Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. EMBRIOLOGI
Midgut berkembang mejadi usus kecil, kolon asenden, dan kolon transversum, dan
menerima pasokan darah dari arteri mesenterika superior. Selama minggu keenam kehamilan,
midgut herniates keluar dari rongga abdomen, dan kemudian berputar 270 ° berlawanan sekitar
arteri mesenterika unggul kembali ke posisi akhir di dalam rongga abdomen pada minggu
kesepuluh kehamilan.
B. ANATOMI
Rektum memiliki panjang sekitar 12 sampai 15 cm. Tiga lipatan submukosa yang berbeda,
katup Houston, memperpanjang ke dalam lumen rektum. Pada bagian posterior, fascia presacral
memisahkan rektum dari pleksus vena presacral dan saraf panggul. Pada S4, fascia rectosacral
(fasia Waldeyer s) memanjang ke atas dan ke bawah dan menempel pada fasia propria di
anorektal junction. Pada bagian anterior, fascia Denonvilliers memisahkan rektum dari prostat
dan vesikula seminalis pada pria dan dari vagina pada wanita. Ligamen lateral menyokong
bagian bawah rektum. Kanalis analis diukur dengan panjang 2 sampai 4 cm dan umunya pada
pria lebih panjang daripada pada wanita. Ini dimulai di anorektal junction dan berakhir di
ambang anal.
Linea dentata atau linea pectinata menandai titik transisi antara mukosa rektal kolumnar
dengan skuamosa anoderma. 1 sampai 2 cm mukosa bagian proksimal ke linea dentata memiliki
karakteristik histologis yaitu sel kolumnar, kuboid, dan epitel skuamosa dan disebut sebagai zona
transisi dubur. Linea dentata dikelilingi oleh lipatan mukosa membujur, yang dikenal sebagai
kolom Morgagni (column of Morgagni) , dimana terdapat kriptus analis yang kosong. Kriptus ini
merupakan sumber abses cryptoglandular.1
Pada rektum distal, otot polos bagian dalam mengalami penebalan dan terdiri dari sfingter
anal internal yang dikelilingi oleh subkutan, superfisial, dan sfingter anal eksterna bagian dalam.
Sfingter Anal eksterna bagian dalam merupakan perpanjangan dari muskulus puborectalis.
Muskulus puborectalis, m. iliococcygeus, dan m. pubococcygeus membentuk muskulus levator
ani pada dasar panggul.1
Perianorectal space
Ruang perianal mengelilingi anus dan ke arah lateral berlanjut dengan lemak pada daerah
gluteal. Ruang intersfingterik memisahkan sfingter analis interna dan eksterna. Ini berlanjut
dengan ruang perianal distal dan meluas ke dinding rektum. Ruang iskiorektalis (fossa
ischiorectalis) terletak pada lateral dan posterior dari anus dan dibatasi di sebelah medial oleh
sfingter eksternal, di sebelah lateral oleh ischium, di sebelah superior oleh muskulus levator ani,
dan di sebelah inferior oleh septum transversal.
Ruang iskiorektalis berisi pembuluh darah rektalis inferior dan limfonodus. Dua ruang
iskiorektalis menghubungkan di posterior di atas ligamentum anococcygeal tetapi di bawah
muskulus levator ani, membentuk ruang postanal interna. Ruang supralevator terletak di atas
muskulus levator ani di kedua sisi rektum dan berhubungan di bagian posterior. Anatomi ruang-
ruang tersebut mempengaruhi lokasi dan penyebaran infeksi cryptoglandular.1
A :=tampak Anterior ;
B = tampak Lateral
Drainase arteri anorektal
Arteri rektalis superior muncul dari cabang terminal dari arteri mesenterika inferior dan
suplai dari rektum bagian atas. Arteri rektum medial muncul dari iliaka interna. Arteri rektalis
inferior muncul dari arteri pudenda interna, yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna
C. FISIOLOGI
Rektum dan anus ikut berperan dalam proses defekasi. Defekasi adalah mekanisme yang
kompleks, terkoordinasi, yang melibatkan gerakan massa kolon, tekanan intra-abdomen dan
rektum yang meningkat, dan relaksasi dasar pelvis. Distensi rektum menyebabkan refleks
relaksasi sfingter ani interna (refleks penghambatan rektoanal) yang memungkinkan terjadinya
kontak dengan kanalis analis. Jika buang air besar tidak terjadi, rektum berelaksasi dan refleks
defekasi terlewati (respon akomodasi). Hasil defekasi merupakan koordinasi dari tekanan intra-
abdomen yang meningkat, peningkatan kontraksi rektal, relaksasi otot puborectalis, lalu terjadi
pembukaan pada kanalis analis.
D. DEFINISI
Abses perianal merupakan infeksi jaringan lunak di sekitar kanalis analis, dengan
pembentukan rongga abses. Keparahan dan kedalaman abses cukup variabel, dan rongga abses
sering dikaitkan dengan pembentukan saluran fistula (fistulous tract).2
E. EPIDEMIOLOGI
Kejadian puncak dari abses anorektal pada usia dekade ketiga dan keempat dalam
kehidupan. Pria lebih sering terkena daripada wanita, dengan dominasi laki-laki berbanding
perempuan yaitu 2 : 1- 3 : 1. Sekitar 30% pasien dengan abses anorektal memiliki riwayat abses
serupa.2
F. ETIOLOGI
Obstruksi pada kriptus analis merupakan hasil dari stasis sekresi kelenjar lalu ketika terjadi
infeksi, terbentuk supurasi dan pembentukan abses pada glandula analis.
Organisme umum terlibat dalam pembentukan abses termasuk Escherichia coli, spesies
Enterococcus, dan spesies Bacteroides, namun, tidak ada bakteri tertentu telah diidentifikasi
sebagai penyebab khas dari abses.2
G. PATOFISIOLOGI
Abses perirectal merupakan gangguan anorektal yang muncul dan didominasi akibat dari
obstruksi kriptus analis. Anatomi normal menunjukkan terdapat 4-10 glandula analis pada linea
dentata. Glandula analis berfungsi untuk melumasi kanalis analis. Obstruksi pada kriptus analis
merupakan hasil dari stasis sekresi kelenjar lalu ketika terjadi infeksi, terbentuk supurasi dan
pembentukan abses pada glandula analis. Abses biasanya terbentuk di ruang intersphincteric dan
dapat menyebar di sepanjang ruang.4 Setelah infeksi mendapat akses ke ruang intersphincteric,
memiliki akses mudah ke ruang perirectal yang berdekatan. Perpanjangan infeksi dapat
melibatkan ruang intersfingterik (intersphingteric space), ruang iskiorektalis (ischiorectalis
space), ruang supralevator (supralevator space). Dalam beberapa kasus, abses tetap terkandung
dalam ruang intersphincterik.
A = Infeksi dari usus menyerang kriptus analis atau kelenjar analis lain. Proses
primer ini terjadi pada linea dentata ; B dan C = Infeks menyebar ke jaringan
perianal dan perirektal secara tidak langsung melalui system limfatik atau
secara langsung melalui struktur kelenjar ; D = Terbentuk abses ; E = Abses
pecah spontan, menorehkan lubang pada permukaan kulit perianal dan
terbentuk fistula komplit ; F = Abses kolaps, meninggalkan traktus fistula.
Sumber : Skandalakis Surgical Anatomy 2004.
Seiring membesarnya abses, abses dapat menyebar ke beberapa arah. Abses perianal
adalah manifestasi paling umum dan muncul sebagai pembengkakan yang nyeri di ambang
analis. Menyebar melalui sphincter eksternal di bawah tingkat puborectalis menghasilkan abses
iskiorektalis. Abses ini dapat menjadi sangat besar dan mungkin tidak terlihat di daerah perianal.
Pemeriksaan digital rektal dapat ditemukan pembengkakan yang nyeri di lateral fossa
iskiorektalis. Abses Intersfingterik terjadi di ruang intersfingterik dan sangat sulit untuk
didiagnosa, sering membutuhkan pemeriksaan di bawah anestesi. Abses pelivik dan supralevator
jarang terjadi dan mungkin hasil dari perpanjangan abses intersfingterik atau iskiorektalis ke
atas, atau perpanjangan abses intraperitoneal ke bawah.1
Schwartz’s: Principles of Surgery 9th Edition. 2010
http://emedicine.medscape.com
Sebuah massa sering terdeteksi dengan inspeksi daerah perianal atau dengan pemeriksaan
rektal digital. Kadang-kadang, pasien dapat disertai dengan demam, retensi urin, atau sepsis yang
mengancam jiwa.1
I.TATALAKSANA
Kebanyakan abses perianal dapat didrainase di bawah anestesi. Insisi kulit dan insisi
subkutan dibuat di bagian atas yang paling menonjol dari abses dan eksisi ‘dog ear’ untuk
mencegah penutupan prematur.1
Abses ischiorektal dapat dilakukan drainase lokal luas melalui insisi cruriform (bentuk
salib) melalui kulit dan jaringan subkutan yang melapisi ruang yang terinfeksi.2
J. KOMPLIKASI
Fistula anorektal terjadi pada 30-60% pasien dengan abses anorektal. Fistula Anorectal
muncul sebagai akibat obstruksi dari kripta anal dan atau kelenjar anal, yang teridentifikasi
dengan adanya drainase dari kanal anal atau dari kulit disekitar perianal. Penyebab lainnya dari
fistula perianal merupakan multi faktor, termasuk penyakit divertikular, inflammatory bowel
disease, keganasan dan infeksi, seperti tuberkulosis dan actinomikosis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bernard M. Jaffe and David H.Berger. Colon, Rectum and Anus. Brunicardi F. Charles et
all. Schwartz’s: Principles of Surgery 9th Edition. 2010.