Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
OLEH
OKTA JULIO
15622029
AKUNTANSI P/1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Akuntansi Hotel
yang berjudul “Peran sikap dalam aspek keprilakuan pada Pengambilan keptusan
dan Para Pengambil Keputusan”.
Tema yang saya bahas dalam makalah ini berhubungan dengan konsep
keperilakuan dari psikologi dan psikologi sosial. Hal ini dilakukan agar kita
semua dapat mengetahui secara rinci perihal pokok bahasan tersebut.
Penyusun menyadari, bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca sangat saya butuhkan guna kesempurnaan di
masa mendatang.
Terakhir, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga makalah yang saya susun dapat bermanfaat.
Penyusun
Okta Julio
i
Daftar Isi
Bab 1: Pendahuluan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini merupakan syarat ujian mid semester dari mata
kuliah Akuntansi Keperilakuan pada semester enam. Selain merupakan syarat
ujian semester, banyak kemudian manfaat yang kita dapatkan ketika membaca,
menelaah, dan membutuhkan informasi dari makalah ini. Makalah ini juga
merupakan ringkasan dari beberapa hasil diskusi kami dalam perkuliahan. Tujuan
dari makalah ini adalah memberikan informasi seluas-luasnya kepada mahasiswa,
dosen, civitas akademika tentang adanya aspek keperilakuan yang turut
mengambil andil penting dalam akuntansi. Terlebih lagi dari makalah ini dapat
memberikan informasi ke masyarakat pada umumnya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti cara berbuat
kelakuan perbuatan, dan laku berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan. .
Belajar dapat didefinisikan sebagai satu proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Skinner membedakan perilaku menjadi
dua, yakni :
1. Perilaku yang alami (innate behaviour), yaitu perilaku yang dibawa sejak
organisme dilahirkan yang berupa refleks-refleks dan insting-insting.
2. Perilaku operan (operant behaviour) yaitu perilaku yang dibentuk melalui
proses belajar.
5
manusia, objek, gagasan, atau situasi. Istilah objek dalam sikap digunakan untuk
memasukkan semua objek yang mengarah pada reaksi seseorang. Ketiga
komponen sikap: pengertian (cognition), pengaruh (affect), dan perilaku
(behavior). Susunan sikap yang dipandang berdasarkan ketiga komponen tersebut
membantu untuk memahami kerumitan sikap dan hubungan potensial antara sikap
dan perilaku.
B. Komponen Sikap
Terdapat tiga komponen sikap, tiga komponen sikap itu adalah komponen
respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif, dan komponen
respons evaluative perilaku. Ketiga komponen itu secara bersama merupakan
penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang, yaitu:
Gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa atau situasi
sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan atau ide seseorang
tentang suatu objek. Dalam bentuk yang paling sederhana, komponen kognitif
adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir. Aspek sikap yang
berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau subyek. Informasi yang
masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan
menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan
pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai – nilai baru yang
diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi
emosi atau komponen afektif dari sikap individu.
Adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap.
Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu,atau
suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya oaring kulit hitam
ke daerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan rasa cemas banyak
warga kulit putih.
6
3. Komponen Respons evaluative perilaku
Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau negatif.
Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia menerima atau
menolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau subyek. Komponen sikap
berkaitan satu dengan yang lainnya. Dari manapun kita memulai dalam analisis
sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem.
C. Fungsi Sikap
7
E. Formasi Sikap dan Perubahan
8
yang menciptakan disonansi itu, derajat pengaruh yang diyakini dimiliki oleh
individu terhadap unsur-unsur itu, dan ganjaran yang mungkin terlibat dalam
disonansi. Teori ini dapat membantu kecenderungan untuk mengambil bagian
dalam perubahan sikap dan perilaku.
5. Teori Persepsi Diri
Teori persepsi diri menganggap bahwa orang-orang mengembangkan
sikap berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginterpretasikan
perilaku mereka sendiri. Teori ini mengusulkan fakta bahwa sikap tidak
menentukan perilaku, tetapi sikap itu dibentuk setelah perilaku terjadi guna
menawarkan sikap yang konsisten dengan perilaku.
6. Teori Motivasi dan Aplikasinya
Terdapat keyakinan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya
motivasi. Dengan demikian, ada sesuatu yang mendorong (memotivasi) seseorang
untuk berbuat sesuatu.
7. Teori Motivasi Awal
Tiga teori spesifik dirumuskan selama kurun waktu tahu 1950-an. Ketiga
teori ini adalah teori hierarki kebutuhan,teori X dan Y, dan teori motivasi higiene.
Teori-teori ini bersifat awal karena: 1) teori-teori ini mewakili suatu dasar dari
mana teori-teori kontemporer berkembang, dan 2) para manajer mempraktikkan
penggunaan teori dan istilah-istilah ini untuk menjelaskan motivasi karyawan
secara teratur.
8. Teori Kebutuhan dan Kepuasan
Moslow menjelaskan suatu bentuk teori kelas. Teorinya menjelaskan
bahwa masing-masing individu mempunyai beraneka ragam kebutuhan yang
dapat mempengaruhi perilaku mereka.
