Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
M GIIPIA0 TM I
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARIUM GRADE I
DI PUSKESMAS TLOGOSARI KULON
SEMARANG
Oleh :
Janisdya Deta Ayu
NIM. 006711
Ungaran, 2008
Pembimbing I
ii
Laporan Pengelolaan Kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
pada Ny. M GIIPIA0 dengan Hiperemesis Gravdarum di Puskesmas Tlogosari
Semarang” telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Laporan Pengelolaan Kasus
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran dan telah diperbaiki sesuai masukan
Tim Penguji pada :
Hari :
Tanggal :
Ungaran, 2008
Tim Penguji
Penguji I Penguji II
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pengelolaan Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny.
M GIIPIA0 dengan Hiperemesis Gravdarum di Puskesmas Tlogosari Semarang”
dalam menyelesaikan tugas PKK II-B.
Penulis menyadari tersusunnya Laporan Pengelolaan Kasus ini karena adanya
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :
1. Idah Suciati, S.SiT, selaku dosen pembimbing Akademik yang telah
memberikan waktu dan segenap pikiran selama penulis menyusun Laporan
Pengelolaan Kasus.
2. Isri Nasifah, S.SiT, selaku koordinator PKK II-B yang telah mengijinkan
penulis untuk melaksanaklan pengambilan kasus ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Akademik Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.
4. Ny. M dan keluarga selaku pasien yang bersedia memberikan informasi dan
bekerja sama dengan penulis dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan.
5. Bapak, ibu, kakak, adik dan keluarga tercinta yang selalu memberi dorongan
serta dukungan moril dan materiil pada penulis.
6. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan II, yang telah dengan sukarela
membantu penulis
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas budi baik bapak, ibu
dan saudara-saudara yang telah diberikan kepada penulis.
Demikian penulisan Laporan Pengelolaan Kasus ini, penulis menyadari
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada sehingga dalam penyusunan studi
kasus ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
serta tanggapan yang positif.
vi
Ankhirnya penulis berharap semoga Laporan Pengelolaan Kasus ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Amin...
Ungaran, 2008
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
8. Pengelolaan ..............................................................................
9. Tatalaksana Hiperemesis Gravidarum ......................................
C. Konsep Asuhan Kebidanan ............................................................
D. Manajemen Kebidanan Menurut Varney .......................................
E. Landasan Hukum ...........................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................
BAB V PENUTUP ............................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan suatu barometer pelayanan
kesehatan ibu disuatu negara. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan masih
belum optimalnya pelayanan dibidang kesehatan. Menurut Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 angka kematian ibu di Indonesia
mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (POGI, 2006).
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain
adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia ke dalam perdarahan dan infeksi sebagai
penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi
dan partus lama. Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang
memburuk akibat kehamilan, termasuk hiperemesis gravidarum, penyakit
jantung, dan infeksi yang kronis. Selain itu, keadaan ibu sejak prahamil dapat
berpengaruh terhadap kehamilannya. Penyebab tak langsung kematian ibu antara
lain adalah anemia, kurang energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu” (terlalu
muda/tua, sering dan banyak) (Saifuddin, 2002).
Adapun hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum
jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi
faktor psikologis merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal
(Prawirohardjo, 1999).
Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang didapatkan data pada tahun
2004-2005 dengan jumlah kunjungan ibu hamil secara keseluruhan adalah 18.715
orang, sedangkan yang mengalami kehamilan resiko tinggi adalah 2.463 orang
dengan kasus Hiperemesis Gravidarum 249 orang (10,11%) menduduki urutan
ke-3.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum di ruang inap Puskesmas Tlogosari Kulon?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Setelah melaksanakan Laporan Pengelolaan Kasus ini penulis dapat
melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum sesuai dengan kompetensi dan standar pelayanan kebidanan
secara komprehensif.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum
b. Mampu menginterpretasikan data pada kasus ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum
c. Mampu merumuskan diagnosa potensial yang mungkin terjadi
berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah di identifikasi.
d. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera oeh bidan, dokter dan
tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien.
e. Merencanakan asuhan secara menyeluruh yang di dukung dengan
penjelasan yang nasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan
sesuai dengan kondisi pasien.
f. Melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman sesuai dengan
kondisi pasien.
g. Mengevaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan.
D. Ruang Lingkup
1. Tempat
Asuhan kebidanan pada Ny. M dengan hiperemesis gravidarum
dilaksanakan di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.
2. Waktu
Asuhan kebidanan pada Ny. M hamil dengan hiperemesis gravidarum
dilaksanakan pengkajian mulai tanggal 23 April 2008-25 April 2008.
3. Keilmuan
Asuhan kebidanan pada Ny. M hamil dengan hiperemesis gravidarum
masuk dalam pokok bahasan fisiologis dan patologis.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
a. Menambah pengetahuan tentang hiperemesis gravidarum dalam
memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil.
b. Dapat memperoleh pengalaman nyata dan dapat memberikan Asuhan
yang tepat pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum sesuai
kewenangan, kompetensi dan standar pelayanan kebidanan.
c. Penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek tentang
hiperemesis gravidarum.
2. Bagi lahan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
umumnya dan meningkatkan mutu pelayanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum pada khususnya.
3. Bagi institusi
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan yang akan datang.
b. Dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemamouan dan
pengetahuan mahasiswanya dalam menerapkan Asuhan Kebidanan pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.
4. Bagi masyarakat
Dapat meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang kehamilan
resiko tinggi terutama pada kehamilan dengan hiperemesis gravidarum,
sehingga masyarakat mengerti dan mampu mendeteksi secara dini pada
kehamilannya.
