Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal
SOP Terbit
:
1. Pengertian Adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik
yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan
organ tubuh lainnya
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langklah untuk mengobati artritis rheumatoid dan
mengetahui kapan merujuk pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun 2015 tentang
polimialgia reumatik
5. Prosedur .Alat :
a. Alat tulis
b. Tensimeter
c. Termometer
d. Stetoskop
6. Langkah-langkah 1. Dokter memperkenalkan diri dan memberi salam
2. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien. Gejala pada awal onset Gejala
prodromal: lelah (malaise), anoreksia, seluruh tubuh terasa lemah yang
berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Gejala spesifik pada
banyak sendi (poliartrikular) secara simetris, dapat mengenai seluruh sendi
terutama sendi PIP (proximal interphalangeal), sendi MCP (metacarpophalangeal)
atau MTP (metatarsophalangeal), pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki.
Sendi DIP (distal interphalangeal) umumnya tidak terkena. Gejala sinovitis pada
sendi yang terkena: bengkak, nyeri yang diperburuk dengan gerakan sehingga
gerakan menjadi terbatas, kekakuan pada pagi hari > 1 jam. Gejala
ekstraartikular: mata (episkleritis), kardiovaskular (nyeri dada pada perikarditis),
hematologi (anemia).
3. Dokter mencuci tangan
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Melakukan Pemeriksaan Fisik
yaitu:
a) Manifestasi artikular: Bengkak/efusi sendi, nyeri tekan sendi, sendi teraba
hangat, deformotas (swan neck, boutonniere, deviasi ulnar)
b) Manifestasi ekstraartikular:
Kulit: terdapat nodul rheumatoid pada daerah yg banyak menerima
penekanan, vaskulitis
Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome atau frozen
shoulder
Mata dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang merupakan
manifestasi sindrom Sjorgen, episkleritis/ skleritis. Konjungtiva tampak
anemia akibat penyakit kronik
5. Dokter mencuci tangan
6. Dokter memberikan penatalaksanaan. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
yaitu:
a. Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi,
b. Pemberian obat anti inflamasi non-steroid, seperti: diklofenak 50-100 mg
2x/hari, meloksikam 7,5–15 mg/hari, celecoxib 200-400 mg/sehari
c. Pemberian golongan steroid, seperti: prednison atau metil prednisolon dosis
rendah (sebagai bridging therapy)
7. Konsultasi dan edukasi keluarga bahwa penyakit ini mungkin menimbulkan
gangguan dalam aktivitas penderita
8. Dokter mencatat dalam rekam medis