Vous êtes sur la page 1sur 33

LAPORAN PENDAHULUAN ( LP )

A.PENGERTIAN
I.Pengertian
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen
dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai oleh kenaikan glukosa
dalam darah.Jika telah berkembang penuh,secara klinis maka diabetes melitus ditandai oleh hiperglikemia
puasa,ateroklerosis dan mikro angiopati dan neuropati.
Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah,glukosa di bentuk dalam hati
dan dari makanan yang di konsumsika.Insulin yaitu satau hormone yang di produksi di
pankreas,mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
II.ETIOLOGI
Ada bukti yang menunjukkan bahwa etiologi diabetes melitus bermacam – macam,meskipun berbagai lesi
dengan jenis yang brbeda – beda akhirnya akan mengarah pada inufisiensi insulin,tetapi determinan genetic
biasanya memegang peranan penting pada matoritas penderita diabetes melitus.
III.MANIFETASI KLINIK
Secara umum diabetes melitus di tandai dengan oleh poliuri,polidipsia,penurunan berat badan
walaupun trjadi polifagia ( peningkatan nafsu makan )hiperglikemia,glikosuria dan koma.Terjadi bermacam
– macam kelainan biokimia,tetapi gangguan yang mendasari sebagian besar kalainan trsebut adalah
penurunan pemasukan glukosa ke dalam berbagai jaringan perifer dan peningkatan pembebasan glukosa ke
dalam darah sirkulasi dan hati ( peningkatan glukogenesis hati ).Dengan demikian terjadi kelebihan glukosa
eksternal dan pada banyak sel defisiensi glukosa intra sel,suatu situasi yang disebut sebagai kelaparan di
tengah lumbung beras.Juga trjadi penurunan pemasukan asam – sam amino ke dalam otot dan penigkata
lipolisis.
IV.TIPE – TIPE DIABETES MELITUS
Secara umum diabetes melitus terdiri atas beberapa tipe yakni :
1.Tipe I ( diabetes melitus tergantung insulin )
2.Tipe II ( diabetes melitus tidak tergantung insulin )
3.Tipe DM yang terkait dengan sindrom malnutrisi.
4.DM yang berkaitan dengan sindrom lain seperti pankreatitis kelainan hormonal,atau obat – obat seperti
glukokortikoid.
5.Diabetes gestalioral yang timbul secara kehamilan.
V. PENCEGAHAN
a.Pencegahan primer
Yang menjadi sasaran adalah orang – orang yang belum sakit artinya mereka masih sehat sehingga
semua pihak harus mempropagandakan pola hidup sehat & menghindari pola hidup beresiko.Kampanye
makanan sehat denagan pola makan pada anak – anak sekolah,juga berat badan tidak gemuk dengan olah
raga teratur.
b.Pencegahan skunder
pencegahan ini di lakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi,yakni kadar glukosa darah harus
selalu terkendali di samping itu tekanan dan kadar lipid juga harus normal.
VI KOMPLIKASI
1.PJK 4. Gagal ginjal
2.Hipertensi 5. Gangren
3.Buta 6.Stroke.
VII. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan / terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insuli & kadar
glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan
terapeutik pada setiap tipe deiabetes melitus adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadinya
gangguan serius pada pola aktivitas pasien.
Ada 5 komponen dalam penetalaksanaan DM :
1.Diet,penderita DM ditujukan untuk mengatur jumlah kalori & karbohidrat yang di makansetiap hari.
2.Latihan,latihan fisik atau bekerja juga mempengaruhi pengaturan kadar gluosa darah penderita diabetes.
3.Pemantauan.
4.Terapi ( jika perlu )
5. Pendidikan ( penyuluhan ) mengenai pola hidupsehat.
VIII.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Glukosa darah : meningkat 200 – 100 mg / dl atau lebih.
2.Aseton plasma ( keton ) : + secara mencolok.
3.Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat.
4.Osmolalitasserum : meningkat,tetapi biasanya kurang dari 330 M osm / I
5.Elektrolik :
- Natrium : mungkin normal ,meningkat atau menurun
- Kalium : normal atau ada peningkatan semu,selanjutnya menurun
- Fosfor : lebih sering menurun
6.GDA : biasanya menunjukkan Ph rendah dan penurunan HcO3.
- Trombosit darah : HT mungkin meningkat ( dehidrasi )
- Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada ( pada tipe I )
- Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitashormone tiroid dap[at meningkatkan glukosa
darah.
- Urine : gula dan aseton positif.
B.PROSES KEPERAWATAN
1.Diagnosa
 Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake menurun
 Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic
 Kekurangan volume cairan tubuh b/d hiperglikemia
 Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik
 Ansietas b/dperubahan status kesehatan
2.Intervensi dan Implementasi
