Vous êtes sur la page 1sur 3

ARTRITIS REUMATOID

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal
SOP Terbit
:

PEMERINTAH KOTA Halaman : 1/2


SIBOLGA
UPTD Kepala Puskesmas
PUSKESMAS
dr. HERLINA NASUTION
SAMBAS NIP. 19740505 200502 2 001

1. Pengertian Adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik
yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan
organ tubuh lainnya
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langklah untuk mengobati artritis rheumatoid dan
mengetahui kapan merujuk pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun 2015 tentang
polimialgia reumatik
5. Prosedur .Alat :
a. Alat tulis
b. Tensimeter
c. Termometer
d. Stetoskop
6. Langkah-langkah 1. Dokter memperkenalkan diri dan memberi salam
2. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien. Gejala pada awal onset Gejala
prodromal: lelah (malaise), anoreksia, seluruh tubuh terasa lemah yang
berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Gejala spesifik pada
banyak sendi (poliartrikular) secara simetris, dapat mengenai seluruh sendi
terutama sendi PIP (proximal interphalangeal), sendi MCP (metacarpophalangeal)
atau MTP (metatarsophalangeal), pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki.
Sendi DIP (distal interphalangeal) umumnya tidak terkena. Gejala sinovitis pada
sendi yang terkena: bengkak, nyeri yang diperburuk dengan gerakan sehingga
gerakan menjadi terbatas, kekakuan pada pagi hari > 1 jam. Gejala
ekstraartikular: mata (episkleritis), kardiovaskular (nyeri dada pada perikarditis),
hematologi (anemia).
3. Dokter mencuci tangan
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Melakukan Pemeriksaan Fisik
yaitu:
a) Manifestasi artikular: Bengkak/efusi sendi, nyeri tekan sendi, sendi teraba
hangat, deformotas (swan neck, boutonniere, deviasi ulnar)
b) Manifestasi ekstraartikular:
 Kulit: terdapat nodul rheumatoid pada daerah yg banyak menerima
penekanan, vaskulitis
 Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome atau frozen
shoulder
 Mata dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang merupakan
manifestasi sindrom Sjorgen, episkleritis/ skleritis. Konjungtiva tampak
anemia akibat penyakit kronik
5. Dokter mencuci tangan
6. Dokter memberikan penatalaksanaan. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
yaitu:
a. Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi,
b. Pemberian obat anti inflamasi non-steroid, seperti: diklofenak 50-100 mg
2x/hari, meloksikam 7,5–15 mg/hari, celecoxib 200-400 mg/sehari
c. Pemberian golongan steroid, seperti: prednison atau metil prednisolon dosis
rendah (sebagai bridging therapy)
7. Konsultasi dan edukasi keluarga bahwa penyakit ini mungkin menimbulkan
gangguan dalam aktivitas penderita
8. Dokter mencatat dalam rekam medis

7. Diagram Alir FLOW CHART


Dokter memperkenalkan diri dan
memberi salam

Dokter melakukan anamnesis kepada pasien

Dokter mencuci tangan

Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien

Dokter mencuci tangan

Dokter memberikan penatalaksanaan

Konsultasi dan edukasi keluarga bahwa penyakit


ini mungkin menimbulkan gangguan dalam
aktivitas penderita

Dokter mencatat dalam rekam


medis

8. Hal-hal yang perlu Kriteria rujukan


1) Tidak membaik dengan pemberian obat anti inflamasi dan steroid dosis rendah.
diperhatikan 2) RA dengan komplikasi.
3) Rujukan pembedahan jika terjadi deformitas

9. Unit Terkait 1. Poli Umum


2. Apotek
10. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis
2. Catatan tindakan.
11. Rekam historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
dilakukan

Vous aimerez peut-être aussi