Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Agregat
Agregat untuk bahan campuran beton ada dua macam yaitu agregat halus (pasir) dan agragat
kasar (kerikil). Keduanya dapat diperoleh secara alamiah maupun secara buatan (manual). Secara
umum, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh agregat beton antara lain :
☻ Butiran agregat harus anorganik
☻ Butiran agregat dapat diperoleh dari alam atau buatan (batu pecah).
Kegunaan agregat antara lain :
☻ Memberikan kekuatan pada beton
☻ Memperkecil penyusutan
☻ Memberi sifat tertentu pada beton.
Agregat diperoleh dari deposit alam seperti pasir dan kerikil alam ataupun penggalian. Pasir alam
lebih banyak dan ekonomis sebagai sumber deposit. Agregat dari sumber alam dan batuan yang
digunakan sebagai agregat antara lain :
1. Deposit aluvial
a. Deposit fluviatile
Terdapat di dasar sungai yang mutunya tergantung dari umur dan kondisi sungai tersebut.
Agregat dari sungai ini mempunyai umur sedang dan mempunyai kualitas yang baik untuk
beton.
b. Deposit fluviatile
Agregat ini terdapat di dalam atau di padang es yang telah hancur oleh arus dan mempunyai
kualitas yang baik karena telah mengalami abrasi.
c. Deposit fluviatile
Agregat ini terdapat di pinggiran es terdiri dari agregat yang heterogen dan tidak baik
digunakan untuk beton karena mengandung banyak lumpur.
2. Deposit marine
Agregat ini terdapat di pesisir pantai sebagai hasil dari kumpulan aliran pasang surut
muara sungai. Bentuknya bulat dan pasirnya halus.Secara umum agregat yang baik haruslah
KELOMPOK VI
1
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
agregat yang mempunyai bentuk yang menyerupai kubus atau bundar, bersih, keras, kuat,
bergradasi baik dan stabil secara kimiawi.
Agregat yang digunakan untuk campuran beton, terdiri dari 60 % s/d 75 % dari volume
totalnya oleh karena itu sifat-sifatnya sangat mempengaruhi hasil beton. Pemakaian yang agregat
yang banyak dapat mengurangi penyusutan akibat mengerasnya (mengeringnya) beton, dan
dapat mempengaruhi koefisien expansi akibat panas.
Keuntungan digunakannya agregat :
Murah
Menimbulkan sifat volume yang stabil:
- mengurangi susut
- mengurangi rangkak
- memperkecil pengaruh suhu
Klasifikasi Agregat
Berdasarkan ASTM C-33, agregat dibagi atas dua kelompok, yaitu:
KELOMPOK VI
2
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
3
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Flaky
and
Elongated
Rounded Irregular Angular Flaky Elongated
Partikel dengan ratio luas permukaan terhadap volume yang tinggi menurunkan workability
campuran beton (sampel partikel yang bentuknya flaky dan ellongated)
Menurut BS 812 : Part 1 : 1975, tekstur permukaan agregat dapat dibedakan atas:
- Glassy - Smooth
- Granular - Rough
- Crystalline - Honeycombed
Bentuk dan tekstur permukaan agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton segar seperti
kelecakan.
.
3. Kekuatan
Informasi mengenai kekuatan partikel agregat harus diperoleh dari pengujian tak langsung
antara lain dari pengujian tekan sampel batuan, nilai crushing tumpukan agregat atau
performance agregat dalam beton.
4. Toughness
Didefinisikan sebagai daya tahan agregat terhadap kehancuran akibat beban impact.
5. Hardness
Daya tahan terhadap keausan agregat, merupakan sifat yang penting bagi beton yang
digunakan untuk jalan atau permukaan lantai yang harus memikul lalu lintas berat.
Sifat-Sifat Lainnya
1. Gradasi
Gradasi dan ukuran maksimum agregat sangat penting karena akan mempengaruhi proporsi
agregat dalam campuran, kebutuhan air, jumlah semen, biaya produksi, sifat susut dan
durabilitas beton.
2. Kandungan air
Perlu diketahui untuk mengontrol besarnya jumlah air didalam suatu campuran beton.
KELOMPOK VI
5
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
6
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Pada Laboratorium Struktur dan Bahan ini, dilakukan 6 percobaan agregat halus (pasir) yaitu
1. Analisa saringan / gradasi agregat halus (pasir)
2. Berat jenis dan penyerapan agregat halus (pasir)
3. Berat volume agregat halus (pasir)
4. Kadar air agregat halus (pasir)
5. Kadar lumpur dan lempung agregat halus (pasir)
6. Kadar bahan organik agregat halus (pasir)
KELOMPOK VI
7
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
1.2. AIR
Sebagai bahan yang berperan dalam proses hidrasi sehingga pasta mengeras. Selain itu jumlah
air per satuan volume beton akan mempengaruhi nilai slump yang otomatis akan berpengaruh juga
pada workability beton.