1.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/ d intake menurun
Tujuan : klien menunjukkan nutrisi yang adekuat.
Intervensi :
1.Timbang BB setiap hari / sesuai indikasi
Rasional : mengkaji pemasukkan makanan yang adekuat ( absorsi dan utilisasi )
2.Tentukan program diet dan pola makan klien.
Rasional : mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dan kebutuhan treapeutik.
3.Auskultasi bising usus,catat adanya nyeri abdomen / perut kembug,mual muntah.
Rasional : hiperglekimia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurukan
motilitas/ fungsi lambung yang akan mempengaruhi pilihan intrvensi.
4.Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan ( nutrein ) dan elektrolit dengan segera jika klien
dapat mentoleril melalui oral.
Rasional : pemberian makanan melalui oral lebih baik jika klien sadar dan fungsi gastrointestinal
baik.
5.Indikasi makanan yang disukai / kehendaki termasuk kebuthan etnik/cultural.
Rasional : jika makanan yang disukai klie dapat di masukkan dalam pencernaan makanan,kerja sama
ini dapat di upayakan setelah pulang.
2.Kelemaha b/d penurunan produksi energi metabolik
Tujuan : klien mentakan peningkatan energi
Intrvesi :
1.Diskusikan dengan klien kebuthan akan aktivitas
Rasional : pendidikan dapat memberikan motivasi untuk menigkatkan tigkat aktivitas meskipun
klien sangat lemah.
2.Beri aktivitas alternative dengan periode istirahat yang cukup /tanpa diganggu
Rsaional : mencegah kelelahan yang berlebihan.
3.Pantau nadi,frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum / sesudah melakukan aktivitas
Rasional : mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis
4.Diskusikan cara menghemat kaloris selama mandi ,berpidah tempat
Rasioal : klien akan dapat melakukan kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi pada setiap
kegiatan
5.Tingkatkan partisipasi klien dalam melakukan aktivitassehari – hari sesuai dengan yang dapat di toleransi
Rasioal : meningkatkan kepercayaan diri/ harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat
ditoleransi klien.
3.Kekurangan volume cairan b/d hiperglikemia
Tujan : hidrasi adekuat ,dibuktikan dengan nadi perifer teraba,turgor kulit baik.
Intrvensi :
1.Dapatkan riwayat klien / orang terdekat sehubungan dengan lamanya / intensitas dari gejala seperti
muntah,pengeluaran urine yang berlebihan.
Rasional : membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total.
2.Pantau TTV,catat adanya perubahan TD ortostatik.
Rasional : hipovolemi dapat dimanefestasikan oleh hipotensi dan takicardi.
3.Pola afas seperti kusmaul / pernafasan yang berbau keton
Rasional : paru – paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernafasan yang menghasilkan
kompensasialkalosis respiratoris terhadap ketoasidosis
4.Frekuensi dan kualitas pernafasan ,penggunaan obat bantu nafas,dan adanya periode apnea dan muculnya
sianosis.
Rasional : koreksi hiperglekimia dan asidosis akan menyebabkan pola dan frekuensi pernafasan
mendekati normal
5.Suhu,warna kulit,dan kelembabannya.
Rasional : meskipun demam,menggil dan diaforesis mrupakan hal yang umum terjadi pada proses
infeksi.
4.Penurunan kemempuan ADL b/d kelemahan fisik
Tujuan : klien mengatakan kebutuhan ADLnya tidak dibantu lagi
Intrvensi :
1.Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas klien tiap hari
Rasional : mengetahui kemampuanya dan membantu yang klien belum mampu melakukan sendiri.
2.Berikan suport untuk melakukan aktivitas
Rasional : dengan support,klien merasa diperhatikan,aktivitas yang ringan dan beretahap mencegah
terjadinya kerja jantung yang meningkat.
3.Libatkan keluarga dalam membantu ADLklien
Rasional : melibatkan keuarga untuk berperan aktif alam membantu ADL sehingga klien merasa
diperhatikan.
5.Ansietas b/d perubahan status kesehatan
Tujuan : klien mengatakan tidak cemas
Intrvensi :
1.Bina hubungan saling percaya antara klien,keluarga dan tenaga kesehatan.
Rasional : agar mau menerima keberadaan perawat yang akan menolongnya.
2.Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya
Rasional : untuk mengetahui msalah yang dialami klien sebagai dasar untuk melakukan tindakan
selanjutnya.
3.Bantu klien untuk meningkatkan mekanisme koping
Rsional : dapat meningkatkan kepercayaan diri klien dalam menghadapi masalah yang dialaminya.
4.HE kepada klien tentang penyakitnya bagaimana mencegah dan merawatnya.
Rsional : agar klien mengerti tentang penyakitnya dan timbulnya penyakit dan merawat diri sendiri.
PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM “ DM “

