Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien datang ke Rumah Sakit diantar oleh keluarga karena klien marah-marah,
memecahkan piring, dan gelas di rumah.
2. Diagnosa
Perilaku kekerasan
3. Tujuan
Klien mampu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, cara mengontrol
perilaku kekerasan, dan membantu klien mempraktekkan latihan cara
mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 1 dan fisik 2.
4. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi penyebab PK
b. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
c. Mengidentifikasi PK yang dilakukan
d. Mengidentifikasi akibat PK
e. Menyebutkan cara mengontrol PK
f. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol PK secara fisik 1
g. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian
2. Fase Kerja
“ Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak marah?
terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? O…iya, jadi ada dua
penyebab marah bapak”
“ Pada saat penyebab itu, seperti bapak pulang ke rumah dan istri belum
menyediakan makanan, apa yang bapak rasakan? “
“ Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang tertutup rapat, dan tangan mengepal? “
“ Setelah itu apa yang bapak lakukan? O… Iya, jadi bapak memukul istri bapak
dan memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang?
Iya, tentu tidak.”
“ Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul. Istri jadi sakit dan takut, piring-
piring pecah. Menurut bapak, adakah cara lain yang lebih baik?
Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian? “
“Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, salah satunya adalah dengan
cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik rasa marah disalurkan.”
“ Ada beberapa cara, bagaimana kalu kita belajar ada 2 cara ?”
“ Begini pak, jika tanda-tanda marah sudah bapak rasakan, maka bapak berdiri,
lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus…, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan lima kali. Baagus sekali,
bapak sudah bias melakukannya. Bagaimana perasaannya? “
“ cara kedua, Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan
kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain melakukan nafas dalam, bapak
dapat melakukan pukul kasur dan bantal.”
“ Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak
melakukannya,”
“ Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“ Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah.
Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya.”
“ Nah sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin sehingga bila sewaktu-
waktu rasa muncul, bapak sudah biasa melakukannya.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak? “
2. Objektif
“ Bagaimana apa bapak bias mengulangi apa yang telah kita pelajari
tadi?”
b. Rencana tindak lanjut
“ Kalau rasa marah bapak muncul lagi, silahkan bapak coba cara tersebut!
Coba ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan jika
marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan nafas dalam ya pak.”
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan
Membantu Klien mengontrol perilaku kekerasan dengan meminum obat.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara minum obat
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan masih sering marah-marah
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang di lakukan dan melatih pasien
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
2. Fase Kerja
“ Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Jika marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan
sudah lega maka kita perlu bicara dengan orang yang sudah membuat kita
marah. Ada tiga caranya pak : 1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada
suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. 2. Menolak dengan
baik jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan : maaf
saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan; coba bapak
praktekkan. Bagus pak. 3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain membuat kesal bapak dapat mengatakan: ‘Saya jadi ingin marah
karena perkataanmu itu; coba praktekkan, bagus.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?’
2. Objektif
“ Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari!”
2. Waktu
“ Mau jam berapa? Bagaimana kalau tiga kam lagi kita ketemu?”
3. Tempat
“ Mau di mana pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah serta akibat yang dapat
terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan
Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang di lakukan dan melatih pasien
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANNAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum!,”
b. Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan ? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur ? Bagus sekali, bagimana rasa
marahnya ?
c. Kontrak
1. Topik
“ Bagaimana kalo sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa
marah yaitu dengan ibadah ?”
2. Waktu
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?
3. Tempat
“ Bagaimana kalau kita berbincang-bincang ditempat ini lagi ?
2. Fase Kerja
“ Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan ! Bagus. Baik, yang
mana mau dicoba?
“ Nah kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas
dalam. Jika marahnya belum reda juga, ambil air wuduh kemudian sholat. “
“ Bapak bisa melakukan sholat secara teratur utnuk merdeakan kemarahan
“Coba sebutkan sholat lima waktu ? Bagus. Mau coba yang mana ? Coba
sebutkan caranya “
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tentang
cara yang ketiga ini ?”
2. Objektif
“ Sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari ? Bagus. “
b. Rencana Tindak lanjut
“ Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Mau
berapa kali bapak sholat? Baik kita masukkan sholat
“ Coba sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak
merasa marah !”
“ Setelah ini coba bapak lakukan jadwal sholat sesuai jadwal yang telah kita
buat tadi.”
c. Kontrak yang akan datang
1. Topik
“ Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat
mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat. “
2. Waktu
“ Mau jam berapa pak?, Bagaimana kalau jam 10.00?
