Vous êtes sur la page 1sur 5

A.

Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW


Sebagian besar dari kita pernah mendengar tentang kepemimpinan
seorangMuhammad saw. Dalam masa 22 tahun beliau sanggup mengangkat derajat
bangsa Arab dari bangsa jahiliah yang diliputi kebodohan dan keterbelakangan menjadi
bangsa terkemuka dan berhasil memimpin banyak bangsa di dunia. Orang-orang yang
berada di bawah kepemimpinannya merasakan kelembutan dan kasih sayang beliau. .
Cara berpikir Muhammad saw yang lurus terlahir dari cara pandangnya yang juga
lurus terhadap hidup dan kehidupan ini. Cara berpikir yang lurus tadi menghasilkan
sebuah keputusan yang tepat sekaligus dapat diterima semua pihak.
Inilah cara berpikir Muhammad saw tersebut yang menjadi prinsip kepemimpinannya :
1. Beliau menomorsatukan fungsi sebagai landasan dalam memilih orang atau
sesuatu, bukan penampilan atau faktor-faktor luar lainnya
Keempat sahabat yang dikenal sangat dekat dengan Beliau, yakni Abu Bakar
Assidiq, Umar ibnu Khattab, Ustman ibnu Affan dan Ali ibnu Abi Tholib adalah
gambaran jelas kemampuan Muhammad saw dalam melihat fungsi.
- Abu Bakar Assidiq yang bersifat percaya sepenuhnya kepada Muhammad saw, adalah
sahabat utama. Ini bermakna modal seorang pemimpin adalah kepercayaan dari orang
lain.
-Umar ibnu Khattab bersifat kuat, berani dan tidak kenal takut dalam menegakkan
kebenaran. Ini bermakna kekuasaan akan efektif apabila ditunjang oleh semangat
pembelaan terhadap kebenaran dengan penuh keberanian.
- Ustman ibnu Affan adalah seorang pedagang kaya raya yang rela menafkahkan seluruh
harta kekayaannya untuk perjuangan Muhammad saw. Faktor ketiga yang tidak kalah
penting adalah pendanaan. Sebuah kepemimpinan akan lebih lancar apabila ditunjang
kondisi ekonomi yang baik dan keuangan yang lancar.
- Ali ibnu Abi Thalib adalah seorang pemuda yang berani dan tegas, penuh ide kreatif,
rela berkorban dan lebih suka bekerja dari pada bicara. Kepemimpinan akan menjadi
semakin kuat karena ada regenerasi. Tidak ada pemimpin yang berkuasa selamanya, dia
perlu menyiapkan penerus agar rencana-rencana yang belum terlaksana bisa dilanjutkan
oleh generasi berikutnya.
2. Beliau mengutamakan segi kemanfaatan daripada kesia-siaan
Tidak ada perkataan, perbuatan bahkan diamnya seorang Muhammad yang
menjadi sia-sia dan tidak bermakna. Pilihan terhadap kurma, madu, susu kambing dan air
putih sebagai makanan yang bermanfaat untuk tubuh adalah salah satu
contohnya. Bagaimana sukanya Muhammad terhadap orang yang bekerja keras dan
memberikan manfaat terhadap orang banyak dan kebencian beliau terhadap orang yang
menyusahkan dan merugikan orang lain adalah contoh yang lain.
3. Beliau mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa ditunda
Ketika ada yang bertanya kepadanya, mana yang harus dipilih apakah
menyelamatkan seorang anak yang sedang menghadapi bahaya atau meneruskan shalat,
maka beliau menyuruh untuk membatalkan shalat dan menyelamatkan anak yang sedang
menghadapi bahaya.
4. Beliau lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri
Ketika datang wahyu untuk melakukan hijrah dari kota Makkah ke Madinah,
Muhammad Saw baru berangkat ke Madinah setelah semua kaum Muslimin Makkah
berangkat terlebih dulu. Padahal saat itu beliau terancam akan dibunuh, namun tetap
mengutamakan keselamatan kaumnya yang lebih lemah.
Ketika etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin meminta
perlindungan kepadanya dari gangguan orang Islam di Madinah, beliau sampai
mengeluarkan pernyataan : Bahwa barang siapa yang mengganggu dan menyakiti orang-
orang Yahudi yang meminta perlindungan kepadanya, maka sama dengan menyatakan
perang kepada Allah dan Rasulnya. Padahal tindakan demikian bisa menjatuhkan
kredibilitas Beliau di mata kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama memusuhi
etnik Yahudi.

5. Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk umatnya
Apabila ada orang yang lebih memilih mempersulit diri sendiri dari pada
mempersulit orang lain, maka dia adalah para Nabi dan Rasul Begitu pun dengan
Muhammad saw. Ketika orang lain disuruh mencari jalan yang termudah dalam
beragama, maka Beliau memilih untuk mengurangi tidur.
Ketika dia menyampaikan perintah Allah Swt kepada umat untuk mengeluarkan zakat
hartanya hanya sebesar 2,5 bagian saja dari harta mereka, dia bahkan menyerahkan
seluruh hartanya untuk perjuangan dan tidak menyisakan untuknya dan keluarganya,
kecuali rumah yang menempel di samping mesjid, satu dua potong pakaian dan beberapa
butir kurma atau sepotong roti kering untuk sarapan. Sampai-sampai tidurnya hanya di
atas pelepah korma.
Seperti pernah dia bertanya kepada Aisyah ra. Istrinya apakah hari itu ada sepotong roti
kering atau sebiji korma untuk dimakan. Ketika istrinya berkata bahwa tidak ada semua
itu, maka Muhammad Saw mengambil batu dan mengganjalkannya ke perut untuk
menahan lapar.

6. Beliau lebih mendahulukan tujuan akhirat daripada maksud duniawi


Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang terpilih sekaligus contoh teladan bagi
kita. Muhammad Saw menunjukkan bahwa jalan akhirat itu lebih utama daripada
kenikmatan dunia dengan seluruh isinya ini.
“Seandainya kalian letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku,
maka aku tidak akan berhenti dalam menyampaikan risalah ini.” Demikian Muhammad
Saw berkata kepada para pemimpin Quraisy yang mencoba menyuap Muhammad Saw
dengan harta benda, menjanjikan kedudukan tertinggi di kalangan suku-suku Arab dan
juga menyediakan wanita-wanita cantik asalkan Muhammad Saw akan menghentikan
dakwahnya di kalangan mereka.
mengenai kepemimpinan Rasulullah itu, bahwa teladan kepemimpinan itu
sesungguhnya terdapat pada diri Rasulullah SAW karena ia adalah pemimpin
yang holistic, accepted, danproven. Holistic karena beliau adalah pemimpin uang mampu
mengembangkan leadershipdalam berbagai bidang termasuk diantaranya: self
development, tatanan masyarakat yang akur, sistem pendidikan yang bermoral dan
mencerahkan. Kepemimpinannya accepted karena beliau adalah Seorang pemimpin yang
diterima dan diakui oleh semua masyarakatnya. Bahkan kepemimpinan beliau masih
diterima sampai saat ini. Kepemimpinannya proven atau penuh bukti tidak hanya berjanji
dan sudah terbukti sejak lebih dari 15 abad yang lalu hingga sekarang masih relevan
diterapkan.
Berikut ini merupakan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai
bidang:
1. Muhammad SAW Sebagai Pemimpin Sistem Pendidikan Holistik
Perhatian Rasulullah SAW terhadap Pendidikan
Rasulullah SAW sangat memperhatikan dunia pendidikan dan mendorong
umatnya untuk terus belajar. Beliau juga membuat beberapa kebijakan yang berpihak
kepada pendidikan umat. Misalnya, ketika kaum muslim berhasil menawan kaum
musyrik dalam perang badar, beliau membuat kebijakan bahwa tawanan tersebut dapat
bebas kalau mereka membayar tebusan atau mengajar baca-tulis kepada warga madinah.
Kebijakan ini cukup strategis karena mempercepat terjadinya transformasi ilmu
pengetahuan di kalangan kaum muslim. Dan dengan mempunyai kemampuan baca-tulis
mereka akan mampu mengangkat harkat mereka di samping kekuatan iman yangh
mereka miliki.
Selain sebagai tempat ibadah dan sentra aktivitas sosial, Rasulullah SAW juga
menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat pendidikan. Di masjid ini, terjadi transformasi
ilmu pengetahuan antar kaum muslim terutama pengajaran ajaran Islam dan Rasulullah
SAW juga terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan di masjid ini.
Esensi dari pendidikan yang baik
Pendidik yang baik harus mempunyai beberapa kebaikan, antara lain sebagai
berikut:
Pertama, memperhatikan dengan sungguh-sungguh kepada semua aspek dari
pikiran, ruh, dan diri seseorang.
Kedua, sebuah sistem pendidikan dinilai berdasarkan universalitasnya,
kelengkapannya, dan kualitas dari murid-muridnya. Murid-mirid Rasulullah siap untuk
menyampaikan risalahnya keseluruh dunia. Risalah yang mereka sampaikan, karena
bersifat universal dan valid untuk segala zaman dan ruang, mudah diterima oleh orang-
orang dari berbagai ras, agama yang berbeda-beda, dan berbagai tingkatan intelektual
dean dari berbagi usia.
Ketiga, sebuah sistem pendidikan dinilai berdasarkan kemampuannya untuk
mengubah murid-muridnya.
Muhammad SAW merupakan salah satu tokoh pendidikan dunia. Meskipun
beliau adalah seorang yang ummi tetapi beliau menganjurkan umatnya untuk belajar.
Semangat belajar ini merupakan salah satu ajaran Al-Qur’an yang secara harfiah berarti
“bacaan”. Bahkan wahyu petama yang diterima beliau adalah “iqra” atau “bacalah!”

