Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
tercipta masyarakat bangsa dan negara Indonesia ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang optimal di seluruh Republik Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1998)
Kesehatan adalah milik yang sangat berharga bagi seseorang tanpa berarti segala aktivitas akan berhenti
dengan menyadari bagi hal itu setiap orang akan dituntut untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi
tubuhnya yang kuat sehingga tidak akan mudah diserang berbagai penyakit, diantaranya apendisitis.
Penyakit apendisitis merupakan salah satu masalah kesehatan dimana angka prevalensi yang tinggi dan
akibat yang ditimbulkannya juga merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas.
Berdasarka hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan
judul Asuhan Keperawatan pada Tn “P” dengan apendisitis di rumah sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
B. Tujuan Penulisan
Untuk memperoleh data bahan penulisan yang dibutuhkan dalam penyusunan karya tulis ini, maka penulis
menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1. Studi kasus, yaitu dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien yang meliputi pengkajian data, analisa data, penetapan diagnosa keperawatan, penyusunan
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi asuhan keperawatan.
2. Studi kepustakaan yaitu dilakukan dengan cara membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan karya tulis ini.
3. Diskusi dengan perawat yang ada di ruangan, tenaga kesehatan, yang terlibat, dosen dan pembimbing dari institusi
pendidikan.
E. Ruang Lingkup Penulisan
Adapun ruang lingkup pembahasan dari karya tulis ini adalah mencakup pelaksanaan asuhan keperawatan
yang diterapkan pada klien Tn “P” dengan pre op apendisitis.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberi gambaran karya tulis maka ini, secara sistematika diuraikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan, manfaat, metode, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teoritis
Bab ini membahas tentang konsep dasar medik dan konsep dasar keperawatan. Konsep dasar medik terdiri dari :
pengertian, anatomi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan dan
komplikasi. Konsep dasar keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan evaluasi.
Bab III Tinjauan Kasus
Pada bab ini membahas tentang asuhan keperawatan pada Tn “P” dengan apendisitis di ruang interna RSUD Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa yang terdiri dari pengkajian, klasifikasi data, analisa data, prioritas masalah, perencanaan,
pelaksanaan, mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan.
Bab IV Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang adanya kesenjangan antara landasan teori dengan praktek pada klien Tn “P” dengan
apendisitis.
Bab V Penutup
Kesimpulan dan saran.
BAB II
KONSEP TEORITIS
A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada sekomi tepat
dibawah katup iloesekal. Apendisitis berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena
pengosonannya tidak efektif dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan
terhadap infeksi (apendisitis), (Brunner dan Suddarth, 2002).
Apandisitis mengacu pada radang apendiks, suatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi terletak
pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah obstruksi luman oleh fases
yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi (Wilson dan Goldman
1989).
2. Etiologi
Penyebab apendisitis paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah dan rongga abdomen, adalah
penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat, kira-kira 7% dari populasi akan mengalami apendisitis pada
waktu yang bersamaan dalam hidup mereka, pria lebih sering dipengaruhi daripada wanita dan remaja lebih sering
pada orang dewasa. Meskipun ini dapat terjadi pada usia berapa pun, apendisitis paling sering terjadi antara usia 10
dan 30 tahun.
3. Patofisiologi
Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat, kemungkinan oleh
fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intra luminal,
menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi di
kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus.
4. Manifestasi Klinis
Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ruangan, mual, muntah, dan
hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik McBurneg (gambar 37.2) bila dilakukan tekanan nyeri tekan lepas
(hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan) mungkin dijumpai. Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan
apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks
melingkar di belakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumber, bila ujungnya ada pada pelvis,
tanda-tanda ini dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks
berada dekat rektum, nyeri pada saat berkemih atau uretes, adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus kanan
dapat terjadi.
Tanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial
menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah/ apabila apendiks telah rupture, nyeri menjadi lebih
menyebar, distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik, dan kondisi pasien memburuk.
Pada pasien lansia, tanda dan gejala apendisitis dapat sangat bervariasi. Tanda-tanda tersebut dapat
sangat meragukan. Menunjukkan obstriksi usus atau proses penyakit lainnya. pasien mungkin tidak mengalami
gejala sampai ia mengalami reptor apendiks. Insidens perforasi pada apendiks lebih tinggi pada lansia karena
banyak dari pasien-pasien ini mencari bantuan perawatan kesehatan tidak secepat pasien-pasien yang lebih mudah.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik lengkap dan tes laboratorium dan sinar-X hitung
darah lengkap dilakukan dan akan menunjukkan peningkatan jumlah darah putih. Jumlah leukosit mungkin lebih
besar dari 10.000/mm3 dan pemeriksaan ultrasound dapat menunjukkan densitas kuadran kanan bawah atau kadar
aliran udara terlokalisasi.
