Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DENGAN GANTROENTRITIS
Oleh :
H. IMANUDDIN
NIM 010030189 B
B. ETIOLOGI
Virus : Adenovirus, Rotavirus, Astovirus, dll.
Bakteri: Staphylococcus aureus, Salmonella, Shigella, dll.
Parasit : Entamoeba Histolitica, Balantidium Coli, dll.
D. PATHOFISIOLOGI
Virus/bakteri masuk saluran pencernaan bersama makanan yang terkontaminasi sehingga
menimbulkan respon dengan gejala Gastroenteritis melalui cara :
1. Organisme melepaskan toksin (enterotoksin) pada usus halus maka terjadilah
peradangan yang ditandai diare (Shigela dan E. Coli).
2. Organisme masuk ke intestinal sehingga menimbulkan distruksi nekrosis
ulcerasi diare terus-menerus (Shigella dan Compylobacter).
3. Organisme yang masuk saluran pencernaan merusak mukosa/epitelium villi
saluran pencernaan hancur malabsorbsi dan hancurnya villi ini menyebabkan
motilitas gastro-intestinal meningkat sehingga cairan dan elektrolit (dalam
lumen usus) meningkat.
Virus V. Cholera
menembus dinding usus tidak menembus dinding usus
kerusakan sel enterotoksin
infeksi local ATP cAMP
diare diare skretorik
sel darah (-) sel darah (-)
Shigella Salmonella
menembus dinding usus menembus dinding usus
kerusakan jaringan kerusakan jaringan dinding usus
berlipat ganda dalam epitel berlipat ganda dalam lamina prepria
infeksi local dan sistematik infeksi local dan sistemik
leukosait (+++) leukosit (++)
eritrosit (++++) monosit (++)
eritrosit (++)
E. GEJALA
1. Diare
Mual, muntah, diare, peningkatan suhu tubuh dan nyeri abdomen.
BAB ada darah/mucus (5x/> sehari) mungkin oleh Shigella.
BAB bau dan bercampur darah Compylobacter.
BAB kadang-kadang bercampur darah dan mucus E. Coli.
2. Kehilangan cairan >> :
Elastisitas kulit menurun
Mukosa mulut kering
Hipotensi, dll.
3. Pemeriksaan auskultasi : peningkatan peristaltic usus
4. Palpasi teraba lunak pada abdominal, nyeri abdomen.
F. Pemeriksaan laborat :
BAR : WBCs Shigella
WBCs dan RBCs Compylobacter.
G. PENATALAKSANAAN
DIARE
Tanpa dehidrasi dehidrasi ringan dehidrasi sedang dehidrasi berat
CRT * oralit/CRT * oralt 100 ml/
(Cairan rumah tangga) 50ml/kg BB/3 jam kg BB/3 jam
* ASI + makanan
Pulang dengan nasihat Sembuh gagal Rawat
* rehidrasi parentral
pulang dengan RL/DGaa70ml/kgBB/
nasihat 3 jam
masih dehidrasi
oralit 40 ml/kg BB/jam
Seterusnya :
Oralit 10 ml/kg BB setiap
BAB
Pengobatan medikamentosa :
Antibiotik diberikan secara klinis :
o Tetrasiklin untukcholera
o Klrammphenikol untuk Shigella
o Neomycin untuk Campylobacter
Anti diare
Absorben
I. PENGKAJIAN DATA
A. Biodata
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Dll
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : BAB cair > 5 x sehari
2. Riwayat keluhan utama : Kaitkan dengan kemungkinan penyebab diare, waktu
mulai diare, keluhan/perasaan lainnya, serta tindakan yang telah dilakukan
dengan respon yang dirasakan.
3. Riwayat kesehatan masa lalu; keadaan serupa yang pernah dialami, keadaan
yang berkaitan dengan kondisi sekarang.