F. Metodologi Penulisan
Didalam menyusun Laporan Pengelolan Kasus ini, penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu suatu penulisan yang dilakukan secara intensif, terinci
dan mendalam (Notoatmodjo, 2002).
Adapun teknik perolehan data :
1. Wawancara
Adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dimana peneliti mendapatkan keterangan/pendirian secara lisan dari seorang
sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan
orang tersebut (Notoatmodjo, 2002).
2. Observasi
Yaitu mengamati secara langsung terhadap gejal, tanda pada keadaan
umum serta perubahan-perubahan yang terjadi selanjutnya, meliputi :
a. Beberapa pemeriksaan fisik
Yaitu pemeriksaan data tertentu untuk menunjukkan lebih tepatnya
observasi yang dilakukan selain dengan panca indra juga memakai
instruen atau pengatur yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, untuk
mendapatkan data objektif (Notoatmodjo, 2002).
b. Studi dokumentasi
Yaitu melihat catatan-catatan medis dari dokter dan bidan juga hasil
pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang (Notoatmodjo, 2002).
c. Studi kepustakaan
Mengambil referensi-referensi kepustakaan untuk memperoleh
dukungan teoritis pada masalah yang diambil mempunyai wawasan luas
untuk mengembangkan atau mengidentifikasi masalah yang diamati
(Notoatmodjo, 2002).
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Laporan Pengelolaan Kasus adalah sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, ruang lingkup, manfaat penelitian, metode
perolehan data, dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teori, berisi : konsep dasar kehamilan, konsep dasar
kehamilan beresiko, hiperemesis gravidarum, dan manajemen
kebidanan varney dan landasan hukum sesuai kasus.
BAB III : Tinjauan kasus, yang didalamnya berisi tentang pengkajian
interprestasi data dasar, indentifikasi diagnosa potensial, identifikasi
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, merencanakan
asuhan yang menyeluruh pelaksanaan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan, berisi tentang pembahasan yang disesuaikan dengan
tujuan penelitian dan permasalahan yang ada atau juga merupakan
kesenjangan antara pandangan secara teoristik dan kenyataan di
lapangan.
BAB V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
g. Respirasi
Resting minute volume (volume setiap gas yang bergerak permenit
dalam keadaan istirahat) meningkat selama masa kehamilan sekitar 40%.
Branch (1992) mengatakan bahwa volume ini mulai meningkat pada
trimester pertama sekitar 40-50%. Peningkatan ini terjadi lebih karena
peningkatan volume tidal dari pada frekuensi pernapasan. Terdapat
penurunan kapasitas residu fungsional Functional Residual Capacity
(FRC). Asupan oksigen meningkat hanya 15% sehingga terjadi
pernapasan yang berlebihan.
h. Perubahan endokrin
Perubahan sistem endokrin selama kehamilan terjadi pada :
1) Kelenjar tiroid
Sejumlah perubahan fungsi tiroid selama masa kehamilan. Perubahan
yang paling sering ditemukan pada ibu ialah mengalami hipertiroid.
Sebelum kelenjar tiroid janin mampu menyintesis tiroksin, kebutuhan
diperoleh dari ibu dengan menembus melalui barier plasenta. Kelenjar
tiroid yang membesar bersama dengan peningkatan konsumsui
oksigen, peningkatan frekuensi denyut nadi intoleransi panas dan
peningkatan iodium yang terikat protein dimasa yang lalu, di
interpretasikan sebagai bukti hipertiroidisme.
2) Prostaglandin
Prostaglandin bertanggung jawab untuk aktivitas saraf otonom, seperti
peningkatan aktivitas trombosis dan kontriksi otot polos pembuluh
darah.
3) Human chorionic gonadotropin
Perannya adalah mempertahankan korpus dalam menyeleksi
progesteron.
4) Progesteron
Bekerja sama dengan estrogen, progesteron menstimulasi
pertumbuhan uterus, mendiferensiasi endometrium menjadi jaringan
sekresi disertai peningkatan akumulasi glikogen menstimulasi
desidualisasi endometrium yang diperlukan untuk implantasi dan
menghambat kontraksi miometrium.
5) Kelenjar adrenalin
Kelenjar tiroid total meningkat secara progresif dalam masa
kehamilan. Hal ini menyebabkan kecenderungan timbulnya striae
abdomen, glikosuria dan hipertensi dan juga gambaran morfologis
lebih berat yang umumnya terlihat (Jones, Henderson, 2005).
3. Indikasi dalam Kehamilan
Pada kehamilan tidak selamanya berjalan dengan normal. Ada macam-
macam komplikasi dalam kehamilan yang terjadi pada setiap trimester
diantaranya :
a. Pada trimester I
Hiperemesis gravidarum, hamil ektopik, abortus, penyakit trofoblas,
hamil disertai infeksi.
b. Pada trimester II
Hamil dengan perdarahan dan infeksi, kematian intrauteri.
c. Pada trimester III
Pre-eklamsi, persalinan prematur, ketuban pecah dini, kematian
intrauuteri, solusio plasenta, plasenta previa, pecahnya sinus marginalis,
tekanan darah tinggi , penyakit jantung, penyakit ginjal dan lainnya, hamil
disertai infeksi (Manuaba, 1998).
4. Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
a. Pengertian
Asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal (Saifuddin, 2001).
b. Tujuan
Tujuan asuhan antenatal antara lain :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan, dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayinya agar dapat tumbuh kebang secara normal (Saifuddin, 2001).
c. Pada setiap kunjungan, bidan harus :
1) Menilai keadaan umum (fisik) dan fisiologis ibu hamil
2) Memeriksa urin untuk tes protein dan glukosa urine atas indikasi. Bila
ada kelainan, ibu dirujuk.
