Vous êtes sur la page 1sur 18

odesyafar

Just another WordPress.com site

 Beranda
 About

RSS

Arsip Tag: askep gangguan sistem


persyarafan pada pasien vertigo
askep vertigo
15 Mei

LAPORAN PENDAHULUAN

VERTIGO

A. LANDASAN TEORI MEDIS

1. I. Pengertian

Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian
vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat
disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan
tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan
gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus, unstable), otonomik (pucat,
peluh dingin,mual, muntah) dan pusing.

1. II. Etiologi

Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :

1. Lesi vestibular :

 Fisiologik
 Labirinitis
 Menière
 Obat ; misalnya quinine, salisilat.
 Otitis media
 “Motion sickness”
 “Benign post-traumatic positional vertigo”
1. Lesi saraf vestibularis

 Neuroma akustik
 Obat ; misalnya streptomycin
 Neuronitis
 vestibular

1. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal

 Infark atau perdarahan pons


 Insufisiensi vertebro-basilar
 Migraine arteri basilaris
 Sklerosi diseminata
 Tumor
 Siringobulbia
 Epilepsy lobus temporal

Menurut

1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :

 Telinga bagian luar : serumen, benda asing.


 Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis
media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
 Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi,
hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
 Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
 Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior
inferior, tumor, sklerosis multipleks.

1. Penyakit SSP :

 Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi


kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom
sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung.
 Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
 Trauma kepala/ labirin.
 Tumor.
 Migren.
 Epilepsi.

1. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal,


keadaan menstruasi-hamil-menopause.
2. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
3. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
4. Intoksikasi.

1. III. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat
kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau
keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan.
Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler,
visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih
dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah
proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan
tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut.
Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi
tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka
proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul
gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan
dan gejala lainnya.

1. IV. Klasifikasi Vertigo

Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :

1. Vertigo paroksismal

Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari,
kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di
antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :

o Yang disertai keluhan telinga :

Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom


Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa crania posterior, kelainan gigi/ odontogen.

o Yang tanpa disertai keluhan telinga :


Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren
ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin picu (trigger labyrinth).

o Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :


Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional
paroksismal benigna.

1. Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran
No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
o Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis,
Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin.

o Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio,
pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat,
kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.

o Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.

1. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur mengurang,


dibedakan menjadi :

o Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta,
perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.

o Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis anterior,


ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan
arteria serebeli inferior posterior.

Ada pula yang membagi vertigo menjadi :

1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.


2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual
3.
4. V. Manifestasi klinik

Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab
yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput
putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut
pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

1. VI. Pemerikasaan Penunjang


2. Pemeriksaan fisik :

 Pemeriksaan mata
 Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
 Pemeriksaan neurologik
 Pemeriksaan otologik
 Pemeriksaan fisik umum.

1. Pemeriksaan khusus :

 ENG
 Audiometri dan BAEP
 Psikiatrik

1. Pemeriksaan tambahan :

 Laboratorium
 Radiologik dan Imaging
 EEG, EMG, dan EKG.

1. VII. Penatalaksanaan Medis

Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) : Terdiri dari :

1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi rehabilitatif.
Identitas Klien

Nama : Ny. N

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : besulutu konawe

Tanggal Masuk RS : 22 MEI 2018

Tanggal Pengkajian : 23 MEI 2018

No. Register : 290114

Diagnose Medis : Vertigo

Ruangan : Laika waraka

Sumber informasi : suami

Nama keluarga yang dapat di hubungi : Tn H

Status : suami

Alamat : besulutu konawe

No tlp :

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Petani

B. Status kesehatan saat ini

1. Keluhan utama masuk RS : Nyeri kepala/sakit kepala


2. Penyebab / factor Pencetus : Aktifitas kerja yang berlebihan
3. Sifat keluhan : Hilang timbul
4. Lokasi dan penyebaran : Seluruh kepala
5. Skala keluhan : Sedang (4)
6. Berlangsung selama : ± 5-10 menit
7. Hal – hal yang Memberatkan : Pada saat aktifitas berlebihan
8. Meringankan : Tidak beraktivitas/berbaring ( istirahat )
Riwayat kesehatan saat ini :

