Vous êtes sur la page 1sur 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG SEDANG

MENGASUH ANAK
(CHILD BEARING)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK II

FAISAL YUSUF 16 01 034

NURHALIMAH SALEH 16 01 018

ELISA ADYTIA 16 01 006

NURLIA 16 01 019

NUR IZZATUL HASANAH 16 01 017

DIAN ELVIANI 16 01 005

AYU AULIA LESTARI 16 01 004

SISILIA FELICITAS SERA 16 01 028

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

S1 ILMU KEPERAWATAN
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG SEDANG MENGASUH
ANAK (CHILD BEARING)

A. DEFINISI
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 38-40 minggu.
Bayi baru lahir yaitu bayi dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui
jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat,
nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai
perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal
proses fisiologik sebagai berikut;
1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk
bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida)
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh
untuk mempertahankan homeostasis kimia darah
4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak
diperlukan badan
5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi
6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan
fungsi organ tersebut diatas

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau
kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan
anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun
sesudah lahir.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada
masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan.
Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang
kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya
perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan
mempunyai kesempatan hidup yang kecil.
B. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA
Setelah lahir anak pertama, keluarga mempunyai beberapa tugas yang penting.
Suami, istri, dan bayi semuanya belajar peran-peran yang baru sementara keluarga inti
memperluas fungsi dan tanggungjawab. Ini meliputi penggabungan tugas perkembangan
yang terus menerus dari setiap anggota kelurga dan keluarga secara keseluruhan (Duvall,
1977).
Tabel. Tahap Kedua Siklus Kehidupan Keluarga Inti yang sedang mengasuh anak dan
Tugas-Tugas Perkembangan yang Bersamaan.

Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Tugas-Tugas Perkembangan


Keluarga

Keluarga sedang mengasuh anak 1. Membentuk keluarga muda sebagai


sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke
dalam keluarga).
2. Rekonsiliasi tugas-tugas
perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan.
4. Memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran
orangtua dan kakek dan nenek.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988) ; Duvall dan Miller (1985)

