Vous êtes sur la page 1sur 30

Konsep Dasar

1. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah yang
membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami wanita hamil
karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama
kehamilan (Varney, 2006).

Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan gejala muntah terus menerus,
makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari
(Nugroho, 2010).

Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan dan merupakan salah satu
gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stres yang dikaitkan dengan
kehamilan (Tiran, 2008).

Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester pertama, mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul
setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007).

2. Etiologi

Menurut Wiknjosastro (2007), penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara


pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. Juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan
saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inasisi. Beberapa faktor
predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :

a. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi yang sering dikemukan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

b. Faktor organik
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.

c. Faktor alergi

Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah
satu faktor organik.

d. Faktor psikologik

Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

3. Patofisiologi

Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat yang biasa terjadi pada trimester I bila
perasaan mual muntah terjadi terus menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat,
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida dan aseton
darah.

Mual menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium
dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen
kejaringan berkurang pula.

Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma molarry-weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Mansjoer, 2000).

4. Manifestasi Klinis

Menurut Wiknjosastro (2007), batas jelas manifestasi klinis antara mual yang masih fisiologik
dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum tidak ada tetapi bila keadaan umum penderita
terpengaruh. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam
3 tingkatan:

a. Tingkatan I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit, tekanan darah sistolik menurun,
turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.

b. Tingkatan II

Penderita tampak lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan
nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris.
Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

c. Tingkatan III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi total terjadi
pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala :
nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan
zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya
payah hati.

5. Komplikasi

Menurut Mansjoer (2000) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah ensefalopati wernicke


dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental serta payah hati dengan gejala
timbulnya ikterus.

6. Pencegahan

Menurut Mansjoer (2000) prinsip pencegahan hiperemesis gravidarum adalah mengobati


emesis agar tidak terjadi hiperemesis :

a. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.


b. Makan sedikit-sedikit tapi sering. Berikan makanan selingan seperti biskuit, roti kering dan
teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau.
Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin.

c. Defekasi tidur.

7. Penatalaksanaan

Menurut Wikjosastro (2007) penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah :

a. Obat-obatan

Apabila dengan cara pencegahan keluhan dan gejala tidak mengurangi maka diperlukan
pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan seperti dramamin,
avomin pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti disiklomin, hidrokhloride
atau khlorpromasin.

b. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang
baik catat cairan yang keluar. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk kedalam
kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan
makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala
akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

c. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
sakit oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

d. Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose
5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah
kalium dan vitamin, khususnya vitamin B complek dan vitamin C. Bila ada kekurangan
protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena.

e. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu
pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai
terjadi gejala irreversibel pada organ vital.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).

Pada pengkajian, data yang perlu dikaji adalah identifikasi pasien, meliputi : nama, umur,
jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, penanggung jawab, riwayat obstetri, dan
riwayat kehamilan.

Yang perlu dikaji pada pasien dengan hiperemesis gravidarum menurut Doengoes (2001),
yaitu :

a. Sirkulasi

Hipertensi

perdarahan

b. Integritas ego

Dapat mengekpresikan perasaan tidak adekuat.

c. Makanan/cairan

Penambahan berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi (penambahan yang
lebih kecil dapat berakibat negatif bagi janin). Diabetes dependen-insulin pada ibu :

Adanya gangguan pola makan (misal : anoreksia nervosa, bulimia, atau obesitas).

d. Keamanan
Infeksi (misal : penyakit kelamin (PHS), penyakit inflamasi pelvis). Adanya gangguan
kejang, derajat/metode kontrol. Pemajanan bermakna pada radiasi, kimia toksik, atau
infeksi teratogen (misal : rubela, toksoplasmosis, sitomegalo virus, human
immunodeficiency virus/AIDS dan PHS lain. infeksi pascanatal (misal : meningitis,
ensefalitis), kekurangan stimulasi/nutrisi pascanatal). Presentasi bokong (khususnya pada
anensefali).

