Vous êtes sur la page 1sur 55

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS

GEA DI RUANG ELANG RUMAH SAKIT BHAYANGKARA


MAKASSAR

I. DATA UMUM
A. Identitas Klien
1. Nama : “Nn. St”
2. Umur : 20 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jl. Dg. RamangLorong 3
5. Agama : Islam
6. Suku/bangsa : Makassar / Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Status perkawinan : Belum kawin
9. Tanggal masuk : 15Mei 2018
10. Tanggal pengkajian : 16Mei 2018
11. Diagnosa medik : Diare
12. No. medikal record : 29 19 60

B. Identitas Penanggung Jawab


1. Nama : Tn.” S “
2. Umur : 73 tahun
3. Alamat : Jl. Dg, Lorong 3
4. Pekerjaan : Petani
5. Hubungan dengan klien : bapak kandung

II. Riwayat Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan Utama : BAB encer >5 kali,
2. Alasan masuk rumah sakit :
Klien dibawah rumah sakit oleh ayahnya karena klien mengalami berak encer lebih dari
5 kali sehari sejak hari Rabu-16 mei, disertai Muntah> 4 kali, Nyeriperut, demam (+),
Nyerikepala (+) . Keadaan ini dialami tanpa diketahui apa penyebabnya dan Bapak
klien mengatakan belum ada pengobatan yang diberikan kepada anaknya.
III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu :
1. Menurut klien, penyakit ini baru dialami pertama kali. Sebelumnya klien pernah
menderita flu dan batuk ringan tetapi tidak sampai dirawat di RS.
2. Informasi Kesehatan Sekarang :
Klien tidak alergi terhadap obat-obatan dan klien juga tidak punya kebiasaan tertentu.
IV. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Genogram 3 generasi

X X X X
G1

G 11 ? ? 73 65 ? ? ?

G111 30 25 20

Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal serumah
: Perempuan X : Meninggal
: Klien ? : Tidak diketahui
G1 : Kakek dan nenek daripihak ayah danibusudahmeninggalkarenafaktorusia
G 11 : Ayah dan ibu klien tidak pernah menderita penyakit yang sama dengan
klien dan berbadan sehat.
G111 : Klien adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Kedua saudara kandung klien
tidak pernah menderita penyakit yang sama dengan klien.
V. Riwayat – Psiko-Sosial- Spritual
1. Pola Koping
Klien mengatasi masalahnya dengan berdiskusi dengan keluarganya
2. Harapan pasien terhadap keadaan penyakitnya
Klien berharap agar cepat sembuh dan dapat kembali beraktivitas seperti biasanya
3. Faktor Stressor
Klien merasa cemas dengan nyeri perut yang dialaminya
4. Konsep diri
Klien berusaha mematuhi anjuran perawat dan dokter terhadap perawatan dan
pengobatannya
5. Pengetahuan klien terhadap penyakitnya
Klien tidak mengetaui penyakit yang sementara dialaminya
6. Adaptasi
Klien beradaptasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya
7. Hubungan klien dengan Anggota keluarga
Klien mengatakan mempunyai hubugan yang sangat baik dengan anggota keluarganya
8. Perhatian terhadap orang lain dan lawan bicara
Klien merespon dengan baik orang yang sedang berada disekitarnya
9. Hubungan dengan masyarakat
Klien mengatakan mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat di
lingkungannya
10.Aktivitas sosial
Klien sering berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat
11.Bahasa sering digunakan
Klien berkomunikasi dengan menggunakan bahasa indonesia
12.Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan sekitar klien nampak bersih dan nyaman
13.Kegiatan keagamaan/pola ibadah
Klien mengatakan melaksanakan sholat 5 waktu
14.Keyakinan tentang kesehatan
Klien percaya bahwa segala penyakit datangnya dari Allah Swt dan semua ada
obatnya
VI.Kebutuhan dasar / pola kebiasaan sehari-hari
A. Nutrisi
No. Jenis Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit
1 Makan
Frekuensi 3x/hari 3x/hari
Pola makan Baik dihabiskan Sedikit tapi sering
Makanan kesukaan Tahu,tempe, ikan, sayur Tidak ada
Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
Nafsu makan Meningkat Menurun
2. Minum
Frekuensi 8-10 gelas/hari 4-5 gelas/hari
Volume 2.000-2.500 ml/hari 1.000-1,250 ml/gari
Minuman kesukaan Susu Air hangat

B. Eliminasi
No Jenis kegiatan Sebelum sakit Saat sakit
1. BAB
Frekuensi 2x/hari >5x/hari
Warna Kuning Kuning, disertai lendir dan
darah
Konsistensi Padat Encer
Penggunaan Alat Tidak ada Tidak ada
Bau Khas Khas

2. BAK
Frekuensi 3x/hari 4-5x/hari
Warna Jernih Pekat
Konsistensi Cair Cair
Penggunaan Alat Tidak ada Tidak ada
Bau Khas Amoniak
C. Istirahat dan Tidur
No Jenis kegiatan Sebelum sakit Saat sakit
1. AKTIVITAS TIDUR
Kebiasaan tidur Malam 21.00-05.00 WITA Susah tidur
Kesulitan tidur Tidak pernah Saat perut nyeri
Kebiasaan tidur Siang 13.00-15.00 WITA Tidak pernah
Cara mengatasi Baring Tirah baring

D. Personal Hygiene
No Jenis kegiatan Sebelum sakit Saat sakit
1. KEBERSIHAN
TUBUH
Kebiasaan mandi 2x/hari Tidak Pernah
Mencuci rambut 3x/seminggu Tidak Pernah
Kerapian Sangat rapi Kurang rapi
Penampilan Bersih Bersih
VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. KeadaanUmum
a. Kehilangan BB
BB sebelum masuk rs dan saat di rs tidak terjadi perubahan
b. Kelemahan
Klien tampak lemah
c. TTV
td:80/60mmhg
n: 80x/i
s:36,5°C
p:22x/i
d. Tingkat Kesadaran
compos mentis/ sadar penuh dengan nilai 15 E4 V6 M5
2. Head To Toe
a. Kulit/Integumen
Inspeksi:
Kulit klien berwarna kuning langsat, tidak terdapat adanya lesi,tidak terdapat
adanya edema
Palpasi:
Kulit klien teraba hangat
b. Kepala dan rambut
Inspeksi:
Kepala klien berbentuk bulat, tidak tampak adanya benjolan, tidak ada lesi di
kepala, rambut tampak lurus berwarna hitam
Palpasi:
Tidak teraba adanya benjolan di kepala, tdk ada fraktur
c. Kuku
Inspeksi: kuku klien tampak bersih
Palpasi: capilaryrevil time baik. Dan spontan
d. Mata
Inspeksi:
Mata klien tampak simetris kiri dan kanan, kelopak mata tidak ada dropping
dan ptosis
Konjungtiva tampak pucat
Sklera mata tampak putih
Pupil bereaksi dengan normal ketikaterkena cahaya
Gerakan bola mata normal
Visus normal dapat melihat dengan jelas pada jarak 5 meter
Palpasi:
Tidak ada peningkatan tekanan pada bola mata
e. Hidung
inspeksi:
Hidung klien tampak normal, septum normal, tidak ada sekret, potensi hidung
normal
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan baik pada sinus frontalis, maxsilaris dan sinus
etmodialis
f. Telinga
Inspeksi:
Telinga klien tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada luka, daun telinga
tampak bersih, tidak ada cairan, tidak ada serumen pada telinga, klien dapat
mendengar dengan baik.
Palpasi:
Tidak ada luka daerah telinga, tidak terdapat adanya nyeri tekan
g. Mulut
Inspeksi:
Bibir klien tampak pucat dan kering, tidak ada luka, gigi tidak ada karies gigi,
dan mulut tampak bersih.
h. Leher
Inspeksi:
Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis
Palpsi:
Tidak teraba adanya pembengkakan kelenjar tiroid
i. Dada
Inspeksi:
Bentuk dada: normal chest
Ekspansi dada:simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi
Frekuensi napas normal 20x/menit
Ritme napas apnea/ normal
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan,paru mengembang simetris saat inspirasi
Perkusi: sonor
Auskultasi:vaskular
j. Abdomen
Inspeksi:
Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya pembengkakan pada
abdomen
Auskultasi
Bising usus selama satu menit adalah 20 kali pada kuadran kanan bawah
Perkusi:
Suara abdomen saat di perkusi terdengar bunyi…
Palpasi:
Tidak teraba adanya pembengkakan pada abdomen, elastisitas kulit normal,
k. Genetalia
Tidak di kaji
l. Ekstremita satas dan bawah
Nilai kekuatan otot
4/5 4/5

