Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Otonom.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui kebijakan kurikulum pendidikan (K-13 dan KKNI).
PEMBAHASAN
dilakukan seiring dengan tututan dan perubahan zaman dalam berbagai aspek
tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, yang menuai berbagai dikritik karena
dinilai terlalu banyak mata pelajaran dan terlalu padat materi. Padatnya
dan sarat muatan, bahan-bahan yang berat dan sangat berorientasi pada
3
4
spiritual dan sosial sesuai dengan kerakteristik Pendidikan Agama Islam dan
culture) di sekolah.
1
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman
Umum Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta; Kementerian Agama RI, 2013), h. 1.
5
5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi
secara berkala.
pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi,
menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang akan
Penilaian Pendidikan.2
usia produktif 15-64 tahun lebih banyak dari usia tidak produktif anak-anak
berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas. Jumlah penduduk
usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat
(SDM) Indonesia usia produktif akan melimpah.3 SDM yang melimpah ini
2
PadaTahun 2013 Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 inidisempurnakanmenjadi
PP nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
3
Proyeksi demografis Badan Pusat Statistik dan Statistik PBB.
7
terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah
Dunia akan semakin transparan, terasa sempit, dan seakan tanpa batas.
menjadi dekat sebagai akibat dari revolusi dan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Arus globalisasi juga akan menggeser pola hidup
Community, APEC, dan AFTA. Tantangan masa depan juga terkait dengan
pendidikan.
pendidikan mengenai:
4
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan
dan Komite Sekolah.
9
satuan pendidikan.
pendidikan.
5
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan
dan Komite Sekolah.
10
pendidikan.
jasmani dan berolah raga, daya kreasi dan cipta, serta apresiasi seni
dan budaya.
karyawan.
6
Depdiknas. 2001. Partisipasi Masyarakat. Jakarta: Depdikbud.
11
yang tidak mengikat, usaha lain yang tidak bertentangan dengan maksud
tergantung dari dukungan sosial dan finansial masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukan sekolah.
dimiliki anaknya.
(Depdiknas, 2001:19).7
7
Depdiknas. 2001. Partisipasi Masyarakat. Jakarta: Depdikbud.
12
pribadi anak.
b. Memupuk pengertian orang tua tentang cara mendidik anak yang baik,
memajukan sekolah.
1. Dasar kebijakan
2014.8
2. Keunggulan
global.
bermutu tinggi.
8
Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 ditepakan pada 5 Oktober 2009 oleh Menteri
Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo.
14
Tahun.
dan bermutu.9
3. Kelemahan
ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, gaji
9
https://www.scribd.com/doc/91636836/Kebijakan-Wajib-Belajar-12-Tahun.
15
4. Cara mengatasi
fungsi.
tertentu.
Negeri dan swasta seluruh Indonesia, Satuan biaya (unit cost) program
10
https://www.scribd.com/doc/91636836/Kebijakan-Wajib-Belajar-12-Tahun.
16
tugas sekolah, tetapi selama ini kurang perhatian. Akibat minimnya perhatian
sekolah baik dari aspek isi (the content of the curriculum), proses
(Zubaedi, 2011:14).11
about, and act upon core ethical value (pendidikan karakter adalah usaha
11
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam lembaga
Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), h. 34.
17
melaksanakan nilai-nilai etika inti). Ketika kita berpikir tentang jenis karakter
kebenaran, bahkan ketika menghadapi tekanan dari luar dan upaya dari dalam.
good), mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (doing
the good). Dalam pendidikan karakter kebaikan itu sering kali dirangkum
mendefinisikan karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda
atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar padakepribadian
12
Ahmad Tafsir. Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 23.
13
Ahmad Tafsir. Pendidikan Karakter Perspektif Islam, h. 26.
18
prinsipil yang berlaku bagi pendidikan karakter. Momen praktis, yaitu dengan
pendidikan karakter.
remaja.
lebih luas.
14
Masnur Muslich. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h.
19
antara lain:
d. Mengaungkan Hedonisme.
PENUTUP
A. Kesimpulan
school life to foster optimal character development (usaha kita secara sengaja dari
optimal).
20
DAFTAR RUJUKAN
Widya, 2009.
Publishing, 2011.
Yusuf Syamsu & Sugandhi Nani. Perkembangan Peserta Didik, Cet. III; Jakarta:
Ahmadi Abu & Supriyono Widodo. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,
1991.
Rosdakarya, 2011.
https://www.scribd.com/doc/91636836/Kebijakan-Wajib-Belajar-12-Tahun.
21