Kerusakan sel – sel B langerhans

Defisiensi insulin

Hiposis oleh hati Transports glukosa darah ke sel menurun

Asam lemak meningkat Glukosa intra sel menurun


Glukosa darah meningkat
Kelemahan
Badan keton meningkat
Poliuri

Dehidrasi
Mual

Kekurangan volume cairan

Anoreksia Asidosis

Intake menurun Muntah Respirasi


meningkat

Nutrisi kurang dari kebutuhan Intake menurun Gangguan


pola nafas
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN An”A” DENGAN MASALAH KDM
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT DI RUANG PERAWATAN ANAK
RS PELAMONIA MAKASSAR.
No.Register : 126636
Tgl masuk : 16/12/06
Tgl pengkajian : 18/12/06
DX : GEA

I.DATA BIOGRAFI
A.Identitas klien
Nama : An “ A “
Alamat : Jl.Singa No.32
Kawin / belum kawin :-
Pendidikan : -
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Umur : 2 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : bugis
Rencana terapi : Infus KA EN 3 B
Contrimoxzole 3 x 1
Oralit
B.IDENTITAS ORANG TUA
1.Ayah
Nama :A
Usia : 38 tahun
Pendidikan : SD
Agama : islam
Alamat : Jl.singa No.32
2.Ibu
Nama :M
Usia : 25 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
II.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI.
a.Keluhan utama : BAB 6 – 7 x / hari
b. Riwayat keluhan utama : Dialami sejak dua hari yang lalu,orang tua klien membawanya ke rumah sakit
pelamonia di UGD dan oleh dokter di anjurkan untuk di opname.
1..faktor pencetus : -
2.sifat keluhan : terus meerus
3.lokasi dan penyebaran : Daerah abdomen
3.Upaya yang dilakukan keluarga : membawa kerumah sakit.
4.Hal – hal yang meringankan : istirahat dan minum obat
- Yang memperberat :-
5.Pertolongan obat yang diberikan :
Infus KA EN 3 B 30 tts/i
Contrimoxzole 3 x 1
c.Riwayat penyakit sebelum msuk rumah sakit.
Keluhan dirasakan pada tanggal 14– 12 – 2006 dirumahnya setelah mengkonsumsi makanan yang kurang
brsih.Klien BAB 6 - 7 x / hr dan muntah - muntah disertai sakit perutnya
d.Penyakit kesehatan yang lalu :
1.pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dengan penyakit yang sama.
2.panas dan batuk sebelumnya
3.tidak ada riwayat transfusi
4.tidak ada riwayat alergi
5.tidak pernah mengalami kecelakaan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram
45 43 49 50

35 30 40 35 23 20 18 15

38 25

8 6 2

Keterangan :

: laki – laki dan perempuan yang sudah meninggal.

