Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Penderita Strok saat ini menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir
semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf . Karena selain menimbulkan beban
ekonomi bagi penderita dan keluarganya , strok juga menjadi beban pemerintah dan
perusahaan asuransi kesehatan . Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini , Strok
masih merupakan masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya
untuk mengatasi masalah krusial ini di perlukan strategi penanggulangan di lakukan strategi
penanggulangan strok yang mencakup askep prefentif,terapi rehabilitas,dan
promotif.Keberadaan unit strok di rumasakit tak lagi pelengkap,tetapi sudah menjadi
keharusan terlebih bila melihat penderita strok yangterus meningkat dari tahun ketahun di
Indonesia.Karena penanganan strok yang cepat, tepat akurat akan
meminimalisasikakankecacatan yang di timbulkan
1. Klasifikasi
2. Anatomi Fisiologi
Otak dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu serebrum, batang otak, serebellum. Semuanya
berada dalam satu struktur tulang yang disebut tengkorak. Otak dibungkus oleh selaput otak
(meningen) yang terdiri dari 3 lapisan:
a. Duramater, lapisan paling luar berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat yang bersifat liar,
tebal, elastis, berupa serabut dan berwarna abu-abu.
b. Arakhnoid, merupakan lapisan bagian tengah yang memisahkan duramater dengan
piamater. Lapisan ini bersifat tipis dan lembut menyerupai sarang laba-laba, berwarna
putih, karena tidak dialiri darah. Pada dinding arakhnoid terdapat pleksus yang
memproduksi cairan serebrospinal.
c. Piamater, merupakan lapisan yang paling dalam.
Bagian-bagian otak :
Sirkulasi Serebral
Sirkulasi serebral menerima + 20% dari curah jantung atau 750 ml/menit. Sirkulasi ini
sangat dibutuhkan karena otak tidak menyimpan makanan, sementara otak mempunyai
kebutuhan metabolisme yang tinggi. Darah arteri mengalir mengisi dari bawah dan vena
mengalir dari atas.
Otak mendapat darah dari dua pembuluh darah besar yaitu dua arteri karotis interna
dan dua arteri vertebralis. Arteri karotis interna memberikan sirkulasi darah otak bagian
anterior. Arteri vertebral berasal dari arteri subklavia. Arteri vertebral ini bergabung
membentuk arteri basilar dan selanjutnya bercabang membentuk kedua arteri serebral
posterior yang mensuplai permukaan otak interior dan mediana, juga bagian lateral lobus
oksipital.
Daerah-daerah yang sering mengalami sumbatan adalah arteri vertebro basilaris, arteri
karotis interna, arteri serebri anterior, arteri serebri posterior dan arteri serebri media.
Sumbatan ini mengakibatkan gangguan aliran darah ke seluruh lobus-lobus yang ada di otak
besar.
Sirkulus Willisi
Pada dasar otak di sekitar kelenjar hipofisis, sebuah lingkaran arteri terbentuk di
antara rangkaian arteri karotik internal dan vertebral. Lingkaran ini disebut sirkulus willisi
yang dibentuk dari cabang-cabang arteri karotik internal, anterior dan arteri serebral bagian
tengah dan arteri penghubung anterior dan posterior. Aliran darah dari sirkulus willisi
memberi rute alternatif pada aliran darah jika arteri tersumbat karena spasme vaskuler,
emboli atau karena trombus dapat menyebabkan sumbatan aliran darah ke distal neuron-
neuron dan hal ini mengakibatkan sel-sel neuron cepat nekrosis.
Etiologi
- Trombosis
- Emboli
- Perdarahan (Perdarahan Intraserebral dan Perdarahan Subarahnoid)
Faktor Resiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko CVD:
- Gaya hidup
Konsumsi alkohol
Merokok
Obesitas
Makan makanan berkadar lemak tinggi
Penggunaan obat-obatan dan narkotika.
- Kondisi patologis
Cardiac disease
DM
Hipertensi
Anemia
Migrain/sakit kepala hebat
4. Patofisiologi
a. Trombus
Timbunan / kumpulan plak lemak yang menempel pada pembuluh darah akan mengganggu
aliran darah bila terjadi diotak maka akan menyebabkan aterosklerosis pembuluh darah
sehingga akan mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak bila dalam waktu
yang lama maka akan mengakibatkan iskemik dan akhirnya infark dan terjadi kematian
jaringan otak.
b. Emboli.
Emboli yaitu lepasnya plak lemak, udara, pada pembuluh darah yang akan mengikuti aliran
darah hingga sampai pada otak dan akan menempel pada pembuluh darah di otak. Bila terjadi
pada pembuluh darah kecil akan menimbulkan sumbatan, Gejala muncul tergantung dari
daerah yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut.
c. Hemoragi Intraserrebral.
Pecah pembuluh darah akan menekan jaringan otak dan menurunkan aliran darah sehingga
terjadi iskemi dan akhirnya infark.
d. Hemoragi Subarakhnoid.
Aneurisma akan menimbulkan perdarahan otak akan sehingga terjadi edema serebri yang
dapat menekan pembuluh darah sehingga terjadi di hipoksia lalu iskemik dan bila terjadi
lama maka akan infark dan akhirnya kematian jaringan.
7. Komplikasi
a. Hipoksia serebral karena terjadi sebagai akibat dari oksigen yang ke otak tidak adekuat
b. Edema cerebri: karena adanya infark di otak menyebabkan Na+ dalam cairan ekstrasel
terdepolarisasi masuk ke intrasel sehingga menarik cairan ke intra sel yang
mengakibatkan terjadinya edema serebri.
c. Disritmia jantung: irama jantung terganggu karena adanya sumbatan di otak.
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan
b.d faktor biologis
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi sensori,
penurunan kekuatan otot.
4. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak.
5. Gangguan eliminasi BAB berhubungan dengan imobilitas
6. Gangguan menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler otot menelan
7. Risiko trauma/injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
3. Perencanaan Keperawatan
Nutritional terapi
1. kaji kebutuhan untuk
pemasangan NGT
2. berikan makanan
melalui NGT k/p
3. berikan lingkungan
yang nyaman dan
tenang untuk
mendukung makan
4. monitor penurunan dan
peningkatan BB
5. monitor intake kalori
dan gizi
Kerusakan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan Askep …. Latihan : gerakan sendi
kerusakan neuromuskuler, jam diharapkan terjadi (ROM)
kerusakan persepsi sensori, peningkatan mobilisasi, 1. Kaji kemampuan klien
penurunan kekuatan otot. dengan criteria: dalam melakukan
Level mobilitas: mobilitas fisik
2. Jelaskan kepada klien dan
o Peningkatan fungsi dan keluarga manfaat latihan
kekuatan otot 3. Kolaborasi dg fisioterapi
o ROM aktif / pasif utk program latihan
meningkat 4. Kaji lokasi nyeri/
o Perubahan pposisi ketidaknyamanan selama
adekuat. latihan
o Fungsi motorik 5. Jaga keamanan klien
meningkat. 6. Bantu klien utk
o ADL optimal mengoptimalkan gerak
sendi pasif manpun aktif.
7. Beri reinforcement
ppositif setipa kemajuan
4. Perencanaan Pulang