2. Muhammad sebagai pemimpin sosial politik


Keunikan politik Muhammad SAW di Zamannya
Sebagai kepala pemerintahan, Muhammad SAW menggabungkan kepemimpinan
politik dan militer. Kemampuan menggabungkan kecemerlangan kepemimpinan politik
dan miuliter ini sangat langka ditemukan di antara pemimpin-pemimpin besar dunia.
Banyak pemimpin dan panglima perang yang sukses dalam berbagai peperangan yang
mereka hadapi namun kurang berhasil dalam mengelila pemerintahan ketika perang itu
usai. Muhammad SAW telah terbukti mampu menjalankan kedua fungsi dalam waktu
bersamaan. Beliau seorang kepala negara namun juga seorang jenderal yang menguasai
taktik peperangan.
Kebijakan Sosial-Politik Muhammad SAW pada Periode Madinah
a. Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar
Tak lama setelah menetap di Madinah, Rasulullah membangun persaudaraan
antar muslim, khususnya antara kaum Muhajirin dengan Anshar. Mereka menjadi sangat
dekat satu sama lainnya.
Salah satu contoh persaudaraan antara Abdurrahman bin ‘auf dan Sa’d bin ar-
Rabi. Setibanya kaum muhajirin di Madinah, Muhammad SAW mempersaudarakan
Abdurrahman bin ‘auf dan Sa’d bin ar-Rabi. Kemudian Sa’d bin ar-Rabi’ berkata kepada
Abdurrahman, “aku termasuk orang Anshar yang mempunyai banyak harta. Harta itu
akan kubagi dua, setengah untukmu dan setengah untukku. Aku juga mempunyai
seorang istri; lihatlah mana yang kamu pandang paling menarik. Sebutlah namanya, dia
akan segera kucerai. Setelah habis masa iddahnya kamu kupersilahkan untuk
menikahinya.” Abdurrahman menjawab, “semoga Allah memberkati keluarga dan
kekayaan kamu”.
Selain Abdurrahman bin ‘Auf, ada beberapa Muhajirin lainnya yang juga
memulai bisnis perdagangan. Persaudaraan yang terbina antara golongan Muhajirin dan
Anshar berpengaruh kepada sektor ekonomi. Kaum muhajirin sebagaimana lazimnya
orang makkah mempunyai kompetensi disektor perdagangan. Sementara kaum Anshar
lebih mempunyai keahlian di bidang pertanian. Kombinasi antara kompetensi
perdagangan dann pertanian ini belakangan membawa kepada perekonomian Madinah
yang lebih baik.
b. Konstitusi Madinah

Langkah politik berikutnya yang beliau lakukan adalah membuat kesepakatan


antar berbagai faksi yang ada di Madinah. Kesepakatan itu dikenal dengan al-Shahifa al-
Madinah atau dalam istilah modern disebut sebagai Piagam Madinah (Madeena
Charter). Maka untuk pertama kalinya lahirlah makna “wathan” (tanah air, negara). Di
dalam wathan ini semua manusia mempunyai kedudukan yang sama ndi bawah suatu
undang-undang nasional yang menetapkan hak dan kewajiban mereka tanpa memandang
asal-usul, kebangsaan, dan akidah.

Tidak lama setelah sampai di Madinah Muhammad SAW mengumpulkan para


pemimpin Madinah untuk merumuskan suatu kesepakatan politik yang belakangan
dikenal sebagai “Piagam Madinah”. Demikianlah, seluruh kota Madinah dan sekitarnya
telah benar-benar jadi terhormat bagi seluruh penduduknya. Mereka berkewajiban
mempertahankan kota ini dan mengusir setiap serangan yang datang dari luar. Mereka
harus bekerjasama antara sesama mereka guna menghormati segala hak dan kebebasan
yang sudah disepakati bersama.

B. Kunci Kesuksesan Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW


1. Akhlak rasul terpuji tanpa cela.
2. Karakter rasulullah yang tahan uji, tangguh, ulet, sederhana dan bersemangat tinggi.
3. Sistem dakwah nabi menggunakan metode himbauwan, hikmah, dan bijaksana.
4. Tujuan perjuangan nabi untuk kebenaran dan keadilan, menghancurkan yang batil,dan
tanpa pamrih.
5. Prinsip persamaan.
6. Prinsip kebersamaan.
7. Mendahulukan kepentingan dan keselamatan pengikut.
8. Memberikan kebebasan berkreasi dan berpendapat serta mendelegasikan wewenang.
9. Tipe kepemimpinannya kharismatis dan demokratis.

Vous aimerez peut-être aussi