: Klien

: laki – laki dan perempuan yang masih hidup

: garis perkawinan

: garis keturunan
: garis tinggal serumah

- Tinggal serumah dengan klien tidak ada yang menderita penyakit kronis yan gmenular
- Saudara bapak dan ibu klien masih hidup semua
G I : saudara bapak dan ibu klien masih hidup semua.
G II : klien merupakan anak ke – 3
III RIWAYAT IMUNISASI
1.BCG
2.DPT ( I,II,III )
3. polio ( I,II.III )
4 Campak
5.Hepatitis
IV.PEMERIKSAAN FISIK
a.status kesehatan
Kesadaran : composmentis
KU : BAB 6 -7 x/hr dan muantah - muntah
b. BB selama sakit : 5 Kg TB : 70 cm
BB sebelum masuk rumah sakit : 5,2 Kg
c. TTV :
TD : - N : 80 x/i
S : 38 C P : 24 x/i
d.keadaan kulit
Turgor : elastis
Kebiasaan perawatan kulit : mandi
Warna kulit : sawo matang
e. Kepala
Rambut
Distribusi merata,tidak alopesia,warna rambut bereuban
Keadaan kulit rambut tidak berketombe
Tidak ada massa,nyeri tekan,luka riwayat trauma
f.Muka
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Ekspresi wajah murung
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
g.Mata
Inpeksi
Palpebra : tidakada oedema,tidak ada radang
Sclera tidak icterus,conjungtiva pucat,pupil isokor kiri / kanan
Tidak ada penonjolan bola mata
Palpasi
Tekanan bola mata tidak ada
Penglihatan tidak kabur
h.Hidung
Inpeksi
Polip tidak ada,septum tidak bengkok,tidak ada secret,dan ada radang.
Palpasi
Tidak ada nyeri pada sinus maxilaris,sinus frontalis,sinus ethomoidalis
i.Telinga
Inpeksi
Canalis bersih,tidak ada serumen,tidak ada nanah.
Tidak memakai malat bantu.
Pendengaran baik.
j.Rongga mulut
Inspeksi
1.Gigi
Keadaan gigi : tidak caries,sebagian gigi tanggal
Tidak memakai gigi palsu
2.Gusi
Gusi berwarna merah muda,tidak perdarahan.
3.Lidah tidak kotor
4.Mulut / bibir
Tidak pucat,tidak pecah – pecah dan tidak kering
k.Leher
Inspeksi
Kelenjar tyroid tidak nampak membesar
Palpasi
Arteri karotis berdenyut
Kelenjar tyroid tidak teraba membesar
Vena jugularis tidak ada bendungan dan pembesaran.
l.Ketiak
Inspeksi
Tidak nampak pembesaran getah bening
Palpasi
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
m.Thoraks dan paru
Inspeksi
Bentuk dada normal chest,tidak ada kelainan,frekuensi pernafasan 24 x / i
Pengembangan dada mengikuti gerak nafas.
Palpasi
Vocal premitus terdengar sama di semua lapang paru kiri dan kanan.
Tidak ada massa dan nyeri
Auskultasi
Bunyi pernafasan : vesikuler/ broncho vesikuler
Bunyi tambahan : tidak ada
Perkusi
Sonor pada semua lapang dada
n.Jantung
Inspeksi
Tidak nampak pembesaran jantung,denyut nampak normal
Palpasi
Ictus cordis teraba pada ICS 4 – 5 sisi dada kiri
Perkusi
Pekak,pembesaran jantung tidak ada,terdapat pekak pada daerah ICS 3 – 4 mid clavikularis kiri,dan ICS
2 – 4 parasternalis kiri dan kanan
Asukultasi
BJ I : menutupnya katup mitral – trikupidalis
Terdengar pada ICS 4,5
BJ II : menutupnya katup aorta – pulmunal
Terdengar pada ICS 2,3
H.Rate : 80 x/i
o.Abdomen
Inspeksi
Perut nampak datar,tidak membuncit / membusung
Tidak nampak bekas luka
Auskultsi
Bising usus terdengar
Peristaltik usus :36 x/ i
Perkusi
Tympani pada semua kuadran
Palpasi
Tidak ada pembesaran pada hepar dan lien
p.Genetalia dan anus
Menurut ibu klien ada iritasi
q.Ekstremitas
1.Ekstremitas atas
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Tidak ada oedema
Tidak ada lesi
Tidak ada tremor
Tidak berkeringat
Palpasi
Ada nyeri tekan
Tidak ada mati rasa.
Perkusi
Biceps kiri / kanan : +/+
Triceps kiri / kana : +/+
2.Ekstremitas bawah
Inspeksi
Simetris kiri / kanan
Tidak ada oedema
Tidak ada lesi
Tidak ada tremor
Tidak berkeringat.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
Tidak hilang rasa
r.Pemeriksaan penunjang
1.Hasil LAB : yidak dikaji
3.Pola kegiatan sehari – hari
a.Nutrsi
1.kebiasaan
Pola makan : nasi,sayur,lauk pauk,kadang susu
Frekuensi : 3 x sehari
Nafsu makan : baik
Makanan pantangan : tidak ada
Jenis makanan yang disukai : tidak spesifik
Tidak ada alergi terhadap makanan
2.perubahan selama sakit
Pola makan : bubur, sayur,lauk pauk.
Frekuensi makanan : 3 x sehari
Nafsu makan : selera makan berkurang
Makanan pantangan : makanan yang keras
Jenis minuman air putih : 1700 cc
b.Eliminasi
1.BAK
a.kebiasaan
Frekuesnsi : 2 – 3 x sehari
Warna : kunig
Jumlah : 700 – 1500 ml
Bau : amoniak
b.perubahan selama sakit
Frekuensi : 5 – 6 x sehari
Warna : kuning
Jumlah : 700 – 1500 ml
Bau : amoniak
2.BAB
a.Kebiasaan
Konsistensi : lembek
Warna : kuning
Frekuensi : 3 x / hari
b.Perubahan selama sakit
Konsistensi : lembek
Warna : kuning
Frekuensi : 6 - 7 x / hari
c.Olah raga dan aktivitas
Tidak dikaji
d.Istirahat dan tidur
Kebiasaan
Tidur malam : jam 21.00 – 05.30
Tidur siang : jam 10.00 – 14.00
Hal yang membantu atau pengantar tidur adalah suasana tenang
Perubahan selama di rumah sakit
Tidur malam tidak menentu jam 22.00 – 03.30
Tidur siang tidak menentu jam 14.00 – 15.30

