Vous êtes sur la page 1sur 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ANOREKSIA DI RUANG FLAMBOYAN


RUMAH SAKIT TENTARA TINGKAT II
Dr. SOEPRAOEN MALANG

Disusun Oleh:
Achmad Mudhofir
201710461011040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS

LAPORAN PENDAHULUAN
BATU URETER DI RUANG KENANGA
RUMAH SAKIT TENTARA TINGKAT II
Dr. SOEPRAOEN MALANG

TANGGAL PENGAMBILAN KASUS


26 MARET 2018

Di susun oleh:
Achmad Mudhofir

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING KLINIK /CI

…………………………………….. …………………………………..
KONSEP TEORI

A. Pengertian
Anoreksia merupakan penurunan napsu makan yang merupakan gejala umum pada
banyak penyakit dan dapat disebabakan oleh makanan, obat, emosi, ketakutan, masalah
psikologi dan infeksi.
Anoreksia adalah penurunan nafsu makan atau hilangnya nafsu makan dalam waktu
yang lama. Gejala klinis ini sering terjadi dan perlu dibedakan dengan kelainan makan
anoreksia nervosa yang sering kali disebut anoreksia. Anoreksia dapat disertai dengan
penurunan berat badan atau tidak. Keadaan ini hampir mempunyai satu penyebab yang
mendasari atau lebih.
Anoreksia jangka panjang dapat menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit yang
dapat menyebabkan dysritmia jatung. Makan merupakan salah satu cara dalam menaikan
berat badan akan tetapi pemberian makanan melalui selang atau infuse dapat menjadikan
sebuah pilihan. Tanyakan kepada pasien apa oenyebab merekan kehilangan napsu makan
dan apa yang dapat meningkatkan napsu makan tersebut.

B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Jenis kelamin, riwayat keluarga, kepribadia perfeksionis, kesulitan
mengkomunikasikan emosi, kesulitan menyelesaikan konflik, tingkat percaya diri
rendah
2. Faktor Genetik
Adanya variasi genom 5HTT
3. Faktor Biokimia
Diet
4. Faktor Usia
Gangguan makan dengan menolak mempertahankan berat badan normal

C. Patofisiologi
Etiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang jelas,dan
diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan prilaku .Namun
demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada kemungkinan faktor-faktor
organic pada etiologi.
Faktor predisposisi
1. Biologis
Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan pertama
wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi daripada
populasi umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan kepada pusat
pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia
khusus untuk makan dan kenyang. Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi
gangguan makan walaupun model biologis ini masih dalam tahap perkembangan.
Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut
cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetic mungkin
muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanan
genetic ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan umum
terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic mungkin secara langsung mencakup
disfungsi hipotalamus.(Sheila L. Videbeck, 2008 )
2. Perkembangan
Anoreksia biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini bahwa penyebabnya
berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap kehidupan ini. Perjuangan
untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan indentitas yang unik adalah 2 tugas
yang penting. (Sheila L. Videbeck, 2008)
3. Lingkungan
Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami
gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan makan sering
dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan lingkungan keluarga
dengan konflik.
4. Psikologis
Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan sekelompok
gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati – hatian , perfectsionisme serta
control infuse yang buruk.
5. Sosiokultural
Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang terjadi
gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di Amerika
Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian terhadap tubuh
seseorang menjadi indicator untuk evaluasi diri. (Gail w.stuart,2006).
Keterlibatan faktor kepribadian dinyatakan oleh fakta bahwa penderita anoreksia
cenderung wanita tertentu, muda, berkulit putih dan dari keluarga yang bergerak ke
atas yang menekankan pada pencapaian. Jenis latar belakang ini menyebabkan
tuntutan dan harapan keluarga yang menimbulkan stres, dan dalam konteks ini,
penolakan wanita untuk makan mungkin tanpaknya (tanpa disadari) sebagai cara
menunjukan kendali. Kemungkinan lain yang lebih jarang disebutkan adalah
penderita anoreksia mewakili kenakalan seksualitas. Selain tidak mengalami
menstruasi, wanita mengalami underweight parah tidak memilki karakteristik seksual
lain, seperti feminin yang sesunguhnya

D. Manifestasi Klinis
1. Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yang jelas.
2. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan
3. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidak lazim
4. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan
5. Amenorea
6. Kulit kering bersisik
7. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah.
8. Kulit berubah kekuningan
9. Gangguan tidur
10. Konstipasi
11. Erosi eosopagus
12. Alam perasaan depresi
13. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi
14. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh
15. Erosi email dan dentin tinggi

E. Komplikasi
1. Jantung: bradikardi, tachikardi, aritmia, hipotensi, gagal jantung
2. Gastrointestinal: esofagitis, ulcus peptikum, hepatomegali
3. Ginjal; abnormalitas urea serum dan elektrolit
4. Skelet; osteoporosis, faktor patologik
5. Endokrine; penurunan fertilitas, peningkatan kadar kortisol dan hormon
pertumbuhan, peningkatan glukoneogenesis
6. Metabolik; penurunan BMR, gangguan pengaturan suhu badan, gangguan tidur