Kualitas Air
Kualitas air pencampur biasanya disyaratkan sebagai air yang dapat diminum, tapi jika
mengandung kadar sodium dan potasium yang tinggi (umum dijumpai pada air tanah) akan menimbulkan
bahaya reaksi alkali - agregat. Setiap air dengan pH (derajat keasaman) antara 6.0 dan 8.0 dan rasanya
tidak payau dapat digunakan untuk air campuran beton. Air yang mengandung bahan organik (umum
dijumpai pada air permukaan) dapat menghambat proses pengerasan beton. Air laut meningkatkan risiko
perkaratan tulangan
Air yang mengandung jamur jika digunakan sebagai air pencampur dapat meningkatkan jumlah
udara dalam campuran, sehingga dapat menimbulkan reduksi kekuatan beton. Air yang cocok digunakan
sebagai air campuran dapat digunakan sebagai air pembersih concrete mixer.
1.3. BETON
Beton merupakan suatu campuran antara air, semen, agregat halus, agregat kasar, dan bahan
tambahan jika diperlukan.
Perbedaan material pembuat beton dalam :
- Semen adalah bahan ikat hidorlik
- Agregat campuran adalah bahan batu-batuan yang netral (tidak bereaksi) dan merupakan bentuk
sebagian besar beton (misalnya : pasir, kerikil, batu pecah, basalt)
- Batuan Semen adalah Campuran antara semen dan air (pasta semen) yang mengeras ;
- Spesi Mortar adalah Campuran antara semen, agegat halus dan air yang telah mengeras ;
- Mortar adalah Campuran antar semen, agregat halus dan air yang telah mengeras;
- Spesi Beton adalah Campuran antara semen, agregat campuran (halus dan kasar) dan air yang
belum mengeras ;
- Beton adalah Campuran antara semen, agregat campuran dan air yang telah mengeras ;
KELOMPOK VI
8
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
- Bahan Tambahan adalah Bahan kimia tambahan yang ditambahkan ke dalam spesi beton
dan/atau beton untuk mengubah sifat beton yang dihasilkan (misalnya accelator, retarder dan
sebagainya).
Dalam bidang bangunan, yang dimaksudkan dengan beton merupakan campuran massa yang
terbentuk dari agregat halus dan agregat kasar dan pasta semen sebagai pasta pengikat agregat dengan
perbandingan – perbandingan tertentu. Beton juga dapat diartikan sebagai bahan bangunan dan
konstruksi yang sifat – sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan
pengawasan yang teliti terhadap bahan – bahan yang diilih.
Beton sebagai bahan konstruksi mempunyai kelebihan dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya
karena dibuat dalam campuran air maka dapat dibentuk sesuai dengan cetakan dan setelah dingin
memiliki nilai kekuatan yang besar. Campuran beton dikatakan baik jika memenuhi syarat kekuatan, syarat
keaweran, kedap air dan syarat workability.
Mutu beton sangat dipengaruhi oleh kwalitas bahan pembentuk, komposisi campuran dan metode
pelaksanaan. Mutu beton dinyatakan dalam bentuk Kp (PBI 1971) yang berarti beton dengan karakteristik
p kg/cm2, yaitu : kekuatan tekan , dimana dari sejumlah besar hasil pemeriksaan benda uji kubus beton
ukuran 15 x 15 x 15 cm3 kemungkinan adanya kekuatan hancur yang kurang dari p kg/cm2 itu terbatas
sampai 5% saja. Bentuk lain symbol mutu beton dinyatakan dalam bentuk f’c (SK SNI T-15-1991-03), yaitu
kuat tekan beton yang disyaratkan oleh perencanaan struktur (benda uji silinder dengan diameter 150 mm
dan tinggi 300 mm), dipakai dalam perencanaan struktur beton dan dinyatakan dalam satuan Mpa (Mega
Pascal).
Campuran untuk suatu mutu beton tertentu dapat diterntukan dalam bentuk perbandingan berat
atau volume, jika diinginkan campuran yang baik utamanya untuk mutu beton tinggi, maka sebaiknya
komposisi campuran dibuat dalam perbandingan berat (takaran berat) untuk pelaksanaan. Metode yang
sering digunakan untuk membuat suatu rancangan campuran beton antara lain dengan metode
Development of Environment (DOE) dan metode PCA ACI.