Kelahiran seorang anak membuat perubahan-perubahan yang logika dalam


organisasi keluarga. Fungsi-fungsi pasangan suami istri harus dibedakan untuk
memenuhi tuntutan-tututan baru perawatan dan penyembuhan. Sementara pemenuhan
tanggungjawab ini bervariasi menurut posisi sosial budaya suami istri, sebuah pola yang
umum adalah untuk orang tua agar menerima peran-peran tradisonal atau pembagian
tanggungjawab (La Rossa dan La Rossa, 1981).
Hubungan dengan keluarga besar paternal dan maternal perlu disusun kembali
dalam tahap ini. Peran-peran baru perlu dibuat kembali berkenaan menjadi kakek nenek
dan hubungan antara orangtua dan kakek-nenek (Bradt, 1988).
Peran yang paling penting bagi perawat keluarga bila bekerja dengan keluarga
yang mengasuh anak adalah mengkaji peran sebagai orangtua bagaimana kedua orangtua
berinteraksi dengan bayi baru dan merawatnya, dan bagaimana respons bayi tersebut.
Klaus dan Kendall (1976), Kendall (1974), Rubbin (1967), dan yang lainnya menguji
dampak penting dari sentuhan dan kehangatan awal setelah melahirkan ; hubungan
positif antara orangtua anak pada hubungan orangtua dan anak di masa datang. Sikap
orangtua tentang mereka sendiri sebagai orangtua, sikap mereka terhadap bayi mereka,
karakteristik komunikasi orangtua dan stimulasi bayi (Davis, 1978) adalah bidang-bidang
terkait yang perlu dikaji.
Perubahan-perubahan peran dan adaptasi terhadap tanggungjawab orangtua yang
baru biasanya lebih cepat dipelajari oleh ibu daripada ayah. Anak merupakan realita pada
calon ibu dari pada ayah, yang biasanya mulai merasa seperti ayah pada saat kelahiran,
tapi kadang-kadang jauh lebih lambat dari itu (Minuchin, 1974). Ayah seringkali tetap
netral pada awalnya sementara wanita secara cepat menyesuaikan diri dengan struktur
keluarga yang baru.
Kebiasaan dimana kebanyakan ayah secara tradisional tidak diikutsertakan dalam
proses perinatal secara pasti memperlambat pria melakukan perubahan peran yang
penting ini dan oleh karena itu menghalangi keterlibatan emosional mereka. Sayangnya,
kesadaran yang meningkat tentang peran penting yang dipangku ayah dalam perawatan
anak dan perkembangan anak telah menimbulkan keterlibatan ayah yang lebih besar
dalam perawatan bayi dikalangan kelas menengah (Hanson dan Bozett, 1985).
Ibu dan ayah menumbuhkan dan mengembangkan peran orangtua mereka dalam
berespons terhadap tuntutan-tuntutan yang berubah terus menerus dan tugas-tugas
perkembangan dari orang muda yang sedang tumbuh, keluarga secara keseluruhan, dan
mereka sendiri. Menurut Friedman (1957), orangtua melewati 5 tahap perkembangan
secara berturut-turut. Dua tahap pertama meliputi fase kehidupan keluarga ini. Pertama,
selama bayi, orangtua mempelajari arti dari isyarat-isyarat yang dikekspresikan oleh bayi
untuk mengutarakan kebutuhan-kebutuhannya. Dengan setiap anak lahir berturut-turut,
orangtua akan mengalami tahap yang sama ini sehingga mereka menyesuaikan setiap
isyarat-isyarat unik bayi.
Tahap kedua ini perkembangan orangtua adalah belajar untuk menerima
pertumbuhan dan perkembangan anak yang terjadi dalam masa usia bermain –
khususnya orangtua yang baru memiliki anak pertama – membutuhkan bimbingan dan
dukungan. Orangtua perlu memahami tugas-tugas yang harus dikuasai oleh anak dan
kebutuhan anak akan keselamatan, keterbatasan dan latihan buang air (toilet training).
Mereka perlu memahami konsep kesiapan perkembangan, konsep tentang “saat yang
tepat untuk mengajar mereka”. Pada saat yang sama pula orangtua perlu bimbingan
dalam memahami tugas-tugas yang harus mereka kuasai selama tahap ini.
Pola-pola komunikasi perkawinan yang baru berkembang dengan lahirnya anak,
dimana pasangan berhubungan satu sama lain baik sebagai suami istri maupun sebagai
orangtua. Pola transaksi suami istri terbukti telah berubah secara drastis. Feldman (1961)
mengamati bahwa orang tua bayi berbicara dan berkelakar lebih sedikit, pembicaraan
yang merangsang lebih sedikit dan kualitas interaksi perkawinan yang menurun.
Beberapa orangtua merasa kewalahan dengan bertambahnya tanggungjawab, khususnya
mereka yang suami maupun istri sama-sama bekerja secara penuh.
Pembentukan kembali pola-pola komunikasi yang memuaskan termasuk masalah
dan perasaan pribadi, perkawinan dan orangtua adalah sangat penting. Pasangan harus
terus memenuhi setiap kebutuhan-kebutuhan psikologis dan seksual dan juga berbagi dan
berinteraksi satu sama lain dalam hal tanggungjawab sebagai orangtua.
Hubungan seksual suami istri umumnya menurun selama kehamilan dan selama 6
minggu masa postpartum. Kesulitan-kesulitan seksual selama masa berikutnya umum
terjadi, yang timbul dari faktor-faktor seperti ibu tenggalam dalam peran barunya,
keletihan dan perasaan menurunnya daya tarik seksual dan juga perasaan suami bahwa ia
“tersingkir” oleh bayinya.
Sekarang komunikasi keluarga termasuk anggota ketiga, membentuk tiga
serangkai. Orangtua harus belajar untuk merasakan dan melihat tangisan komunikasi dari
bayinya. Misalnya, tangisan bayi perlu dibedakan kedalam ekspresi ketidaknyamanan,
rasa lapar, rangsangan yang berlebihan, sakit, atau letih. Dan bayi mulai memberikan
respon terhadap rangkulan, timangan dan berbicara yang kemudian diterima dan
dikuatkan oleh orangtua.
Konseling keluarga berencana biasanya berlangsung saat pemeriksaan setelah
postpartum 6 minggu. Orangtua kemudian harus didorong secara terbuka untuk
mendiskusikan jarak kelahiran dan perencanaan. Melihat meningkatkan tuntutan-tuntutan
keluarga dan pribadi yang dibawakan oleh bayi, orangtua perlu menyadari bahwa
kehamilan dengan jarak rapat dan sering dapat berbahaya bagi ibu, dan juga ayah,
saudara bayi, dan unit keluarga.
Tahap siklus kehidupan ini memerlukan penyesuaian hubungan dalam keluarga
besar dan dengan teman-teman. Ketika anggota keluarga lain mencoba mendukung dan
membantu orangtua baru ini, ketegangan bisa muncul. Misalnya, meskipun kakek nenek
dapat menjadi sumber pertolongan yang besar bagi orangtua baru, namun kemungkinan
konflik tetap ada karena perbedaan nilai-nilai dan harapan-harapan yang ada antar
generasi tersebut.
Meskipun pentingnya memiliki jaringan sosial atau sistem pendukung sosial
untuk mencapai kepuasan dan perasaan positif tentang kehidupan keluarga, keluarga
muda perlu mengetahui kapan mereka butuh bantuan dan dari siapa mereka harus
menerima bantuan tersebut dan juga kapan mereka harus menggantungkan diri pada
sumber-sumber dan kekuatan merek sendiri (Duvall, 1977).
Hubungan perkawinan yang kokoh dan bergairah sangat penting bagi stabilitas
dan moral keluarga. Hubungan suami istri yang memuaskan akan memberikan pasangan
dengan kekuatan dan tenaga “bagi” bayi dan satu sama lain. Tuntutan-tuntutan dan
tekanan-tekanan yang bertentangan, seperti antara loyalitas ibu terhadap bayi dan
terhadap suami, merupakan persoalan dan dapat menyiksa. Tipe konflik semacam ini
dapat menjadi sumber sentral ketidakbahagiaan selama tahap siklus kehidupan ini.