e. Seksualitas

Riwayat pernah melakukan aborsi dua kali atau lebih pada trimester pertama, kematian
janin, atau anak dengan abnormalitas kromosom. Trauma kelahiran atau penyimpangan
transmisi secara genetik yang dapat diidentifikasi. Penggunaan stimulan ovulasi seperti
klomifen atau menotropins (pergonal).

f. Interaksi sosial

Pernikahan antar-keluarga (konsanguinitas). Rasa bersalah/menyalahkan diri sendiri


dan/atau pasangan yang membawa gen detektif.

g. Penyuluhan/pembelajaran

Riwayat/keturunan keluarga yang positif diketahui ada penyimpangan genetik atau


penyimpangan keturunan (misal : sel sabit, fibrosis kistik, hemofilia, phenilketonuria,
cacat kraniospinal, malformasi ginjal, talasemia, korea huntington), penyimpangan pada
keluarga (kanker, penyakit jantung, diabetes, alergi), abnormalitas kongenital (sindrom
down, retardasi mental, kerusakan tubu neural) atau penyimpangan metabolik bawaan
dari lahir (misal : penyakit urin sirup maple, penyakit tay-sachs). Latar belakang etnik
pada resiko penyimpangan khusus (misal: black african, mediteranian, ashkenazin
jewish). Penggunaan obat (alkohol, obat bebas, diresepkan atau obat jalanan, obat anti
konvulsan).

2. Analisa Data

Analisa data adalah pemeriksaan dan mengkategorikan informasi untuk mendapatkan sebuah
kesimpulan tentang kebutuhan pasien (Doengoes, 1999).

Ada 2 tipe data, yaitu :


a. Data subjektif, adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi dan kejadian.

b. Data objektif, adalah data yang didapat di observasi dan diukur.

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau


masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau
potensial (Hidayat, 2001).

Adapun prioritas diagnosa keperawatan menurut Doengoes (2001), adalah :

a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah

b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebih

d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi

e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu

f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal berhubungan


dengan kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/ psikologi normal.

4. Rencana/Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan yang
meliputi tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah, dan menentukan tujuan
perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).

Rencana tindakan yang diperlukan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum menurut
Doengoes (2001) adalah :

a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah :

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi


Kriteria hasil : memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein dan besi.

No Intervensi Rasional

1. Tentukan keadekuatan kebiasaan Kesejahteraan janin/ibu tergantung


asupan nutrisi dulu/sekarang dengan pada nutrisi ibu selama kehamilan
2. menggunakan batasan 24 jam. sebagaimana selama 2 tahun
sebelum kehamilan.
3. Dapatkan riwayat kesehatan, catat
usia (khususnya kurang dari 17 Remaja dapat cenderung
4. tahun, lebih dari 35 tahun. malnutrisi/anemia dan klien lansia
mungkin cenderung
5. Pastikan tingkat pengetahuan obesitas/diabetes gestasional.
tentang kebutuhan diet.
6. Menentukan kebutuhan belajar
Berikan informasi tertulis/verbal khusus pada periode pranatal, laju
7. yang tepat tentang diet pranatal dan basal metabolik meningkat 20%-
suplemen vitamin/zat besi setiap 25%.
8.
hari.
Materi referensi yang dapat
Timbang berat badan klien, pastikan dipelajari dirumah, meningkatkan
berat badan pregravid biasanya. kemungkinan klien memilih diet
seimbang.
Tinjau ulang frekuensi dan beratnya
mual/muntah kesampingkan muntah Ketidakadekuatan penambahan
pernisiosa (hiperemesis berat badan pranatal dan/atau
gravidarum). dibawah berat badan normal masa
kehamilan, meningkatkan resiko
Pantau kadar hemoglobin (Hb) retardasi pertumbuhan intra uterin.
Buat rujukan yang perlu sesuai Mual/muntah trimester I dapat
indikasi (misal : pada ahli diet, berdampak negatif pada status
pelayanan sosial). nutrisi pranatal, khususnya pada
periode kritis perkembangan janin.