3. Tempat
“ Mau dimana pak? Disini lagi ? Baik, Assalammualaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
C. PROSES KEPERAWATAN.
5. Kondisi Klien
Klien mengatakan rasa marahnya masih sering muncul tapi dengan frekuensi
yang mulai menurun. Klien nampak terlihat lebih baik dan sudah melakukan
beberapa kegiatan harian yang dijadwalkan.
6. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
7. Tujuan
Membantu Klien mengontrol perilaku kekerasan.
8. Tindakan Keperawatan
d. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik 1 dan 2, obat, verbal dan berikan pujian.
e. Menilai kemampuan yang telah mandiri
f. Menilai apakah PK terkontrol
7. Waktu
“ Berapa lama mau kita berbincang-bincang?, bagaimana kalau 15 menit
?”
8. Tempat
“ Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat
kemarin? “
9. Fase Kerja
“masih ingat cara latihan fisik untuk mengontrol PK yang bapak alami ?
coba ulangi cara ltihan fisik, ya pintar !
.”cara kedua apa, masih ingat, ya betul ! obatnya apa ? berapa kali
dimunum obatnya dalam sehari ? yang ketiga apa ? bagus sekali kalo yang
ke empat apa ? yaa bagus ! sering bercakap cakap sama teman yah, masih
ingat siapa saja nama temannya ? jadi bapak sudah membersihkan
tempat tidur ? mandi pakai sabun ? ganti pakaian ? bagus sekali ! saya
senang sekali !.
10. Fase Terminasi
d. Evaluasi
3. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?”
4. Objektif
“ coba ulangi kegiatan apa yang harus dilakukan ? Bagus, jadi
sudah berapa cara untuk mengontrol perilaku kekerasan yang
saya ajarkan! “
e. Rencana tindak lanjut
“ mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak..”
f. Kontrak yang akan datang
“ Bapak, Hari ini adalah hari terakhir saya bersama bapak, tapi bapak
tidak perlu khawatir semua yang pernah latih dan pelajari bersama
selama beberapa hari ini telah saya sampaikan pada perawat
diruangan.
Nanti mereka yang melanjutkan perawatan bapak jika ada sesuatu
yang bapak kurang mengerti boleh bertanya pada perawat diruangan
ini. Baiklah bapak, assalammualaikum!”
STRATEGI PELAKSANAAN
KOMUNIKASI PASIEN
HALUSINASI
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPIP HALUSINASI
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Kliendatang ke rumah sakit dengan marah-marah, bicara sendiri, dan tertawa
sendiri, klien mengatakan mendengar suara-suara.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori Halusinasi pendengaran
3. Tujuan
Klien mampu untuk mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara untuk
mengontrol halusinasi, dengan cara pertama menghardik.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi
b. Mengidentifikasi isi halusinasi
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi
d. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
g. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
h. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum ibu. Saya perawat yang akan merawat ibu, nama saya
FANI, nama ibu siapa? senang di panggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa keluhan ibu saat ini?”
c. Kontrak
1. Topik
“ Baiklah sekarang, kita akan bercakap-cakap tentang suara-suara yang
selama ini ibu dengar tapi tak tampak wujudnya”
2. Tempat
“ Dimana kita duduk? Di ruang tamu”
3. Waktu
“ Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
2. Fase Kerja
“ Apakah ibu dengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?”
“ Apakah terus menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan suara itu paling
sering ibu dengar? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah waktu sendiri?”
“ Apa yang ibu rasakan pada saat mendengarkan suara itu?”
“ Apa yang ibu lakukan saat mendengarkan suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul?”
“ ibu ada empat cara mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
mengahardik suara tersebut. Dua, dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum
obat dengan teratur.”
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara menghardik.”
“ Caranya sebagai berikut : saat suara-suara itu muncul, langsung ibu bilang,
pergi saya tidak mau dengar, saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu di
ulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba ibu peragakan. Nah
begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak bisa.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah peragaan tadi?”
2. Objektif
“ Apa yang ibu lakukan jika suara-suara muncul?
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Jika suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Bagaimana
kalau kita buat jadwal latihannya.
c. Kontrak Yang Akan Datang
1. Topik
‘ Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang ke dua?”
2. Waktu
“ Jam berapa bapak? Bagaimana kalau dua jam lagi.”
3. Tempat
“ Di ruangan ini ya ibu, assalamu’alaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPIIP HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien datang ke rumah sakit dengn marah-marah, bicara sendiri dan tertawa
sendiri, klien mengatakan masih mendengar suara-suara.
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Klien mampu menggunakan obat secara teratur
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
SPIIIP HALUSINASI
A. Proses Kperawatan
1. Kondisi Klien
Klien datang ke rumah sakit dengan marah-marah, bicara sendiri dan tertawa
sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Halusianasi
3. Tujuan
Klien mampu untuk mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol
halusinsi, dengan cara kedua : bercakap-cakap dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara obat (jelaskan 6 benar
: jenis guna, dosis, frekuensi, cara kuntinuitas minum obat)
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal harian
3. Tempat
“ Dimana tuan, atau di sini lagi.” Assalmu’alaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPVP HALUSINASI
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan sudah tidak mendengar suara suara yang tidak nyata
Klien Nampak mempraktekkan cara menghardik
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Klien mampu untuk mengontrol halusinasi.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan latihan menghardik & obat & bercakap – cakap
& kegiatan harian beri pujian
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
yang biasa dilakukan di rumah..
c. Menilai Kemampuan yang telah mandiri
d. Menilai apakah halusinasi terkontrol
C. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)
4. Fase Orientasi
d. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum tuan. Bagaimana perasaan hari
ini?”
e. Evaluasi/Validasi
“ bagaimana kabarnya hari ini ?
f. Kontrak
4. Topik
“ Sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan mengulangi semua latihan
mengontrol halusinasi yang sudah saya ajarkan.”
5. Tempat
“ mau berbincang bincang dimana bagaimana kalo disini saja. baiklah”
6. Waktu
“ Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
5. Fase Kerja
“ masih ingat cara mengontrol halusinasi yang sudah saya ajarkan ? coba
ulangi lagi cara menghardik, ya pintar ! cara kedua apa ? masih ingat, ya
betul! Obatnya ada berapa ? berapa kali diminum obatnya dalam sehari ?
yang ketiga apa ? bagus sekali sering bercakap cakap sama teman yah,
masih ingat siapa saja nama temannya ? kalo yang keempat apa ? yah
bagus! Jadi bapak sudah membersihkan tempat tidur ? mandi pakai sabun
? ganti Pakaian ? bagus sekali, saya senang sekali!
6. Fase Terminasi
e. Evaluasi
3. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang ? Bagus
sekali.”
4. Objektif
“ Coba sebutkan empat cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-
suara!. Bagus sekali.”
f. Rencana Tindak Lanjut
“ Mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian tuan. Coba lakukan
sesuai jadwal ya!”
g. Kontrak Yang Akan Datang
4. Topik
“ Kita baiklah pertemuan kita sampai disini dulu yah, saya senang bisa
membantu bapak, saya harap apa yang telah saya ajarkan bapak bisa
ingat dan dilakukan”
5. Waktu
-
6. Tempat
-
STRATEGI PELAKSANAAN
KOMUNIKASI PASIEN
ISOLASI SOSIAL
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi social
3. Tujuan
Klien mampu menyebutkan penyebab isolasi sosial, mengetahui keuntungan
dan kerugian berinteraksi dengan orang lain serta cara berkenalan dengan
orang.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi penyebab isolasi social pasien
b. Berdikusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
c. Berdikusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
d. Menganjarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
e. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan harian berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien mengatakan masih tidak mampu membina hubungan yang baik dengan
orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi social
3. Tujuan
Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang.
4. Tindaka keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan
dengan satu orang
c. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien mengatakan sudah mampu berkenalan dengan satu orang tapi belum
mampu berinteraksi dengan orang banyak.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi social
3. Tujuan
Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan dua oaring atau lebih.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan
dengan dua orang atau lebih
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Fase kerja
( bersama-sama S saudara mendekati pasien O)
“ Selamat pagi O, ini ada pasien yang ingin berkenalan.”
“ Baiklah S, sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah S lakukan
sebelumnya.”
( Pasien mendemonstrasikan cara berekenalan : memberi salam,
menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi, serta menanyakan hal
yang sama )
“ Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada O ?”
“ Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu
S bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi nanti jam 4 sore.”
3. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan pasien O?”
“ Dibandingkan kemarin pagi, S tampak lebih baik saat berkenalan denga
pasien O.”
“ Pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu
kembali dengan O jam 4 sore nanti!”
“ Selanjutnya bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap
dengan orang lain kita tambahkan lagi dijadwal harian. Jadi satu hari S dapat
berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali, jam 10 pagi, jam 1
siang, dan jam 8 malam, S bisa bertemu dengan N, dan tambah dengan
pasien yang baru dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain
lagi secara bertahap. Bagaimana S setuju kan ?”
“ Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada
jam dan tempat yang sama ya. Sampai besok. Assalam mualaikum.”
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien mengatakan sudah mampu berkenalan dengan satu orang tapi belum
mampu berinteraksi dengan orang banyak.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi social
3. Tujuan
Klien mampu mempraktekkan cara komunikasi social : meminta sesuatu,
menjawab pertanyaan.
4. Tindakan Keperawatan
d. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
e. Melatih cara bicara social : meminta sesuatu, menjawab pertanyaan
f. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Startegi Komunikasi Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
“Assalamu ‘alaikum pak ! Bagaimana perasaan bapak hari ini?”
“Apakah bapak senang bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang?”
( Jika jawaban pasien : ya, saudara bisa lanjutkan utnk mengajaknya lagi
latihan berkomunikasi dengan orang lain )
“ Bagaimana perasaan S stelah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin
siang?”
“ Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi ?”
“ Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi ?”
“ Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu
pasien O.”
“ Seperti biasa kira-kira 10 menit. Mari kita temui dia diruang makan.”
2. Fase kerja
3. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan pasien O?”
“ Dibandingkan kemarin pagi, S tampak lebih baik saat berkenalan denga
pasien O.”
“ Pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu
kembali dengan O jam 4 sore nanti!”
“ Selanjutnya bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap
dengan orang lain kita tambahkan lagi dijadwal harian. Jadi satu hari S dapat
berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali, jam 10 pagi, jam 1
siang, dan jam 8 malam, S bisa bertemu dengan N, dan tambah dengan
pasien yang baru dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain
lagi secara bertahap. Bagaimana S setuju kan ?”
“ Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada
jam dan tempat yang sama ya. Sampai besok. Assalam mualaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN
KOMUNIKASI PASIEN
WAHAM
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPIP WAHAM
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien datang dengan mengatakan bahwa dirinya sebagai nabi
2. Diagnosa keperawatan
Waham kebesaran
3. Tujuan
Klien mampu mengorientasikan realita, memenuhi kebutuhannya
maupunyang tidak terpenuhi dan mampu memasukkan dalam kegiatan
harian.
4. Tindakan keperawatan
a. Membantu orientasi realita
b. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
c. Membantu pasien memenuhi keebutuhannya
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2. Fase kerja
“ Saya mengerti bapak merasa bahwa bapak adalah seorang nabi, tapi sulit
untuk saya mempercayainya karena setahu saya semua nabi tidak ada lgi,
bisa kita lanjutkan pembicaraan yang terputus pak?”
“ Tampaknya bapak gelisah sekali, bisa bapakm ceritakan apa yang bapak
rasakan?,O… Bapak merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak
mempunyai hak utnuk mengatur dirinya sendiri?”
“ Menurut bapak siapa yang sering mengatur-atur bapak?,”
“Jadi ibu yang sering mengatur-atur bapak, juga kakak dan adik bapak yang
lainnya? Kalau bapak sendiri maunya apa?”
“O…,bagus bapak kalau punya rencana sendiri?”
“ Coba bapak tulis apa yang direncanakan dan jadwalkan ?”
“ Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya bapak ingin ada kegiatan diluar rumah
karena bosan kalau didalam rumah”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dengan
saya?”
2. Objektif
“ Apa saja yang tadi kita bicarakan pak? Bagus”
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien dating dengan mengatakan bahwa dirinya sebagai nabi.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham kebesaran
3. Tujuan
Klien mampu mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekkannya.
4. Tindakan keperawatan
a) Mengevaluasi jandwal kegiatan harian pasien
b) Berdiskusi tentang kemampuan yang dimilki
c) Melatih kemampuan yang dimiliki
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien datang dengan mengatakan bahwa dirinya sebagai nabi.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan
Klien mampu melaksanakan minum obat dengan benar dan teratur.
4. Tindakan Keperawatan
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur.
c) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kagiatan harian.
3. Fase terminasi
a) Evaluasi
Subjek : “ Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang – bincang
tentang obat yang Bapak minum ?? “ Apa saja nama obatnya !!! Jam
berapa minum obatnya ???
Objektif : “ Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan Bapak ???
b) Rencana Tindak Lanjut
“ Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya
pada suster. Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Pak ????
c) Kontrak yang akan datang
1) Topik : “ Pak besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kagiatan yang
telah dilaksanakan .
2) Waktu : “ Jam berapa Pak ? besok jam 11.00. Sebentar sebelum makan
siang ?”
3) Tempat : “ Dimana tempatnya ? Bagaimana kalau diruang ini saja ?
Baiklah sampai ketemu sebentar siang. Assalammu alaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN
KOMUNIKASI PASIEN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mangalami gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. Diagnose Keperawatan
Deficit aperawatan Diri
3. Tujuan
Klien mampu mengetahui pentingnya kebersihan diri dan cara menjaga
kebersihan diri serta menerapkannya dalam kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
b. Menjelaskan cara menjaga keberihan diri
c. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga keberihan diri
d. Menganjurkan pasien mamasukkan dalam jadwal kagiatan harian
2. Fase Kerja
“ Berapa kali T mandi dalam sehari ? Apakah hari ini sudah mandi ?
“ Menurut T apa kegunaannya mandi? Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat
diri? “
“ Menurut T apa manfaatnya kalau kita mnjaga kebersihan diri ? “
“ Kira – kira tanda – tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa
ya, badan gatal, mulut bau, apa lagi ? “
“ Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa menurut T yang
biosa muncul?” “ betul ada kudis, kutu dan sebagainya.”
“ Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka ? “
“ Kapan saja T biasanya menyisir rambut ? “
“ Bagaimana membedakan ?” “ Apa maksud atau tujuan sisisran dan berdandan
?” ( contoh untuk pasien laki – laki.
“ Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan terakhir T cukuran ? Apa
gunanya cukuran? Apa alat – alat yang diperlukan? “
“ Iya, sebaiknya cukuran seminggu 2 kali, ada alat cukurnya ? Nanti bisa minta ke
parawat. “
“ Berapa kali T makan sehari ? “ Apa pula yang dialkukan setelah makan? “
“ Betul, kita harus sikat gigi setelah makan. “
“ Dimana biasanya T buang air besar atau kecil? Bagaimana membersihkannya? “
Iya, kita kencing dan BAB harus di WC.” “ Nah, itu WC diruangan ini, lalu jangan
lupa membersihkan pakai air dan sabun!”
“ “ Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang
perlu dipersiapkan? Benar sekali, T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk,
sikat gigi, sampo, sabun serta sisir.”
Bagaimana kalau sekarang kita kekamar mandi, Suster akan membimbimg T
melakukan. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil sampo
gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih, bagus sekali. “
“ Selanjutnya ambilnya sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih.” Jangan lupa sikat gigi pake odol, giginya disikat
mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai
belakang. Bagus. “ “ Lalu kumur – kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi
seluruh tubuh T sampai bersih. Terakhir siram seluruh tubuh T sampai bersih lalu
keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakek
baju dan sisir rambutnya dengan baik. “
3. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian? “
“ Coba T sebutkan lagi bagaimana cara mandi yang baik setalah T lakukan tadi ? ”
“ Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri? “ “ Sekarang ciba T ulangi lagi Tanda – tanda bersih dan rapi.
Bagus sekali. “
“ Mau berapa kali T mandi dan sikat gigi dalam sehari? Mari kita masukkan dalam
jadwal aktivitas harian T! ”
“ Nah lakukan ya T, dan beri tanda kalau sudan dilakukan, M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan, dan T
(tidak) tidak melalukannya! ”
“ Baik, besok kita latihan makan yang baik, pagi – pagi sehabis mandi, OK! “
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPIIP DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tidak mampu makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
2. Diagnosa Kaparawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan
Klien mampu mengetahui cara makan yang baik dan mampu melakukan serta
menerapkannya dalam kegiatan harian.
4. Tindakan Kaperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien
b. Menjelaskan cara makan yang baik
c. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik
d. Menganjurkan pasien masukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fese Orientasi
“ Selamat pagi Pak T ? “
“ Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Bagaimana mandinya ? Sudah dilakukan ?
Sudah ditandai dijadwal harian ? “
“ Hari ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik, kita latihan langsung
diruang makan ya ! “ “ Mari, itu sudah datang makanan ! “
2. Fase Kerja
“ Bagaimana kebiasaan sebelum, saat maupun setelah makan ? Dimana T makan
?“
“ Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan ! “
“ Bagus ! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita
berdoa dulu, silahkan T yang pimpin !. Bagus.
“ Mari kita makan! Saat makan kita harus menyuap makanan satu – satu dengan
pelan – pelan. Ya, ayo..! sayurnya dimakan Ya. “ “ Setalah makan kita bereskan
piring dan gelas yang kotor. Ya batul…dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya
bagus! “ Itu suster Ani sedang bagi obat, coba…T minta sendiri obatnya. “
3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama – sama? “
“ Apa saja yang harus kita lakukan pada sebelum, saat dan sesudah makan , (cuci
tangan, duduk yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring
dan gelas, lalu cuci tangan)? “
“ Nah, coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam
jadwal? “
“ Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB/BAK yang baik, bagaimana kalau jam
10.00 ditempat ini saja! “
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPIIIP DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tidak mampu BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan
STRATEGI PELAKSANAAN
KOMUNIKASI PASIEN
HARGA DIRI RENDAH
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien cenderung pesimis dan merasa tidak mampu serta selalu mengkritik diri
sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien dapat mengidentifikasi aspek yang dimilki klien dapat menilai
kemampuan yang digunakan.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilik pasien
b. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
d. Memberi pujian yang wajar terhadap kelebihan pasien
e. Menganjurkan pasien memeasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Fase Kerja
“ T, apa saja kemampuan yang T milik ? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya
ya! Apapula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu? Mencuci piring…dst”
“Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki”
“ T, dari lima kegiatan/kemampaun ini, mana yang bisa dikerjakan di Rumah
Sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah dilakukan ? Kalau yang kedua
sampai kelima? (misalnya ada 3 yang bisa dikerjakan) Bagus sekali ada tiga
kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini.”
“ Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah
sakit ini!”
“O…yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana
kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur T? Mari kita lihat tempat
tidru T. Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?
“Nah, kalau mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal
dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat sepreinya dan kasurnya kita
balik.”
“Nah, sekarang kita pasang lagi sepreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus
! Sekarang sebelah lagi, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.
Sekarang ambil bantal, rapihkan, letakkan disebelah atas/kepala. Mari kita
lipat selimut, nah letakkan sebelaha bawah/kiri. Bagus!”
“ T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan,
bedakah dengan sebelum dirapihkan? Bagus”
“ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau T lakukan
tanpa disurh, Tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan dan T
(tidak) melakukan.”
3. Fase Terminasi:
“ Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur? Ya, T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat di
lakukan d rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah
T praktekkan dengn baik sekali. Nah, kemampuan ini dapat juga dilakukan di
rumah setelah pulang”
“ sekarang kita masukkan ked lam jadwal harian T. Mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa?. Lalu
sehabis istirahat, jam 16.00.”
“ besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang ke dua. T masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu di lakukan di rumah sakit selain merapikan tempat
tidur?”
“ Ya, bagus, cuci piring. Kalau begitu kita akan latihan memncuci piring besok
jam 08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi. Smpai jumpa ya.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP IIP HARGA DIRI RENDAH
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien kurang produktifitas dan selalu mengkritik diri sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan dan merencanakan kegiatan
yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih kemampuan ke dua
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum, bagaimana perasaan T pagi ini? Wah, tampak cerah.”
“ Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/tadi pagi?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi), sekarang kita akan latihan
kemampuan yang kedua. Masih ingat apa kegiatan itu T ?”
“ Iya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini.”
“ Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
2. Fase Kerja
“ T, sebelum mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan
air untuk membilas, T bisa menggunakan air yang mengaalir dari kran ini. Oh ya,
jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa makanan.”
“ Sekarang saya perlihatkan dulu caranya.”
“ Setelah semuanya perlengkapan tersedia T ambil satu piring kotor lalu buang
dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T
bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah di
berikan sabun pencuci piring. Setelah selesai di sabuni, bilas dengan air bersih
sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu T bisa
mengeringkan yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah
selesai.”
“ Sekarang coba T yang melakukannnya!”.
“ Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik. Sekarang di lap
tangannya!.”
3. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan T setelah latihan mencuci piring?”
“ Bagaimana jika kegiatan mencuci piring ini di masukkan menjadi kegiatan
sehari-hari T? mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring
tiga kali setelah makan.”
“Besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan tempat
tidur dan cuci piring masih ingat kegiatan apakah itu? Ya, benar kita akan latihan
mengepel.! Mau jam berapa? Sama dengan sekarang? Sampai jumpa.”