3) Mengukur berat badan dan lingkar lengan atas. Jika beratnya tidak
bertambah, atau pengukuran lengan menunjukkan kurang gizi, beri
penyuluhan tentang gizi dan rujuk untuk pemeriksaan dan pengobatan
lebih lanjut.
4) Jika berat badan naik lebih ½ kg perminggu, segera rujuk
5) Mengatur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau
berbaring, posisi tetap sama pada pemeriksaan pertama maupun kedua
berikutnya. Letakkan tensimeter di permukaan yang datar setinggi
jantungnya. Gunakan selalu manset yang sesuai. Ukur tekanan darah
(tekanan darah di atas 140/90 mmHg, atau pengukuran diastol 15
mmHg atau lebih sebelum umur kehamilan 20 minggu, atau paling
sedikit pada pengukuran dua kali berturut-turut pada selisih waktu
satu jam, berarti ada kenaikan nyata dan ibu perlu dirujuk).
6) Periksa Hb pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 28 minggu
atau lebih sering tanda-tanda anemia. Pada daerah endemis malaria
diberi profilaksis dan penyuluhan saat kunjungan pertama (lihat
standar 6)
7) Tanyakan apakah ibu hamil minum tablet zat besi sesuai dengan
ketentuan dan apakah persediaannya cukup. Tablet zat besi berisi 60
mg zat besi dan 500 mg asam folat paling sedikit diminum satu tablet
sehari selama 90 hari berturut-turut, ingatkan ibu hamil agar tidak
meminumnya dengan teh atau kopi.
8) Tanyakan dan periksa tanda dan gejala penyakit menular seksual
(PMS), dan ambil tindakan sesuai dengan ketentuan.
9) Tanyakan apakah ibu hamil merasakan hal-hal dibawah ini :
perdarahan, nyeri epigastrium, sesak nafas, nyeri perut, demam.
10) Lakukan pemeriksaan fisik ibu hamil secara lengkap. Periksa
payudara, lakukan penyuluhan dengan perawatan untuk memberi ASI
eksklusif. Pastikan kandung kencing ibu kosong sebelum diperiksa.
11) Ukur tinggi fundus uteri dalam cm dengan menggunakan meteran
kain (sesuai kehamilan lebih 24 minggu tinggi fundus dalam cm di
ukur dari simpisis pubis sampai ke fundus uteri, sesuai umur
kehamilan dalam minggu, lihat standar 5).
12) Tanyakan apakah janin sering bergerak dan dengarkan denyut jantung
janin. Rujuk jika tidak terdengar atau pergerakan janin menurun pada
bulan terakhir kehamilan.
13) Beri nasehat tentang cara perawatan dari selama kehamilan, tanda
bahaya pada kehamilan, perawatan payudara, kurang gizi dan anemia.
14) Dengarkan keluhan yang disampaikan ibu dengan penuh minat dan
beri nasehat atau rujuk jika diperlukan. Ingat, semua ibu memerlukan
dukungan moril selama kehamilannya.
15) Bicarakan tentang persalinan, persiapan transportasi untuk rujukan
bila diperlukan. Beri nasehat mengenai persiapan persalinan (lihat
standar 8).
Catat semua temuan pada KMS ibu hamil/buku KIA, kartu ibu.
Pelajari semua temuan untuk menentukan tindakan selanjutnya, termasuk
rujukan ke fasilitas rujukan/atau rumah sakit. (Depkes RI, 2001).
Selain dilakukan pemeriksaan diatas untuk menunjang dalam
menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan panggul luar terutama
primigravida dan pada ibu yang belum pernah melahirkan bayi cukup
bulan melalui jalan lahir untuk menilai keadaan dan bentuk panggul
apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit
persalinan, pemeriksaan tersebut meliputi :
1) Ukuran-ukuran panggul luar
a) Distansia Spinarum (± 24 cm-26cm)
Jarak antara kedua spina iliaka anterior, sinistra dan dextra.
b) Distansia Kristarum (± 28 cm-30cm)
Jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krista
iliaka sinistra dan dextra.
c) Konjugata eksterna (Boudeloque) (± 18 cm-20cm)
Jarak antara bagian atas simfisis ke prosesus spenous lumbal 5.
d) Lingkar panggul (± 80 cm-90 cm)
Dari pinggir atas simfisis pertengahan antara spina iliaka anterior,
superior dan trochanter mayor sepihak dan kembali melali tempat-
tempat yang sama dipihak yang lain.
2) Pemeriksaan Laboratorium
a) Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya
sekurang-kurang 2 kali selama kehamilan, sekali pada permulaan
dan sekali lagi pada akhir kehamilanny. (Mochtar, 1998).
b) Hb : untuk menentukan kader hemoglobin dalam darah. Selain itu
perlu dikaji karena pada usia kehamilan 32 minggu terjadi puncak
hemodilusi darah (pengenceran darah) pada puncak hemodilusi
darah ini perlu dikaji kadar hemoglobin dalam darah. Kaitannya
dengan kehamilan apakah ibu menderita anemia atau tidak.
Pemeriksaan hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan
alat Sahli. Hasil pemeriksaan hemoglobin dengan Sahli dapat
digolongan sebagai berikut :
Hb 11% tidak anemia
Hb 9-10% anemia ringan
Hb 7-8% anemia sedang
Hb < 7% anemia berat
(Manuaba, 1998)
B. Hiperemesis Gravidarum
1. Pengertian
a. Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan
muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada
kehamilan trimester I kurang lebih 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. (Mansjoer,
1999).
b. Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (Mochtar, 1998).
c. Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terus-menerus, makan
kurang dapat menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari.
