Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Menurut Riskesdas 2013, kriteria aktivitas fisik aktif adalah individu yang
melakukan aktivitas fisik berat atau sedang atau keduanya, sedangkan criteria
kurang aktif (sedentari) adalah individu yang tidak melakukan aktivitas fisik
sedang ataupun berat. Pada data proporsi penduduk umur ≥10 tahun sesuai jenis
aktivitas fisik menurut provinsi Riskesdas tahun 2013, proporsi aktivitas fisik
tergolong kurang aktif secara umum adalah 26,1 persen. Terdapat 22 provinsi
dengan penduduk aktivitas fisik tergolong kurang aktif berada diatas rata-rata
Indonesia. Lima tertinggi adalah provinsi penduduk DKI Jakarta (44,2%), Papua
(38,9%), Papua Barat (37,8%), Sulawesi Tenggara dan Aceh (masing-masing
37,2%). Pada Provinsi Sumatera Selatan, 26,7 % dari populasi penduduk umur
≥10 tahun tergolong kurang aktif.
Meskipun angka populasi tergolong kurang aktif cukup tinggi di
masyarakat, namun untuk saat ini penelitian yang telah dilakukan mengenai
dampak dari kurang aktifitas fisik secara umum. Penelitian yang mencoba
mengidentifikasi akibat ketidakaktifan fisik secara khusus terhadap kebugaran
tubuh masih terbatas. Hingga saat ini di Indonesia belum ada penelitian yang
2
1.4 Hipotesis
Terdapat perbedaan perubahan rerata tekanan arteri setelah melakukan
aktifitas fisik pada mahasiswa dengan tubuh overweight dan mahasiswa dengan
tubuh normal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
olahraga memiliki aturan atau target dan unggul di kemampuan atletik yang
spesifik (Zourikian, Jarock, dan Mulder, 2012).
Cara lain untuk mengukur intensitas aktifitas aktifitas fisik adalah dengan
cara menghitung denyut nadi. Sebelumya, perlu diketahui terlebih dahulu denyut
nadi maksimum seseorang dengan cara mengurangi 220 dengan usia orang
tersebut. Intensitas aktifitas fisik merupakan persentase dari denyut nadi
maksimum orang tersebut. Aktifitas fisik sedang berkisar antara 50% – 70% dari
denyut nadi maksimum sedangkan aktifitas fisik berat berkisar antara 70% – 85%
dari denyut nadi maksimum (CDC, 2015).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2. Sampel
3.3.2.1. Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus besar sampel
untuk eksperimen grup tunggal berdasarkan artikel Dell, Holleran, dan
Ramakrishnan:
log 𝛽
𝑛=
log 𝑝
dimana n adalah besar sampel minimal, β adalah besar kuasa, p adalah proporsi
yang tidak menderita overweight.
Pada penelitian ini, besar kuasa yang ditetapkan adalah 0,05 untuk tingkat
kepercayaan 95% dan proporsi yang menderita overweight diperkirakan 10% dari
populasi. Berdasarkan rumus ini, diperoleh jumlah unit sampel minimal sebanyak
28,43. Untuk menghindari pengurangan jumlah unit sampel akibat drop out saat
perlakuan, maka jumlah unit sampel masing-masing untuk kelompok indeks
massa tubuh normal dan indeks massa tubuh overweight ditetapkan sebanyak 40
orang.
8
Populasi
40 Orang 40 Orang
Data berat badan dan tinggi badan seluruh mahasiswa Program Studi
Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 2016 akan
diukur dengan menggunakan timbangan digital dan pita ukur. Dari data tersebut,
mahasiswa yang memiliki indeks massa tubuh normal dan overweight merupakan
populasi penelitian dan sisanya tidak termasuk dalam populasi penelitian (non-
populasi). Populasi dalam penelitian akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok dengan indeks massa tubuh normal dan kelompok dengan indeks massa
tubuh overweight. Pengundian acak kemudian dilakukan untuk memilih 40 orang
dari masing-masing kelompok untuk dijadikan sampel penelitian.
b. Alat Ukur
Stopwatch digunakan untuk waktu tempuh lari jarak lintasan 400m dalam
12 menit.
c. Cara Ukur
d. Hasil Ukur
3.5.2. Cooper Test
a. Definisi
b. Alat Ukur
c. Cara Ukur
d. Hasil Ukur
panduan keluaran WHO, IASO, dan IOTF. Pada penelitian ini, kategori indeks
massa tubuh yang digunakan adalah kategori normal dan kategori overweight.
b. Alat Ukur
Tinggi badan akan diukur menggunakan pita ukur dan berat badan akan
diukur menggunakan timbangan digital. Untuk kategori indeks massa tubuh, akan
digunakan tabel ketegori indeks massa tubuh untuk orang Asia menurut panduan
WHO, IASO dan IOTF sebagai penentu kategori responden.
c. Cara Ukur
Untuk menghitung indeks massa tubuh digunakan rumus:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛(𝑘𝑔)
𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛(𝑚)2
Hasil perhitungan akan dibagi berdasarkan kategori pada tabel 2.
11
Tabel 2. Klasifikasi Berat Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Orang Dewasa Asia
Underweight <18,5
Normal 18,5-22,9
Overweight >23
Beresiko 23-24,9
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II >30
Sumber: WHO, IASO, dan IOTF, 2000
d. Hasil Ukur
Hasil ukur indeks massa tubuh berupa data numerik dengan skala rasio dan
dengan satuan kg/m2.
Pengumpulan data berat badan dan tinggi badan Mahasiswa Program Studi
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 2016