KELOMPOK VI
9
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Kekuatan Beton
Beton sangat tahan terhadap gaya tekan dibanding gaya-gaya lainnya, sehingga kuat tekan
merupakan ciri yang umum untuk menggambarkan kekuatan suatu beton. Kuat tekan beton tergantung
pada aktiva semen, water cement ratio, kualitas agregat, waktu, kondisi pengerasan, dsb. Semen yang
memiliki aktiva tinggi sudah jelas menghasilkan beton yang lebih baik, namun hal tersebut juga tergantung
dengan jumlah air yang ditambahkan pada campuran beton. Bila kekuatan agregat semakin menurun
maka kekuatan beton juga semakin rendah. Kasarnya permukaan agregat juga mempengaruhi kekuatan
beton
Untuk mengetahui kekuatan beton biasanya dilakukan uji kuat tekan dengan beton berbentuk:
1. Kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm
2. Silinder ukuran:
Diameter : 15 cm
Tinggi : 30 cm
Workability
Pengertian praktisnya adalah kemudahan dalam mengolah beton sejak masih berada dalam
proses pengadukan atau pencampuran sampai selesai dipadatkan.
Pengertian sebenarnya adalah sejumlah kerja internal yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat
pemadatan yang penuh.
Kekuatan beton sangat dipengaruhi adanya void pada massa yang dipadatkan, jadi sangat penting untuk
mencapai densitas maksimumnya.
KELOMPOK VI
10
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Metoda pengukuran workability yang paling umum digunakan adalah uji slump.
Pengujian slump diatur dalam ASTM C-143-78
KELOMPOK VI
11
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
12
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Bleeding
Salah satu bentuk segregasi dimana sejumlah air dari campuran cenderung naik ke permukaan beton
yang baru dicor.
Bleeding disebabkan ketidakmampuan dari partikel solid untuk memegang seluruh air campuran
ketika partikel tersebut mengendap.
Kecenderungan terjadinya bleeding dipengaruhi oleh :
1. Kandungan air dalam campuran
2. Rasio air-semen
3. Sifat semen
4. Suhu (meningkatkan laju bleeding)
Klasifikasi Beton
Beton dapat diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam kriteria, seperti berdasarkan berat
satuannya, kekuatannya, pemakaian, dan sebagainya.
Klasifikasi yang umum digunakan adalah berdasarkan berat satuannya dan kekuatannya.
KELOMPOK VI
13
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Memiliki kekuatan
Beton Mutu > 800 kg/cm2
Sangat Tinggi
(Very High
Strength
Concrete)
KELOMPOK VI
14
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Campuran material pembentuk beton harus ditentukan sedemikian rupa, sehingga terpenuhi syarat-
syarat :
1. Kekenyalan tertentu yang memudahkan adukan beton ditempatkan pada cetakan/bekisting
(workability) dan kehalusan muka semen (finishability) beton basah yang ditentukan dari:
a. Volume pasta adukan
b. Keenceran pasta adukan
c. Perbandingan campuran agregat halus dan kasar
1.4. SEMEN
Semen Portland atau kadang disebut semen adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus
yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat – silikat
kalsium yang berdifat hidrolis), dengan batu gips sebagai bahan tambahan. Bahan baku pembuatan
semen adalah bahan – bahan yang mengandung kapur, silica, alumina, oksida besi, dan oksida –
oksida lainnya. Jika bubuk halus tersebut dicampurkan dengan air, maka akan menjadi pasta dan
dalam waktu beberapa saat dapat menjadi keras. Jika pasta semen tersebut dicampurkan dengan
pasir, maka akan menghasilkan mortar semen.
Dari segi kekuatan yang dihasilkan pada beton, semen Portland dapat digolongkan terhadap :
KELOMPOK VI
15
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
a. Semen Portland mutu S-400, yaitu semen Portland dengan kuat tekan pada umur 28 hari sebesar
400 kg/cm2
b. Semen Portland mutu S-475, yaitu semen Portland dengan kuat tekan pada umur 28 hari sebesar
475 kg/cm2
c. Semen Portland mutu S-550, yaitu semen Portland dengan kuat tekan pada umur 28 hari sebesar
550 kg/cm2
d. Semen Portland mutu S-S, yaitu semen Portland dengan kuat tekan pada umur 1 hari sebesar
225 kg/cm2 dan pada umur 7 hari sebesar 525 kg/cm2
e. Ukuran kehalusan butir semen Portland mempengaruhi mutu semen Portland tersebut.