4/5 4/5
(Kelemahan Fisik)
Ekstermitas Atas :
- Terpasang Inv. RL 20 TPM
- Terpasang Invus pada tagan Kanan
Ekstermitas Bawah :
- Tidak ada nyeri tekan dan tidak menggunakan alat bantu
3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Nama : Nn. St. N Tgl. Pemeriksaan : 19/05/2018


Umur : 21 tahun Ruang : ELANG
No. Rm : 29 19 60

Parameter Result Unit Ref.range

WBC H 18,60 10^9/L 4,00-10,00


Neu# H 16,31 10^9/L 2,00-7,00
Lym# 1,14 10^9/L 0,80-4,00
Mon# 1,06 10^9/L 0,12-1,20
Eos# 0,07 10^9/L 0,02-0,50
Bas# 0,02 10^9/L 0,00-0,10
Neu% H 87,7 % 50,0-70,0
Lym% L 6,2 % 20,0-40,0
Mon% 5,7 % 3,0-12,0
Eos% L 0,3 % 0,5-5,0
Bas% 0,1 % 0,0-1,0
RBC 4,73 10^12/L 3,50-5,50
HGB 14,8 g/dL 11,0-16,0
HCT 44,1 % 37,0-54,0
MCV 93,2 fL 80,0-100,0
MCH 31,3 pg 27,0-34,0
MCHC 33,6 g/dL 32,0-36,0
RDW-CV 0,125 0,110-0,160
RDW-SD 49,9 fL 35,0-56,0
PCT 235 10^9/L 150-400
MPV 8,6 fL 6,5-12,0
PDW 15,7 9,0-17,0
PCT 0,202 % 0,108-0,282
Nama : Nn. St. N
Umur : 21 tahun
No. Rm : 29 19 60

4. PENGOBATAN
a. L-Bio 3x1
b. Ranitidine
c. Santagesik
d. Ketorolac
e. Anvomer 3x1
f. Lodia 3x1
g. Scopamin
h. Ceamoxiclav 3x1
KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

 Pasien mengeluh BAB encer >5x  Pasien tampak meringis skala nyeri 7
sehari (sedang)
 Pasien mengeluh BAB disertai lendir  Pasien tampak memegangi perutnya
dan darah yang sakit
 Pasien mengeluh sakit perut  Pasien tampak pucat
 Pasien mengeluh lemas  Pasien tampak lemah
 Pasien mengeluh sakit perut seperti  Skor Dehidrasi
tertusuk-tusuk  Keadaan umum : lesu (2)
 Pasien mengeluh sakit perut hilang  Mata : Biasa (1)
timbul  Mulut : agak kering (2)
 Pasien mengeluh kurang nafsu  Pernapasan : 20 x/menit (1)
makan  Turgor : <2 detik (1)
 Pasien mengeluh susah tidur  Nadi : 80x/menit (1)
 Keluarga pasien mengatakan air Skor dehidrasi : 8
minum dihabiskan kurang lebih (dehidrasi ringan/sedang)
hanya 4-5 gelas sehari.  WBC 18,60 (normal : 4,00-10,00)
 Pasien mengatakan makan dan  Bising usus terdengar 14x/menit
bangun dibantu keluarga  Pasien tampak bedrest
 Pasien mengatakan Kebutuhan toilet  Porsi makan tampak hanya dihabiskan
dibantu keluarga ½ dari porsi makan
 Air minum tampak tidak habis dari 1
botol besar (1500 ml)
 ADLs tampak dibantu keluarga
 Vital Sign :
TD:80/60mmhg
N: 80x/i
S :36,5°c
P:22x/i
ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETILOGI MASALAH


1. DS : Faktor infeksi DIARE
1. Pasien mengeluh BAB
encer >5x sehari Masuk melalui makanan
yangtercemar/terkontaminasi
2. Pasien mengeluh BAB
disertai lender dan darah Berkembang dalam usus
DO :
1. Pasien tampak pucat Melepaskan enterotoksin
2. Pasien tampak lemah
Mengiritasi otot dan lapisan
3. WBC 18,60 (normal :
mukosa intestinum
4,00-10,00)
Meransang pembentukan
siklik adenosin monofosfat
berlebihan

Peningkatan terbukanya
kanal CL

CL mengalir cepat dari


dalam sel ke kripta usus

Mengaktifkan pompa Na ke
dalam kripta

Nacl yang berlebihan


menyebabkan osmosis air
yang ekstrim dari darah

HIpersekresi air, elektrolit


dan lender

Meningkatkan isi rongga


usus dan mendorong agen
infeksius

Frekuensi BAB meningkat


NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
2. DS : Frekuensi BAB meningkat NYERI AKUT
1. Pasien mengeluh sakit
perut Iritasi kulit sekitar perianal
2. Pasien mengeluh sakit
perut seperti tertusuk- Pelepasan mediator kimia
tusuk nyeri (histamine, bradikinin,
3. Pasien mengeluh sakit prostaglandin, serotonin, ion
perut hilang timbul kalium dll)
4. Pasien mengeluh susah
tidur Meransang Nosiseptor
(reseptor nyeri)
DO :
1. Pasien tampak meringis
Dihantarkan serabut tipe A
skala nyeri 7 (sedang)
dan serabut tipe C
2. Pasien tampak
memegangi perutnya yang
Medulla Spinalis
sakit
3. Vital Sign :
Sistem aktivasi dihantarkan
TD : 80/60 MmHg
ke Hipotalamus, thalamus
N : 72 x/menit
dan system limbic
S : 36,4°C
P : 22 x/menit
Otak (korteks
somatosensorik0

Persepsi nyeri
NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
3. DS : Frekuensi BAB meningkat INTOLERANSI
AKTIVITAS
1. Pasien mengeluh lemas
Menurunnya kesempatan
2. Pasien mengatakan makan
usus menyerap makanan
dan bangun dibantu
keluarga Nutrisi tidak terserap dengan
baik
3. Pasien mengatakan
kebutuhan toilet dibantu Malnutrisi, penekanan
keluarga intraabdomen nyeri
5. Pasien mengeluh kurang
Metabolisme menurun,
nafsu makan
Kondisi tubuh yang lemah/
DO : kelemahan fisik
1. Pasien tampak lemah
2. ADL tampak dibantu
keluarga
3. Pasien tampak bedrest
4. Nilai kekuatan otot
4/5 4/5

4/5 4/5
(Kelemahan Fisik)
5. Porsi makan tampak
hanya dihabiskan ½ porsi
NO DAT FOKUS ETIOLOGI MASALAH
4. DS : Faktor infeksi RESIKO
KEKURANGAN
1. Pasien mengeluh BAB
Mengiritasi otot dan lapisan VOLUME
encer >5x sehari CAIRAN
mukosa intestinum
2. Pasien mengeluh BAB
disertai lender dan darah Hipersekresi air, elektrolit
dan lendir
3. Pasien mengeluh kurang
nafsu makan Meningkatkan isi rongga
4. Keluarga pasien usus dan agen infeksius
mengatakan air minum
Peningkatan percepatan
dihabiskan kurang lebih kontak makanan dan air
hanya 4-5 gelas sehari. dengan mukosa usus

DO : Penyerapan makanan, air,


1. Pasien tampak pucat elektrolit terganggu

2. Pasien tampak lemah


Frekuensi BAB meningkat
3. Skor Dehidrasi
 KU : lesu (2) Output cairan dan elektrolit
berlebihan
 Mata : Biasa (1)
 Mulut : agak kering (2)
 RR : 20 x/menit (1)
 Turgor : <2 detik (1)
 Nadi : 80x/menit (1)
Skor dehidrasi : 8
(dehidrasi ringan/sedang)
4. Porsi makan tampak
hanya dihabiskan ½ dari
porsi makan
5. Air minum tampak tidak
habis dari 1 botol besar
(1500 ml)
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diare
2. Nyeri akut
3. Intoleransi aktivitas
4. Resiko kekurangan volume cairan

IX. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1 Diare  Bowl elimination Diare management
 Fluid balance 1. Kelola pemeriksaan kultur
 Hidration sensitivitas feses