e.Hygiene
Kebiasaan
Mandi pakai sabun 3 x sehari
Cuci rambut 1 – 2 x / hari
Perubahan selama dirumah sakit
Mandi dengan sabun
Frekuensi : 2 x/ hari
Frekuensi : 3 x/hari
3.Pola interaksi sosial
Orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya
4.Keadaan psikososial selama sakit
Tidak di kaji
5.Spiritual
Tidak dikaji
6.Perawatan dan pengobatan
Istirahat di tempat tidur.
Infus RL 28 tts/i
Contrimoxozole sirup 3x1
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF
Ibu klien mengatakan anaknya BAB 6 – 7 x /hr dan muntah – muntah 2 -3 x /hr
Ibu klien mengatakan anaknya selera makan berkurang
Ibu klien mengatakan lemah
Ibu klien mengatakan tidak pernah mandi
Ibu klien mengatakan kurang tidur

DATA OBJEKTIF
TTV
TD : - S : 38 C
N : 80 x/i P : 24 x / i
Ekspresi wajah tampak pucat
Klien nampak lemah
Porsi makan tidak di habiskan ( ¼ porsi )
Ibu klien nampak cemas dan kawatir
Mata cekung
Turgor kulit tidak elastis
ANALISA DATA

No DATA PENYEBAB MASALAH


1. DS : Motilitas usus meningkat Risiko gangguan integritas kulit
Ibu klien mengatakan
anaknya tidak pernah mandi Iritasi perinial
DO :
BAB 5 – 7 x/hr
Gangguan integritas kulit
Nampak merah disekitar anus
Turgor kulit kurang elastis
1.Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit b/d intake menurun dan rasa mual ,ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan mual
Klien mengatakan selera makan berkurang
DO :
Klien nmapak lemah
Potsi makan yang tidak di habiskan ( ¼ porsi )
GDS : 350 mg/dl
TTV :
T : 140/ 90 mmHg
P : 24 x /i
N : 80 x/ i
S : 38 C

2.Kekurangan volume cairan b/d hiperglikemia,ditandai dengan :


DS :
Klien mengatakan selalu haus
DO :
Klien nampak lemah
Porsi makan ¼ porsi yang di habiskan
TTV :
T : 140/90 mmHg
P : 24 x/i
N : 80x/i
S : 38 C
BB sebelum sakit : 56 Kg
BB selama sakit : 54 Kg
TB : 162 cm
3.Kelemahan b/d penurunan energi metabolic,ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan lemah
Klien mengatakan kebutuhanya dibantu
DO :
Klien nampak lemah
TTV :
T : 140/90 mmHg
N : 80 x/i
S : 38 C
P : 24 x/i

4.Ansietas b/d terjadinya perubahan status kesehatan ,ditandai dengan :


DS :
Klien sering menanyakan penyakitnya
Klien mengatakan lemah
DO :
Klien nampak lemah
Wajah klien murung
Klien tampak cemas
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : An “ A “ No.Register : 126636


Umur : 2 tahun Tgl MSR : 16/12/06
Jenis kelamin : perempuan Tgl pengkajian : 18/12/06
Alamat : Jl.Singa No.32 DX.Medik : GEA

RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
NO DX
KEPERAWATAN
1.
Gangguan integritas Integritas kulit terpelihara 1. kaji tingkat 1. untuk mengetahui
kulit b/d BAB terus dengan baik dengan kreteria : kerusakan adanya jaringan
menerus di tandai Anus tidak lecet prioritas kulit kulit,untuk
dengan : Anus tidak gatal – gatal menentukan
DS : merah 2. anjurkan pada intervensi
Ibu klien Turgor kulit nampak baik ibu klien bila selanjutnya.
mengatakan Kecemasan ibu berkurang anaknya BAB 2. untuk mencegah anus
anaknya tidak dengan kreteria : segera di tidak lecet,dan tidak
pernah mandi Ekspresi wajah tenang & bersihkan dan terjadi infeksi
DO : rileks dikeringkan dan 3. mencegah terjadinya
BAB 5 – 6 x/ hr Ibu tidak cemas dan diberi talk infeksi & menbantu
TTV : khawatir lagi kenyamanan
Nampak merah 3. anjurkan kepada 4. untuk mencegah
disekitar anus ibu klien untuk trjadinya kontaminasi
Turgor kulit tidak memelihara kuman sehingga
elastis personal hygien infeksi nasokomial
4. anjurkan pada dapat dicegah
ibu klien untuk
mencucitangan
sebelum &
sesudah
melakukan
tindakan
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI / TGL NDX IMPLEMENTASI EVALUASI
18/12/06 I Jam 13.00 – 13.30 S : ibu klien mengatakan anus
1. mengobservasi adanya tanda – anaknya masih kemerah – merahan.
tanda iritasi pada daerah bokong / O : anus tampak merah
anus A : Masalah integritas kulit belum
Hasil : anus tampak merah teratasi
2. menganjurkan kepada ibu bila P : lanjutkan Intervensi 1,2,3 & 4
anaknya BAB segera di 1. Kaji tingkat kerusakkan
bersihkan,dikeringkan dan diberi prioritas kulit
talk 2. Anjurkan kepada ibu klien
Hasil : ibu klien mengerti dan bila anaknya BAB segera di
memahaminnya serta mau bersihkan dan dikeringkan
melaksanakannya 3. Anjurkan kepada ibu klien
3. menganjurkan pada ibu klien untuk untuk memelihara personal
memelihara personal hygien hygiene
Hasil : ibu klien mengerti dan mau 4.Aanjurkan kepada ibu klien
melaksanakannya. untuk menuci sebelum dan
4. menganjurkan kepada ibu klien sesudah melakukan
untuk mencuci tangan,sebelum dan tindakan.
sesudah mel;akukan tin dakan
Hasil : ibu mengerti dan mau
melaksanakannya.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An “ A “ DENGAN