Jika semen Portland diberi air, maka air akan berangsur – angsur mengadakan persenyawaan
dengan senyawa – senyawa semen. Sebagian dari senyawa semen akan larut membentuk senyawa
dengan air, yaitu membentuk gel (agar – agar). Suatu semen yang baru saja bercampur dengan air (pasta
semen), merupakan suatu massa plastis yang terdiri dari butiran semen dan air. Setelah pasta semen
mulai mengeras, tampaknya bervolume tetap. Hasil pengerasan ini terdiri dari hidrat senyawa – senyawa
semen yang ada yang berupa agar – agar, Kristal – Kristal kapur padam, sedikit senyawa lain, dan butiran
semen yang tidak bersenyawa dengan air.
Kualitas Semen
Semen harus memenuhi salah satu ketentuan berikut:
1. SNI-15-2049-1994, Semen portland
2. ASTM C 595, Spesifikasi semen blended hidrolis, kecuali tipe S dan SA yang tidak diperuntukkan
sebagai unsur pengikat utama beton
3. ASTM C 845, Spesifikasi semen hidrolis ekspansif
Penyimpanan semen di tempat lembab akan mengakibatkan penurunan kekuatan. Sebaiknya menimbun
karung semen rapat satu sama lain, diatas ganjalan-ganjalan kayu dan tidak dirapatkan ke dinding.
Penyimpanan yang lama seharusnya mempunyai tutup kedap air.
KELOMPOK VI
16
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Jenis-Jenis Semen
Semen Tipe I (semen biasa/normal)
Kehalusan 350 - 400 m2/kg
KELOMPOK VI
17
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
18
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
BAB II
PERCOBAAN AGREGAT HALUS
A. Maksud Percobaan
Untuk menentukan kadar air agregat halus (pasir) dengan cara pengeringan. Kadar air agregat
adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dalam keadaan kering. Percobaan
ini digunakan untuk menyesuaikan berat kadar air beton apabila terjadi perubahan kadar
kelembaban beton.
B. Alat Dan Bahan
1. Agregat halus (pasir) 500 gram
2. Timbangan
3. Talang (wadah)
4. Oven
C. Prosedur Percobaan
1. Timbang talang kosong yang digunakan.
2. Letakkan benda uji dalam wadah, kemudian timbang wadah + benda uji
3. Setelah itu dioven selama 24 jam
4. Setelah ± 24 jam, dinginkan lalu timbang kembali untuk mendapatkan berat kering.
D. Pengolahan Data
C–D
Kadar air (%) = X 100%
C
Dimana :
C = berat contoh mula - mula
D = berat contoh kering
KELOMPOK VI
19
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
E. Data Pengamatan
Kadar Air Agregat Halus
Tabel 1.4
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT
Pekerjaan : Dikerjakan :
Material : Agregat Halus Tanggal : 17 - 03 - 2017
Lokasi : Diperiksa : Zulham S. Lambado
Nomor Contoh 1 2
Berat Contoh Pasir ( gram ) A 500 500
Berat Contoh Kering Oven ( gram ) B 483 475
( A - B ) / A x 100 % 3.400 5.000
Kadar Air (%)
Rata - rata 4.200
F. Kesimpulan
Dari Hasil pengamatan kadar air agregat halus sebesar 1%, maka memenuhi spesifikasi agregat
beton menurut ASTM yaitu 0,5% - 2%.
KELOMPOK VI
20
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
A. Maksud Percobaan
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar lumpur agregat halus (halus)
C. Prosedur Percobaan
1. Timbang wadah (talam) dalam keadaan kosong
2. Ambil benda uji yang telah dikeringkan sebanyak 500 gram
3. Cuci benda uji sampai bersih di atas saringan No. 50 dan No. 200
4. Oven selama 24 jam
5. Dinginkan benda uji yang telah di oven, kemidian timbang kembali
D. Pengolahan Data
(A – B)
Kadar lumpur = X 100%
B
Dimana :
A = berat kering sebelum dicuci (gram)
B = berat kering setelah dicuci (gram)
E. Data Pengamatan
KELOMPOK VI
21
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
22
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
B. Kesimpulan
Dari Hasil pengamatan kadar lumpur agregat halus (pasir) yaitu 4 %, maka dapat memenuhi
spesifikasi agregat beton menurut ASTM yaitu 0,2% - 5,0%.