6. Penatalaksanaan
Pembedahan di indikasikan bila didiagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan
sampai pembedahan dilakukan analgesic dapat diberikan setelah didiagnosa ditegakkan.
Apendiktomi (pembedahan untuk mengangkap apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan
risiko perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anastesi emon atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau
dengan lapareskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif.
7. Komplikasi
Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau
abses. Insidens perforasi adalah 10% sampai 32%. Insidens lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara
umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7 oC atau lebih tinggi,
penampilan toksik, dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu.
B. Tinjauan Keperawatan
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan
melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara
kesehatannya seoptimal mungkin. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap, yaitu : pangkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
1). Gejala : kelemahan, kelelahan
2). Tanda : tachikardi, tachipnea
b. Eliminasi
1). Gejala : Konstiipasi pada awitan awal
2). Tanda : nyeri abdomen
c. Makanan/Cairan
1). Gejala : mual/muntah, anoreksia
2). Tanda : mempertahankan keseimbangan cairan.
d. Nyeri/kenyamanan
1). Gejala : nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus.
2). Tanda : Perilaku berhati-hati, berbaring ke samping atau terlentang dengan lutut ditekuk.
2. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan taori ada beberapa diagnosa keperawatan yang dapat kita angkat, yaitu :
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendisitis.
b. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah praoperasi.
3. Perencanaan
4. Implementasi
Pelaksanaan perawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan untuk memperoleh
pelaksanaan yang efektif dituntut pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berhubungan/komunikasi dengan
anak dan keluarga.
Ada 2 hasil diharapkan dalam pelaksanaan perawatan, yaitu
a. Adanya bukti bahwa klien sedang dalam proses menuju kepada tujuan atau telah mencapai tujuan tersebut.
b. Adanya bukti bahwa tindakan-tindakan perawatan yang diterima oleh klien.
Proses pelaksanaan perawat mencakup 3 hal :
a. Melaksanakan rencana keperawatan yaitu segala informasi yang mencakup dalam rencana keperawatan
merupakan dasar atau pedomen dalam intervensi perawatan.
b. Mengidentifikasi reaksi/tanggapan klien dalam mengidentifikasi reaksi klien dituntut upaya yang tidak tergesa-gesa
dan cermat serta teliti, agar menemukan reaksi-reaksi klien sebagai akibat tindakan perawatan yang diberikan.
c. Mengevaluasi tanggapan/reaksi klien dengan cara membandingkan terhadapsyarat-syarat dengan hasil yang
diharapkan.
5. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan yang telah dilakukan sebagai berikut
:
a. Apakah tujuan keperawatan sudah tercapai atau belum
b. Apakah masalah yang ada telah teratasi
c. Apakah perlu pengkajian kembali
d. Apakah timbul masalah baru.
C. Penyimpangan KDM
Faeces yang terperangkap dalam
lumen app menyerap air meningkat
Obstruksi lumen apendiks
Hyperplasia jaringan limfoid sub
mukosa
Lumen menyempit
Perubahan status
Invasi kuman E. coli kesehatan
Kurang informasi tentang penyakitnya Ada rencana
Udema, diapedesis bakteri dan
dan prosedur tindakan operasi
ulserasi mukosa
kurang pengetahuan Kurang
informasi
Apendisitis
Kecemasan
Pengeluaran mediator kimia oleh sel
radang
Merangsang nociceptor
Medula spinalis
Corteks Serebri
Nyeri
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini akan dibahas pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn “P” dengan pre op apendisitis.