DIAGNOSA GEA DI RS TK II PELAMONIA
MAKASSAR.

OLEH :
DEWI ANDRIANI
P – 04 011

CA Institusi CA Lahan

( ) ( )

AKADEMI KEPERAWATAN SANDI KARSA


MAKASSAR
2006.
LAPORAN PENDAHULUAN
“ FRAKTUR “
A.KOSEP MEDIS
I.Pengertian
Fraktur adalah kerusakan kontinuitas jaringan tulang,yang melibatkan kerusakan vasikuler dan
jaringan sekitarnya yang ditandai nyeri dan pembengkakan atau terputusnya kontinuitas tulang yang
ditentukan sesuai jenis dan luasnya ( Brunner and Suddart,2001 ).
Klasifikasi fraktur dapat dibedakan menjadi :
 Fraktur tertutup ( closed ) bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.
 Fraktur terbuka ( open / compound ),bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar,karena adanya pertukaran du kulit.
 Fraktur komplit ,bilagaris patah tidak melalui seluruh penampung tulang atau patah pada seluruh
garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran ( pergeseran dari posisi normal )
 Fraktur non komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian / garis patah tidak mengenbang
sehingga tidak mengenal konteks.
II.Etiologi
Penyebab primer fraktur dalah kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh olahraga,exercise yang kuat
dan menurunkan nutrisi atau pun di karenakan fraktur spontan yaitu karena kondisi patologis yang
mendasari.Hal lain yangh dapat menyebabkan adalah kecelakaan di tempat kerja sejalan perkembangan
industri dan Osteoporosis.
III. Patofisiologi
Klasifikasi fraktur di bagi menjadi 2 jenis :
1.Complite frakture adalah patah atau dikontiunitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi dua
bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi lain sehingga mengenai konteks.
2.Complete fakture adalah patah diskontinuitas jaringan dengan garis patah tidak menyebrang sehingga
tidak mengenai konteks ( masalah konteks yang utuh ),sering terjadi pada anak – anak.
Deskripsi frakture :
Grade I : sakit jelas dan sedikit kerusakan kulit
Grade II : Fraktur terbuka,merobek kulit dan otot.
Grade III : banyak sekali jelas kerusakan kuit,otot dan jaringan syaraf,pembuluh darah serta luka sebesar
minimal 6.8 cm
IV. Manifestasi klinik
 Nyeri tekan
 Bengkak
 Kerusakan fungsi
 Gerakan terbatas
 Ekmosis disekitr lokasi
 Krepitus disisi frakture
 Status neurovaskuler pada daerah distal dari tempat frakture mengalami penurunan.
 Atropi distalr
 Perubahan warna
 Pemendekan ekstremitas.
V.Komplikasi
 Komplikasi awal
 Shock,yang bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cedera
 Emboli lemak yang dapat trjadi dalam 48 jam/ lebih
 Sindrom kompartmant,yang brakibat kehilangan fungsi ekstremitas peremanen,jika tidak di tangani
segera.
 Komplikasi lambat
 Penyauan terlambat atau tidak ada penyaruan,penyatuan terlambat terjadi bila penyembuhan tidak
terjadi dengan kecepatan normal untuk jenis dan tempat frakture trtentu.Penyatuan terlambat
mungkin beehubungan dengan onfeksi sistemik dan distraksi ( tarikan jauh ) fragmen tulang,pada
akhirnya fraktur sembuh.
Tidak adanya penyatuan terjadi karena kegagalan penyatuan ujung – ujung perubahan tulang
memobilisasi yang tidak menghentikan pembentukaan halus,jarak yang terlalu jaug antara fragmen
tulang,kontak tulang yang terbatas dan gangguan darah yang mengakibatkan nekrosis jaringan.
VI.Penanganan
 Reduksi fraktur : mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotas anatomis.
 Reduksi tertutup : reduksi tertutup di lakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya
( ujung – ujung ) dengan manipulasi traksi manual
 Traksi : dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan mobilisasi beratnya traksi dap[at di
gunakan / disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.
 Reduksi terbuka : pada frakture tertentu memerlukan reduksi terbuka dan pendekatan bedah,fragmen
tulang di reduksi,alat fiksasi intana,dalam bentuk pin,kawat,sekrup,plat paku atau batangan logam
dapat di gunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan
tulang yang terjadi.
 Imobilisasi frakture : setelah frakture di reduksi fragmen tulang harus di imobilisaasi atau di
pertahankan dalam posisi dan ke sejajaran yang benar,sampai terjadi penyatuan.
VII.Pemeriksaan diagnostik
 Tidak ada test laboratorium yang khusus untuk klien dengan frakture yang diperlu di ketahui
hemoglobin,hematorik,sering mudah di sebabksn perdarahan laju endap darah meningkat bila
kerusakan jaringan lunak sangat luas.
 Pada masa penyembuhan Ca dan P meningkat didalam darah
 Hasil radiografi melelui X – Ray akan dapat dilihat gambaran frakturedeformitas
 Senogram / anterogram menggambarkan arus vaskularisasi
 Ct scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang komplit.
B.PROSES KEPERAWATAN
I.Pengkajian
Yang perlu dikaji :
Biodata :
- keluan utama
- riwayat kesehatan sekarang
- riwayat kesehatan masa lalu
- riwayat kesehatan keluarga
- pemeriksaan fisik
II.Diagnosa keperawatan
 Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan.
 Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi
 Potensial terjadinya infeksi b/d adanya luka trbuka.
 Cemas b/dkurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
III.Intervensi / implementasi
1.Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan.
Tujuan : nyeri dapat berkurang atau teratasi
Intervensi :
1.Observasi tanda – tanda vital
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien
2.Kaji tingkat nyeri klien dengan skala nyeri
Rasional : untuk megetahui sejauh mana tingkat nyeri yang di rasakan
3.Atur posisi klien dengan menyokong ekstremitasyang berluka
Rasional : untuk memberikan kenyamanan pada klien
4.Beri obat analgetik sesuai program
Rasional : untuk mengurangi atau menghilangkan ras nyeri
2.Gangguan pemenuhan ADL / immobilisasi
Tujuan : semua kebutuhan dan aktivitas klien dapat dilakukan sendiri
Intervensi :
1.Observasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien
2.Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari
Rasional : utuk memenuhi kebutuhan ADLnya
3.Tingkatkan kemandirian klie dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sesuai kemempuan
Rasional : mengurangi ketergantungan kepada orang lain
4.Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari – harinya
Rasional : agar keluarga dapat membantu kebutuhan sehari – hari.
3.Potensial terjadi infeksi b/d adanya luka terbuka
Tujuan: tidak terjadi infeksi
Intervensi :
1.Kaji keadaan luka klien dan TTV
Rasional : informasi awal dalam intervensi selanjutnya
2.Kaji apakah ada peningkatan nyeri,rasa terbakar
Rasional : tanda – tanda tersebut merupakan awal terjadi infeksi
3.Ciptakan lingkungan yang bersih di sekitr klien
Rasional : menmcegah terjadinya infeksi
4.Ganti balutan / perban tiap hari
Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi
4.Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
Tujuan : klien dan keluarga klien dapat memahami penyakitnya
Intervensi :
1.Kaji tingkat kecemasan klien
Rasional : informasi untuk tindakan selanjutnya
2.Bina hubungan saling percaya antara perawat,klien dan keluarga klien
Rasional : untuk menjalin kerja sama
3.Jelaskan tentang penyakit klien
Rasional : agar klien dan keluarga klien dapat mengerti
IV.Evaluasi
1.Nyeri dapat berkurang atau teratasi
2.Kebutuhan ADL dapat terpenuhi
3 Infeksi tidak terjadi
4.Cemas dapat berkurang atau teratasi.
VIII.Penyimpangan KDM
Trauma yang terjadi pada tulang

memaksa aktivitas Fraktur dilakukan untuk mengatsi fraktur

Kerusakan intergritas kulit Merangsang pengeluaran Tindakan pembedahan


Dan jaringan histamin,bradikinin.
Kulit dan jaringan terbuka
Diterima oleh reseptor nyeri Terputusnya kontinuitas jaringan
Kontinuitas dengan lingkungan Pada modulla
Timbul nyeri
Resiko infeksi Di hantarka ke talamus

Pergerakan terbatas
Corteks cerebri

ADL terganggu
Nyeri dipersepsikan

Nyeri

Kurang pengetahuan tentang penyakitnya

Stressor menigkat

Koping individu tidak efektive

Cemas
DAFTAR PUSTAKA

 Branner and Suddart,2001,Keperawatan Medikal Bedah ,Jakarta EGC.