A. Maksud Percobaan
Untuk menentukan berat isi/volume agregat halus (pasir) baik dalam kondisi lepas maupun kondisi
padat.
B. Alat Dan Bahan
1. Agregat halus (pasir)
2. Timbangan
3. Container pengukur volume
4. Batang pemadat
C. Prosedur Percobaan
☻ Kondisi Lepas
1. Ukur volume kontainer dan timbang dalam keadaan kosong.
2. Masukkan contoh agregat halus ke dalam container maksimum 5 cm dari atas permukaan
denga hati – hati menggunakan sendok/skop sampai penuh
3. Ratakan permukaan kontainer dengan alat perata.
4. Timbang berat container yang berisi benda uji
☻ Kondisi Padat
1. Ukur volume kontainer dan timbang dalam keadaan kosong
2. Masukkan agregat halus (pasir) ke dalam kontainer ± 1/3 bagian lalu tumbuk dengan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali.
3. Ulangi prosedur (2) untuk lapis ke-2.
4. Untuk lapisan terakhir, masukkan agregat hingga melebihi permukaan atas kontainer lalu
tumbuk kembali sebanyak 25 kali.
5. Ratakan permukaannya dengan alat perata.
6. Timbang berat kontainer yang berisi benda uji
KELOMPOK VI
23
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
D. Pengolahan Data
W2 - W1
Berat volume agregat =
V
Dimana :
W1 = berat kontainer (gram) V = volume kontainer (cm3)
W2 = berat kontainer + pasir (gram)
E. Data Pengamatan
Pekerjaan : Praktikum Struktur dan bahan
Jenis Material : Pasir
Dikerjakan : Kelompok VI
Tanggal Pengujian : 07 November 2016
Asisiten : Zulham S. Lambado
KELOMPOK VI
24
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
F. Kesimpulan
Hasil pengamatan berat volume pasir, dalam kondisi lepas dan kondisi padat digabungkan (dirata-
ratakan) maka diperoleh berat volume pasir adalah 1,67 kg/liter, masuk dalam spesifikasi agregat
beton menurut ASTM yaitu 1,6 – 1,9 kg/liter
KELOMPOK VI
25
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
D. Pengolahan Data
% tertahan kumulatif
Fpasir =
100
E. Data Pengamatan
Pekerjaan : Praktikum Struktur dan bahan Dikerjakan : Kelompok VI
Jenis Material : Pasir Tanggal Pengujian : 31 Oktober 2016
Berat Agregat (A) : 1000 gram Asisiten : Zulham S.
Lambado
Berat Agregat (B) : 1000 gram
KELOMPOK VI
26
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Lengkung Gradasi
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Ukuran Saringan (Skala Logaritmik)
KELOMPOK VI
27
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
F. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan gradasi agregat halus masuk dalam lengkung gradasi 2 dan nilai modulus
kehalusan pasir adalah 3,09%, maka nilai ini masuk dalam spesifikasi agregat beton menurut
ASTM yaitu 2,2% – 3,1%
8. Masukkan sampel agregat halus dalam kondisi SSD tadi kedalam piknometer dan
tambahkan aquades lalu kcok selama 10 menit untuk mengeluarkan udara dalam
piknometer kemudian diamkan selama 24 jam
9. Setelah 24 jam kembalikan posisi aquades pada batas standard an timbang piknomter
yang berisi benda uji dan aquades
10. Keluarkan benda uji dari piknometer dan keringkan dalam oven selama 24 jam dan
timbang kembali piknometer
11. Setelah di oven selama 24 jam timbang kembali benda uji
D. Pengolahan Data
E
Apparent spesific gravity =
E+D–C
E
Bulk spesific gravity on dry basic =
B+D–C
B
B–E
Absorption (penyerapan) = X 100%
E
Dimana :
A = berat flask (gram)
B = berat sampel kondisi SSD di udara (gram)
C = berat flask + air + sampel SSD (gram)
D = berat flask + air (standar)
E = berat sampel kering di udara (gram)
E. Data Pengamatan
KELOMPOK VI
29
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
30
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
F. Kesimpulan
Hasil pengamatan berat jenis dan penyerapan agregat halus sebagai berikut ;
Berat jenis kering oven = 2,216 %
Berat jenis kering permukaan = 2,250 %
Berat jenis semu = 2,292 %
Penyerapan air = 1,525 %
Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa agregat tersebut dapat memenuhi
spesifikasi agregat beton menurut ASTM yaitu 1.60 – 3.20 % sedangkan untuk penyerapan
adalah 0.20 – 2.00 % maka dapat memenuhi.