(Manuaba, 1998).
d. Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berulang-ulang sehingga
dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat
membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001).
2. Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti
frekuensi kejadian adalah 2 per 1.000 kehamilan. Faktor presdisposisi dan
faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
(Mochtar, 1998)
a. Faktor presdisposisi
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi-gravida,
molahidatidosa dan kehamilan gemeli. Frekuensi yang tinggi pada
molahidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dengan bahwa faktor
hormon meregang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon
chorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. (Prawirohardjo, 1999).
b. Faktor psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum
belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut
kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya,
diduga dapat menjadi faktor kejadian Hiperemesis Gravidarum. Dengan
perubahan suasana dan masuk rumah sakit penderitaannya dapat
berkurang sampai menghilang. (Manuaba, 1998).
c. Faktor alergi
Pada kehamilan, dimana diduga terjadi invansi jaringan villi korialis yang
masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat
menyebabkan kejadian Hiperemesis Gravidarum. (Manuaba, 1998).
d. Penyebab Hiperemesis Gravidarum adalah kombinasi dengan pengaruh
hormonal dan faktor psikologis. (Prawirohardjo, 2002).
3. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat kadar hormon dan estrogen dan hormon
chorionik gonadotropin yang meningkat yang biasanya terjadi pada trimester
pertama. Pengaruh fisiologis tidak jelas, mungkin berasal dari sistem syaraf
pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Faktor psikologis juga
merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal.
Mual dan muntah yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi tidak imbangnya elektrolit sehingga dapat menjadi hiponatremia
dan selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke
jaringan sehingga aliran darah, jumlah makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan menyebabkan terhambatnya zat foresik.
Karena cadangan karbohidrat dan lemak habis dipakai untuk keperluan
energi, oksidasi lemah jadi tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan
timbulnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan muntah
menyebabkan cairan ekstra plasma berkurang, natrium dan klorida, darah
turun demikian pula klorida kemih. Kekurangan kalium akan terjadi karena
muntah dan karena peningkatan ekskresi kalium melalui ginjak. Hipokalemia,
menyebabkan lebih banyak muntah semakin banyak dapat merusak hepar,
terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. (Prawirohardjo, 2002).
4. Tanda dan Gejala Klinik Hiperemesis Gravidarum
Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis tidak jelas, tetapi
muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi
memberikan petunjuk bahwa wanita telah memerlukan perawatan yang
intensif (Mansjoer, 1999).
Gambaran klinis dari Hiperemesis Gravidarum dapat dibagi menjadi 3
tingkatan :
a. Hiperemesis Gravidarum tingkat I
Muntah terus menerus, makan berkurang, berat badan menurun, kulit
dehidrasi, tonusnya lemah, nyeri dibawah epigastrium, tekanan darah
turun dan nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, lidah kering, mata
tampak cekung.
b. Hiperemesis Gravidarum tingkat II
Penderita tampak lebih lemah, gejala dehidrasi makin tampak, mata
cekung, turgor kulit makin kurang, lidah kering dan kotor, tekanan darah
turun, nadi meningkat, berat badan makin menurun, mata ikterik, gejala
hemokonsentrasi makin tampak, urine berkurang, badan aseton dalam
urine meningkat, terjadi gangguan buang air besar, mulai tampak
gangguan kesadaran, menjadi apatis, nafas berbau aseton.
c. Hiperemesis Gravidarum tingkat III
1) Muntah berkurang
2) Keadaan umum wanita hamil makin menurun, tekanan darah turun,
nadi meningkat dan suhu naik, keadaan dehidrasi makin jelas.
3) Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterik
4) Gangguan kesadaran dalam bentuk : somnolen sampai koma,
komplikasi susunan syaraf pusat (encepalopati wernicke), nistagmus
perubahan arah bola mata, diplopia-gambar tampak ganda, perubahan
mental. (Mochtar, 1998).
5. Diagnosis
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus
ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga
mempengaruhi keadaan umum, makan berkurang, berat badan menurun, kulit
dehidrasi tonusnya lemah, nyeri di daerah epigastrium, tekanan darah
menurun, mata tampak cekung, kemungkinan penyakit lain harus dipikirkan
dan berkonsiltasi dengan dokter tentang penyakit hati, penyakit ginjal dan
tukak lambung. (Manuaba, 2001).
6. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis Gravidarum
sangat memuaskan, jarang sekali menyebabkan kematian atau memaksa kita
melakukan abortus therapetius. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri,
namun demikian pada tingkat yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa,
ibu dan janin. (Prawirohardjo, 2002).
Bahaya Hiperemesis Gravidarum :
a. Bagi ibu
Meliputi dehidrasi, terganggunya keseimbangan elektrolit, peredaran
darah gastrointestinal (karena terjadi robekan pada selaput lendir
esophagus dan lambung), Atalasia Retina serta kematian ibu.
b. Bagi bayi
Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan
kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin
sehingga pengobatan perlu segera diberikan. (Prawirohardjo, 2002).
7. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis Gravidarum dengan memberikan
informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis rasa takut. Memberikan penerangan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses fisiologik. Memberikan
kayakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala
fisiologik pada kehamilan muda akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
(Prawirohardjo, 2002).