F. Penatalaksanaan
Pengobatan diberikan dengan rawat jalan, kecuali muncul masalah medis yang berat.
Pengobatan rawat jalan ini mencakup:
1. Pemantauan medis
2. Rencana diet untuk memulihkan status nutrisinya
3. Psikoterapi jangka panjang untuk mengatasi penyebab dasarnya
4. Pengobatan psikofarmaka untuk mengatasi gejala depresi, kegelisahan dan perilaku
kompulsif – obsesif
Obat-obat yang dapat digunakan :
a) Antidepresan, juga dipakai SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors),
terutama bila salah satu komponen penyakitnya adalah latihan yang dipaksakan
(Imipramin, Desipramin, Fluoksetin, Sertralin).
b) Penggantian estrogen untuk amenore

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian.
Biasanya keluhan utama yang klien rasakan jarang diungkapkan klien. Klien biasa
mengungkapkan bahwa dia tidak menderita anorexsia dengan tanda binge dan purge.
2. Riwayat penyakit dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat
sebelumnya, kapan waktu terjadinya, dan penanganan yang dilakukan sendiri
sebelum di rawat. Klien anorexsia nervosa sering berfokus pada cara menyenangkan
orang lain dan menghindari konflik. Klien sering memiliki perilaku impulsif seperti
penyalahgunaan zat dan pencurian, ansietas, depresi, dan gangguan keperibadian.
3. Riwayat penyakit sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST,
paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q)
yaitu bagaimana binge dan purge dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu menjalar
binge dan purge kemana, Safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat
mengurangi binge dan purge atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak
kapan klien merasakan binge dan purge tersebut.
4. Riwayat penyakit keluarga
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit anorexsia
nervosa.
5. Pemeriksaan fisik
a. Penampilan Umum
Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien. catat kehilangan berat
badan 15% dibawah normal atau lebih. Klien anorexsia nervosa dapat kelebihan
berat badan atau kekurangan berat badan, tetapi biasanya mendekati berat badan
yang diharapkan sesuai dengan usia dan ukuran tubuhnya. Penampilan umum
klien tidak luar biasa, dan klien tampak terbuka dan mau berbicara.
b. Kesadaran
Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien. Klien
biasanya malu dengan perilaku makan berlebihan dan pengurasan. Klien
mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk
menyembunyikanya dari orang lain. Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu
merubah perilaku tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal
yang patologis.
c. Tanda-tanda Vital
Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi (TPRS).
d. Sistem gastrointestinal
Mengkaji tentang keadaan gigi, mulut, dan abdomen . Biasanya pada klien
anoreksia nervosa dapat terlihat karies gigi, lidah kotor, membran mukosa mulut
kering dan perut agak cekung atau semua ini bisa tidak terlihat karena terjadi
dengan dirahasiakan oleh klien.
e. Nutrisi
Dikaji tentang intake dan output nutrisi, porsi makan, nafsu makan, pola
makan dan aktifitas setelah makan kliem. Klien makan berlebihan (binge) dan
melakukan pengurasan (purge). Klien mengakui bahwa perilaku tersebut
abnormal dan berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain.
f.Cairan
Dikaji tentang intake cairan yang berkurang dan output cairan berlebih,
keseimbangan cairan dan elektrolit (natrium, kalsium, albumin), turgor kulit tidak
elastis dan membran mukosa kering.
g. Aktivitas
Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan mengatur pola makan binge,
mencegah terjadinya pengurasan (purge) dan kekuatan otot. Hal membuat klien
dapat cepat lelah karena kekurangan asupan nutrisi dan cairan yang cukup.
h. Psikologis
Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati klien.
Klien yang mengalami gangguan makan mempunyai mood yang labil, biasanya
berhubungan dengan perilaku makan atau diet klien. Menghindari makanan yang
“buruk” atau makanan yang menggemukkan memberi klien perasaan kuat dan
kendali terhadap tubuhnya, sedangkan makan berlebihan atau pengurasan
menimbulkan ansietas, depresi, dan perasaan lepas kendali. Klien sering tampak
sedih, cemas, dan khawatir.
Klien anoreksia nervosa pada awalnya senang dan gembira, seolah-olah
tidak ada yang salah. Wajah yang menyenangkan biasanya hilang saat klien
menunjukan perilaku makan berlebihan dan pengurasan, dan klien mungkin
menunjukan emosi yang intens tentang perasaan bersalah, malu, dan memalukan.
Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut meskipun
klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.
Hal ini menebabkan klien anoreksia nervosa menjalini hidup yang rahasia,
dengan diam-diam melakukan makan yang berlebihan dan pengurasan dibelakang
teman dan keluarga klien. Jumlah waktu yang diluangkan untuk membeli dan
memakan makanan dan kemudian melakukan pengurasan dapat mengganggu
performa peran baik di rumah maupun di lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Bachrach, L.K., Guido D., Katzman D. 1990. “Decreased Bone Density in Adolescent Girls
with Anorexsia Nervosa”. Pediatrics. 86 (3):440-7/1990 September. New Jersey.
Cecily Lynn Betz ., and Linda A(2009). Sowden.buku saku keperawatan pediatric. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Doenges, Marilynn E, Marry C. Townsand, dan Mary Frances Moorhouse. Ed. 3. 2007.
Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Duker, M., dan Slade, R. 2003. Anorexsia Nervosa: How to Help. UK: Open University
Press.
Vian.2010.Askep Bulimia Nervosa. http://darkcurez.blogspot.com/. Diakses tanggal 24 Maret
2012 pukul 12.59 WIB

Vous aimerez peut-être aussi