KELOMPOK VI
31
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
BAB III
PERCOBAAN AGREGAT KASAR
Dimana :
A = berat basah (kondisi lapangan)
B = berat kering (setelah dioven)
KELOMPOK VI
32
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
E. Data Pengamatan
Pekerjaan : Praktikum Struktur dan bahan
Jenis Material : Batu pecah
Lokasi Sumber Material : Kalumata
Berat agregat (A) : 1000 gram
KELOMPOK VI
33
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Nomor contoh 1 2
Berat Contoh Pasir (gram) A 1.000 1.000
Berat Contoh Kering Oven (gram) B 990 985
(𝐴−𝐵)
𝑋 100 % 1% 1,5 %
Kadar Air 𝐴
Rata – rata 1,25 %
F. Kesimpulan
Hasil pengamatan kadar air agregat kasar sebesar 1,25 %, dapat memenuhi spesifikasi agregat
beton menurut ASTM yaitu 0,5% - 5,0%.
A. Maksud Percobaan
Untuk mengetahui kadar lumpur ( lempung ) pada agregat kasar ( kerikil ).
B. Alat Dan Bahan
1. Kerikil ±1000 gram
2. Talam (wadah)
3. Oven
4. Timbangan
5. Aquades
6. Saringan no.4 dan no. 200
C. Prosedur Percobaan
1. Timbang wadah (talam) dalam keadaan kosong
2. Ambil benda uji yang telah dikeringkan sebanyak 500 gram
3. Cuci benda uji sampai bersih diatas saringan no. 4 dan no. 200
4. Oven selama 24 jam
5. Dinginkan benda uji yang telah dioven, kemudian timbang kembali
KELOMPOK VI
34
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
D. Pengolahan Data
(A – B)
Kadar lumpur = X 100%
A
Dimana :
A = berat kering sebelum dicuci (gram)
B = berat kering setelah dicuci (gram)
E. Data Pengamatan
Pekerjaan : Praktikum Struktur dan bahan
Jenis Material : Batu pecah
Berat agregat (A) : 1000 gram
KELOMPOK VI
35
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Nomor contoh 1 2
Berat Contoh Kering sebelum dicuci (gram) A 1.000 1.000
Berat Contoh Kering setelah dicuci
B 995 990
(gram)
(𝐴−𝐵)
𝑋 100 % 0,5 % 1%
Kadar Lumpur 𝐴
Rata - rata 0,75 %
F. Kesimpulan
Dari Hasil pengamatan didapat kadar lumpur agregat kasar yaitu 0,75 %, sesuai dengan
spesifikasi agregat beton menurut ASTM yaitu 0,2% - 1,0%, maka kadar lumpur agregat kasar
(kerikil) dapat memenuhi spesifikasi agregat beton.
KELOMPOK VI
36
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
☻ Kondisi Padat
1. Ukur volume kontainer dan timbang berat kontainer
2. Masukkan contoh agregat kasar ke dalam container hingga mencapai ketinggian 1/3
bagian lalu tusuk dengan batang pemadat sebanyak 25 kali
3. Ulangi prosedur (2) untuk lapis ke-2.
4. Untuk lapisan terakhir, masukkan agregat hingga melebihi permukaan atas kontainer
lalu tusuk kembali sebanyak 25 kali.
5. Ratakan permukaannya dengan alat perata.
6. Timbang berat kontainer yang berisi benda uji
D. Pengolahan Data
W2 - W1
Berat volume agregat =
V
Dimana :
W1 = berat kontainer (gram) V = volume kontainer (cm3)
W2 = berat kontainer + kerikil (gram)
E. Data Pengamatan
Pekerjaan : Praktikum Struktur dan bahan
Jenis Material : Batu pecah
Dikerjakan : Kelompok VI
Tanggal Pengujian : 7 November 2016
Asisiten : Zulham S. Lambado
KELOMPOK VI
37
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
F. Kesimpulan
Hasil pengamatan berat volume kerikil dalam kondisi lepas dan kondisi padat dirata-ratakan maka
didapat hasil sebesar 1.7 kg/liter maka dapat memenuhi spesifikasi agregat beton menurut ASTM
yaitu 1,40 – 1,90 kg/liter.