 Corovin,Elizabeth.J .200,Buku Saku Patofisiologi,Jakarta ,EGC.

 Tarvimoto dan Wartanah,2004.KDM dan Proses Keperawatan,Jakarta Salemba Modika

PENYIMPANGAN KDM DYSPEPSYA


Obat - obatan,alkohol,bahan kimia,gagal ginjal,pankreas

Merusak mukosa lambung & memungkinkan difusi kembali asam & pepsin
ke dalam Jaringan lambung

membran mukosa edema & hipesemia

Ulserasi / erosi superfesial

Nekrosis

Jika makanan masuk iritasi + di muntahkan

Perforasi dinding lambung


Mencapai usus

Perdarahan +peritonitis Nyeri

Kolik Diare
Kekurangan volume cairan Dirasakan
ancaman
Nyeri
Gangguan perfusi jaringan
Kekurangan cairan Takut

A. PROSES KEPERAWATAN
I. Diagnosa
 Hipertermi b/d adanya proses infeksi
 Nyeri b/d peradangan pada mukosa lambung
 Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat
 Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati
 Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik

II.Intervensi dan Implementasi


1. Hipertermi b/d adanya proses infeksi
Tujuan : gangguan rasa nyaman demam dapat teratasi
Intervensi
1.Observasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien.
2.Kompres dengan air hangat pada dahi dan axila
Rasional : untuk menurunkan suhu badan klien
3.Anjurkan klien banyak minum
Rasional : supaya klien tidak kekeurangan cairan.
4.Penatalaksanaan pemberian obat paracetamol
Rasaional : untuk menurunkan suhu badan
2.Nyeri b/d peradangan pada lambung
Tujuan : klien akan mengungkapkan nyri teratasi / berkurang
Intrvensi :
1.Observasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan memudahkan dalam melakukan tindakan
selanjutnya.
2.kaji tingkat nyeri tiap 4 jam
Rasional : untuk mengetahui tingkat skala nyeri sebagai pedoman untuk bertindak.
3.Anjurkan klien posisi semi flowler.
Rasional : dengan posisi semi fowler,organ yang sakit tidak tertekan.
4.HE tentang pentingnya nutrisi
Rasaional :agar klien memahami dan melaksanakan arti dari pentingnya nutrisi bagi tubuh.
5.Penatalaksanaan dalam pemberian obat ulsidex 3 x 1
Rasional : untuk menekan peningkatan sama lambung
3.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat.
Tujuan : klien akan menampakkan kebutuhan nutrsi terpenuhi.
Intervensi :
1.kaji pola makan klien
Rasional : untuk mengetahu jumlah asupan nutrisi bagi klien.
2.beri makanan yang berevariasi
Rasional : makanan bervariasi merangsang selera makan
3.beri makan lunak sedikit tapi sering
Rasional : mencegah kekosongan lambung dan memudahkan absorsi terhadap lambung
4.mengukur BB tiap hari dengan timbangan yang sama
Rasional : mengetahui perkembangan status nutrisi klien.
4.Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati
Tujuan : klien mengatakan istirahat tidur terpenuhi
Intervensi :
1.obsevasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan pedoman untuk tindakan selanjutnya
2.beri mninum susu hangat
Rasional : mengandung protein yang tinggi
3.ciptakan lingkungan yang tenang denag membatasi pembesuk
Rasional : lingkungan yang tenang memaksimalkan rangsangan sehingga klien tertidur nyenyak.
4.memberikan HE kepada keluarga klien tentang pentingnya tidur cukup
Rasional : istirahat tidur yang cukup antara – 6 – 8 jam perhari
5.Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik
Tujuan : klien mengatakan kebutuhan ADL nya tidak dibantu lagi
Intervensi :
1.kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas.
Rasional : mengetahui kemampuannya dan membantu yang belum mampu melakukan sendiri
2.berikan support untuk melakukan aktivitas.
Rasional : denagan support klien merasa diperhatikan,aktivitas yang ringna bertahap.
3.libatkan keluarga dalam membantu ADL klien
Rasional : melibatkan keluarga untuk berperanaktif dalam membantu ADL sehingga klien merasa
diperhatikan.

Vous aimerez peut-être aussi