Mengidentifikasi adanya anemia


dan potensial penurunan kapasitas
pembawa oksigen ibu.

Mungkin diperlukan bantuan


tambahan terhadap pilihan nutrisi.

b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal

Tujuan : ketidaknyamanan teratasi

Kriteria hasil : mengidentifikasi tindakan-tindakan yang memberikan kenyamanan.


No Intervensi Rasional

1. Catat adanya/derajat rasa tidak Memberikan informasi untuk


nyaman minor. memilih informasi, petunjuk
2. terhadap respon klien pada
Evaluasi derajat ketidaknyamanan ketidaknyamanan dan nyeri.
3. selama pemeriksaan internal.
Ketidaknyamanan selama
4. Anjurkan penggunaan bra pemeriksaan internal dapat terjadi
penyokong tinjau perawatan puting khususnya pada klien asing yang
5. telah mengalami infibulasi.
Kaji adanya hemoroid. Perhatikan
6. keluhan-keluhan gatal, bengkak, Memberikan sokongan yang sesuai
perdarahan. untuk jaringan payudara yang
7.
membesar, menguatkan jaringan
Instruksikan penggunaan kompres areolar.
es, panas.
Penurunan mortilitas
Mual/muntah : anjurkan gastrointestinal, perubahan usus
meningkatkan asupan karbohidrat serta tekanan pada sistem
saat bangun tidur. pembuluh darah oleh pembesaran
uterus memberi kecendrungan
Tambahkan suplemen kalsium setiap terjadinya hemoroid.
hari bila asupan produk susu
dikurangi Menurunkan ketidaknyamanan
dan bengkak, meningkatkan
mortilitas G1.

Menurunkan kemungkinan
gangguan gastrik yang dapat
disebabkan oleh efek asam
hidroklorid pada lambung yang
kosong.

Membantu dalam memperbaiki


keseimbangan kalsium/fostor dan
menurunkan kram otot.

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebih.

Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi.

Kriteria hasil : mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan frekuensi dan
keparahan mual/muntah.

No Intervensi Rasional
1. Tentukan frekuensi/beratnya mual/ Memberikan data berkenaan
muntah dengan semua kondisi.
2. Peningkatan kadar hormon
Tinjau ulang riwayat kemungkinan gonadotropin korionik (HcG),
3. masalah medis lain. perubahan metabolisme
karbohidrat dan penurunan
4. Anjurkan klien mempertahankan mortilitas gastrik memperberat
masukan/haluaran tes urine, dan mual muntah pada trimester I.
5. penurunan berat badan setiap hari.
Membantu dalam
Kaji suhu dan turgor kulit, membran mengenyampingkan penyebab lain
mukosa, TD, suhu, masukan/ untuk mengatasi masalah khusus
haluaran. dalam mengidentifikasi intervensi.
Anjurkan peningkatan masukan Membantu dalam menentukan
minuman berkarbonat, makan enam adanya muntah yang tidak dapat
kali sehari dengan jumlah yang dikontrol
sedikit.
Indikator dalam membantu untuk
mengevaluasi tingkat/kebutuhan
hidrasi.

Membantu dalam meminimalkan


mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.

d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi

Tujuan : kebutuhan energi terpenuhi, letih berkurang

Kriteria hasil : melaporkan adanya peningkatan energi.

