Vous êtes sur la page 1sur 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANTROENTRITIS

Oleh :
H. IMANUDDIN
NIM 010030189 B

PEROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
S U RABAYA
2001
A. DEFINISI
Gastroentiritis adalah peradangan pada mukosa lambung dan usus dengan gejala : panas,
muntah, diare, dan kram pada perut.

B. ETIOLOGI
 Virus : Adenovirus, Rotavirus, Astovirus, dll.
 Bakteri: Staphylococcus aureus, Salmonella, Shigella, dll.
 Parasit : Entamoeba Histolitica, Balantidium Coli, dll.

C. Faktor resiko terjadinya Gastroenteritis


1. Jumlah penduduk yang padat/ramai.
2. Makanan yang terkontaminasi /makanan dengan temperatur yang tidak cukup
tinggi sehingga tidak dapat membunuh organisme penyebab Gastroenteritis.
3. Sanitasi lingkungan yang jelek.

D. PATHOFISIOLOGI
Virus/bakteri masuk saluran pencernaan bersama makanan yang terkontaminasi sehingga
menimbulkan respon dengan gejala Gastroenteritis melalui cara :
1. Organisme melepaskan toksin (enterotoksin) pada usus halus maka terjadilah
peradangan yang ditandai diare (Shigela dan E. Coli).
2. Organisme masuk ke intestinal sehingga menimbulkan distruksi  nekrosis 
ulcerasi  diare terus-menerus (Shigella dan Compylobacter).
3. Organisme yang masuk saluran pencernaan merusak mukosa/epitelium  villi
saluran pencernaan hancur  malabsorbsi dan hancurnya villi ini menyebabkan
motilitas gastro-intestinal meningkat  sehingga cairan dan elektrolit (dalam
lumen usus) meningkat.

Virus V. Cholera
 
menembus dinding usus tidak menembus dinding usus
 
kerusakan sel enterotoksin
 
infeksi local ATP  cAMP
 
diare diare skretorik
 
sel darah (-) sel darah (-)
Shigella Salmonella
 
menembus dinding usus menembus dinding usus
 
kerusakan jaringan kerusakan jaringan dinding usus
 
berlipat ganda dalam epitel berlipat ganda dalam lamina prepria
 
infeksi local dan sistematik infeksi local dan sistemik
 
leukosait (+++) leukosit (++)
eritrosit (++++) monosit (++)
eritrosit (++)
E. GEJALA
1. Diare
 Mual, muntah, diare, peningkatan suhu tubuh dan nyeri abdomen.
 BAB ada darah/mucus (5x/> sehari) mungkin oleh Shigella.
 BAB bau dan bercampur darah  Compylobacter.
 BAB kadang-kadang bercampur darah dan mucus  E. Coli.
2. Kehilangan cairan >> :
 Elastisitas kulit menurun
 Mukosa mulut kering
 Hipotensi, dll.
3. Pemeriksaan auskultasi : peningkatan peristaltic usus
4. Palpasi  teraba lunak pada abdominal, nyeri abdomen.

F. Pemeriksaan laborat :
BAR : WBCs  Shigella
WBCs dan RBCs  Compylobacter.

G. PENATALAKSANAAN

DIARE

   
Tanpa dehidrasi dehidrasi ringan dehidrasi sedang dehidrasi berat
  
CRT * oralit/CRT * oralt 100 ml/
(Cairan rumah tangga) 50ml/kg BB/3 jam kg BB/3 jam
* ASI + makanan

Pulang dengan nasihat Sembuh gagal   Rawat
 * rehidrasi parentral
pulang dengan RL/DGaa70ml/kgBB/
nasihat 3 jam


masih dehidrasi
 oralit 40 ml/kg BB/jam

Seterusnya :
Oralit 10 ml/kg BB setiap
BAB

Pengobatan medikamentosa :
 Antibiotik diberikan secara klinis :
o Tetrasiklin untukcholera
o Klrammphenikol untuk Shigella
o Neomycin untuk Campylobacter
 Anti diare
 Absorben

I. PENGKAJIAN DATA
A. Biodata
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Dll

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : BAB cair > 5 x sehari
2. Riwayat keluhan utama : Kaitkan dengan kemungkinan penyebab diare, waktu
mulai diare, keluhan/perasaan lainnya, serta tindakan yang telah dilakukan
dengan respon yang dirasakan.
3. Riwayat kesehatan masa lalu; keadaan serupa yang pernah dialami, keadaan
yang berkaitan dengan kondisi sekarang.

C. Tanda-tanda vital
1. Suhu badan; kadang-kadang demam
2. Denyut nadi: meningkat
3. Pernapasan; meningkat
4. Tekanan darah; menurun

D. Pemeriksaan Fisik dan ADL


1. Kaji tanda-tanda dehidrasi : mata cowong, turgor kulit, mukosa mulut, warna
muka, penurunan BB, keadaan umum.
2. Frekuensi BAB, konsistensi feses, vomitus, muntah, kram abdomen, jumlah urin.
3. perubahan aktivitas sehari-hari dan kemampuan beraktivitas.

E. Keadaan Psikososial
1. Persepsi pasien terhadap kesehatannya.
2. Pengetahuan tentang sakit yang diderita.
3. Tingkat kecemasan pasien.