8. Pengelolaan Kasus Hiperemesis Gravidarum
a. Tingkat I yaitu :
1) Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang
kehamilan pada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis
rasa takut, juga tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak
tapi dalam porsi sedikit tapi sering, jangan tiba-tiba berdiri tetapi
minum-minuman yang hangat dan manis dan makan roti atau sedikit
biskuit waktu bangun pagi akan terasa oyong, mual dan muntah,
defeksi hendaknya diusahakan teratur.
2) Terapi obat, menggunakan Sedativa (luminal, stesoid), vitamin (vit.
B1 dan B6), anti muntah (Mediamer B6, Dramamin, Avopreg,
Avomin, Torecan) Antasida dan anti mulas (Mochtar, 1998).
b. Tingkat II dan III
1) Isolasi dan pengobatan psikologis
Dengan melakukan isolasi di ruangan sudah dapat meringanan wanita
hamil. Karena perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga.
Petugas dapat memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi
tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan kehamilan.
(Manuaba, 1998).
2) Pemberian cairan parental
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
cadangan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3
liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin, khususnya
protein, dapat diberikan asam amino secara intra vena. Air kencing
perlu diperiksa sehari-hari terdapat protein, aseton, klorida, dan
bilirubin suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah
3xsehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan. Bila
selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah
baik dapat dicoba untuk memberikan minuman dan penanganan
diatas. (Prawirohardjo, 2002).
3) Menghentikan kehamilan
Pada beberapa kasus, pengobatan Hiperemesis Gravidarum tidak
berhasil malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun
sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur
kandungan, keadaan yang memerlukan pertimbangan diantaranya :
a) Gangguan kejiwaan
(1) Delirium
(2) Apatis, somnolen, sampai koma
(3) Terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke
b) Gangguan penglihatan
(1) Perdarahan retina
(2) Kemunduran penglihatan
c) Gangguan faal
(1) Hati dalam bentuk ikterus
(2) Ginjal dalam bentuk anuria
(3) Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
(4) Tekanan darah menurun
(Manuaba, 1998)
9. Tata Laksana Hiperemesis Gravidarum
Fisiologis Hamil Muda
(Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi & KB, Manuaba, 2001)
C. Konsep Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum
Dalam konsep ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian yang
berkaitan dengan konsep kebidanan.
1. Manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
memperkenalkan sebuah metode dengan mengkombinasikan pemikiran dan
tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi
pasien maupun bidan (Varney, 1997).
2. Langkah-langkah manajemen kebidanan menurut Varney (Varney, 1997)
Dari pengumpulan data berakhir dengan evaluasi, ketujuh langkah
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengkajian atau pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
klien secara lengkap. Data dasar ini meliputi riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya, meninjau catatan terbaru
atau catatan sebelumnya, dan meninjau dara laboratorium dan
membandingkan dengan hasil studi. Bidan mengumpulkan data dasar
awal yang lengkap mengenai semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dengan manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
b. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diiterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan, karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa klien. Dalam
hal ini sering menyertai diagnosa dan sering berkaitan dengan
pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan
pengarahan.
c. Indentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bisa memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman. Bidan
harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab masalah yang timbul
dan harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya
dan bersiap-siap terhadap kemungkinan yang tiba-tiba dapat terjadi.
d. Indentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Langkah ke empat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan, jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus-menerus. Data baru mungkin saja
dikumpulkan sebagai data menunjukkan suatu situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari
seorang dokter. Dalam kondisi tertentu wanita mungkin juga memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya
seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi
baru lahir. Dalam hal ini bidan harus dapat mengevaluasi dengan tepat.
e. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah ini sebelumnya, dalam hal ini merupakan lanjutan dari diagnosa
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah terlihat dari kondisi
pasien atau masalah tetapi tentang perkiraan yang akan terjadi berikutnya
peyuluhan konseling dan rujukan untuk masalah-masalah sosial, ekonomi
dan psikologi bisa diperlukan setiap asuhan harus disetujui oleh kedua
pihak agar dapat dilaksanakan dengan efektif.
f. Masalah perencanaan atau implementasi
Masalah perencanaan atau implementasi adalah langkah rencana
asuhan yang menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima
perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh
wanita tersebut, bidan atau tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
melakukannya sendiri dia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya. Manajemen yang efisien akan menyingkat
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan.
g. Evaluasi
Yaitu mengevaluasi apakah rencana asuhan tersebut yang meliputi
pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi sesuai dengan masalah dan
diagnosa.
Langkah V : Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi
bidan. Berkaitan dengan diagnosa yaitu : beri informasi tentang keadaan ibu dan
kehamilannya, terapi obat menggunakan sedatif (luminal). Vitamin (vitamin B1
dan B6), anti muntah (Mediamer, B6, Dramamin), antasid dan anti mulas.
(Mochtar, 1998).
Berkaitan dengan masalah maka, dibuat perencanaan untuk
menghilangkan kecemasan pasien dengan memberikan pemahaman yang jelas
tentang Hiperemesis Gravidarum tingkat I dan penangannya melalui penyuluhan
konseling serta support mental bahwa keadaannya akan hilang dengan sendirinya
seiring dengan usia kehamilan. Seperti memberi KIE tentang makanan porsi
sedikit tapi sering, jangan turun tempat tidur dan anjurkan untuk minum teh
hangat serta dianjurkan minum banyak untuk mencegah dehidrasi. (Mochtar,
1998).
Langkah VI : Pelaksanaan
Perencanaan dilaksanakan untuk mengatasi diagnosa masalah dan
kebutuhan pasien sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Berkaitan dengan
diagnosa maka rencana dilaksankan. Memberikan informasi tentang keadaan ibu
dan kehamilannya.
