Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Tinjauan Pustaka
A. Pengertian
ringan radang faring pada anak hampir selalu melibatakan organ disekitarnya
sehinggga infeksi pada faring biasanya juga mengenal tongsil. Sehingga disebut
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus
B. Penyebab
berikut :
1. Streptokokus pyogenesis
Bakteri gram psotif bentuk pudar yang tumbuh dalam rantai panjang dan
2. Streptokokus viridians
4. Virus influenza
Virus RNA dari family orthomyxo viridae (virus influenza).Virus ini ditularkan dengan
Menurut Megantara, Imam (2006) tanda dan gejala tonsilofaringitis berupa nyeri
tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan
ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama). Tanda dan
1. Edema faring
2. Faring hiperemis
4. Anoreksia
5. Mual
6. Muntah
7. Demam
8. Sulit menelan
9. Nyeri telan
12. Malaise
D. Patofisiologi
bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas. Dan
akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem
limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya
proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar
masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta
E. Pathways
Bakteri
ke tonsil
Hipertemi
Tenggorakan Tonsil membesar
Nyeri akut
1. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini
terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus
group A.
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan
dapat mengakibatkan otitismedia yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang
telinga.
3. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-
sel mastoid.
G. Penatalaksanaan
a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat
isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.
c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung
b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi konservatif
tidak berhasil.
H. Pengkajian fokus
1. Keluhan Utama
dll
riwayat kelahiran
4. Riwayat Imunisasi
5. pengkajian umum
7. Nutrisi
sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan dan minum,
turgor kurang
8. Aktifitas / Istirahat
9. Keamanan / Kenyamanan
I. Diagnosa Keperawatan
gizi.
J. Intervensi keperawatan
Batas karakteristik :
d. Gerakan melindungi
f. Muka topeng
g. Gangguan tidur (mata sayu, tampak capak, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
j. Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain atau aktivitas, aktivitas
berulang-ulang)
l. Perubahan autonomic dalam tonus (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
m. Tingkah laku ekspresif contoh gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas
dengan
Kriteria hasil :
Intervensi :
d. Berikan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang melalui hidung dan
Batas Karakteristik :
a. Kelemahan
b. Haus
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 X 24 jam volume cairan dan
Kriteria hasil :
g. Tidak demam
Intervensi :
perkembangan.
Rasional : untuk mengetahui intake dan output apakah normal apa tidak.
e. Periksa serum, elektrolit.
perkembangan.
Batasan karakteristik :
b. Kejang
c. Respirasi meningkat
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan 2 x 24 jam suhu badan pasien normal.
Kriteria hasil :
g. Tidak menggigil
Intervensi :
a. Pantau suhu tubuh anak ( derajat dan pola ), perhatikan menggigil atau tidak.
Rasional : untuk mengetahui derajat suhu tubuh anak, tinggi apa tidak.
gizi.
Karakteristik :
Kriteria hasil :
Intervensi :
d. Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering sajikan makanan dalam bentuk yang
menarik.