9
b. Kebutuhan akan keamanan (safety needs ), yaitu akan kebutuhan
keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman, perampasan atau
pemecatan.
c. Kebutuhan sosial (social needs ), yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan
kepuasan dalam menjalin hubunnga dengan orang lain, kebutuhan akan
kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok,
rasa kekeluargaan, persahabatan, dan kasih sayang.
d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs ), yaitu kebutuhan akan status
atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs ), yaitu kebutuhan
pemenuhan diri untuk mempergunakan potensi ekspresi diri dan
melakukan apa yang paling sesuai dengan dirinya.
9. Teori Prestasi
Teori ini pada awalnya dikembangkan oleh McClelland pada awal tahun
1990. Teori McClelland mempunyai suatu faktor hierarki yang memotivasi
perilaku. Dalam kasus ini, terdapat tiga faktor yaitu prestasi, kekuatan dan afiliasi.
Riset yang dilakukan oleh McClellandmembri hasil bahwa terdapat tiga
karakreristik dari orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi, yaitu :
a. Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas atau
pencarian solusi atas suatu permasalahan.
b. Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi cenderung
menetapkan tingkat kesulitan tugas yang moderat dan menghitung
risikonya.
c. Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki keinginan
yang kuat untuk memperoleh umpan balik (feed back ) atau tanggapan atas
pelaksanaan tugasnya.
10. Teori Motivasi
Pada pertengehan tahun 1960-an Herzberg mengajukan suatu teori
motivasi yang di bagi kedalam beberapa faktor. Asumsi terpenting dari bentuk
teori Herzberg adalah factor yang mempunyai pengaruh positif dalam motivasi
10
dan menjadi bahan perbedaan yang menyenangkan dari seluruh pengaruh negatif.
Faktor-faktor ini meliputi : kebijakan perusahaan , kondisi pekerjaan, hubungan
perseorangan, keamanan kerja dan gaji. Faktor motivasi meliputi : prestasi,
pengakuan, tantangan pekerjaan, promosi, dan tanggung jawab.
11. Teori Keadilan
Teori keadilan pertama kali dipublikasikan oleh Adam pada tahun1963.
Dalam teori keadilan, kunci ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang individu adalah jika orang tersebut membandingkannya dengan
lingkungan lainnya.
12. Teori ERG
Teori ERG (existence, relatedness, growth ) menganggap bahwa
kebutuhan akan manusia memilki tiga hierarki kebutuahan, yaitu kebutuhan akan
eksistensi ( existence needs), kebutuhan akan keterikatan ( relatedness needs ) dan
kebutuhan akan pertumbuhan (growth needs ).
13. Teori Harapan
Teori ini dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Kurt Levin dan Edward
Tolman. Teori harapan disebut juga teori valensi atau teori instrumentalis. Ide
dasar teori ini adalah bahwa motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan
diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya. Variabel-variabel kunci
dalam teori harapan adalah: usaha (effort), hasil (income),harapan (expectancy),
instrumen-instrumen yang berkaitan dengan hubungan antara hasil tingkat
pertama dengan hasil tingkat kedua,hubungan antara prestasi dan imbalan atas
pencapaian prestasi, serta valensi yang berkaitan dengan kader kekuatan dan
keinginan seseorang terhadap hasil tertentu.
14. Teori penguatan
Teori penguatan memiliki konsep dasar yaitu :
a. Pusat perhatian adalah pada perilaku yang dapat diukur, seperti jumlah
yang dapat diproduksi, kualitas produksi, ketepatan pelaksanaan jadwal
produksi, dan sebagainya.
11
b. Kontinjensi penguatan (contingencies of reinforcement), yaitu berkaitan
dengan urutan-urutan antara stimulus, tanggapan, dan konsekuensi dari
perilaku yang ditimbulkan.
c. Semakin pendek interval waktu antara tanggapan atau respon karyawan
(misalnya prestasi kerja) dengan pemberian penguatan (imbalan), maka
semakin besar pengaruhya terhadap perilaku.
15. Teori Penetapan Tujuan
Teori ini dikembangkan oleh Edwin Loceke(1986) konsep dasar dari teori
ini adalah bahwa karyawan yang memahami tujuan (apa yang diharapkan
organisasi terhadapnya) akan terpengaruh perilaku kerjanya.
16. Teori Atribusi
Teori ini dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi bahwa
perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal(internal
forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti
kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal (eksternal forces), yaitu factor-
faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau
keberuntungan.
17. Teori Agensi
Teori ini mengasumsikan kinerja yang efisien dan bahwa kinerja
organisasi ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi lingkunngan. Teori ini
secara umum mengasumsikan bahwa principal bersikap netral terdadap risiko
sementara agen bersikap menolak usaha dan risiko.
18. Pendekatan Dyadic
Pendekatan tersebut menyatakan bahwa ada dua pihak, yaitu atasan
(superior) dan bawahan (subordinate), yang berperan dalam [proses evaluasi
kinerja. Pendekatan ini dikembangkan oleh Danserau et al. pada tahun 1975.
Danserau menyatakan bahwa pendekatan ini tepat untuk menganalisis hubungan
antara atasan dan bawahan karena mencerminkan proses yang menghubungkan
keduanya.
12
2.3 Pengantar Akuntansi Keperilakuan
13
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset
melalui subbidang akuntansi.
Akuntansi Konvensional
Ada banyak definisi dan arti akuntansi yang ditulis oleh para ahli dan peneliti
yang merupakan pakar dibidang akuntansi. Salah satu diantaranya, Siegel dan
Marconi (1989), mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang
mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah
keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam
proses pengambila keputusan ekonomi.
14
Keterlibatan pemakai dalam pengembangan system informasi adalah
merupakan bagian integral dari kesuksesan suatu system informasi. Keterlibatan
pemakai ini seharusnya ada pada semua tahap yang dinamakan siklus hidup
pengembangan system. Tahap tersebut adalah perencanaan, analisis, perancangan,
implementasi, dan pascaimplementasi.
Riset akuntasi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama
yang berhubungan dengan proses informasi akuntasi dan audit. Riset akuntansi
keperilakuan merupakan suatu fenomena baru yang sebetulnya dapat ditelusuri
kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya dalam banyak hal riset
tersebut dapat dilakukan lebih awal. Riset akuntansi keperilakuan meliputi
masalah yang berhubungan dengan :
15
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi
manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-
masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan
teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topik
mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggung jawaban, dan masalah
harga transfer.
1. Ketidakpastian (uncertainty).
16
1. Kegiatan identifikasi dan diagnosis masalah, penyusunan berbagai
alternatif, evaluasi dan pemilihan alternatif pemecahan masalah (George
Huber).
2. Proses pemilihan salah satu dari antara dua atau lebih alternatif arah
tindakan untuk mencapai suatu tujuan (Sondang Siagian).
3. Kegiatan yang berkaitan dengan manajerial maupun organisasi.
Ketika definisi dari masalah atau peluang selesai, pencarian untuk program
alternatif tindakan dan kuantifikasi konsekuensi mereka dimulai. Pada langkah
ini, sebagai alternatif praktis sebanyak mungkin diidentifikasi dan dievaluasi.
Pencarian sering dimulai dengan melihat masalah serupa yang terjadi di masa lalu
dan tindakan yang dipilih pada saat itu. Jika saja dipilih tindakan bekerja dengan
baik, mungkin akan diulangi. Jika tidak, pencarian alternatif tambahan akan
diperpanjang.
17
pilihan rasional, pilihan terakhir sering didasarkan pada pertimbangan politik dan
psikologis daripada fakta ekonomi.
B. Motif Kesadaran
Ini menjadi pendorong bagi keinginan kita untuk membuat bagian- bagian
dari konsep yang cocok satu sama lain secara konsisten. Motif ini mengaktifkan
baik pikiran sadar dan bawah sadar untuk membuat masuk akal suatu
ketidakseimbangan, ambigu, atau ketidakpastian informasi.
Motif ini menimbulkan keinginan akan suatu stimulus dan eksplorasi serta
mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk mencari data baru dari ingatan
atau lingkungan.
1. Model Ekonomi
18
Model tradisional mengasumsikan bahwa semua tindakan manusia dan
keputusan secara sempurna rasional dan bahwa dalam sebuah organisasi, ada
konsistensi antara berbagai motif dan tujuan. Diasumsikan bahwa semua alternatif
adalah dikenal dan bahwa probabilitas yang terkait dengan alternatif dapat
dihitung dengan pasti. Keputusan tidak tergantung pada preferensi pribadi, tetapi
lebih merupakan didikte oleh tujuan yang konsisten dari organisasi.
2. Model Sosial
Model ini merupakan kebalikan ekstrem dari model ekonomi. Model ini
mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional dan bahwa
keputusan dihitung berdasarkan interaksi sosial. Model ini merasakan bahwa
tekanan dan ekspektasi adalah kekuatan motivasi utama.
3. Satisficing Model
Model ini lebih berguna dan model yang lebih praktis. Hal ini didasarkan
pada konsep Simon pada orang administrasi, di mana manusia dipandang sebagai
rasional karena mereka memiliki kemampuan untuk berpikir, memproses
informasi, membuat pilihan, dan belajar.
19
E. Peran Informasi Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan
20
Dan kelihatannya para pengambil keputusan lebih memilih informasi
ekternal jika informasi tersebut langsung tersedia dan tidak begitu mahal
dibandingkan dengan data akuntansi yang dikembangkan secara internal.
21
BAB III
PENUTUP
22
sementara gaya kognitif mengacu pada cara atau metode dengan mana seseorang
menerima, menyimpan, memproses, serta meneruskan informasi.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_manusia
http://akuntansikeperilakuan.blogspot.co.id/2009/07/konsep-keperilakuan-dari-
psikologi-dan_17.html
http://mohamad-khaidir.blogspot.co.id/2013/07/makalah-akuntansi-
keperilakuan.html
http://irma-yuni.blogspot.com/2012/04/pengantar-akuntansi-keperilakuan.html
http://allovista22.blogspot.com/2011/12/aspek-keperilakuan-pada-
pengambilan.html
24