Berkaitan dengan permasalahan maka kecemasan pasien, sesuai dengan
perencanaannya mkaa dilaksanakan penyuluhan dan konseling untuk
menghilangkan kecemasan pasien dan memberikan pemahaman tentang
pengobatan dan penanganan yang telah dibuat yaitu makan sedikit tapi sering,
jangan turun dari tempat tidur yaitu anjurkan minum teh hangat anjurkan ibu
minum banyak untuk menghindari dehidrasi. (Prawirohardjo, 2002).
Langkah VI : Evaluasi
Merupakan langkah pengecekan apakah rencana asuhan benar-benar telah
terpenuhi kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan dalam masalah dan
diagnosa. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu
continue. Maka perlu mengulangi kembali setiap asuhan yang tidak efektif
melalui proses manajemen untuk mengidentifikasikan. Pada pemeriksaan tersebut
dikatakan berhasil apabila pada evaluasi terakhir tidak didapatkan ibu mula
muntah lagi.
E. Landasan Hukum
Landasan Hukum tentang kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I terdapat dalam Kepmenkes 900/MENKES/VII/2002 Tentang Registrasi
dan Praktek Bidan BAB V mengenai wewenang bidan yaitu sebagai berikut :
Pasal 14 : Bidan dalam menjalankan prakteknya berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kebidanan
b. Pelayanan KB
c. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pasal 15 (2) : Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pra nikah, pra hamil,
masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, dan menyusui,
masa antara (periode interval)
Pasal 16 (d) : Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil
dengan abortus iminens, Hiperemesis Gravidarum tingkat I, pre
eklamsi ringan dan anemi ringan.
Pasal 17 : Dalam keadaan tidak terdapat dokter yang berwenang pada
wilayah tersebut, bidan dapat memberikan pelayanan pengobatan
pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai dengan
kemampuannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
9. Psikologi spiritual
a. Keluarga merasa senang dan mendukung kehamilan ibu
b. Ibu merasa cemas dengan keadaannya sekarang
c. Suami sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan, keputusan
diambil secara musyawarah
d. Ibu dan keluarga taat menjalankan ibadah
e. Ibu tinggal bersama suami, tidak memelihara hewan peliharaan, dalam
memasak daging dan sayur sampai matang.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital : TD : 100/70 mmHg N : 84x/menit
S : 37 oC RR : 24 x/menit
d. Berat badan sebelum : 69 kg
Berat badan sekarang : 67 kg
Tinggi badan : 160 cm
LILA : 29 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bentuk mesochepal, kulit kepala bersih
b. Rambut : hitam, bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah
rontok.
c. Mata : tampak cekung, konjungtiva tidak pucat, seklera
tidak kuning.
d. Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip,
nafas tidak berbau aseton
e. Telinga : simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen.
f. Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada stomatitis
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h. Dada : I : simetris
Paru-paru : Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan
Auskultasi : terdengar bungi whezzing
Jantung : Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : terdengar bunyi lup-dup normal, tidak
ada bunyi tambahan (abnormal)
i. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, ada nyeri tekan daerah
epigastrium
j. Genetalia : bersih, tidak ada varices, tidak ada oedem, tidak ada
flour albus
k. Anus : tidak ada hemoroid
l. Ekstremitas :
Atas : terpasang infus D5% 20 tetes per menit, tidak oedem
atau varices dan pergerakan aktif.
Bawah : tidak ada varices/oedem, daerah akral tidak dingin,
pergerakan aktif, turgor kulit sedang.
3. Pemeriksaan obstetri
a. Inspeksi
Muka : pucat, tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : membesar, aerola dan puting susu menghitam,
puting susu menonjol
Abdomen : membesar sesuai dengan umur kehamilan, terdapat
linea nigra, tidak ada striae gravidarum
Genetalia : tidak ada kondiloma akuminata
b. Palpasi
Mamae : tidak ada benjolan, ASI belum keluar
Abdomen : leopold I : TFU 3 jari diatas simpisis
c. Auskultasi
DJJ belum terdengar
d. Perkusi
Ekstremitas bawah : reflek patella kanan/kiri positif
4. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium Hb : 11,4 gr%.
Tgl/ Interpretasi Diagnosa
Pengkajian Antisipasi Jam Perencanaan Jam Pelaksanaan Jam Evaluasi
Jam Data Potensial
23 April Data Subyektif : GIIPIA0, Dehidrasi Kolaborasi 18.00 1. Melaksakan 18.05 1. Melaksanakan 1. Keadaan
2008 1. Ibu mengatakan umur ibu 28 dengan WIB advice WIB kolaborasi dengan umum ibu