F. Keadaan Spiritual
1. Pengaruh sakitnya terhadap keyakinan kepada Tuhan.

G. Pengobatan :
1. Obat yang digunakan : anti diare, antidotum, antipiretik, antibiotik, oralit, dll.

H. Pemeriksaan Laborat
1. Feses
2. elektrolit
3. Bj urin
4. BUN (BloodUreum Nitrogen)

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI, RASIONALISASI

1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan sekunder


akibat muntah dan diare.

Tujuan : Volume cairan dan elektrolit seimbang dengan criteria :


- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi :
 Vital sign normal
 Turgor kulit normal
 Mukosa mulut basah normal
 Jumlah urine seimbang dengan asupan
 Suara tidak parau

Intervensi Rasional
1. Pantau tanda vital tiap 1 – 2 jam. 1. TD, suhu nadi dan pernapasan
2. Pantau tanda dan gejala dehidrasi : sebagi indicator kegagalan sirkulasi.
 Kulit & membran mukosa 2. Prepulsi feses yang cepat melalui
kering mengurangi absorbsi air. Volume
 Keaikan BJ urin sirkulasi yang rendah menyebabkan
 Haus mukosa kering dan rasa haus. Urin
 Jumlah urine sedikit yang pekat dapat meningkatkan BJ
 Suara parau urin.
3. Pantu masukan dan pengeluaran 3. Catatan masukan dan keluaran
4. Beri cairan parenteral dengan membantu mendeteksi tanda
pemberian cairan elektrolit sesuai ketidakseimbangan cairan.
kebutuhan. 4. Cairan parenteral berperan sebagai
5. Pantau keseimbangan elektrolit : pengganti cairan dan elektrolit yang
 Na hilang.
 Klorida 5. Prepulsi feses yang cepat dan muntah
 Kalium menurunkan absorbsi dan
6. Timbang BB tiap hari menyebabkan kehilangan elektrolit.
6. Penimbangan berat badan untuk
mendeteksi kehilangan cairan..

2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan kram abdomen, diare dan muntah sekunder


terhadap dilatasi vaskuler dan hiper peristaltic.

Tujuan : Pasien merasa nyaman dengan criteria :


- Kram berkurang/hilang.
- Diare berkurang/hilang
- Muntah berkurang/hilang

Intervensi Rasional
1. Atur posisi pasien terlentang dan 1. Dimaksudkan untuk relaksasi otot GI
pasang bantal penghangat di atas & mengurangi kram.
perut. 2. Cairan dalam jumlah kecil
2. Berikan minum air putih hangat mengurangi rangsangan mendadak
sedikit tapi sering pada lambung.
3. Singkirkan pandangan dan bau-bauan 3. Pemandangan yang menyenangkan
yang tak menyenangkan. atau bau tidak sedap merangsang
4. Instruksikan kepada pasien untuk muntah.
menghindari hal berikut : 4. Cairan dingin merangsang muntah.
 Minum cairan panas/dingin Cairan panas, lemak dan kafein
 Maknan yang mengandung lemak meningkatkan peristaltic,
atau tinggi serat.
 Kafein (kopi).

3. Potensial terjadi peningkatan suhu (hipertermia) berhubungan dengan terjadinya


infeksi.
Tujuan : Suhu tubuh normal

Intervensi Rasional
1. Monitor suhu pasien tiap jam.
2. Kompres dengan air hangat 2. Dengan suhu lingkungan hangat, akan
3. Berikan terapi obat anti infeksi direspon pusat pengatur panas untuk
sesuai advis. menurunkan produksi panas tubuh.
4. Berikan antipiretik sesuai advis.

.4. Kurang pengetahuan yang berkaitan dengan sakit yang didderita berhubungan dengan
kurangnya informasi mengenai kebutuhan perawatan di rumah dan prosedur yang harus
dilakukan jika diare berulang.

Tujuan : pasien mengetahui kebutuhan perawatan di rumah & prosedur yang harus
dilakukan jika diare berulang.

Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan 1. Tingkat pengetahuan pasien &
keluarga. keluarg merupakan indicator untuk
2. Ajarkan pasien dan keluarga tentang : mengetahui sejauhmana klien
 Tanda-tanda dehidrasi & hal-hal memahami tentang penyakitnya.
penting yang diperhatikan segera 2. Untuk meningkatkan kemandirian
saat dehidrasi. pasien terutama setelah pulang ke
 Menyeimbangkan cairan yang rumah.
diminum dan yang keluar.
 Menjaga kebersihan daerah anal.
 Cuci tangan yang benar sebelum
& setelah makan.
Daftar Pustaka

1. Standar Perawatan Pasien, Proses Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi Vol. 4, alih
bahasa : Yasmin Asih, SKp., EGC, Jakarta 1993.
2. Perawatan Medikal Bedah III, Barbara C. Long, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjadjaran, Bandung 1996.
3. Carpenito, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 5, Penerbit EGC, Jakarta, 1995.
4. Medical Surgical Nursing Care  B. Sanders dkk, 1993.
5. Pedoman Diagnosis dan Therapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD dr. Soetomo,
Surabaya, 1994.
6. Buku ajar, Ilmu Kesehatan Anak, A.H. Muslim, Universitas Indonesia, Jakarta, 1991.
7. Medical Surgical Nursing Care  B. Sanders, 1993.

Vous aimerez peut-être aussi