Klien masuk rumah sakit tanggal 5 April 2005, dirawat di ruang interna selama 2 hari dengan data yaitu : pengkajian,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian Data
I. Biodata
a. Identitas Pasien
1. Nama : TN “P”
2. Umur : 50 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
5. Pendidikan : Sarjana
6. Pekerjaan : Pensiunan
7. Status : Kawin
8. Alamat : Jl. Malino BT Kaluku
9. Pendapatan : Tidak tentu
10. Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Nama Penanggung
1. Nama : Ny “M”
2. Umur : 33 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : IRT
5. Hubungan dengan klien : Istri
II. Riwayat Kesehatan
Keterangan : : Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Serumah
Komentar :
a. Tidak ada riwayat penyakit keturunan
b. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
III. Pemeriksaan Fisik
5. Telinga
a. Inspeksi
- Struktur telinga simetris ki/ka
- Lubang telinga tidak berisi serumen
- Pendengaran baik
- Tidak memakai alat bantu pendengaran
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
6. Mulut
a. Inspeksi
- Keadaan gigi lengkap
- Tidak memakai gigi palsu
- Tidak terdapat peradangan pada gusi
- Bibir kering
- Kemampuan bicara baik
- Keadaan lidah bersih
7. Tenggorokan
a. Inspeksi
- Tidak nyeri pada saat menelan
- Tidak ada keculitan saat menelan
8. Leher
a. Inspeksi
- Tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfa
- Tidak ada distensi venajubularis
- Tidak terdapat pelebaran venajubularis
b. Palpasi
- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
- Tidak ada pelebaran venajubularis
9. Thorax dan pernapasan
a. Inspeksi
- Bentuk dada simetris ki/ka
- Irama pernapasan mengikuti gerakan dada
- Frekuensi pernapasan 16 x/m
- Tipe pernapasan : normal
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
c. Auskultasi
- Suara napas vesikuler
- Bunyi tambahan tidak ada
d. Perkusi
- Sonor
10. Jantung
a. Inspeksi
- Tidak nampak ictus cerdis
b. Palpasi
- Tidak teraba denyut apek 3 jari dibawah papilla mammae pada intra kostalis.
c. Perkusi
- Tidak teraba pembesaran jantung
d. Auskultasi
- Bunyi jantung I dan II murni
- Bunyi jantung pekak
- Bunyi tambahan tidak ada.
11. Abdomen
a. Inspeksi
- Tidak ada pembesaran pada abdomen
- Tidak ada bekas luka pada abdomen
b. Palpasi
- Teraba benjolan pada abdomen kanan bawah
- Ada nyeri tekan abdomen kanan bawah
c. Auskultasi
-Penstaltik 11 x/m
d. Perkusi
- Tympani.
12. Genitalia
Tidak dilakukan pengkajian karena keluarga klien mengatakan tidak ada masalah.
13. Ekstremitas
Ekstremitas atas
- Motorik : pergerakan terbatas
- Kekuatan otot : 4
- Sensori : peka terhadap ransangan suhu
- Refleks : normal
Ekstremitas bawah
- Motorik : pergerakan terbatas
- Refleks : patella
IV. Pola Kegiatan Sehari-hari
a. Nutrisi
b. Eliminasi BAB
d. Personal Hygiene
- Interaksi dengan keluarga, perawat atau tim kesehatan lain dan pasien yang lainnya.
- Orang yang paling terdekat dengan klien adalah istri dan anak-anaknya.
HB : 9,0 gram/m
HL : 17,800
LED : 50
IX. Pengobatan / Perawatan
- Pengobatan
a. Amoxan
b. Dulcolax
Data Fokus
DS DO
- Klien mengeluh nyeri- Klien nampak meringis
abdomen kanan bawah
- Klien menanyakan- Klien nampak sering
tentang proses bertanya.
penyakitnya. - Klien nampak khawatir
- Klien mengatakan cemas- Klien nampak gelisah.
bila mengingat- Ekspresi wajah tegang
penyakitnya. - Klien dan keluarga selalu
- Klien merasa khawatir bertanya tentang kondisnya
tentang kondisi yang
dialaminya sekarang.
- Klien mengeluh mual - Klien mengeluh muntah-
muntah
- Turgor bibir nampak kering
- Tanda tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 16 kali per menit
P : 24 kali per menit
S : 36oC
B. Analisa Data
Vital Signs
TD : 120/80
mmHg
N : 16 x/m
P : 24 x/m
S : 36oC
3. DS : Perubahan status Kecemasan
- Klien kesehatan
menyatakan
cemas bila Ada rencana operasi
mengingat
penyakitnya Kurang informasi
- Klien merasa
khawatir tentang Kecemasan
kondisi yang
dialaminya
sekarang
DO :
- Klien nampak
gelisah
- Ekspresi wajah
tegang
- Klien dan
keluarga selalu
bertanya tentang
kondisinya.
Vital Signs
TD : 120/80
mmHg
N : 16 x/m
P : 24 x/m
S : 36oC
4. DS : Peningkatan Kekurangan
- Klien mengeluh metabolisme tubuh volume cairan
mual
DO :
- Klien mengeluh Perporasi jaringan
muntah-muntah
- Turgor bibir rangsangan medulla
nampak kering spinalis
Tanda –tanda Mual/muntah
vital
TD : kekurangan volume
120/80 mmHg cairan
N : 16 x /m
P : 24 x /m
S : 36 oC
C. Prioritas Masalah
5. Obat analgetik
dapat mengurangi
nyeri.
2. Rabu Kurang pengetahuan Pengetahuan klien1. Kaji tingkat1. Sebagai dasar untuk
06 April proses penyakitnya tentang proses penyakit pengetahuan klien intervensi
05 dan pengoba-tannya dan pengo-batannya tentang penyakit- selanjutnya.
b/d kurang informasi. meningkat dengan nya.
DS : kriteria : 2. Diskusikan tentang2. pemahaman tentang
- Klien menanyakan - Klien menyatakan telah pe-ngobatan yang penyakit dapat
tentang proses penya- memahami tentang diberikan dan efek mening-katkan
kitnya. penyakit dan samping obat. kerjasama de-ngan
DO : pengobatannya. program terapi.
- Klien nampak - Klien kooperatif dalam3. Berikan informasi3. Berikan penjelasan
bertanya program pengobatan. untuk membatasi tgg penyakit dan
- Klien nampak aktivitas gu-na pengoba-tannya.
khawatir mencegah kelelahan.4. Menambah
4. Jelaskan prosedur pengetahu-an kien
tin-dakan tentang tinda-kan
pembendahan yang akan dibe-
rikan.
Kode
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
NDX
06 April 1. 08.001. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, S : - Klien mengatakan abdomen
2005 karakteristik dan integritas masih terasa sakit.
nyeri dengan skala (0-10) O :- Ekspresi wajah nampak
hasil : klien mengeluh nyeri. meringis
08.102. Mengukur tanda-tanda vital, - Pasien rencana operasi
hasil : - Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg S : 36oC TD : 120/80 mmHg S:
o
N : 16 x/m P : 24 x/m 36 C
08.203. Mengajarkan teknik relaksasi, N : 16 x/m P : 24
hasil : Klien menarik napas dalam x/m
(inspirasi lebih panjang dari A : Masalah belum teratasi
eksparasi) dengan P : Lanjutkan intervensi
melakukan
sebanyak 5 kali kolaborasi. 1. Kaji tingkat nyeri
08.304. Kolaborasi pemberian obat 2. Observasi tanda-tanda vital
analgetik , 3. Ajarkan teknik relaksasi
hasil : Obat sudah diminum. 4. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian obat
analgetik.
2 08.001. Mengkaji tingkat pengetahuan klien
S : Pengetahuan klien tentang
tentang penyakitnya, proses penyakit dan
hasil : klien belum mengetahui pengobatannya meningkat
penyakitnya. O :- Klien nampak sering bertanya
2. Memberikan informasi untuk - Klien mampak khawatir
membatasi aktivitas guna A: - Masalah belum teratasi
mencegah kelelahan,
hasil : klien mengerti dengan P : Lanjutkan intervensi
informasi yang disampaikan. 1. Kaji tingkat pengetahuan
3. Menjelaskan kepada klien tentang 2. Kaji tentang prosedur tindakan
prosedur, tindakan keperawatan, keperawatan yang dilakukan
hasil : klien mengetahui prosedur 3. Kolaborasi pemberian Obat
tindakan keperawatan
09.00 4. Megkolaborasikan pemberian obat
analgetik,
hasil : obat sudah dominum
3. 08.001. Mengkaji tingkat kecemasan klien,
S : Klien masih merasa cemas
hasil : klien masih nampak cemas terhada penyakitnya
08.202. memberikan kesempatan klien O : Klien nampak gelisah
untuk mengungkapkan keluhannya, A : Masalah belum teratasi
hasil : klien merasa diperhatikan.
