mengetahui formulasi dan cara pembuatan tablet kunyah atasida.


2. Mengetahui evaluasi terhadap tablet kunyah antasida.

Dapus:
Depkes RI. 2000. Informasi Obat Nasional Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. hal 14.
Agoes, Goeswin. (2008). Pengembangan Sediaan Farmasi.
Bandung: Penerbit ITB.Hal: 316-335, 376-384.
Lachman, Leon. (1994). Teori Dan Praktek Farmasi Industri.
Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Vous aimerez peut-être aussi