C. MASALAH KESEHATAN DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Masalah-masalah utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan maternitas
yang terpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan
masalah-masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling perkembangan anak,
keluarga berencana, interaksi keluarga dan bidang-bidang peningkatan kesehatan umum
(gaya hidup).
Masalah-masalah kesehatan lain selama periode dari kehidupan keluarga ini
adalah inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas-fasilitas perawatan anak untuk ibu
yang bekerja, hubungan akan-orangtua, masalah-masalah mengasuh anak termasuk
penyalahgunaan dan kelalaian terhadap anak dan masalah-masalah transisi peran orang
tua.
Kemungkinan diagnose;
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2. Disfungsi seksual
3. Gangguan tumbuh kembang
4. Menyusui tidak efektif
5. Risiko cedera
6. Perubahan penampilan peran
7. Gangguan komunikasi verbal

D. PERAN PERAWAT KELUARGA


1. Monitor perawatan prenatal dan perujukan untuk masalah-masalah kehamilan
2. Konselor pada nutrisi prenatal
3. Konselor pada kebiasaan maternal prenatal
4. Pendukung amnionsintesis
5. Konselor pada menyusui
6. Koordinator dengan layanan pediatrik
7. Penyedia imunisasi
8. Perujukan ke layanan-layanan tenaga sosial

Vous aimerez peut-être aussi