KELOMPOK VI
38
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
39
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
E. Data Pengamatan
Pekerjaan : Praktikum Struktur dan bahan
Jenis Material : Batu pecah
Berat Agregat (A) : 1000 gram
KELOMPOK VI
40
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Lengkung Gradasi
120
Hasil Percobaan
Batas Bawah
100 Batas Atas
80
% Jlh Lolos Saringan
60
40
20
0
1 2 3 4 5
Ukuran Saringan (Skala Logaritmik)
KELOMPOK VI
41
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
F. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan ukuran butir maksimum agregat kasar 40 mm, nilai modulus kehalusan
kerikil adalah 7.8% . Nilai ini masuk dalam spesifikasi agregat beton menurut ASTM yaitu 5,5% –
8,5%.
D. Pengolahan Data
(A – B)
Keausan = X 100%
A
Dimana :
A = berat kering setelah dicuci (gram)
B = berat kering setelah abrassion test (gram)
E. Data Pengamatan
Pekerjaan : Praktikum Struktur dan bahan
Jenis Material : Batu pecah
Berat agregat (A) : 5000 gram
KELOMPOK VI
43
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
F. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan didapat Keausan/abrasi dari agregat kasar sebesar 24,7 %, maka dapat
memenuhi spesifikasi agregat beton menurut ASTM yaitu <50%.
KELOMPOK VI
44
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
C. Prosedur Percobaan
1. Ambil sampel agregat kasar (kerikil) sebanyak ±1500 gram yang tertahan saringan No.4
dan cuci untuk memghilangkan debu, kemudian rendam selama ±24 jam untuk
memastikan kerikil jenuh air
2. Setelah 24 jam, cari kondisi SSD (Saturated Surface Dry) dari agregat kasar (kerikil)
dengan menggunakan lap
3. Timbang kerikil dalam kondisi SSD
4. Timbang keranjang kosong dalam ember yang berisi air
5. Masukkan benda uji dalam keranjang dan masukkan ke dalam ember yang air kemudian
timbang
6. Keluarkan benda uji dan letakkan pada Loyang/talam kemudian oven selama 24 jam
7. Dinginkan benda uji setelah 24 jam hingga pada suhu kamar
8. Timbang benda uji dalam keadaan dingin
D. Pengolahan Data
A
Apparent spesific gravity =
B - C
B
Bulk spesific gravity on dry basic =
B - C
B - A
Absorption (penyerapan) = X 100%
A
Dimana :
B = berat sampel kondisi SSD di udara (gram)
KELOMPOK VI
45
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
E. Data Pengamatan
Pekerjaan : Praktikum Struktur dan bahan
Jenis Material : Batu pecah
Berat Agregat (A) : 1500 gram
KELOMPOK VI
46
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
F. Kesimpulan
Hasil pengamatan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar sebagai berikut ;
Berat jenis kering oven = 2,632 %
Berat jenis kering permukaan = 2,658 %
Berat jenis semu = 2,703 %
Penyerapan air = 1%
Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa agregat tersebut dapat memenuhi spesifikasi
agregat beton menurut ASTM yaitu 1.60 – 3.20 % sedangkan untuk penyerapan adalah 0.20 – 4.00
% juga memenuhi.
KELOMPOK VI
47
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Krakteristik Hasil
NO Interval Keterangan
Agregat Pengamatan
1 Kadar Air 0,5 – 2% 1,25% Memenuhi
2 Kadar Lumpur 0,2-1% 0,75% Memenuhi
3 Berat Volume
1,6 – 1,9
a. Kondisi Padat 1,71Kg/ltr Memenuhi
Kg/ltr
1,6 – 1,9
b. Kondisi Lepas 1,61Kg/ltr Memenuhi
Kg/ltr
4 Penyerapan 0,9 - 3% 1% Memenuhi
5 Berat Jenis Spesifik
a. Berat Jenis Nyata 1,6 – 3,2% 2,703% Memenuhi
b. Berat Jenis Kering 1,6 – 3,2% 2,63% Memenuhi
c. Berat Jenis Kering Permukaan 1,6 – 3,2% 2,66% Memenuhi
6 Keausan Agregat < 40% 24,7 % Memenuhi
7 Modolus Kehausan 5-8% 7,81% Memenuhi
KELOMPOK VI
48
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Penggabungan Agregat
KELOMPOK VI
49
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
100
80
60
40
20
0
No. 100 No. 50 No. 30 No. 16 No. 8 No. 4 3/8" 3/4" 1"
KELOMPOK VI
50
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
51
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
E. Kesimpulan
Nilai slump pengecoran rata-rata yang diperoleh adalah 8 cm, nilai ini tidak memenuhi batas slump
yang ditargetkan sebesar 10 cm.
KELOMPOK VI
52
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
7. Amati pergerakan manometer, catat nilai maksimum beban yang dapat ditahan oleh benda uji.
Setelah dibagi dengan luas penampang benda uji, diperoleh nilai kuat tekan karakteristik
beton tersebut.