hamil yang tahun, dokter dokter dokter antara lain: baik, terapi
kedua, hamil 10 a. Memasang infus sudah
melahirkan 1 minggu D5% 20 tts/menit dilaksanaka,
kali, tidak pernah lebih 4 hari b. Memberi injeksi infus D5% 20
keguguran dengan verticom 3x tts/menit sudah
2. Ibu mengatakan hiperemesis lampul dipasang.
umur 28 tahun gravidarum c. Antasid 3x1 tablet 2. Ibu mengerti
3. Ibu mengatakan tingkat I. d. Vitamin b dan
HPHT 8 Februari complek 3x1 melaksanakan
4. Ibu mengatakan Masalah : tablet anjuran yang
mual muntah ± Pasien 18.45 2. Anjurkan 18.50 2. Mengajurkan ibu telah diberikan
10 kali/hari cemas WIB ibu banyak WIB agar banyak minum
5. Ibu mengatakan karena minum air putih atau teh
badannya lemas keadaannya. hangat supaya tidak
6. Ibu mengatakan terjadi dehidrasi
nafsu makan 19.00 3. Anjurkan 3. Menganjurkan ibu
berkurang WIB ibu istirahat untuk istirahat cukup
Data Obyektif : cukup dalam suasana dan
1. Keadaan umum pikiran yang tenang
ibu sedang 19.00 4. Beri 4. Memberi motivasi
Kesadaran : WIB motivasi dengan meyakinkan
composmentis terhadap kepada ibu bahwa
2. Tanda-tanda ibu mual muntah bisa
vital disembuhkan dan
TD : 110/70 janin yang ada dalam
mmHg kandungannya dalam
N : 84x/menit keadaan baik
S : 36 oC 19.00 5. Beri KIE 5. Memberikan KIE
RR : 24x/menit WIB pada ibu pada ibu bahwa
BB : tentang mual, muntah, bisa
3. Mata cekung, hiperemesis terjadi pada
bibir tampak gravidarum kehamilan muda
pucat dan kering, akan mengurangi
TFU 3 jari di muntah yang
atas simpisis berlebihan dengan
mengubah pola
makan sehari-hari
yaitu dalam jumlah
kecil tapi sering
menganjurkan ibu
makan roti kering
atau minum teh
hangat pada waktu
bangun tidur untuk
mengurangi rasa
mual 1. Keadaan ibu
24 April Data subyektif : GIIPIA0, - - 07.30 1. Beri diit 07.35 1. Memberikan diit 10.00 baik, diit telah
2008 1. Ibu mengatakan umur ibu 28 WIB yang WIB yang adekuat sesuai WIB diberikan, ibu