Saat MRS : klien mengatakan 2 minggu yang lalu klien sudah merasakan sakit kepala tetapi
masih bisa diatasi dengan minum obat sakit kepala yaitu bodrex. Setelah itu sakit kepala
sudah mulai berkurang. Tetapi pada tanggal 13 mei 2018, jam 03.30, sakit kepala pasien
kambuh lagi. Pasien minum obat lagi tapi tidak sembuh juga maka keluarga klien membawa
klien ke RS dan tiba di IGD langsung ditangani oleh dokter

Saat pengkajian klien mengatakan nyeri kepala

C. Riwayat kesehatan masa lalu

1. Pasien tidak pernah masuk RS sebelumya


2. Pasien tidak pernah menjalani pembedahan sebelumnya
3. Tidak ada riwayat alergi.
4. Pasien pernah merasakan pusing sebelumnya.

Riwayat kesehatan keluarga

Anggota keluarga tidak menderita penyakit yang sama

Tidak ada riwayat penyakit keturunan


Genogram 3 generasi
1. Pola kegiatan Sehari – hari

Kegiatan Sebelum sakit Saat sakit


Pola Makan

Frekuensi 3 x sehari 3x sehari

Waktu makan Pagi, siang, malam Pagi, siang, malam

Porsi makan yang dihabiskan 1 porsi 1/2 porsi

Jenis makanan Nasi, ikan, sayur Bubur, telur

Makanan pantang / tidak disukai Tidak ada Tidak ada

Keluhan Tidak Ada kurang nafsu makan

Pola Minum

Frekuensi 7 – 9 gelas / hr 3 – 4 gelas / hr

Jenis minuman yang disukai Air putih, teh gula Air putih

Jenis minuman yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada

Perubahan selama sakit Tidak ada Tidak ada

Komentar Tidak ada keluhan Tidak ada

Pola eliminasi

BAK

Frekuensi 2 – 3 x/hari 1 x/hari

Warna Kuning Kuning

Bau Pesing Pesing

Kesulitan dalam berkemih Tidak ada Tidak ada

Perubahan setelah sakit Tidak ada Tidak ada

Keluhan Tidak ada Tidak ada

BAB :

Frekuensi BAB dalam sehari 1 -2 x/hari Belum BAB


Warna Kuning kecoklatan –

Konsistensi Lembek –

Komentar Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Istirahat Dan Tidur

Tidur malam ± 7 – 8 jam ± 5 – 6 jam

Tidur siang ± 1 – 2 jam ± 1 jam

Apakah mudah terbangun Tidak Tidak

Apa yang dapat menolong untuk Dalam keadaan tenang Dalam suasana tenang,
tidur nyenyak
Tidak ada keluhan Pasien mengatakan susah
Komentar tidur jika sakit kepala

POLA TOLERANSI . KOPING STRES

1. Pengambilan keputusan : dibantu orang lain ( anak dan suami )


2. Tidak ada masalah yang terkait selama di rawat
3. Bila ada masalah di bicarakan secara bersama-sama
4. Harapan klien terhadap kesehatannya agar cepat sembuh dan kembali
beraktifitas lagi

POLA PERAN – HUBUNGAN

1. Klien berperan sebagai IRT


2. Pendukung suami dan anak
3. Tidak ada kesulitan dalam keluarga
4. Tidak ada masalah tentang peran dan hubungan dengan keluarga selama di rawat
5. Untuk mengatasi masalah di bicarakan secara bersama-sama

POLA KOMUNIKASI

1. Bicara : normal
Bahasa : baik, klien dapat bicara spontan menyebut nama dan menjawab pertanyaan
Afek: eksoresi wajah agak meringis dan klien dapat mengungkapkan perasaannya
sehubungan dengan sakit yang di alami
2. Tempat tinggal : rumah sendiri
3. Kehidupan keluarga :
A. klien menganut agama islam
b. tidak ada pantangan dengan agama yang di anut
c. penghasilan keluarga Rp 1 juta - 01,5 juta / bulan

POLA SEKSUALITAS
( klien sudah menopause)
POLA NILAI DAN KEPERCAYAAN

1. Tuhan, agama, kepercayaan : penting untuk klien


2. Klien tidak mengikuti kegiatan keagamaan
3. Selama klien di rawat klien tidak pernah melaksanakan sholat
4. Harapan klien terhadap perawatannya : klien berharap agar sehat kembali agar bisa
melaksanakan sholat

Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan umum : Lemah

Tingkat Kesadaran : Compos mentis

Ketangkapan : Orientasi terhadap orang, waktu dan tempat baik

Tanda – tanda Vital TD : 100 / 70 mmHg

Nadi : 80 x / m

Pernapasan : 20 x / m

Suhu : 36,5 °C

TB : 164 cm

BB : 56 kg

Kepala dan leher

a.kepala : bentuk simetris, massa tidak ada , keluhan sakit kepala

b. mata bentuk simetris, pupil reaksi terhadap cahaya, konjungtiva nornal, tanda-tanda radang
tidak ada, funsi penglihatan baik, penggunaan alat bantu tidak ada, pemeriksaan mata terakhir
lupa, riwayat operasi tidak pernah.

c. hidung bentuk simetris, warna kecoklatan, pembengkakan tidak ada, perdarahan tidak ada,
nyeri tekan tidak ada, sinus tidak ada, riwayat alergi tidak ada, tidak ada penyakit yang
pernah terjadi.

d. mulut dan tenggorokan warna bibir merah muda, massa tidak ada, mukosa lembab, warna
lidah merah muda, ulkus tidak ada, perdarahan gusi tidak ada, lessi normal, keries tidak ada,
kesulitan menelan tidak ada, gigi geligi 32 biji, sakit tenggorakan tidak, gangguan bicara
tidak, pemeriksaan gigi terakhir tidak di ingat

e. telinga bentuk simetris, warna coklat, lessi normal, massa tida ada, nyeri tidak ada, fungsi
pendengaran normal,alat bantu pendengaran tidak ada, tidak ada masalah

f. leher kekakuan tidak, nyeri tekan tidak ada, massa tidak ada, keterbatasan gerak normal,
vena jugularis normal, tyroid tidak ada, limfe tidak ada, trakea normal, keluhan tidak ada.
DADA bentuk simetris, pergerakan dada normal, nyeri tekan tidak ada, massa tidak ada,
peradangan tidak ada, taktis fremitus normal, pola nafas normal.

Jantung perkusi ; konfigurasi jantung dalam batas normal

Auskultasi normal ( s1s2 tunggal)

Paru perkusi : sonor seluruh lapang paru

Auskultasi ; suara datar veskuler, suara tambahan (-)

Payudara dan ketiak benjolan/ massa tidak ada, nyeri tekan tidak ada, bengkak tidak ada,
kesimetrisan simetris,

Abdomen inspeksi : datar

Palpasi : supel, tidak ada benjolan atau massa

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usu ( -)

Genitelia : tidak di kaji

Ekstremitas atas dan bawah normal

Kulit dan kuku kulit warna kecoklatan, jaringan parut tidak ada, lessi normal, suhu normal,
tekstur normal,

Kuku warna merah muda, bentuk datar, lessi normal, pengisisan kapiler tidak ada

Punggung : simetris, tidak ada massa atau benjolan

Tindakan medis/pengobatan

IVFD RL : D5% 1 : 3 30 tts/mnt

Inj. Ranitidin 1 amp/12jam/iv

Inj. Cefotaxime 1 gr/12jam/iv

Inj. Ulceranin 1 amp/12jam/iv

Therapy oral :

Merislon 3 x 1 tab
Pemeriksaan diagnostik

Hb : 12,4 gr/dl (N : 10-14 gr/dl)

Leuco : 9000 mm3 (N : 4000-10000 mm3)

1. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS klien mengatakan : Stress dan ketegangan Nyeri akut

Nyeri kepala/sakit kepala

DO:

Gelisah

Cemas

Ekspresi wajah agak


meringis

2. DS : klien mengatakan Intake yang tidak adekuat, Resiko tinggi nutrisi


Kurang nafsu anoreksia kurang dari kebutuhan
makan,Mual,Muntah ±2x tubuh

DO :Porsi makan yang


dihabiskan ½ porsi

Keadaan umum Lemah

Kekuatan otot Lemah

3. DS : klien mengatakan Ketidak-adekuatan relaksasi, Koping individual tak


Pusing metode koping tidak adekuat efektif

DO : Gelisah, Cemas
Tujuan Intervensi Rasional
Nyeri 1. Pantau tanda-tanda
1. Mengenal dan memudahkan dalam
teratasi vital, intensitas/skala
melakukan tindakan keperawatan.
dengan nyeri
2. istirahat untuk mengurangi intesitas
krietria : 2. Anjurkan klien
nyeri.
istirahat ditempat
3. posisi yang tepat mengurangi penekanan
ü Nyeri tidur.
dan mencegah ketegangan otot serta
hilang 3. Atur posisi pasien
mengurangi nyeri.
senyaman mungkin
4. relaksasi mengurangi ketegangan dan
ü Skala 4. Ajarkan teknik
membuat perasaan lebih nyaman
nyeri 0 relaksasi dan napas
5. analgetik berguna untuk mengurangi
dalam
nyeri sehingga pasien menjadi lebih
ü Tidak 5. Kolaborasi untuk
nyaman.
pusing pemberian analgetik.
1. Dapat meningkatkan selera makan
ü Tidak 1. Ciptakan lingkungan
pasien dan mengurngi stimulus pusat
gelisah dan yang bersih dan
muntah di medulla
cemas nyaman
2. Memberikan informasi tentang
keadekuatan masukan diet/penentuan
ü Ekspresi 1. Timbang dan catat
pemenuhan kebutuhan nutrisi
wajah ceria BB dalam seminggu
3. Mengurangi ketidaknyamanan yang b/d
sekali
mual dan muntah. Mulut yang bersih
Kebutuhan
dapat meningkatkan nafsu makan
nutrisi 1. Berikan perawatan
4. Dapat mencegah peningkatan asam
adekuat mulut
lambung dan diet rendah gula dapat
dengan
mempercepat proses penyembuhan
criteria : 1. Anjurkan pasien
5. Dengan pemberian terapi dapat
untuk makan sedikit
mencegah peningkatan kadar gula dalam
ü Nafsu tapi sering dan
darah
makan anjurkan pasien
membaik untuk diet rendah
1. Untuk menjaga hipersekresi asam
gula
lambung
ü Mual dan
muntah 1. Berkolaborasi
1. Mengenal sejauh mana dan
hilang dengan ahli gizi
mengidentifikasi penyimpangan fungsi
dalam pemberian
fisiologis tubuh dan memudahkan dalam
ü Porsi terapi diet yang
melakukan tindakan keperawatan.
yang sesuai indikasi
2. klien akan merasakan kelegaan setelah
disediakan 2. Berkolaborasi
mengungkapkan segala perasaannya dan
dihabiskan dengan dokter dalam
menjadi lebih tenang.
pemberian obat
3. agar klien mengetahui kondisi dan
Koping antimietik
pengobatan yang diterimanya, dan
individu
memberikan klien harapan dan semangat
efektif 1. Kaji kapasitas
untuk pulih.
dengan fisiologis yang
4. membuat klien merasa lebih berarti dan
kriteria : bersifat umum.
dihargai.
ü Tidak 1. Sarankan klien
pusing untuk
mengekspresikan
ü Tidak perasaannya.
gelisah
1. Berikan informasi
ü Tidak mengenai penyebab
cemas sakit kepala,
penenangan dan
hasil yang
diharapkan.
2. Dekati pasien
dengan ramah dan
penuh perhatian,
ambil keuntungan
dari kegiatan yang
dapat diajarkan.

No Diagnosa keperawatan
Nyeri akut b/d stress dan ketegangan yang
ditandai dengan :

DS keluarga mengatakan :

ü Nyeri kepala/sakit kepala

ü Rasa kepala berat

ü Pusing

ü Sifat keluhan : Hilang timbul


1
ü Lokasi dan penyebaran :
Seluruh kepala
2
ü Skala keluhan : sedang (5)
3
ü Berlangsung selama : ± 5 menit

ü Perasaan berputar bila berdiri

ü Belakang kepala tegang

DO:

ü Gelisah

ü Cemas
ü Ekspresi wajah agak meringis

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake


yang tidak adekuat, anoreksia yang ditandai
dengan :

DS : Keluarga mengatakan

ü Kurang nafsu makan

ü Mual

ü Muntah ±2x

DO :

ü Porsi makan yang dihabiskan ½ porsi

ü Keadaan umum Lemah

ü Kekuatan otot Lemah

Koping individual tak efektif b/d ketidak-


adekuatan relaksasi, metode koping tidak
adekuat yang ditandai dengan :

DS : Keluarga mengatakan

ü Pusing

DO :

ü Gelisah

ü Cemas

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO
IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1. Tanggal 09-10-2010 Tanggal 09–10-2010

2. Jam 10.30 wit Jam 13.20 wit

3. 1. Mengukur/memantau tanda-tanda vital, S: pasien mengatakan:


intensitas/skala nyeri
– Nyeri berkurang
Hasil:
– Nyeri kepala O:

– Skala nyeri: sedang (5) – Skala nyeri 3

– Ekspresi wajah tampak meringis – Pasien tampak mulai


tenang
– Pusing
– Pasien masih pusing
– TD : 100/70 mmHg
– TD : 130/80 mmHg
– Nadi : 80 x/m
– Nadi : 80 x/m
– Suhu : 37 0C
– Suhu : 37 0C
– Respirasi : 20 x/m
– Respirasi : 20 x/m
Jam 10.40 wit
A: Masalah sebagian teratasi
2. Menganjurkan dan membantu klien untuk
istirahat ditempat tidur P: intervensi dilanjutkan

Hasil: 1. Kaji nyeri, perhatikan


lokasi, intensitas (skala 0-10).
– Klien istrahat ditempat tidur dengan posisi
setengah duduk. 2. Kolaborasi untuk
pemberian analgetik
Jam 11.20 wit
Tanggal 09-10-2010
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik dengan melanjutkan Jam 13.25 wit
terapi yang telah ada yaitu merislon tab
S: pasien mengatakan:
Hasil:
– Nafsu makan
– Pasien minum obat dengan baik meningkat

Tanggal 09-10-2010 – Mual berkurang

Jam 11.10 wit O:

1. Menciptakan lingkungan yang bersih dan – KU mulai membaik


nyaman pada saat klien makan
A: Resiko infeksi tidak terjadi
Hasil:
P: Intervensi 1,2,3 dilanjutkan
– Lingkungan tenang dan bersih serta klien bisa
makan 1. Ciptakan lingkungan
yang bersih dan
Jam 11. 15 wit nyaman
2. Anjurkan pasien untuk
1. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit makan sedikit tapi
tapi sering dan menganjurkan pasien untuk sering dan anjurkan
diet rendah gula pasien untuk diet
rendah gula
Hasil: 3. Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
– Porsi makan yang dihabiskan ¾ porsi obat antimietik

– Klien masih mual Tanggal 09- 10- 2010

Jam 11.20 wit Jam 13.30 wit

1. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam S: pasien mengatakan


pemberian obat antimietik yaitu pemberian
injeksi ulceranin 1 amp/iv – Masih pusing

Hasil: O:

– Obat diberikan dengan baik dan pasien tenang – Pasien mulai tampak
tenang
Tanggal 09-10-2010
A: masalah teratasi
Jam 10.50 wit
P: Intervensi dihentikan
1. Menyarankan klien untuk mengekspresikan
perasaannya

Hasil:

– Klien menceritakan masalah kerja yang


terlalu banyak dilakukannya.

Jam 10.55 wit

2. Memberikan informasi mengenai penyebab


sakit kepala, penenangan dan hasil yang
diharapkan dengan menyampaikan kepada
klien bahwa penyebab sakit kepala klien
adalah karena beban kerja yang berlebihan
dan untuk tidak merasa sakit kepala harus
dikurangi beban kerja yang selama ini
dilakukan atau istrahat beberapa jam diantara
waktu lowong kerja atau minta ijin istrahat
beberapa hari di rumah.

Hasil:

– Pasien mengerti dan paham

Vous aimerez peut-être aussi