C. Tanda-tanda vital
1. Suhu badan; kadang-kadang demam
2. Denyut nadi: meningkat
3. Pernapasan; meningkat
4. Tekanan darah; menurun
E. Keadaan Psikososial
1. Persepsi pasien terhadap kesehatannya.
2. Pengetahuan tentang sakit yang diderita.
3. Tingkat kecemasan pasien.
F. Keadaan Spiritual
1. Pengaruh sakitnya terhadap keyakinan kepada Tuhan.
G. Pengobatan :
1. Obat yang digunakan : anti diare, antidotum, antipiretik, antibiotik, oralit, dll.
H. Pemeriksaan Laborat
1. Feses
2. elektrolit
3. Bj urin
4. BUN (BloodUreum Nitrogen)
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda vital tiap 1 – 2 jam. 1. TD, suhu nadi dan pernapasan
2. Pantau tanda dan gejala dehidrasi : sebagi indicator kegagalan sirkulasi.
Kulit & membran mukosa 2. Prepulsi feses yang cepat melalui
kering mengurangi absorbsi air. Volume
Keaikan BJ urin sirkulasi yang rendah menyebabkan
Haus mukosa kering dan rasa haus. Urin
Jumlah urine sedikit yang pekat dapat meningkatkan BJ
Suara parau urin.
3. Pantu masukan dan pengeluaran 3. Catatan masukan dan keluaran
4. Beri cairan parenteral dengan membantu mendeteksi tanda
pemberian cairan elektrolit sesuai ketidakseimbangan cairan.
kebutuhan. 4. Cairan parenteral berperan sebagai
5. Pantau keseimbangan elektrolit : pengganti cairan dan elektrolit yang
Na hilang.
Klorida 5. Prepulsi feses yang cepat dan muntah
Kalium menurunkan absorbsi dan
6. Timbang BB tiap hari menyebabkan kehilangan elektrolit.
6. Penimbangan berat badan untuk
mendeteksi kehilangan cairan..
Intervensi Rasional
1. Atur posisi pasien terlentang dan 1. Dimaksudkan untuk relaksasi otot GI
pasang bantal penghangat di atas & mengurangi kram.
perut. 2. Cairan dalam jumlah kecil
2. Berikan minum air putih hangat mengurangi rangsangan mendadak
sedikit tapi sering pada lambung.
3. Singkirkan pandangan dan bau-bauan 3. Pemandangan yang menyenangkan
yang tak menyenangkan. atau bau tidak sedap merangsang
4. Instruksikan kepada pasien untuk muntah.
menghindari hal berikut : 4. Cairan dingin merangsang muntah.
Minum cairan panas/dingin Cairan panas, lemak dan kafein
Maknan yang mengandung lemak meningkatkan peristaltic,
atau tinggi serat.
Kafein (kopi).
Intervensi Rasional
1. Monitor suhu pasien tiap jam.
2. Kompres dengan air hangat 2. Dengan suhu lingkungan hangat, akan
3. Berikan terapi obat anti infeksi direspon pusat pengatur panas untuk
sesuai advis. menurunkan produksi panas tubuh.
4. Berikan antipiretik sesuai advis.
.4. Kurang pengetahuan yang berkaitan dengan sakit yang didderita berhubungan dengan
kurangnya informasi mengenai kebutuhan perawatan di rumah dan prosedur yang harus
dilakukan jika diare berulang.
Tujuan : pasien mengetahui kebutuhan perawatan di rumah & prosedur yang harus
dilakukan jika diare berulang.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan 1. Tingkat pengetahuan pasien &
keluarga. keluarg merupakan indicator untuk
2. Ajarkan pasien dan keluarga tentang : mengetahui sejauhmana klien
Tanda-tanda dehidrasi & hal-hal memahami tentang penyakitnya.
penting yang diperhatikan segera 2. Untuk meningkatkan kemandirian
saat dehidrasi. pasien terutama setelah pulang ke
Menyeimbangkan cairan yang rumah.
diminum dan yang keluar.
Menjaga kebersihan daerah anal.
Cuci tangan yang benar sebelum
& setelah makan.
Daftar Pustaka
1. Standar Perawatan Pasien, Proses Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi Vol. 4, alih
bahasa : Yasmin Asih, SKp., EGC, Jakarta 1993.
2. Perawatan Medikal Bedah III, Barbara C. Long, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjadjaran, Bandung 1996.
3. Carpenito, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 5, Penerbit EGC, Jakarta, 1995.
4. Medical Surgical Nursing Care B. Sanders dkk, 1993.
5. Pedoman Diagnosis dan Therapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD dr. Soetomo,
Surabaya, 1994.
6. Buku ajar, Ilmu Kesehatan Anak, A.H. Muslim, Universitas Indonesia, Jakarta, 1991.
7. Medical Surgical Nursing Care B. Sanders, 1993.