mual muntah 6x tahun, adekuat hasil kolaborasi sudah makan 2
sehari hamil 10 hasil seperti memberi biskuit dan
2. Ibu mengatakan minggu kolaborasi biskuit dan teh minum teh
nyeri perut lebih 4 hari hangat hangat 1 gelas
bagian atas dan dengan 2. Ibu
pusing hiperemesis 07.40 2. Beri 07.45 2. Memberi motivasi melaksanakan
3. Ibu sudah mau gravidarum WIB motivasi WIB pada ibu bahwa anjuran yang
makan sedikit bahwa keadaannya akan telah diberikan
tapi sering dan keadaannya membaik
minum teh akan lebih
hangat baik
4. Ibu mengatakan 08.00 3. Anjurkan 08.01 3. Menganjurkan ibu
bisa istirahat WIB makan WIB untuk makan sedikit
cukup sedikit tapi tapi sering, agar ibu
Data obeyektif : sering dan tidak lemas, minum
1. Keadaan umum minum air air putih supaya tidak
ibu sedang, putih dehidrasi
kesadaran 08.15 4. Beri obat 08.20 4. Memberi obat seperti
composmentis WIB sesuai WIB verticom 3x1 ampul,
2. Tanda-tanda advice Antasid 3x1 tablet,
vital: dokter Vitamin B complek
TD : 110/70 3x1 tablet
mmHg
N : 84x/menit
S : 36 oC
RR : 20 x/menit
BB : kg
3. Pemeriksaan
fisik, muka
pucat, mata
tampak cekung,
conjungtiva tidak
pucat, seklera
tidak kuning,
bibir tampak
kering. 1. Keadaan
25 April Data subyektif : GIIPIA0, - - 09.15 1. Beri terapi 09.30 1. Memberikan terapi, 12.00 umum ibu
2008 1. Ibu mengatakan umur ibu 28 WIB sesuai WIB Vertivom k/p, baik, tetesan
sudah mau makan tahun, advice Antasid 3x1 tablet, infus lancar,
nasi ½ porsi habis hamil 10 dokter Vitamin B complek obat telah
2. Ibu mengatakan minggu 3x1 tablet. diberikan.
masih mual tapi lebih 4 hari 2. Ibu mau
sudah tidak dengan 09.35 2. Anjurkan 09.40 2. Menganjurkan ibu makan biskuit
muntah hiperemesis WIB ibu untuk WIB untuk tidak segera dan minum
Data obyektif : gravidarum tidak segera turun dari tempat teh hangat
1. Keadaan umum tingkat I. turun dari tidur saat bangun
ibu sedang, tempat tidur untuk
kesadaran tidur mengurangi mual dan
composmentis perlu minum teh
2. TTV : hangat dan makan
TD : 110/80 biskuit. 3. Ibu
mmHg 10.15 3. Beri KIE 3. Memberi KIE tentang melaksanakan
N : 80 x/menit WIB tentang makanan seimbang anjuran yang
S : 36 oC makanan bagi ibu hamil bahwa telah diberikan
RR : 24x/menit seimbang makan harus lebih
BB : kg ibu hamil banyak dari biasa,
3. Pemeriksaan disamping itu
fisik : muka mengkonsumsi
pucat, mata tidak makanan tambahan,
cekung, pagi dan sore,
konjungtiva tidak makanan harus
pucat, seklera mengandung zat besi
tidak kuning, disamping itu lebih
bibir tampak banyak makan dari 1. Keadaan
kering. biasanya. umum ibu baik
26 April 1. Ibu mengatakan GIIPIA0, - - 14.35 1. Beri terapi 14.45 1. Memberikan teraphy 18.00 sudah tidak
2008 sudah tidak mual umur ibu 28 WIB sesuai advis WIB sesuai dengan advice mual
dan muntah tahun, dokter dokter seperti
2. Ibu mengatakan hamil 10 memonitor tetesan
makan habis ½ minggu infus D5% 16 tetes
porsi janis nasi, per menit : Antasit
lauk, sayur 3x1 tablet, Vitamin B 2. Pasien telah
3. Ibu mengatakan complek 3x1 tablet. mengerti
sudah tau tentang 14.15 2. Anjurkan 15.20 2. Menganjurkan ibu anjuran yang
makanan WIB ibu makan WIB makan sedikit tapi diberikan
seimbang bagi sedikit tapi sering dan banyak
ibu hamil sering dan minum ± 7-8 gelas
Data obyektif : banyak sehari
1. Keadaan umum minum
ibu baik, 15.20 3. Beritahu 3. Memberitahu pasien
kesadaran WIB pasien bahwa besok sudah
composmentis besok boleh pulang
2. TTV : sudah boleh
TD : 110/80 pulang
mmHg
N : 80x/menit
S : 36 oC
RR : 20 x/menit
BB : kg
3. Pemeriksaan
fisik muka tidak
pucat, mata tidak
cekung,
konjungtiva
tidak pucat,
seklera tidak
kuning, bibir 1. Infus sudah di
tidak kering. aff jam 09.15
27 April Data subyektif : GIIPIA0, - - 08.55 1. Lakukan aff 09.00 1. Melakukan aff infus 13.00 WIB
2008 1. Ibu mengatakan umur ibu 28 WIB infus WIB jam 09.14 WIB 2. Keadaan ibu
tidak muntah dan tahun, baik
tidak mual hamil 10 09.40 2. Beri 09.50 2. Memberikan
2. Ibu mengatakan minggu WIB informasi WIB informasi pada pasien
sudah makan agar tetap agar sampai dirumah
nasi ½ porsi menjaga tetap menjaga
habis jenis nasi, kesehatann kesehatannya dan
lauk sayur ya apabila mual maka
Data obyektif : anjurkan makan porsi 3. Terapi obat per
1. Keadaan umum kecil tapi sering. oral dianjurkan
ibu baik, 10.20 3. Anjurkan 10.25 3. Menganjurkan pasien di rumah
kesadaran WIB pasien WIB untuk minum obat
composmentis untuk secara teratur :
2. TTV : minum obat Antasid 3x1 tablet, 4. Pasien pulang
TD : 120/70 secara Vitamin B complek jam 11.00
mmHg teratur 3x1 tablet. WIB
N : 80 x/menit 10.30 4. Beritahu 10.32 4. Memberitahu ibu 11.00
S : 36 oC WIB ibu dapat WIB dapat pulang dengan WIB
RR : 20 x/menit pulang syarat ibu harus
BB : kg dengan kontrol setelah obat
3. Pemeriksaan syarat ibu habis.
fisik, keadaan harus
umum ibu baik, kontrol
muka tidak setelah obat
pucat, mata tidak habis
cekung,
konjungtiva
tidak pucat, bibir
tidak kering.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Didalam pengkajian didapatkan Ny.
M umur 28 tahun dengan Hiperemesis Gravidarum karena mengalami mual
dan muntah yang berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari namun
klien tidak mengalami turgor kulit mengurang, tekanan darah menurun dan
lidah kering.
2. Berdasarkan data dari pengkajian didapatkan diagnosa kebidanan yaitu Ny. M
dengan Hiperemesis Gravidarum dan ditemukan masalah ibu cemas dengan
keadaannya. Diagnosa potensial yang ditemukan adalah Hiperemesis
Gravidarum tingkat lanjut jika tidak ditangani segera, sehingga diperlukan
tindakan antisipasi yaitu dengan pemberian infus D5%.
3. Asuhan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum meliputi pemberian
informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis rasa takut, makan sedikit tapi sering, jangan tiba-
tiba bangun/berdiri tetapi minum-minuman yang hangat dan manis dan
makan roti atau biskuit waktu bangun pagi akan terasa oyong, mual dan
muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur (Mochtar, 1998). Pada kasus
Hiperemesis Gravidarum, asuhan ini perlu diberikan karena ibu masih dalam
masa kehamilan. Pada perencanaan dilakukan sesuai dengan teori.
4. Pada kasus Hiperemesis Gravidarum pengelolaan dilakukan sesuia dengan
perencanaan. Dan dalam melakukan Asuhan Kebidanan tidak terjadi
hambatan karena adanya kerja sama yang baik antara pasien, penulis dan
tenaga kesehatan.
5. Setelah dilakukan asuhan dengan baik diperoleh hasil evaluasi bahwa
keadaan Ny. M sudah semakin membaik dan tidak mual muntah lagi sehingga
asuhan ini berhasil.
B. Saran
1. Bagi bidan dan tenaga kesehatan
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum hendaknya :
a. Memiliki kemampuan dalam mengelola kasus dengan menerapkan
manajemen kebidanan agar tujuan asuhan memperoleh keberhasilan.
b. Mempunyai kemampuan komunikasi agar mampu melaksanakan
penyuluhan/konseling agar mencapai tujuan.
c. Memahami kewenangan bidan agar terhindar dari malpraktek
2. Bagi klien
Bila mengalami kelainan dalam kehamilan seperti merasa mual dan
muntah yang berlebihan hendaknya segera memeriksakan diri pada tempat
pelayanan kesehatan/bidan.
3. Bagi penulis
Diharapkan setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Hiperemesis Gravidarum dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum.
4. Bagi institusi pendidikan
Untuk menambah perpustakaan yang berkaitan dengan Asuhan
Kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA