Vous êtes sur la page 1sur 13

A.

Latar Belakang

Penderita Strok saat ini menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir
semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf . Karena selain menimbulkan beban
ekonomi bagi penderita dan keluarganya , strok juga menjadi beban pemerintah dan
perusahaan asuransi kesehatan . Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini , Strok
masih merupakan masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya
untuk mengatasi masalah krusial ini di perlukan strategi penanggulangan di lakukan strategi
penanggulangan strok yang mencakup askep prefentif,terapi rehabilitas,dan
promotif.Keberadaan unit strok di rumasakit tak lagi pelengkap,tetapi sudah menjadi
keharusan terlebih bila melihat penderita strok yangterus meningkat dari tahun ketahun di
Indonesia.Karena penanganan strok yang cepat, tepat akurat akan
meminimalisasikakankecacatan yang di timbulkan

Cerebrovascular Disease/CVD/Stroke merupakan salah satu penyakit pembunuh


ketiga setelah penyakit infeksi dan jantung koroner. Di sini peran perawat sangat diperlukan
untuk mengurangi jumlah penderita CVD dengan cara memberikan penyuluhan “mengenai
CVD tentang penyebab, tanda gejala, faktor-faktor orang yang beresiko terkena CVD,
komplikasi, perawatan pada pasien CVD, maupun cara mencegah terjadinya CVD berulang.
Oleh karena itu peran perawat melalui home care sangat dibutuhkan di keluarga-keluarga
yang mempunyai anggota keluarga menderita CVD. Selain itu pendampingan secara fisik dan
psikologis dari keluarga sangat diperlukan oleh pasien sendiri dalam menjalani hidup.
B. TUJUAN
C. HASIL
A. KONSEP DASAR MEDIK

1. Klasifikasi

CVD/Stroke umumnya dibagi dalam 2 golongan yaitu:


a. Stroke perdarahan (Hemoragik)
b. Stroke non perdarahan (Non hemoragik)

2. Anatomi Fisiologi

Otak dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu serebrum, batang otak, serebellum. Semuanya
berada dalam satu struktur tulang yang disebut tengkorak. Otak dibungkus oleh selaput otak
(meningen) yang terdiri dari 3 lapisan:
a. Duramater, lapisan paling luar berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat yang bersifat liar,
tebal, elastis, berupa serabut dan berwarna abu-abu.
b. Arakhnoid, merupakan lapisan bagian tengah yang memisahkan duramater dengan
piamater. Lapisan ini bersifat tipis dan lembut menyerupai sarang laba-laba, berwarna
putih, karena tidak dialiri darah. Pada dinding arakhnoid terdapat pleksus yang
memproduksi cairan serebrospinal.
c. Piamater, merupakan lapisan yang paling dalam.

Bagian-bagian otak :

a. Serebrum (otak besar)


Merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak, terdapat 4 lobus, yaitu:
1. Lobus frontalis, area ini mengontrol perilaku individu, membuat keputusan kepribadian,
dan menahan diri. Juga merupakan pusat tertinggi dan fungsi otonom, seperti respon
kardiovaskuler dan aktivitas gastrointestinal.
2. Lobus parietal, area ini menginterpretasikan sensasi. Sensasi rasa yang tidak berpengaruh
adalah bau. Lobus parietal mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian
tubuhnya dan pergerakan.
3. Lobus temporalis, area ini menginterpretasikan sensasi bau, pendengaran, dan keragaman
bunyi. Kerusakan pada lobus ini menimbulkan gangguan dalam mengerti bahasa. Sel yang
berfungsi dalam mengerti bahasa; disebut Wernick’s area. Ingatan jangka pendek dan
intelektual sangat berhubungan dengan daerah ini.
4. Lobus oksipital, area ini merupakan pusat penglihatan. Fungsi serebrum yang terdiri dari
ingatan pengalaman-pengalaman yang lalu, pusat persyarafan yang menangani aktivitas
mental, akal, intelegensi, keinginan dan memori, pusat menangis, BAB dan BAK.
b. Batang otak
Terdiri dari otak tengah, pons dan medulla oblongata.otak tengah berfungsi: refleks
penglihatan dan koordinasi gerakan penglihatan . pons berfungsi: menghubungkan kedua
hemisfer serebrum serta menensefalon dengan medulla oblongata di bawah. Medulla
oblongata berfungsi: sebagai pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor,
pernapasan, bersin, batuk, menelan mengeluarkan air liur dan muntah. Diensefalon berisi
thalamus sebagai pusat penyambung sensasi bau yang diterima. Hipotalamus berfungsi untuk
mempertahankan pengaturan suhu tubuh. Kelenjar hipofisis menghantarkan stimulus yang
berhubungan dengan pergerakan otot, refleks penglihatan dan pendengaran. Pons
menghantarkan impuls ke pusat otak, dan medula oblongata berperan dalam kontrol fungsi
pernafasan bersin, menelan, batuk, pengeluaran saliva, muntah dan vasokonstriksi.
c. Serebellum (otak kecil)
Berperan dalam rangsangan, menghambat dan tanggung jawab terhadap koordinasi dan
gerakan halus.

Sirkulasi Serebral

Sirkulasi serebral menerima + 20% dari curah jantung atau 750 ml/menit. Sirkulasi ini
sangat dibutuhkan karena otak tidak menyimpan makanan, sementara otak mempunyai
kebutuhan metabolisme yang tinggi. Darah arteri mengalir mengisi dari bawah dan vena
mengalir dari atas.

Pembuluh darah arteri otak

Otak mendapat darah dari dua pembuluh darah besar yaitu dua arteri karotis interna
dan dua arteri vertebralis. Arteri karotis interna memberikan sirkulasi darah otak bagian
anterior. Arteri vertebral berasal dari arteri subklavia. Arteri vertebral ini bergabung
membentuk arteri basilar dan selanjutnya bercabang membentuk kedua arteri serebral
posterior yang mensuplai permukaan otak interior dan mediana, juga bagian lateral lobus
oksipital.
Daerah-daerah yang sering mengalami sumbatan adalah arteri vertebro basilaris, arteri
karotis interna, arteri serebri anterior, arteri serebri posterior dan arteri serebri media.
Sumbatan ini mengakibatkan gangguan aliran darah ke seluruh lobus-lobus yang ada di otak
besar.

Sirkulus Willisi

Pada dasar otak di sekitar kelenjar hipofisis, sebuah lingkaran arteri terbentuk di
antara rangkaian arteri karotik internal dan vertebral. Lingkaran ini disebut sirkulus willisi
yang dibentuk dari cabang-cabang arteri karotik internal, anterior dan arteri serebral bagian
tengah dan arteri penghubung anterior dan posterior. Aliran darah dari sirkulus willisi
memberi rute alternatif pada aliran darah jika arteri tersumbat karena spasme vaskuler,
emboli atau karena trombus dapat menyebabkan sumbatan aliran darah ke distal neuron-
neuron dan hal ini mengakibatkan sel-sel neuron cepat nekrosis.

Etiologi

- Trombosis
- Emboli
- Perdarahan (Perdarahan Intraserebral dan Perdarahan Subarahnoid)

Faktor Resiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko CVD:

- Gaya hidup
Konsumsi alkohol
Merokok
Obesitas
Makan makanan berkadar lemak tinggi
Penggunaan obat-obatan dan narkotika.
- Kondisi patologis
Cardiac disease
DM
Hipertensi
Anemia
Migrain/sakit kepala hebat

4. Patofisiologi
a. Trombus
Timbunan / kumpulan plak lemak yang menempel pada pembuluh darah akan mengganggu
aliran darah bila terjadi diotak maka akan menyebabkan aterosklerosis pembuluh darah
sehingga akan mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak bila dalam waktu
yang lama maka akan mengakibatkan iskemik dan akhirnya infark dan terjadi kematian
jaringan otak.
b. Emboli.
Emboli yaitu lepasnya plak lemak, udara, pada pembuluh darah yang akan mengikuti aliran
darah hingga sampai pada otak dan akan menempel pada pembuluh darah di otak. Bila terjadi
pada pembuluh darah kecil akan menimbulkan sumbatan, Gejala muncul tergantung dari
daerah yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut.

c. Hemoragi Intraserrebral.
Pecah pembuluh darah akan menekan jaringan otak dan menurunkan aliran darah sehingga
terjadi iskemi dan akhirnya infark.
d. Hemoragi Subarakhnoid.
Aneurisma akan menimbulkan perdarahan otak akan sehingga terjadi edema serebri yang
dapat menekan pembuluh darah sehingga terjadi di hipoksia lalu iskemik dan bila terjadi
lama maka akan infark dan akhirnya kematian jaringan.

5. Tanda dan Gejala

- Hemiparesis (kelemahan salah satu sisi bagian tubuh)


- Paralisis
- Gangguan komunikasi (aphasia)
- Keterbatasan lapang pandang
- Kesulitan menelan (dispagia)
- Inkontinensia urine
- Pusing, tidak nafsu makan, mual, muntah.
6. Pemeriksaan Diagnostik

1. CT Scan (Computerized Tomography Scan)


2. Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark.
3. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
4. Menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik
5. Angiografi serebral
6. Menentukan penyebab stroke seperti: perdarahan.
7. EEG (Electro Encephalogram)
8. Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan memperlihatkan
daerah lesi yang spesifik.
9. Pungsi Lumbal
10. Menunjukkan adanya tekanan, biasanya ada trombosis, emboli serebral dan TIA.

7. Komplikasi

a. Hipoksia serebral karena terjadi sebagai akibat dari oksigen yang ke otak tidak adekuat
b. Edema cerebri: karena adanya infark di otak menyebabkan Na+ dalam cairan ekstrasel
terdepolarisasi masuk ke intrasel sehingga menarik cairan ke intra sel yang
mengakibatkan terjadinya edema serebri.
c. Disritmia jantung: irama jantung terganggu karena adanya sumbatan di otak.

8. Terapi dan Pengelolaan Medik


a. Terapi kortikosteroid
b. Diuretika: untuk mengurangi edema.
c. Antikoagulan: mencegah terjadinya trombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam
sistem kardiovaskuler.
d. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
e. Pemberian nutrisi dan cairan intravena yang adekuat.
f. Istirahat tirah baring.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan


- Riwayat hipertensi, DM, penyakit DM.
- Riwayat CVD sebelumnya
- Merokok
b. Pola nutrisi metabolik
- Anoreksia
- Mual
- Muntah
- Dispagia (kesulitan menelan)
- Gangguan pengecapan dan menelan
c. Pola eliminasi
- Inkontinensia urine dan alvi
- Oliguri
- Konstipasi
d. Pola aktivitas dan latihan
- Gangguan tonus otot (spastik)
- Kehilangan koordinasi keseimbangan
- Hemiparesis
- Hemiplegia
e. Pola tidur dan istirahat
- Sulit tidur
f. Pola persepsi kognitif
- Kehilangan memori
- Gangguan bicara
- Nyeri/sakit kepala, kaku kuduk
- Gangguan fungsi sensori penglihatan, penghiduan, pendengaran, perabaan, pengecapan.
g. Pola persepsi dan konsep diri
- Perubahan kepribadian dan emosi
- Rendah diri
- Cemas
h. Pola peran dan hubungan dengan sesama
- Emosi labil
- Perubahan tingkah laku dan peran
i. Pola reproduksi seksualitas
- Perubahan pola hubungan seksual
j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
- Depresi
- Penyangkalan terhadap penyakit
- Cara mengatasi masalah
k. Pola sistem nilai kepercayaan
- Ketidakmampuan penatalaksanaan ibadah

2. Diagnosa Keperawatan

1. Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan
b.d faktor biologis
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi sensori,
penurunan kekuatan otot.
4. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak.
5. Gangguan eliminasi BAB berhubungan dengan imobilitas
6. Gangguan menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler otot menelan
7. Risiko trauma/injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran

3. Perencanaan Keperawatan

NANDA NOC NIC


Perfusi jaringan tidak efektif: Setelah dilakukan tindakan Peningkatan perfusi
cedera b.d gangguan sirkulasi keperawatan …… jam serebral
darah ke otak diharapkan perfusi jaringan 1. Kaji kesadaran klien
efektif dg KH: 2. Monitor status
respirasi
 Perfusi jaringan cerebral: 3. Kolaborasi obat-
Fungsi neurology obatan untuk
meningkat, TIK dbn, memepertahankan
Kelemahan berkurang status hemodinamik.
 Status neurology: 4. Monitor
Kesadaran meningkat, laboratorium utk
Fungsi motorik meningkat, status oksigenasi:
Fungsi persepsi sensorik AGD
meningkat., Komunikasi
kognitif meningkat, Tanda Monitor neurology
vital stabil 1. Monitor pupil: gerakan,
kesimetrisan, reaksi
pupil
2. Monitor
kesadaran,orientasi,
GCS dan status memori.
3. Ukur vital sign
4. Kaji peningkatan
kemampuan motorik,
persepsi sensorik (
respon babinski)
5. Kaji tanda-tanda
keadekuatan perfusi
jaringan cerebral
6. Hindari aktivitas yg
dapat meningkatkan
TIK
7. Laporkan pada dokter
ttg perubahan kondisi
klien

Ketidak seimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan Managemen nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan.. jam
b/d ketidakmampuan diharapkan tercukupinnya 1. Kaji pola makan
pemasukan b.d faktor biologis keseimbangan nutrisi klien
Status nutrisi : asupan 2. Kaji kebiasaan
nutrisi makan klien dan
Definisi : Asupan gizi untuk makanan
memenuhi kebutuhan kesukaannya
kebutuhan metabolic 3. Anjurkan pada
Asupan kalori sepenuhnya keluarga untuk
adekuat, asupan protein meningkatkan intake
ditingkatkan menjadi nutrisi dan cairan
adekuat, asupan lemak 4. kelaborasi dengan
menjadi adekuat, asupan ahli gizi tentang
karbohidrat ditingkatkan kebutuhan kalori dan
menjadi adekuat. tipe makanan yang
Asupan vitamin ditingkatkan dibutuhkan
menjadi adekuat, asupan 5. tingkatkan intake
mineral ditingkatkan protein, zat besi dan
menjadi adekuat. vit c
Status nutrisi : asupan 6. monitor intake nutrisi
makanan dan cairan dan kalori
7. Monitor pemberian
masukan cairan lewat
parenteral.

Nutritional terapi
1. kaji kebutuhan untuk
pemasangan NGT
2. berikan makanan
melalui NGT k/p
3. berikan lingkungan
yang nyaman dan
tenang untuk
mendukung makan
4. monitor penurunan dan
peningkatan BB
5. monitor intake kalori
dan gizi

Kerusakan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan Askep …. Latihan : gerakan sendi
kerusakan neuromuskuler, jam diharapkan terjadi (ROM)
kerusakan persepsi sensori, peningkatan mobilisasi, 1. Kaji kemampuan klien
penurunan kekuatan otot. dengan criteria: dalam melakukan
Level mobilitas: mobilitas fisik
2. Jelaskan kepada klien dan
o Peningkatan fungsi dan keluarga manfaat latihan
kekuatan otot 3. Kolaborasi dg fisioterapi
o ROM aktif / pasif utk program latihan
meningkat 4. Kaji lokasi nyeri/
o Perubahan pposisi ketidaknyamanan selama
adekuat. latihan
o Fungsi motorik 5. Jaga keamanan klien
meningkat. 6. Bantu klien utk
o ADL optimal mengoptimalkan gerak
sendi pasif manpun aktif.
7. Beri reinforcement
ppositif setipa kemajuan

Terapi latihan : kontrol


otot
1. Kaji kesiapan klien utk
melakukan latihan
2. Evaluasi fungsi sensorik
3. Berikan privacy klien
saat latihan
4. kaji dan catat
kemampuan klien utk
keempat ekstremitas,
ukur vital sign sebelum
dan sesudah latihan
5. Kolaborasi dengan
fisioterapi
6. Beri reinforcement
ppositif setipa kemajuan

Kerusakan komunikasi verbal Setelah dilakukan askep …. Mendengar aktif:


b.d penurunan sirkulasi ke jam, kemamapuan 1. Kaji kemampuan
otak. komunitas verbal berkomunikasi
meningkat,dg criteria: 2. Jelaskan tujuan interaksi
3. Perhatikan tanda
Kemampuan komunikasi: nonverbal klien
 Penggunaan isyarat 4. Klarifikasi pesan
 nonverbal bertanya dan feedback.
 Penggunaan bahasa 5. Hindari barrier/
tulisan, gambar halangan komunikasi
 Peningkatan bahasa
lisan Peningkatan komunikasi:
Komunikasi : kemampuan Defisit bicara
penerimaan. 1. Libatkan keluarga utk
 Kemampuan memahami pesan klien
interprestasi meningkat 2. Sediakan petunjuk
sederhana
3. Perhatikan bicara klien
dg cermat
4. Gunakan kata sederhana
dan pendek
5. Berdiri di depan klien
saat bicara, gunakan
isyarat tangan.
6. Beri reinforcement
positif
7. Dorong keluarga utk
selalu mengajak
komunikasi denga klien

Gangguan eliminasi BAB Setelah dilakukan Konstipation atau


berhubungan dengan imobilitas Tindakan....jam diharapkan impaction management
tidak terjadi gangguan pada 1. Monitor tanda dan
eliminasi usus gejala konstipasi
Definisi : pembentukan dan 2. Monitor pergerakan
pengeluaran feses usus, frekuensi,
Dengan criteria hasil konsistensi
Pola eliminasi menjadi tidak 3. Identifikasi diet
terganggu penyebab konstipasi
Control gerakan usus 4. Anjurkan pada pasien
ditingkatkan menjadi tidak untuk makan buah-
terganggu buahan dan makanan
Warna feses ditingkatkan berserat tinggi
menjadi normal 5. Mobilisasi bertahab
Kemudahan bab menjadi 6. Anjurkan pasien u/
tidak terganggu. meningkatkan intake
makanan dan cairan
7. Evaluasi intake
makanan dan minuman
8. Kolaborasi medis u/
pemberian laksan kalau
perlu

Gangguan menelan Setelah dilakukan tindakan Mewasdai aspirasi


berhubungan dengan kerusakan keperawatan …… jam 1. monitor tingkat
neuromuskuler otot menelan diharapkan kembali normal kesadaran
gangguan menelan dg KH: 2. monitor status paru-
Peningkatan sekresi mulut paru
Produksi ludah tidak 3. monitor jalan nafas
terganggu 4. posisikan 30-400
Kemampuan mengunyah 5. berikan makan / NGT
tidak terganggu jika memungkinkan
Peningkatan 6. hindari memberikan
penerimaanmakanan makan peroral jika
menjadi tidak terganggu terjadi penurunan
Jumlah menelan sesuai kesadaran
dengan ukuran atau tekstur 7. siapkan peralatan
bolus suksion k/p
Peningkatan dalam 8. tawarkan makanan atau
mempertahankan posisi cairan yang dapat
kepala dan batang tubuh dibentuk menjadi bolus
netral. sebelum ditelan
9. potong makanan kecil-
kecil
10. gerus obat sebelum
diberikan
11. atur posisi kepala 30-
450 setelah makan
Terapi menelan
1. Kolaborasi dengan tim
dalam merencanakan
rehabilitasi klien
2. Berikan privasi
3. Hindari menggunakan
sedotan minum
4. Instruksikan klien
membuka dan menutup
mulut untuk persiapan
memasukkan makanan
5. Monitor tanda dan
gejala aspirasi
6. Ajarkan klien dan
keluarga cara
memberikan makanan
7. Monitor BB
8. Berikan perawatan
mulut
9. Monitor hidrasi tubuh
10. Bantu untuk
mempertahankan intake
kalori dan cairan
11. Cek mulut adakah sisa
makanan
12. Berikan makanan yang
lunak.

4. Perencanaan Pulang

a. Anjurkan pasien untuk tidak merokok dan minum minuman beralkohol.


b. Anjurkan pasien untuk menggunakan koping mekanisme adaptif dalam menangani
stres.
c. Anjurkan pasien untuk mematuhi diitnya.
d. Jelaskan ke pasien dan keluarga tentang penyakit yaitu penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan, perawatan selama di rumah.
e. Anjurkan keluarga untuk ikut serta dalam merawat pasien selama di rumah.
f. Anjurkan pasien untuk ikut kelompok/wadah penderita stroke.

g. Jelaskan pada keluarga dan pasien tanda-tanda stroke berulang.

Vous aimerez peut-être aussi