No Intervensi Rasional

1. Tentukan siklus tidur bangun yang Membantu menyusun prioritas


normal dan komitmen terhadap yang realistik dan waktu untuk
2. pekerjaan, keluarga, komunitas dan menguji komitmen.
diri sendiri.
3. Istirahat untuk memenuhi
Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam kebutuhan metabolik berkenaan
setiap hari, 8 jam tidur malam. dengan pertumbuhan jaringan
ibu/janin.
Pantau kadar Hb, jelaskan peran zat
besi dalam tubuh, anjurkan Kadar Hb rendah mengakibatkan
mengkonsumsi suplemen zat besi kelelahan lebih besar karena
setiap hari sesuai indikasi. penurunan jumlah pembawa
oksigen.
e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu.

Tujuan : nutrisi ibu dan janin terpenuhi

Kriteria hasil : memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan sendiri dan janin.

No Intervensi Rasional

1. Diskusikan pentingnya Kesejahteraan janin secara


kesejahteraan ibu. langsung berhubungan dengan
2. kesejahteraan ibu, khususnya
Diskusikan tingkat aktivitas normal selama trimester I. Saat
3. dan latihan, anjurkan latihan perkembangan sistem organ paling
secukupnya bukan latihan berat. rentan terhadap cedera dari faktor
4. lingkungan/keturunan.
Tinjau ulang kebiasaan dua budaya
5. diet klien. Aliran darah ke uterus dapat
menurun sampai 70% karena
6. Kaji terhadap kemungkinan resiko latihan keras.
tinggi berkenaan dengan kelainan
7. genetik. Malnutrisi pada ibu dihubungkan
8. dengan IUGR pada janin dan bayi
Berikan informasi tentang hal yang berat badan lahir rendah.
dapat mengakibatkan terjadinya
perkembangan abnormal seperti Klien yang beresiko terhadap
sinar-x, alkohol, nikotin, virus hidup kelainan genetik tertentu dapat
yang dilemahkan, kelompok virus membutuhkan tes untuk
STORCH. menentukan apakah janin
terpengaruh.
Diskusikan bentuk transmisi infeksi
tertentu. Membantu klien membuat
keputusan/pilihan tentang
Anjurkan penghentian penggunaan perilaku/ lingkungan yang dapat
tembakau. meningkatkan kesehatan.
Kaji perkembangan uterus melalui Di Amerika Serikat, toxoplasma
pemeriksaan internal. gondii paling sering di
transmisikan pada feses kucing,
budaya lain melalui makanan
mentah atau daging tidak dimasak
dengan tepat.

Merokok mempengaruhi sirkulasi


plasenta. Scor apgar rendah pada
kelahiran.

Memberikan informasi tentang


gestasi janin, mengidentifikasi
kehamilan multipel.
f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan berhubungan dengan kurang
pemahaman tentang perubahan fisiologi/psikologi yang normal.

Tujuan : mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologi, kebutuhan-


kebutuhan individu

Kriteria hasil : menjelaskan perubahan fisiologi/psikologi normal berkaitan dengan


kehamilan trimester pertama.

No Intervensi Rasional

1. Buat hubungan perawat-klien yang Peran penyuluh/konselor dapat


mendukung dan terus menerus. memberikan bimbingan
2. antisipasi dan meninngkatkan
Evaluasi pengetahuan dan tanggung jawab individu
3. keyakinan budaya saat ini terhadap kesehatan.
berkenaan dengan perubahan
4. fisiologi/psikologi yang normal Memberi informasi untuk
pada kehamilan. membantu mengidentifikasi
5. kebutuhan-kebutuhan dan
Identifikasi siapa yang membuat membuat rencana perawatan.
6. dukungan/instruksi dalam
kebudayaan klien. Membantu menjamin
7.
kualitas/kontinuitas asuhan
Berikan hubungan antisipasi, karena orang pendukung
meliputi diskusi tentang nutrisi, mungkin lebih berhasil daripada
latihan, tindakan yang nyaman, dokter/perawat/ bidan dalam
istirahat, pekerjaan, perawatan memberikan informasi.
payudara, aktivitas seksual, dan
kebiasaan/gaya hidup sehat. Informasi mendorong
penerimaan tanggung jawab dan
Jawab pertanyaan tentang meningkatkan keinginan untuk
perawatan dan pemberian makan melakukan perawatan diri.
bayi.
Memberikan informasi yang
Identifikasi tanda bahaya dapat bermanfaat untuk
kehamilan, seperti perdarahan, membuat pilihan.
kram, nyeri abdomen akut, sakit
kepala dan tekanan pelvis. Membantu klien membedakan
yang normal dan abnormal
Identifikasikan hal yang sehingga membantunya dalam
membahayakan pada janin. mencari perawatan kesehatan
pada waktu yang tepat.