D. Pengolahan Data
( f ' ci f ' cm ) 2
S .......( Mpa )
( n 1 )
KELOMPOK VI
53
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
54
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
55
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Histogram
5
2 4 4
Frekuensi
1 2
0 1
0
178-199 220-241 241-262 262-283
F. Kesimpulan
a. Kuat beton rata-rata yang diperoleh adalah
f’cm = 17,112 Mpa
b. Standar deviasi yang diperoleh adalah
S = 3,283 Mpa
Hasil ini menunjukan standar deviasi yang diperoleh tidak melebihi standar deviasi yang
targetkan yaitu 5 Mpa.
c. Kuat tekan karakteristik beton yang diperoleh dengan target umur 28 hari adalah
f’c = 17,112 –.3,283 1,64 = 11,728 Mpa
Hasil ini menunjukan kuat tekan karakteristik beton yang diperoleh tidak memenuhi kuat tekan
karakteristik beton yang ditargetkan yaitu 30 Mpa.
KELOMPOK VI
56
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
BAB V
METODE PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH BETON
KELOMPOK VI
57
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
Dimana :
fct = Kuat tarik belah beton (Mpa)
P = Beban maksimum (kN)
L = Panjang benda uji (mm)
D = Diameter benda uji (mm)
E. Data Pengamatan
Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Umur 28 Hari
F. KESIMPULAN
Kuat tarik belah rata-rata yang diperoleh pada umur 28 hari adalah 5,80 Mpa
KELOMPOK VI
58
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari berbagai Pengujian Laboratorium Struktur dan Bahan yang kami lakukan, maka dengan
ini kami menarik kesimpulan bahwa :
1. Material dalam pengujian dapat dipakai dalam pelaksanaan struktur bangunan
2. Rancangan campuran dilaboratorium ini dilakukan sesuai dengan material saat
pengujian berlangsung
3. Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa mutu beton akan
mengalami peningkatan sesuai dengan umur rendaman.
6.2. Saran
1. Laboratorium struktur dan bahan di fakultas Teknik Unkhair agar melakukan
Penambahan alat di Laboratorium, sehingga dalam setiap pengujian lebih teliti
2. Sebaiknya lakukan kalibrasi alat secara berkala untuk ketelitan dalam pengujian
3. Material dalam pengujian laboratorium agar digantikan dengan yang baru, karna
dapat mengganggu saat pengujian kadar air dan kadar lumpur.
KELOMPOK VI
59
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
DOKUMENTASI
LABORATORIUM
STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
Kepala Laboratorium
Imran.ST.,M.Eng
Asisten
Zulham S. Lambado
Gambar
Analisa Saringan
Kelompok VI
Paraf
KELOMPOK VI
60
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
LABORATORIUM
STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
Kepala Laboratorium
Imran.ST.,M.Eng
Asisten
Zulham S. Lambado
Gambar
Berat Jenis
Kelompok VI
Paraf
KELOMPOK VI
61
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
LABORATORIUM
STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
Kepala Laboratorium
Imran.ST.,M.Eng
Asisten
Zulham S. Lambado
Gambar
Keausan
Kelompok VI
Paraf
KELOMPOK VI
62
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
LABORATORIUM
STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
Kepala Laboratorium
Imran.ST.,M.Eng
Asisten
Zulham S. Lambado
Gambar
Kelompok VI
Paraf
KELOMPOK VI
63
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
LABORATORIUM
STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
Kepala Laboratorium
Imran.ST.,M.Eng
Asisten
Zulham S. Lambado
Gambar
Mix Desaign
Kelompok VI
Paraf
KELOMPOK VI
64
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
LABORATORIUM
STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
Kepala Laboratorium
Imran.ST.,M.Eng
Asisten
Zulham S. Lambado
Gambar
Uji Slump
Kelompok VI
Paraf
KELOMPOK VI
65
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
LABORATORIUM
STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
Kepala Laboratorium
Imran.ST.,M.Eng
Asisten
Zulham S. Lambado
Gambar
Kelompok VI
Paraf
KELOMPOK VI
66
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
LABORATORIUM
STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
Kepala Laboratorium
Imran.ST.,M.Eng
Asisten
Zulham S. Lambado
Gambar
Kelompok VI
Paraf
KELOMPOK VI
67
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
68
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
69
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
70
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Kampus II Gambesi Jl. Pertamina Kel.Gambesi Ternate Selatan
KELOMPOK VI
71