09.203. Memberikan informasi tentang P : Lanjurkan intervensi
perawatan yang dilakukan selama 1. Kaji tingkat kecemasan klien
sakit, 2. Dengarkan semua keluhan
hasil: klien mengerti tentang 3. Bantu untuk mengidentifikasi
pengobatannya cara untuk memahami berbagai
09.304. Memberikan dorongan spiritual perubahan akibat penyakit dan
pada klien, hasil : klien nampak penanganannya.
lebih tenang. 4. Beri dorongan spiritual pada
klien
4 08.001. Menganjurkan pemasukan cairan S : klien mengatakan masih mual
secara bertahap
hasil : klien nampak minum O air : - klien mengeluh muntah-
putih muntah
08.102. Mengobservasi tanda-tanda vital - turgo bibir klien masih nampak
hasil : TD : 120/80 mmHg kering
N : 16 x /m - klien masih nampak cemas,
o masih terpasang infus
S : 36 C
P : 24 x /m
A. Pengkajian
Secara garis besar tampak ada persamaan antara teori yang dibahas dalam bab II dengan laporan kasus
bab III. Dalam teori dijelaskan bahwa tanda dan gejala apendisitis adalah malaise, takikardi, konstipasi pada awitan
awal, distensi abdomen, nyeri tekan, anoreksia, nyeri abdomen sekitar epigastrium dan ambilikus yang meningkat
berat dan terlokalisasi pada titik Mc Burney (Setengah jarak antara umbilicus dan tulang ileum kanan).
Sedangkan pada kasus yang diangkat dimana gejala klinik yang ada seperti, konstipasi pada awitan awal,
tachikardi, malaise, nyeri abdomen, anoreksia, mual dan muntah.
B. Diagnosa Keperawatan
Secara umum rencana keperawatan yang penulis buat pada kasus nyata tidak termuat dalam teori seperti
yang telah diuraikan pada bab II, karena klien telah mendapatkan pengobatan dan tindakan perawatan sebelum
penulis melakukan pengkajian. Perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan dasar dan masalah keperawatan klien
yang ditentukan penulis. Tindakan keperawatan didasarkan prioritas masalah serta tujuan yang dicapai dengan
mempertimbangkan aspek kondisi, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang dapat mendukung hal
tersebut.
D. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan asuhan keperawatan kasus nyata, semua rencana intervensi yang telah disusun untuk
ketiga diagnosa dapat dilaksanakan pada kasus nyata. Hal-hal yang mendukung implementasi yang direncenakan
dapat dilaksanakan karena adanya kerjasama yang baik dengan klien dan keluarga serta tim kesehatan yang lainnya
yang ada di ruangan dan tersedianya sarana dan prasarana di ruangan untuk kelancaran dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien Tn “P”.
E. Evaluasi
Tahap ini merupakan respon umpan balik dari tindakan yang dilakukan dimana setiap tindakan pengobatan
menyebabkan timbulnya respon. Evaluasi dilakukan tiap hari untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sejauh mana
respon klien setelah dilakukan intervensi keperawatan. Dari 4 (empat) diagnosa yang diangkat oleh penulis belum
teratasi :
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan apendisitis
2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah praoperasi
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan
belum mampu menyelesaikan semua masalah keperawatan yang dialami klien karena masalah keperawatan yang
dialami klien cukup berat yang memerlukan perawatan yang cukup lama sementara implementasi dalam karya tulis
ini hanya 2 hari, namun hal-hal yang mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan misalnya keterlibatan keluarga
klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan dan kerja sama petugas ruangan akan membantu
menyelesaikan masalah klien nantinya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan menuliskan beberapa kesimpulan dan saran dalam peningkatan pelayanan
asuhan keperawatan khususnya pada penderita pre op apendisitis.
A. Kesimpulan
1. Klien dengan pre op apendisitis memerlukan asuhan keperawatan yang sesuai dengan respon dan kebutuhan
dasarnya.
2. Klien dengan pre op apendisitis proses pengobatan memerlukan perhatian khusus untuk memenuhi kebutuhan
setiap hari dan pemberian motivasi atau dukungan untuk mengurangi tingkat kecemasannya.
3. Klien dengan pre op apendisitis perlu perhatian selama perawatan dan menjaga kebersihan kulit karena umumnya
mengalami gangguan aktivitas (bedrest total).
4. Keterlibatan keluarga, orang dekat dan pelayan kesehatan khususnya perawat sangat membantu klien memenuhi
kebutuhan dasarnya.
B. Saran
1. Untuk rumah sakit perlu menyiapkan sarana dan prasarana yang lebih memadai sebagai sarana
peningkatan kualitas asuhan keperawatan khususnya klien dengan pre op apendisitis.
2. Peningkatan sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marilynn E, dkk, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC.
Depkes RI, 2000, Indonesia Sehat 2010, Visi Baru, Misi Kebijakan dan Strategi Pembangunan kesehatan, Jakarta.
Smelzzer dan Bare C, 2000. Buku Ajar Medikal Brunner and Suddarth, Edisi VIII, Volume 2, EGC Jakarta.