Vous êtes sur la page 1sur 6

Analisis Vitamin C

Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalampembentukan kolagen


intraselular. Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua
asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolindan hidrosilisin. Kedua senyawa ini
merupakan komponen kolagen yang penting.Peranan vitamin C juga dalam proses
penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres. Vitamin C juga
banyak hubungannya dengan berbagaifungsi yang melibatkan reespirasi sel dan kerja enzim
yang mekanismenya belums e p e n u h n ya dimengerti. P e r a n a n n ya antara lain
o k s i d a s i f e n i l a l a n i n m e n j a d i tirosin, reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran
pencernaan sehingga besilebih mudah diserap.Vitamin C dengan iod akan membentuk
ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3sehingga ikatan rangkap hilang.Gambar 2.17 Reaksi
vitamin C dengan iod
Sumber : Keusch (2007)
Metode Titrasi IodometriPrinsip Kerja
Banyaknya zat pengoksida kuat dapat dianalisa dengan menambahkan kalium iodida
berlebih dan menitrasi iodida yang dibebaskan. Karena banyak zatpengoksida yang menuntut
larutan asam untuk bereaksi dengan iodide, natrium tiosulfat lazim digunakan sebagai
titran (Day dan Underwood, 1989).
Kelebihan, Kekurangan, dan Spesifikasi
Analisa vitamin C dengan metode iodometri memiliki kelebihan
y a i t u prosedur analisa yang mudah dilakukan, tidak membutuhkan waktu yang
lama,instrumen yang dibutuhkan cukup sederhana, perhitungan hasil analisa
dapatlangsung didapatkan.Namun, analisa dengan iodometri ini memiliki kekurangan
dalamm e l a k u k a n a n a l i s a v i t a m i n C . H a s i l a n a l i s a v i t a m i n C ya n g d i p e r o l e h
k u r a n g a k u r a t k a r e n a p e n g g u n a a n s t a n d a r t N a 2S2O3
t i d a k s t a b i l d a l a m w a k t u l a m a . B a k t e r i ya n g m e m a k a n b e l e r a n g a k h i r n ya
masuk ke larutan itu, dan p r o s e s metaboliknya akan mengakibatkan
pembentukkan SO32-, SO42-
, d a n b e l e r a n g koloidal. Belerang ini akan menyebabkan kekeruhan, bila timbul
keruh harus dibuang
Tahap-tahap AnalisisStandarisasi Larutan Na2S2O3.5H2OPembuatan Titrat
Larutan iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodiumm u r n i d a n
p e n g e n c e r a n d a l a m b o t o l v o l u m e t r i k . I o d i u m d i m u r n i k a n d e n g a n sublimasi
dan ditambahkan pada suatu larutan KI pekat, yang ditimbang dengant e l i t i s e b e l u m d a n
s e t e l a h p e n a m b a h a n i o d i u m . A k a n t e t a p i b i a s a n ya l a r u t a n distandarisasikan
terhadap suatu standar primer (Day dan Underwood, 1989).
Tahap Titrasi
Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometrik adalah larutan
natrium tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat
Na2S2O3.5 H2O. Larutan tidak boleh distandaris asikan terhadap standar
primer.Larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk untuk waktu yang lama.Tiosulfat terurai
dalam larutan asam, membentuk belerang sebagai endapan sperti susu :

S2O32-+ 2 H+→H2S2O3→H2SO3+S(p)

Akan tetapi reaksi lambat dan tidak terjadi apabila tiosulfat dititrasi dalam larutanasam dan
iodium jika larutannya diaduk dengan baik. Reaksi antara iodium dantiosulfat
adalah lebih cepat daripada reaksi penguraian (Day dan Underwood, 1989).Iodium
mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat :

I2+ 2 S2O32-→2 I-+ S4O62

Reaksi itu cepat, dan berlangsung sampai lengkap benar dan tak ada
r e a k s i samping. Jika pH larutan di atas 9, tiosulfat dioksidasi sebagian menjadi sulfat:
4I+S2O32-+ 5H2O 8I-+ 2SO42-+ 10H+
Dalam larutan netral atau sedikit sekali basa, oksidasi ke sulfat itu tidak
terjadi,terutama jika digunakan sebagai titran (Day dan Underwood, 1989).Warna larutan
iodium cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja sebagaiindikatornya sendiri. Iodium juga
memberi warna ungu atau merah lembayungyang kuat kepada pelarut-pelarut seperti
karbon tetraklorida atau khloroform dankadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir
titrasi (Day danUnderwood, 1989).Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan (dispersi
koloidal) kanji,karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakkai untuk suatu uji
sangatp e k a t e r h a d a p i o d i u m . K e p e k a a n l e b i h b e s a r d a l a m l a r u t a n ya n g
s e d i k i t a s a m daripada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (Day
danUnderwood, 1989).Mekanisme yang tepat dari pembentukan kompleks berwarna
tidak diketahui. Akan tetapi diduga bahwa molekul iodium ditahan pada permukaan β-amilosa
(sebuah unsur dari kanji). Unsur kanji yang lain, α-amilosa atauamilopektin, membentuk
kompleks kemerah-merahan dengan iodium, yang tidak mudah dihilangkan warnanya (Day dan
Underwood, 1989).Larutan kanji mudah diurai oleh bakteri, suatu proses yang
dapatdiperlambat dengan jalan sterilisasi atau penambahan zat pengawet. Hasil -
hasilperuraian memakai iodium dan berubah menjadi kemerah-merahan. Merkuri (II)iodida,
asam borat atau asam furoat dapat digunakan sebagai bahan pengawet.

Keadaan-keadaan yang menyebabkan hidrolisa atau koagulasi dari kanji


harusd i h i n d a r k a n . K e p e k a a n i n d i k a t o r b e r k u r a n g d e n g a n k e n a i k a n s u h u d a n
o l e h beberapa zat organik, seperti metal dan etil alkohol (Day dan Underwood, 1989).Menurut
Harjadi (2006), penambahan amilum harus menunggu sampai mendekati titik akhir
titrasi. Maksudnya ialah agar amilum tidak membungkus ioddan menyebabkannya sukar
lepas kembali. Hal ini dapat berakibat warna birusulit sekali lenyap sehingga titik
akhir tidak kelihatan tajam lagi. Bila iod masih b a n ya k s e k a l i b a h k a n d a p a t
m e n g u r a i k a n a m i l u m d a n h a s i l p e n g u r a i a n i n i mengganggu perubahan warna pada
titik akhir.
Analisa Sampel
Proses kedua setelah standarisasi larutan N a 2S2O3.5H2O adalah
a n a l i s a s a m p e l . P e r l a k u a n ya n g d i l a k u k a n a d a l a h s a m a d e n g a n s t a n d a r i s a s i
l a r u t a n Na
2S2O3.5H2O . Perlakuan dimulai dari pembuatan titrat sampai dengan
t a h a p titrasi sehingga warna biru lenyap.P e n e t a p a n v i t a m i n C d a p a t d i l a k u k a n
d e n g a n a n a l i s i s i o d o m e t r i ya n g merupakan reaksi oksidasi reduksi. Kelarutan dari iodin
meningkat lewatkompleksasi oleh iodida untuk membentuk triiodida.I
2(aq)+ I-→ I3-
Triiodida kemudian mengoksidasi vitamin C (C 6H8O6)
menjadi asamdehidroaskorbat (C6H6O6), menurut reaksi berikut: C6H8O6+ I3-+ H2O →
C6H6O6+ 3I-+ 2H+
V i t a m i n C A s a m d e h i d r o a s k o r b

Titik akhir dari reaksi ini diindikasikan oleh reaksi dari iodin dengan larutan pati (starch) y a n g
a k a n m e m b e n t u k w a r n a b i r u g e l a p . S e l a m a v i t a m i n C m a s i h terdapat
d a l a m l a r u t a n , t r i i o d i d a s e c a r a c e p a t d i k o n v e r s i m e n j a d i i o n i o d i d a sehingga
tidak ada warna biru gelap yang terbentuk dari reaksi antara iodin - pati.Namun ketika vitamin C
telah dioksidasi, maka triiodida berlebih dalamkesetimbangan dengan iodin akan
membentuk warna biru gelap akibat reaksi dengan pati.Setelah vitamin C habis
bereaksi dengan I3- m a k a I 3-
yang tersisa akandititrasi dengan larytan thiosulfat seperti persamaan reaksi di bawah
ini.P e n a m b a h a n pati berfungsi sebagai indik ator, di mana pati akan
m e m b e n t u k kompleks berwarna biru dengan I3-. Bila I3-
sudah habis bereaksi menjadi I-
makawarna biru yang terbentuk akan hilang.I3-+ 2 S2O32-→ 3I-+ S4O62-
Senyawa yang berperan sebagai pereaksi pembatas pada reaksi ini adalah senyawa
KIO3
karena KIO3
atau kalium iodat akan habis bereaksi terlebih dahuludibandingkan dengan KI dalam proses
pembentukan I3-
http://ml.scribd.com/doc/51866650/8726289-Analisis-Vitamin-C-Iodometri

Vous aimerez peut-être aussi