 Electrolit and acid base 2. Evaluasi pengobatan yang berefek

balance samping gastrointestinal

Dengan kriteria hasil yang 3. Evaluasi jenis intake makanan

diharapkan : 4. Monitor kulit sekitar perianal

 Tidak ada diare terhadap adanya iritasi dan ulserasi

 Feses tidak ada darah dan 5. Ajarkan pada keluarga penggunaan

mucus obat anti diare


6. Instruksikan pada pasien dan
 Nyeri perut tidak ada
keluarga untuk mencatat
 Pola BAB normal
warna,volume,frekuensi dan
 Elektrolit normal
konsistensi feses
 Asam basa normal
7. Ajarkan pada pasien tehnik
 Hidrasi baik(membrane
pengurangan stress jika perlu
mukosa lembab, tidak
8. Kolaborasi jika tanda dan gejala
panas,vital sign
diare menetap
normal,hematocrit dan urin
9. Monitor hasil lab (elektrolit dan
output dalam batas normal
leukosit)
10. Monitor turgor kulit,mukosa oral
sebagai indicator dehidrasi
11. Konsultasi dengan ahli gizi untuk
diet yang tepat
12. Instruksikan pasien untuk makan
rendah serat,tinggi protein dan
tinggi kalori jika memungkinkan
13. Monitor persiapan makanan yang
aman
14. Identifikasi faktor penyebab dari
diare
15. Monitor tanda dan gejala dari
diare
2 Nyeri akut  Pain level 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
 Pain control komprehenshif termasuk
 Comfort level lokasi,karakteristik,
Dengan kriteria hasil yang durasi,frekuensi,kualitas dan
diharapkan : faktor presipitasi

 Mampu mengontrol nyer i 2. Observasi reaksi nonverbal dari

(tahu penyebab ketidaknyamanan

nyeri,mampu menggunakan 3. Control lingkungan yang dapat

tehnik nonfarmakologi mempengaruhi nyeri seperti suhu

untuk mengurangi ruangan,pencahayaan dan

nyeri,mencari bantuan ) kebisingan

 Melaporkan bahwa nyeri 4. Ajarkan tentang teknik non

berkurang dengan farmakologi : napas

menggunakan manajeman dalam,relaksasi,dan distraksi

nyeri 5. Berikan analgetik untuk

 Mampu mengenali mengurangi nyeri

nyeri(skala,intensitas,frekue 6. Tingkatkan istirahat

nsi dan tanda nyeri ) 7. Berikan informasi tentang nyeri


seperti penyebab nyeri,berapa
 Menyatakan rasa nyaman
lama nyeri akan berkurang dan
setelah nyeri berkurang
antisipasi ketidaknyamanan dari
 Tanda vital dalam rentang
prosedur
normal
8. Monitor vital sign sebelum dan
 Tidak mengalami gangguan
sesudah pemberian analgesic
tidur

3 Intoleransi aktivitas  Self care : ADLs 1. Observasi adanya pembatasan


 Toleransi aktivitas klien dalam melakukan aktivitas
 Konservasi energy 2. Kaji adanya faktor yang
menyebabkan kelemahan
Dengan kriteria hasil yang 3. Monitor nutrisi dan sumber
diharapkan : energy yang adekuat
 Berpastisipasi dalam 4. Monitor pasien akan adanya
aktivitas fisik tanpa disertai kelelahan fisik dan emosi secara
peningkatan tekanan berlebihan
darah,nadi dan RR 5. Monitor pola tidur dan lamanya
 Mampu melakukan tidur atau istirahat pasien
aktivitas sehari-hari(ADLs) 6. Bantu klien untuk
 Keseimbangan aktivitas dan mengidentifikasi aktivitas yang
istirahat mampu dilakukan
7. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik .psikologi dan
social
8. Bantu untuk mendapatkan alat
bantuan seperti kursi roda
9. Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
11. Monitor respon fisik, emosi,
social, dan spiritual

4 Resiko kekurangan  Fluid balance 1. Pertahankan catatan intake dan


volume cairan  Hydration output yang akurat
 Nutritional status : food and 2. Monitor vital sign
fluid intake 3. Kolaborasi pemberian cairan IV
4. Monitor status nutrisi
Dengan kriteria hasil yang 5. Berikan caiaran oral
diharapkan : 6. Dorong keluarga untuk memberi

 Memperthankan urine makan

output sesuai dengan usia 7. Kolaborasi dokter jika tanda


cairan berlebih muncul
dan BB, BJ urine normal, memburuk
HT normal 8. Monitor intake dan output urine
 Tekanan darah, nadi, suhu tiap 8 jam
tubuh dalam batas normal
 Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, elastisitas turgor
kulit baik, membrane
mukosa lembab, tidak ada
rasa haus yang berlebihan

X. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien : Nn.SN Diagnosa Keperawatan : GEA


Usia : Ruangan : Elang

HARI/ JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL DAN HASIL
Kamis 08.00 I 1. Memonitor turgor kulit, S : klien mengeluh BAB encer
17 Mei 2018
mukosa oral sebagai > 5x sehari disertai lendir
indicator dehidrasi dan darah
H/ Turgor baik,mukosa O : klien nampak pucat, mukosa
agak kering agak kering
2. Mengidentifikasi faktor A : diare belum teratasi
penyebab dari diare P : lanjutkan intervensi
H/ makanan terlalu 1. Monitor turgor kulit,
pedas mukosa oral sebagai
3. Menginstruksikan indicator dehidrasi
pasien untuk 2.Mengidentifikasi factor
mengonsumsi makanan penyebab dari diare
rendah serat, tinggi 3.Menginstruksikan pasien
protein dan tinggi untuk mengonsumsi
kalori serta menjauhi makanan rendah serat,
makanan yang terlalu tinggi protein dan tinggi
pedas dan asam. kalori serta menjauhi
H/ klien mengerti dan makanan yang terlalu
telah mengonsumsi pedas dan asam
pisang, apel, wortel, 4.Mengajarkan pada
kentang, tahu, telur, keluarga penggunaan obat
ayam, dan ikan. anti diare
4. Mengajarkan pada 5.Mengkonsultasi dengan
keluarga penggunaan ahli gizi untuk diet yang
obat anti diare tepat
H/ telah diajarkan cara
pembuatan oralit /
larutan gula garm
5. Mengkonsultasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang tepat
H/ telah dilakukan,
klien diberi bubur,
makanan rendah serat,
dan tinggi protein.

1. Melakukan pengkajian S : klien mengeluh sakit pada


II
nyeri secara perutnya
komprehenshif Skala nyeri 7
termasuk lokasi, O : klien Nampak meringis dan
karakteristik, durasi, selalu memegang perutnya
frekuensi, kualitas dan A : nyeri akut belum teratasi
faktor presipitasi P : lanjutkan intervensi
H/ 1. Melakukan pengkajian
P : saat sebelum dan nyeri secara
sesudah BAB komprehenshif termasuk
Q : tertusuk-tusuk lokasi, karakteristik,
R : perut durasi, frekuensi, kualitas
S : skala 7 dan faktor presipitasi
T : hilang timbul 2. Mengontrol lingkungan
2. Mengontrol lingkungan yang dapat
yang dapat mempengaruhi nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
pencahayaan dan kebisingan
kebisingan 3. Mengajarkan teknik non
H/ telah dibatasi farmakologi
pengunjung, dilarang 4. Meningkatkan istirahat
ribut, dan dinyalakan 5. Berkolaborasi dalam
kipas angin pemberian analgetik
3. Mengajarkan teknik untuk mengurangi nyeri
non farmakologi
H/ telah diajarkan
teknik relaksasi nafas
dalam sesuai SOP
4. Meningkatkan istirahat
H/ telah dianjurkan
untuk perbanyak
istirahat
5. Berkolaborasi dalam
pemberian analgetik
untuk mengurangi
nyeri
H/ Inj.santagesik /8 jam

1. Mengkaji adanya faktor


yang menyebabkan S : klien mengeluh lemas,
kelemahan makan, minum, bangun, dan
III
H/ klien mengeluh kebutuhan toilet dibantu
nyeri perut dan sering keluarga
kali BAB membuat O : klien nampak lemas dan
badannya terasa lemas kebutuhan ADL Nampak
2. Memonitor pola tidur dibantu oleh keluarga
dan lamanya tidur atau A : masalah intoleransi aktivitas
istirahat klien belum teratasi
H/ klien mengalami P : lanjutkan intervensi
1. Mengkaji adanya faktor
kesulitan tidur karena
yang menyebabkan
nyeri pada perutnya
kelemahan
3. Membantu klien untuk
2. Memonitor pola tidur dan
mengidentifikasi
lamanya tidur atau
aktivitas yang mampu
istirahat klien.
dilakukan
3. Membantu klien untuk
H/ klien hanya bisa
mengidentifikasi aktivitas
tirah baring
yang mampu dilakukan
4. Memonitor nutrisi dan
4. Memonitor nutrisi dan
sumber energi yang
sumber energy yang
adekuat.
adekuat
H/ telah diberikan
makanan tinggi serat,
kalori, dan protein.

1. Mengukur skor
dehidrasi S : klien mengeluh BAB encer,
IV
H/ dan susah makan dan minum
Keadaan umum : lesu/2 O : klien nampak lemas, pucat
Mata : biasa/1 dan bibir pecah - pecah
Mulut : agak kering/2 A : masalah kekurangan volume
Pernapasan : 20 x/m /1 cairan belum teratasi
Turgor : < 2 detik /1 P : lanjutkan intervensi
Nadi : 80 x/m / 1 1. Ukur skor dehidrasi
2. Anjurkan pemberian
(Skor 8 : dehidrasi
cairan oral
sedang) 3. Dorong keluarga untuk
2. Menganjurkan memberi makan
4. Kolaborasi pemberian
pemberian cairan oral
cairan IV
H/ telah dianjurkan
banyak minum air putih
kurang lebih 7-8
gelas/hari
3. Mendorong keluarga
untuk memberi makan
H/ telah dianjurkan
makan sedikit tapi
sering
4. Mengkolaborasi
pemberian cairan IV
H/ terpasang infus RL
20 tpm

15.00 I 1. Memonitor turgor kulit, S : klien mengeluh BAB encer


mukosa oral sebagai > 3x sehari disertai lendir
indicator dehidrasi dan darah
H/ Turgor baik,mukosa O : klien nampak pucat, mukosa
agak kering. agak kering
2. Mengidentifikasi faktor A : diare belum teratasi
penyebab dari diare P : lanjutkan intervensi
H/ makanan terlalu 1. Monitor turgor kulit,
pedas mukosa oral sebagai
3. Menginstruksikan indicator dehidrasi
pasien untuk 2.Mengidentifikasi factor
mengonsumsi makanan penyebab dari diare
rendah serat, tinggi 3.Menginstruksikan pasien
protein dan tinggi untuk mengonsumsi
kalori serta menjauhi makanan rendah serat,
makanan yang terlalu tinggi protein dan tinggi
pedas dan asam. kalori serta menjauhi
H/ klien mengerti dan makanan yang terlalu
telah mengonsumsi pedas dan asam
pisang, apel, wortel, 4.Mengajarkan pada
kentang, tahu, telur, keluarga penggunaan obat
ayam, dan ikan. anti diare
4. Mengajarkan pada 5.Mengkonsultasi dengan
keluarga penggunaan ahli gizi untuk diet yang
obat anti diare tepat
H/ telah diajarkan cara
pembuatan oralit /
larutan gula garm
5. Mengkonsultasi
dengan ahli gizi untuk
diet yang tepat
H/ telah dilakukan,
klien diberi bubur,
makanan rendah serat,
dan tinggi protein.

1. Melakukan pengkajian S : klien mengeluh sakit pada


nyeri secara perutnya
komprehenshif Skala nyeri 5
II termasuk lokasi, O : klien Nampak meringis dan
karakteristik, durasi, selalu memegang perutnya
frekuensi, kualitas dan A : nyeri akut belum teratasi
faktor presipitasi P : lanjutkan intervensi
H/ 1. Melakukan pengkajian
P : saat sebelum dan nyeri secara
sesudah BAB komprehenshif termasuk
Q : tertusuk-tusuk lokasi, karakteristik,
R : perut durasi, frekuensi, kualitas
S : skala 7 dan faktor presipitasi
T : hilang timbul 2. Mengontrol lingkungan
2. Mengontrol lingkungan yang dapat
yang dapat mempengaruhi nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
pencahayaan dan kebisingan
kebisingan 3. Mengajarkan teknik non
H/ telah dibatasi farmakologi
pengunjung, dilarang 4. Meningkatkan istirahat
ribut, dan dinyalakan 5. Berkolaborasi dalam
kipas angin pemberian analgetik
3. Mengajarka teknik non untuk mengurangi nyeri
farmakologi
H/ telah diajarkan
teknik relaksasi nafas
dalam sesuai SOP
4. Meningkatkan istirahat
H/ telah dianjurkan
untuk perbanyak
istirahat
5. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
H/ Inj.santagesik /8 jam

1. Mengkaji adanya faktor


yang menyebabkan S : klien mengeluh lemas,
kelemahan makan, minum, bangun, dan
III H/ klien mengeluh kebutuhan toilet dibantu
nyeri perut dan sering keluarga
kali BAB membuat O : klien nampak lemas dan
badannya terasa lemas kebutuhan ADL Nampak
2. Memonitor pola tidur dibantu oleh keluarga
dan lamanya tidur atau A : masalah intoleransi aktivitas
istirahat pasien belum teratasi
H/ klien mengalami P : lanjutkan intervensi
1. Mengkaji adanya faktor
kesulitan tidur karena
yang menyebabkan
nyeri pada perutnya
3. Membantu klien untuk kelemahan
mengidentifikasi 2. Memonitor pola tidur dan
aktivitas yang mampu lamanya tidur atau istirahat
dilakukan klien.
H/ klien hanya bisa 3. Membantu klien untuk
tirah baring mengidentifikasi aktivitas
4. Memonitor nutrisi dan yang mampu dilakukan
sumber energi yang 4. Memonitor nutrisi dan
adekuat. sumber energy yang
H/ telah diberikan adekuat
makanan tinggi serat,
kalori, dan protein.

IV S : klien mengeluh BAB encer


dan susah makan dan minum
1. Mengukur skor
O : klien nampak lemas, pucat
dehidrasi
dan bibir pecah - pecah
H/
A : masalah kekurangan volume
Keadaan umum : lesu/2
cairan belum teratasi
Mata : biasa/1
P : lanjutkan intervensi
Mulut : agak kering/2 1. Ukur skor dehidrasi
Pernapasan : 20 x/m /1 2. Anjurkan pemberian
cairan oral
Turgor : < 2 detik /1
3. Dorong keluarga untuk
Nadi : 80 x/m / 1 memberikan makan
(Skor 8 : dehidrasi 4. Kolaborasi pemberian
cairan IV
sedang)
2. Menganjurkan
pemberian cairan oral
H/ telah dianjurkan
banyak minum air putih
kurang lebih 7-8
gelas/hari
3. Mendorong keluarga
untuk memberi makan
H/ telah dianjurkan
makan sedikit tapi
sering
4. Mengkolaborasi
pemberian cairan IV
H/ terpasang infus RL
20 tpm

22.00 I 1. Memonitor turgor kulit, S : klien mengeluh BAB encer


mukosa oral sebagai > 2x sehari disertai lendir
indicator dehidrasi dan darah
H/ Turgor baik,mukosa O : klien nampak pucat, mukosa
agak kering. agak kering
2. Mengidentifikasi faktor A : diare belum teratasi
penyebab dari diare P : lanjutkan intervensi
H/ makanan terlalu 1. Monitor turgor kulit,
pedas mukosa oral sebagai
3. Menginstruksikan indicator dehidrasi
pasien untuk 2.Mengidentifikasi factor
mengonsumsi makanan penyebab dari diare
rendah serat, tinggi 3.Menginstruksikan pasien
protein dan tinggi untuk mengonsumsi
kalori serta menjauhi makanan rendah serat,
makanan yang terlalu tinggi protein dan tinggi
pedas dan asam. kalori serta menjauhi
H/ klien mengerti dan makanan yang terlalu
telah mengonsumsi pedas dan asam
pisang, apel, wortel, 4.Mengajarkan pada
kentang, tahu, telur, keluarga penggunaan obat
ayam, dan ikan. anti diare
4. Mengajarkan pada 5.Mengkonsultasi dengan
keluarga penggunaan ahli gizi untuk diet yang
obat anti diare tepat
H/ telah diajarkan cara
pembuatan oralit /
larutan gula garm
5. Mengkonsultasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang tepat
H/ telah dilakukan,
klien diberi bubur,
makanan rendah serat,
dan tinggi protein.

1. Melakukan pengkajian S : klien mengeluh sakit pada


nyeri secara perutnya
komprehenshif Skala nyeri 5
II
termasuk lokasi, O : klien Nampak meringis dan
karakteristik, durasi, selalu memegang perutnya
frekuensi, kualitas dan A : nyeri akut belum teratasi
faktor presipitasi P : lanjutkan intervensi
H/ 1. Melakukan pengkajian
P : saat sebelum dan nyeri secara
sesudah BAB komprehenshif
Q : tertusuk-tusuk termasuk lokasi,
R : perut karakteristik, durasi,
S : skala 5 frekuensi, kualitas dan
T : hilang timbul faktor presipitasi
2. Mengontrol lingkungan 2. Mengontrol lingkungan
yang dapat yang dapat
mempengaruhi nyeri mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan pencahayaan dan
kebisingan kebisingan
H/ telah dibatasi 3. Mengajarkan teknik non
pengunjung, dilarang farmakologi
ribut, dan dinyalakan 4. Meningkatkan istirahat
kipas angin 5. Berkolaborasi dalam
3. Mengajarka teknik non pemberian analgetik
farmakologi untuk mengurangi nyeri
H/ telah diajarkan
teknik relaksasi nafas
dalam sesuai SOP
4. Meningkatkan istirahat
H/ telah dianjurkan
untuk perbanyak
istirahat
5. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
H/ Inj.santagesik /8 jam

1. Mengkaji adanya faktor


III yang menyebabkan S : klien mengeluh lemas,
kelemahan makan, minum, bangun, dan
H/ klien mengeluh kebutuhan toilet dibantu
nyeri perut dan sering keluarga
kali BAB membuat O : klien nampak lemas dan
badannya terasa lemas kebutuhan ADL Nampak
2. Memonitor pola tidur dibantu oleh keluarga
dan lamanya tidur atau A : masalah intoleransi aktivitas
istirahat pasien belum teratasi
H/ Klien mengalami P : lanjutkan intervensi
1. Mengkaji adanya faktor
kesulitan tidur karena
yang menyebabkan
nyeri pada perutnya
3. Membantu klien untuk kelemahan
mengidentifikasi 2. Memonitor pola tidur dan
aktivitas yang mampu lamanya tidur atau
dilakukan istirahat klien.
H/ klien hanya bisa 3. Membantu klien untuk
tirah baring mengidentifikasi aktivitas
4. Memonitor nutrisi dan yang mampu dilakukan
sumber energi yang 4. Memonitor nutrisi dan
adekuat. sumber energy yang
H/ telah diberikan adekuat
makanan tinggi serat,
kalori, dan protein.

1. Mengukur skor
IV
dehidrasi
S : klien mengeluh BAB encer,
H/
kurang nafsu makan.
Keadaan umum : lesu/2
O : klien nampak lemas, pucat
Mata : biasa/1
dan bibir pecah - pecah
Mulut : agak kering/2
A : masalah kekurangan volume
Pernapasan : 20 x/m /1
cairan belum teratasi
Turgor : < 2 detik /1
P : lanjutkan intervensi
Nadi : 80 x/m / 1 1. Ukur skor dehidrasi
(Skor 8 : dehidrasi 2. Anjurkan pemberian
cairan oral
sedang)
3. Dorong keluarga
2. Menganjurkan untuk memberikan
pemberian cairan oral makan
4. Kolaborasi pemberian
H/ telah dianjurkan
cairan IV
banyak minum air putih
kurang lebih 7-8
gelas/hari
3. Mendorong keluarga
untuk memberi makan
H/ telah dianjurkan
makan sedikit tapi
sering
4. Mengkolaborasi
pemberian cairan IV
H/ terpasang infus RL
20 tpm

Jumat 08.00 I 1. Memonitor turgor kulit, S : klien mengeluh BAB encer


18 Mei 2018
mukosa oral sebagai > 3x sehari disertai lendir.
indicator dehidrasi O : klien nampak pucat, mukosa
H/ Turgor baik,mukosa agak kering
agak kering. A : diare belum teratasi
2. Mengidentifikasi faktor P : lanjutkan intervensi
penyebab dari diare 1. Monitor turgor kulit,
H/ makanan terlalu mukosa oral sebagai
pedas indicator dehidrasi
3. Menginstruksikan 2.Mengidentifikasi factor
pasien untuk penyebab dari diare
mengonsumsi makanan 3.Menginstruksikan pasien
rendah serat, tinggi untuk mengonsumsi
protein dan tinggi makanan rendah serat,
kalori serta menjauhi tinggi protein dan tinggi
makanan yang terlalu kalori serta menjauhi
pedas dan asam. makanan yang terlalu
H/ klien mengerti dan pedas dan asam
telah mengonsumsi 4.Mengajarkan pada
pisang, apel, wortel, keluarga penggunaan obat
kentang, tahu, telur, anti diare
ayam, dan ikan. 5.Mengkonsultasi dengan
4. Mengajarkan pada ahli gizi untuk diet yang
keluarga penggunaan tepat
obat anti diare
H/ telah diajarkan cara
pembuatan oralit /
larutan gula garm
5. Mengkonsultasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang tepat
H/ telah dilakukan,
klien diberi bubur,
makanan rendah serat,
dan tinggi protein.

II 1. Melakukan pengkajian
S : klien mengeluh sakit pada
nyeri secara
perutnya
komprehenshif
Skala nyeri 5
termasuk lokasi,
O : klien Nampak meringis dan
karakteristik, durasi,
selalu memegang perutnya
frekuensi, kualitas dan
A : nyeri akut belum teratasi
faktor presipitasi
P : lanjutkan intervensi
H/
1. Melakukan pengkajian
P : saat sebelum dan
nyeri secara
sesudah BAB
komprehenshif
Q : tertusuk-tusuk
termasuk lokasi,
R : perut
karakteristik, durasi,
S : skala 7
frekuensi, kualitas dan
T : hilang timbul
faktor presipitasi
2. Mengontrol lingkungan
2. Mengontrol lingkungan
yang dapat
yang dapat
mempengaruhi nyeri
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
pencahayaan dan
kebisingan
kebisingan
H/ telah dibatasi
3. Mengajarkan teknik non
pengunjung, dilarang
farmakologi
ribut, dan dinyalakan
4. Meningkatkan istirahat
kipas angin 5. Berkolaborasi dalam
3. Mengajarka teknik non pemberian analgetik
farmakologi untuk mengurangi nyeri
H/ telah diajarkan
teknik relaksasi nafas
dalam sesuai SOP
4. Meningkatkan istirahat
H/ telah dianjurkan
untuk perbanyak
istirahat
5. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
H/ Inj.santagesik /8 jam

1. Mengkaji adanya faktor S : klien mengeluh lemas,


yang menyebabkan makan, minum, bangun, dan
kelemahan kebutuhan toilet dibantu
H/ klien mengeluh keluarga
nyeri perut dan sering O : klien nampak lemas dan

III kali BAB membuat kebutuhan ADL Nampak


badannya terasa lemas dibantu oleh keluarga
2. Memonitor pola tidur A : masalah intoleransi aktivitas
dan lamanya tidur atau belum teratasi
istirahat pasien P : lanjutkan intervensi
1. Mengkaji adanya faktor
H/ Klien mengalami
yang menyebabkan
kesulitan tidur karena
kelemahan
nyeri pada perutnya
2. Memonitor pola tidur
3. Membantu klien untuk
dan lamanya tidur atau
mengidentifikasi
istirahat klien.
aktivitas yang mampu
3. Membantu klien untuk
dilakukan
mengidentifikasi
H/ klien hanya bisa
tirah baring aktivitas yang mampu
4. Memonitor nutrisi dan dilakukan
sumber energi yang 4. Memonitor nutrisi dan
adekuat. sumber energy yang
H/ telah diberikan adekuat
makanan tinggi serat,
kalori, dan protein.

1. Mengukur skor S : klien mengeluh BAB encer,


dehidrasi kurang nafsu makan
H/ O : klien nampak lemas, pucat
Keadaan umum : lesu/2 dan bibir pecah - pecah
Mata : biasa/1 A : masalah kekurangan volume
IV Mulut : agak kering/2 cairan belum teratasi
Pernapasan : 20 x/m /1P : lanjutkan intervensi
1. Ukur skor dehidrasi
Turgor : < 2 detik /1
2. Anjurkan pemberian
Nadi : 80 x/m / 1 cairan oral
(Skor 8 : dehidrasi 3. Dorong keluarga untuk
sedang) memberikan makan
4. Kolaborasi pemberian
2. Menganjurkan cairan IV
pemberian cairan oral
H/ telah dianjurkan
banyak minum air putih
kurang lebih 7-8
gelas/hari
3. Mendorong keluarga
untuk memberi makan
H/ telah dianjurkan
makan sedikit tapi
sering
4. Mengkolaborasi
pemberian cairan IV
H/ terpasang infus RL
20 tpm

15.00 I 1. Memonitor turgor kulit, S : klien mengeluh BAB encer


mukosa oral sebagai > 1x sehari disertai lendir.
indicator dehidrasi O : klien nampak pucat, mukosa
H/ Turgor baik,mukosa agak kering
agak kering. A : diare belum teratasi
2. Mengidentifikasi faktor P : lanjutkan intervensi
penyebab dari diare 1. Monitor turgor kulit,
H/ makanan terlalu mukosa oral sebagai
pedas indicator dehidrasi
3. Menginstruksikan 2.Mengidentifikasi factor
pasien untuk penyebab dari diare
mengonsumsi makanan 3.Menginstruksikan pasien
rendah serat, tinggi untuk mengonsumsi
protein dan tinggi makanan rendah serat,
kalori serta menjauhi tinggi protein dan tinggi
makanan yang terlalu kalori serta menjauhi
pedas dan asam. makanan yang terlalu
H/ klien mengerti dan pedas dan asam
telah mengonsumsi 4.Mengajarkan pada
pisang, apel, wortel, keluarga penggunaan obat
kentang, tahu, telur, anti diare
ayam, dan ikan. 5.Mengkonsultasi dengan
4. Mengajarkan pada ahli gizi untuk diet yang
keluarga penggunaan tepat
obat anti diare
H/ telah diajarkan cara
pembuatan oralit /
larutan gula garm
5. Mengkonsultasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang tepat
H/ telah dilakukan,
klien diberi bubur,
makanan rendah serat,
dan tinggi protein.

1. Melakukan pengkajian S : klien mengeluh sakit pada


II
nyeri secara perutnya
komprehenshif Skala nyeri 7
termasuk lokasi, O : klien Nampak menangis dan
karakteristik, durasi, selalu memegang perutnya
frekuensi, kualitas dan A : nyeri akut belum teratasi
faktor presipitasi P : lanjutkan intervensi
H/ 1. Melakukan pengkajian
P : saat sebelum dan nyeri secara
sesudah BAB komprehenshif
Q : tertusuk-tusuk termasuk lokasi,
R : perut karakteristik, durasi,
S : skala 9 frekuensi, kualitas dan
T : hilang timbul faktor presipitasi
2. Mengontrol lingkungan 2. Mengontrol lingkungan
yang dapat yang dapat
mempengaruhi nyeri mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan pencahayaan dan
kebisingan kebisingan
H/ telah dibatasi 3. Mengajarkan teknik non
pengunjung, dilarang farmakologi
ribut, dan dinyalakan 4. Meningkatkan istirahat
kipas angin 5. Berkolaborasi dalam
3. Mengajarka teknik non pemberian analgetik
farmakologi untuk mengurangi nyeri
H/ telah diajarkan
teknik relaksasi nafas
dalam sesuai SOP
4. Meningkatkan istirahat
H/ telah dianjurkan
untuk perbanyak
istirahat
5. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
H/ Inj.santagesik /8 jam
Inj. Ranitidine/8 jam

1. Mengkaji adanya faktor


III S : klien mengeluh lemas,
yang menyebabkan
makan, minum, bangun, dan
kelemahan
kebutuhan toilet dibantu
H/ klien mengeluh
keluarga
nyeri perut dan sering
O : klien nampak lemas dan
kali BAB membuat
kebutuhan ADL Nampak
badannya terasa lemas
dibantu oleh keluarga
2. Memonitor pola tidur
A : masalah intoleransi aktivitas
dan lamanya tidur atau
belum teratasi
istirahat pasien
P : lanjutkan intervensi
H/ Klien masih 1. Mengkaji adanya faktor
kesulitan tidur karena yang menyebabkan
perutnya masih terasa kelemahan
nyeri 2. Memonitor pola tidur
3. Membantu klien untuk dan lamanya tidur atau
mengidentifikasi istirahat klien.
aktivitas yang mampu 3. Membantu klien untuk
dilakukan mengidentifikasi
H/ klien hanya bisa aktivitas yang mampu
tirah baring dilakukan
4. Memonitor nutrisi dan 4. Memonitor nutrisi dan
sumber energi yang sumber energy yang
adekuat. adekuat
H/ telah diberikan
makanan tinggi serat,
kalori, dan protein.

1. Mengukur skor
IV S : klien mengeluh BAB encer,
dehidrasi
kurang nafsu makan
H/
O : klien nampak lemas, pucat
Keadaan umum : lesu/2
dan bibir pecah - pecah
Mata : biasa/1
A : masalah kekurangan volume
Mulut : agak kering/2
cairan belum teratasi
Pernapasan : 20 x/m /1
P : lanjutkan intervensi
Turgor : < 2 detik /1 1. Ukur skor dehidrasi
Nadi : 80 x/m / 1 2. Anjurkan pemberian
cairan oral
(Skor 8 : dehidrasi
3. Dorong keluarga
sedang) untuk memberikan
2. Menganjurkan makan
4. Kolaborasi pemberian
pemberian cairan oral
cairan IV
H/ telah dianjurkan
banyak minum air putih
kurang lebih 7-8
gelas/hari
3. Mendorong keluarga
untuk memberi makan
H/ telah dianjurkan
makan sedikit tapi
sering
4. Mengkolaborasi
pemberian cairan IV
H/ terpasang infus RL
20 tpm
22.00 I 1. Memonitor turgor kulit, S : klien mengeluh BAB encer
mukosa oral sebagai > 2x sehari disertai lendir.
indicator dehidrasi O : klien nampak pucat, mukosa
H/ Turgor baik,mukosa agak kering
agak kering. A : diare belum teratasi
2. Mengidentifikasi faktor P : lanjutkan intervensi
penyebab dari diare 1. Monitor turgor kulit,
H/ makanan terlalu mukosa oral sebagai
pedas indicator dehidrasi
3. Menginstruksikan 2.Mengidentifikasi factor
pasien untuk penyebab dari diare
mengonsumsi makanan 3.Menginstruksikan pasien
rendah serat, tinggi untuk mengonsumsi
protein dan tinggi makanan rendah serat,
kalori serta menjauhi tinggi protein dan tinggi
makanan yang terlalu kalori serta menjauhi
pedas dan asam. makanan yang terlalu
H/ klien mengerti dan pedas dan asam
telah mengonsumsi 4.Mengajarkan pada
pisang, apel, wortel, keluarga penggunaan obat
kentang, tahu, telur, anti diare
ayam, dan ikan. 5.Mengkonsultasi dengan
4. Mengajarkan pada ahli gizi untuk diet yang
keluarga penggunaan tepat
obat anti diare
H/ telah diajarkan cara
pembuatan oralit /
larutan gula garm
5. Mengkonsultasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang tepat
H/ telah dilakukan,
klien diberi bubur,
makanan rendah serat,
dan tinggi protein.

1. Melakukan pengkajian S : klien mengeluh sakit pada


II
nyeri secara perutnya
komprehenshif Skala nyeri 5
termasuk lokasi, O : klien Nampak meringis dan
karakteristik, durasi, selalu memegang perutnya
frekuensi, kualitas dan A : nyeri akut belum teratasi
faktor presipitasi P : lanjutkan intervensi
H/ 1. Melakukan pengkajian
P : saat sebelum dan nyeri secara
sesudah BAB komprehenshif
Q : tertusuk-tusuk termasuk lokasi,
R : perut karakteristik, durasi,
S : skala 5 frekuensi, kualitas dan
T : hilang timbul faktor presipitasi
2. Mengontrol lingkungan 2. Mengontrol lingkungan
yang dapat yang dapat
mempengaruhi nyeri mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan pencahayaan dan
kebisingan kebisingan
H/ telah dibatasi 3. Mengajarkan teknik non
pengunjung, dilarang farmakologi
ribut, dan dinyalakan 4. Meningkatkan istirahat
kipas angin 5. Berkolaborasi dalam
3. Mengajarka teknik non pemberian analgetik
farmakologi untuk mengurangi nyeri
H/ telah diajarkan
teknik relaksasi nafas
dalam sesuai SOP
4. Meningkatkan istirahat
H/ telah dianjurkan
untuk perbanyak
istirahat
5. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
H/ Inj.santagesik /8 jam

1. Mengkaji adanya faktor


S : klien mengeluh lemas,
yang menyebabkan
makan, minum, bangun, dan
kelemahan
III kebutuhan toilet dibantu
H/ klien mengeluh
keluarga
nyeri perut dan sering
O : klien nampak lemas dan
kali BAB membuat
kebutuhan ADL Nampak
badannya terasa lemas
dibantu oleh keluarga
2. Memonitor pola tidur
A : masalah intoleransi aktivitas
dan lamanya tidur atau
belum teratasi
istirahat pasien
P : lanjutkan intervensi
H/ klien mengalami 1. Mengkaji adanya faktor
kesulitan tidur karena yang menyebabkan
nyeri pada perutnya kelemahan
3. Membantu klien untuk 2. Memonitor pola tidur
mengidentifikasi dan lamanya tidur atau
aktivitas yang mampu istirahat klien.
dilakukan 3. Membantu klien untuk
H/ klien hanya bisa mengidentifikasi
tirah baring aktivitas yang mampu
4. Memonitor nutrisi dan dilakukan
sumber energi yang 4. Memonitor nutrisi dan
adekuat. sumber energy yang
H/ telah diberikan adekuat
makanan tinggi serat,
kalori, dan protein.

1. Mengukur skor
S : klien mengeluh BAB encer,
dehdrasi
IV kurang nafsu makan
H/
O : klien nampak lemas, pucat
Keadaan umum : lesu/2
dan bibir pecah - pecah
Mata : biasa/1
A : masalah kekurangan volume
Mulut : agak kering/2
cairan belum teratasi
Pernapasan : 20 x/m /1
P : lanjutkan intervensi
Turgor : < 2 detik /1 1. Ukur skor dehidrasi
Nadi : 80 x/m / 1 2. Anjurkan pemberian
(Skor 8 : dehidrasi cairan oral
3. Dorong keluarga untuk
sedang) memberikan makan
2. Menganjurkan 4. Kolaborasi pemberian
pemberian cairan oral cairan IV

H/ telah dianjurkan
banyak minum air putih
kurang lebih 7-8
gelas/hari
3. Mendorong keluarga
untuk memberi makan
H/ telah dianjurkan
makan sedikit tapi
sering
4. Mengkolaborasi
pemberian cairan IV
H/ terpasang infus RL
20 tpm

Sabtu 08.00 I 1. Memonitor turgor kulit, S : klien mengeluh BAB encer


19 Mei 2018
mukosa oral sebagai > 3x sehari disertai lendir.
indicator dehidrasi O : klien nampak pucat, mukosa
H/ Turgor baik,mukosa agak kering
agak kering. A : diare belum teratasi
2. Mengidentifikasi faktor P : lanjutkan intervensi
penyebab dari diare 1. Monitor turgor kulit,
H/ makanan terlalu mukosa oral sebagai
pedas indicator dehidrasi
3. Menginstruksikan 2.Mengidentifikasi factor
pasien untuk penyebab dari diare
mengonsumsi makanan 3.Menginstruksikan pasien
rendah serat, tinggi untuk mengonsumsi
protein dan tinggi makanan rendah serat,
kalori serta menjauhi tinggi protein dan tinggi
makanan yang terlalu kalori serta menjauhi
pedas dan asam. makanan yang terlalu
H/ klien mengerti dan pedas dan asam
telah mengonsumsi 4.Mengajarkan pada
pisang, apel, wortel, keluarga penggunaan obat
kentang, tahu, telur, anti diare
ayam, dan ikan. 5.Mengkonsultasi dengan
4. Mengajarkan pada ahli gizi untuk diet yang
keluarga penggunaan tepat
obat anti diare
H/ telah diajarkan cara
pembuatan oralit /
larutan gula garm
5. Mengkonsultasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang tepat
H/ telah dilakukan,
klien diberi bubur,
makanan rendah serat,
dan tinggi protein.
1. Melakukan pengkajian S : klien mengeluh sakit pada
II
nyeri secara perutnya
komprehenshif Skala nyeri 7
termasuk lokasi, O : klien Nampak meringis dan
karakteristik, durasi, selalu memegang perutnya
frekuensi, kualitas dan A : nyeri akut belum teratasi
faktor presipitasi P : lanjutkan intervensi
H/ 1. Melakukan pengkajian
P : saat sebelum dan nyeri secara
sesudah BAB komprehenshif
Q : tertusuk-tusuk termasuk lokasi,
R : perut karakteristik, durasi,
S : skala 7 frekuensi, kualitas dan
T : hilang timbul faktor presipitasi
2. Mengontrol lingkungan 2. Mengontrol lingkungan
yang dapat yang dapat
mempengaruhi nyeri mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan pencahayaan dan
kebisingan kebisingan
H/ telah dibatasi 3. Mengajarkan teknik non
pengunjung, dilarang farmakologi
ribut, dan dinyalakan 4. Meningkatkan istirahat
kipas angin 5. Berkolaborasi dalam
3. Mengajarka teknik non pemberian analgetik
farmakologi untuk mengurangi nyeri
H/ telah diajarkan
teknik relaksasi nafas
dalam sesuai SOP
4. Meningkatkan istirahat
H/ telah dianjurkan
untuk perbanyak
istirahat
5. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
H/ Inj.santagesik /8 jam

1. Mengkaji adanya faktor


III S : klien mengeluh lemas,
yang menyebabkan
makan, minum, bangun, dan
kelemahan
kebutuhan toilet dibantu
H/ klien mengeluh
keluarga
nyeri perut dan sering
O : klien nampak lemas dan
kali BAB membuat
kebutuhan ADL Nampak
badannya terasa lemas
dibantu oleh keluarga
2. Memonitor pola tidur
A : masalah intoleransi aktivitas
dan lamanya tidur atau
belum teratasi
istirahat pasien
P : lanjutkan intervensi
H/ klien mengalami 1. Mengkaji adanya faktor
kesulitan tidur karena yang menyebabkan
masih nyeri pada kelemahan
perutnya 2. Memonitor pola tidur
3. Membantu klien untuk dan lamanya tidur atau
mengidentifikasi istirahat klien.
aktivitas yang mampu 3. Membantu klien untuk
dilakukan mengidentifikasi
H/ klien hanya bisa aktivitas yang mampu
tirah baring dilakukan
4. Memonitor nutrisi dan 4. Memonitor nutrisi dan
sumber energi yang sumber energy yang
adekuat. adekuat
H/ telah diberikan
makanan tinggi serat,
kalori, dan protein.
IV 1. Mengukur skor S : klien mengeluh BAB encer,
dehidrasi kurang nafsu makan
H/ O : klien nampak lemas, pucat
Keadaan umum : lesu/2 dan bibir pecah - pecah
Mata : biasa/1 A : masalah kekurangan volume
Mulut : agak kering/2 cairan belum teratasi
Pernapasan : 20 x/m /1P : lanjutkan intervensi
1. Ukur skor dehidrasi
Turgor : < 2 detik /1
2. Anjurkan pemberian
Nadi : 80 x/m / 1 cairan oral
(Skor 8 : dehidrasi 3. Dorong keluarga untuk
sedang) memberikan makan
4. Kolaborasi pemberian
2. Menganjurkan cairan IV
pemberian cairan oral
H/ telah dianjurkan
banyak minum air putih
kurang lebih 7-8
gelas/hari
3. Mendorong keluarga
untuk memberi makan
H/ telah dianjurkan
makan sedikit tapi
sering
4. Mengkolaborasi
pemberian cairan IV
H/ terpasang infus RL
20 tpm

15.00 I 1. Memonitor turgor kulit, S : klien mengeluh BAB encer


mukosa oral sebagai > 1x sehari disertai lendir.
indicator dehidrasi O : klien nampak pucat, mukosa
H/ Turgor baik,mukosa agak kering
agak kering. A : diare belum teratasi
2. Mengidentifikasi faktor P : lanjutkan intervensi
penyebab dari diare 1. Monitor turgor kulit,
H/ makanan terlalu mukosa oral sebagai
pedas indicator dehidrasi
3. Menginstruksikan 2.Mengidentifikasi factor
pasien untuk penyebab dari diare
mengonsumsi makanan 3.Menginstruksikan pasien
rendah serat, tinggi untuk mengonsumsi
protein dan tinggi makanan rendah serat,
kalori serta menjauhi tinggi protein dan tinggi
makanan yang terlalu kalori serta menjauhi
pedas dan asam. makanan yang terlalu
H/ klien mengerti dan pedas dan asam
telah mengonsumsi 4.Mengajarkan pada
pisang, apel, wortel, keluarga penggunaan obat
kentang, tahu, telur, anti diare
ayam, dan ikan. 5.Mengkonsultasi dengan
4. Mengajarkan pada ahli gizi untuk diet yang
keluarga penggunaan tepat
obat anti diare
H/ telah diajarkan cara
pembuatan oralit /
larutan gula garm
5. Mengkonsultasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang tepat
H/ telah dilakukan,
klien diberi bubur,
makanan rendah serat,
dan tinggi protein.
II 1. Melakukan pengkajian S : klien mengeluh sakit pada
nyeri secara perutnya
komprehenshif Skala nyeri 5
termasuk lokasi, O : klien Nampak meringis dan
karakteristik, durasi, selalu memegang perutnya
frekuensi, kualitas dan A : nyeri akut belum teratasi
faktor presipitasi P : lanjutkan intervensi
H/ 1. Melakukan pengkajian
P : saat sebelum dan nyeri secara
sesudah BAB komprehenshif
Q : tertusuk-tusuk termasuk lokasi,
R : perut karakteristik, durasi,
S : skala 5 frekuensi, kualitas dan
T : hilang timbul faktor presipitasi
2. Mengontrol lingkungan 2. Mengontrol lingkungan
yang dapat yang dapat
mempengaruhi nyeri mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan pencahayaan dan
kebisingan kebisingan
H/ telah dibatasi 3. Mengajarkan teknik non
pengunjung, dilarang farmakologi
ribut, dan dinyalakan 4. Meningkatkan istirahat
kipas angin 5. Berkolaborasi dalam
3. Mengajarka teknik non pemberian analgetik
farmakologi untuk mengurangi nyeri
H/ telah diajarkan
teknik relaksasi nafas
dalam sesuai SOP
4. Meningkatkan istirahat
H/ telah dianjurkan
untuk perbanyak
istirahat
5. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
H/ Inj.santagesik /8 jam

1. Mengkaji adanya faktor


III S : klien mengeluh lemas,
yang menyebabkan
makan, minum, bangun, dan
kelemahan
kebutuhan toilet dibantu
H/ klien mengeluh
keluarga
nyeri perut dan sering
O : klien nampak lemas dan
kali BAB membuat
kebutuhan ADL Nampak
badannya terasa lemas
dibantu oleh keluarga
2. Memonitor pola tidur
A : masalah intoleransi aktivitas
dan lamanya tidur atau
belum teratasi
istirahat pasien
P : lanjutkan intervensi
H/ Klien masih 1. Mengkaji adanya faktor
kesulitan tidur karena yang menyebabkan
perutnya masih terasa kelemahan
nyeri 2. Memonitor pola tidur
3. Membantu klien untuk dan lamanya tidur atau
mengidentifikasi istirahat klien.
aktivitas yang mampu 3. Membantu klien untuk
dilakukan mengidentifikasi
H/ klien hanya bisa aktivitas yang mampu
tirah baring dilakukan
4. Memonitor nutrisi dan 4. Memonitor nutrisi dan
sumber energi yang sumber energy yang
adekuat. adekuat
H/ telah diberikan
makanan tinggi serat,
kalori, dan protein.

S : klien mengeluh BAB encer,


IV 1. Mengukur skor kurang nafsu makan
dehidrasi O : klien nampak lemas, pucat
H/ dan bibir pecah - pecah
Keadaan umum : lesu/2 A : masalah kekurangan volume
Mata : biasa/1 cairan belum teratasi
Mulut P : lanjutkan intervensi
: agak kering/2
1. Ukur skor dehidrasi
Pernapasan : 20 x/m /1
2. Anjurkan pemberian
Turgor : < 2 detik /1 cairan oral
Nadi : 80 x/m / 1 3. Dorong keluarga untuk
(Skor 8 : dehidrasi memberikan makan
4. Kolaborasi pemberian
sedang) cairan IV
2. Menganjurkan
pemberian cairan oral
H/ telah dianjurkan
banyak minum air putih
kurang lebih 7-8
gelas/hari
3. Mendorong keluarga
untuk memberi makan
H/ telah dianjurkan
makan sedikit tapi
sering
4. Mengkolaborasi
pemberian cairan IV
H/ terpasang infus RL
20 tpm

22.00 I 1. Memonitor turgor kulit, S : klien mengeluh BAB encer


mukosa oral sebagai > 3x sehari disertai lendir.
indicator dehidrasi O : klien nampak pucat, mukosa
H/ Turgor baik,mukosa agak kering
agak kering. A : diare belum teratasi
2. Mengidentifikasi faktor P : lanjutkan intervensi
penyebab dari diare 1. Monitor turgor kulit,
H/ makanan terlalu mukosa oral sebagai
pedas indicator dehidrasi
3. Menginstruksikan 2.Mengidentifikasi factor
pasien untuk penyebab dari diare
mengonsumsi makanan 3.Menginstruksikan pasien
rendah serat, tinggi untuk mengonsumsi
protein dan tinggi makanan rendah serat,
kalori serta menjauhi tinggi protein dan tinggi
makanan yang terlalu kalori serta menjauhi
pedas dan asam. makanan yang terlalu
H/ klien mengerti dan pedas dan asam
telah mengonsumsi 4.Mengajarkan pada
pisang, apel, wortel, keluarga penggunaan obat
kentang, tahu, telur, anti diare
ayam, dan ikan. 5.Mengkonsultasi dengan
4. Mengajarkan pada ahli gizi untuk diet yang
keluarga penggunaan tepat
obat anti diare
H/ telah diajarkan cara
pembuatan oralit /
larutan gula garm
5. Mengkonsultasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang tepat
H/ telah dilakukan,
klien diberi bubur,
makanan rendah serat,
dan tinggi protein.

S : klien mengeluh sakit pada


1. Melakukan pengkajian
perutnya
nyeri secara
II Skala nyeri 5
komprehenshif
O : klien Nampak meringis dan
termasuk lokasi,
selalu memegang perutnya
karakteristik, durasi,
A : nyeri akut belum teratasi
frekuensi, kualitas dan
P : lanjutkan intervensi
faktor presipitasi
1. Melakukan pengkajian
H/
nyeri secara
P : saat sebelum dan
komprehenshif termasuk
sesudah BAB
lokasi, karakteristik,
Q : tertusuk-tusuk
durasi, frekuensi, kualitas
R : perut
dan faktor presipitasi
S : skala 5
2. Mengontrol lingkungan
T : hilang timbul
yang dapat
2. Mengontrol lingkungan
mempengaruhi nyeri
yang dapat
seperti suhu ruangan,
mempengaruhi nyeri
pencahayaan dan
seperti suhu ruangan,
kebisingan
pencahayaan dan
3. Mengajarkan teknik non
kebisingan
farmakologi
H/ telah dibatasi
4. Meningkatkan istirahat
pengunjung, dilarang
5. Berkolaborasi dalam
ribut, dan dinyalakan
pemberian analgetik
kipas angin
untuk mengurangi nyeri
3. Mengajarka teknik non
farmakologi
H/ telah diajarkan
teknik relaksasi nafas
dalam sesuai SOP
4. Meningkatkan istirahat
H/ telah dianjurkan
untuk perbanyak
istirahat
5. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
H/ Inj.santagesik /8 jam

1. Mengkaji adanya faktor


III S : klien mengeluh lemas,
yang menyebabkan
makan, minum, bangun, dan
kelemahan
kebutuhan toilet dibantu
H/ klien mengeluh
keluarga
nyeri perut dan sering
O : klien nampak lemas dan
kali BAB membuat
kebutuhan ADL Nampak
badannya terasa lemas
dibantu oleh keluarga
2. Memonitor pola tidur
A : masalah intoleransi aktivitas
dan lamanya tidur atau
belum teratasi
istirahat pasien
P : lanjutkan intervensi
H/ 1. Mengkaji adanya faktor
3. Membantu klien untuk yang menyebabkan
mengidentifikasi kelemahan
aktivitas yang mampu 2. Memonitor pola tidur
dilakukan dan lamanya tidur atau
H/ klien hanya bisa istirahat klien.
tirah baring 3. Membantu klien untuk
4. Memonitor nutrisi dan mengidentifikasi
sumber energi yang aktivitas yang mampu
adekuat. dilakukan
H/ telah diberikan 4. Memonitor nutrisi dan
makanan tinggi serat, sumber energy yang
kalori, dan protein. adekuat
1. Mengukur skor S : klien mengeluh BAB encer,
IV
dehdrasi kurang nafsu makan
H/ O : klien nampak lemas, pucat
Keadaan umum : lesu/2 dan bibir pecah - pecah
Mata : biasa/1 A : masalah kekurangan volume
Mulut : agak kering/2 cairan belum teratasi
Pernapasan : 20 x/m /1P : lanjutkan intervensi
1. Ukur skor dehidrasi
Turgor : < 2 detik /1
2. Anjurkan pemberian
Nadi : 80 x/m / 1 cairan oral
(Skor 8 : dehidrasi 3. Dorong keluarga untuk
sedang) memberikan makan
4. Kolaborasi pemberian
2. Menganjurkan cairan IV
pemberian cairan oral
H/ telah dianjurkan
banyak minum air putih
kurang lebih 7-8
gelas/hari
3. Mendorong keluarga
untuk memberi makan
H/ telah dianjurkan
makan sedikit tapi
sering
4. Mengkolaborasi
pemberian cairan IV
H/ terpasang infus RL
20 tpm

Vous aimerez peut-être aussi