Janin paling rentan dalam


trimester I selama periode kritis
perkembangan organ.
5. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (iyer
et al, 1996 dalam buku Nursalam, 2001).

Tahap pelaksanaan dimulai setelah perencanaan disusun dan ditujukan pada masing-masing
oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dan pelaksanaan
adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah diterapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam,
2001).

Menurut Nursalam (2001), tindakan keperawatan meliputi tindakan independen, dependen


dan interdependen.

a. Independen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari
dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

b. Dependen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat atas petunjuk dan perintah dari
dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

c. Interdependen yaitu tindakan keperawatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan


tenaga kesehatan lainnya.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan (Hidayat, 2001).

Evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan, pengumpulan
data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan telah
mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi telah sesuai diagnosa yang perlu di evaluasi
dalam hal keakuratan dan kelengkapan.

Tujuan dan intervensi di evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut dapat
dicapai secara efektif (Nursalam, 2001).

I. Persepsi Dan Harapan Klien Sehubungan Dengan Kehamilan


1. Mengapa ibu datang kerumah sakit ?

- Pasien mengatakan dia datang kerumah sakit karena mengalami mual muntah.

2. Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari ?

- Pasien mengatakan tidak bisa beristirahat dan tidak ada nafsu makan karena
kehamilannya mengakibatkan mual muntah sehingga pasien merasa lemas dan
mengantuk.

3. Harapan apa yang ibu inginkan selama masa kehamilan ?

- Pasien berharap agar cepat sembuh, kehamilannya baik-baik saja dan dapat
melahirkan dengan normal.

4. Ibu tinggal dengan siapa ?

- Pasien mengatakan tinggal dengan suaminya dan 2 orang anaknya.

5. Siapa yang terpenting bagi ibu ?

- Pasien mengatakan orang yang terpenting baginya adalah suami dan kedua
anaknya.

6. Dengan masuknya ibu kerumah sakit, dampak apa yang terjadi dalam keluarga ?

- Pasien mengatakan dampak yang terjadi dalam keluarganya adalah merasa cemas
akan terjadi sesuatu pada dirinya dan pada kandungannya.

7. Apakah orang terdekat ibu mau menemani untuk datang kerumah sakit ?

- Pasien mengatakan suami dan anaknya selalu menemaninya dirumah sakit.

8. Rencana melahirkan dimana ?

- Pasien mengatakan berencana melahirkan di rumah.

9. Apakah ibu merencanakan untuk menyusui bayinya ?

- Pasien mengatakan akan menyusui bayinya jika bayinya sudah lahir.

10. Apakah ibu sudah di imunisasi ?


- Pasien mengatakan sudah diimunisasi.

Kapan ? + 3 minggu yang lalu.

Apa jenisnya ? TT (Tetanus).

II. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan keluarga ?

- Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarganya.

2. Penyakit terdahulu yang mempengaruhi kehamilan ?

- Pasien mengatakan penyakit terdahulu yang mempengaruhi kehamilannya adalah


mual muntah tetapi tidak sampai dirawat dirumah sakit.

3. Penyakit yang sedang dialami klien ?

- Pasien mengalami mual muntah dalam kehamilan, kepala pusing, lemas dan tidak
bisa melakukan aktivitas.

4. Riwayat haid

- Pasien mengatakan haidnya lancar.

HPHT Tanggal : 03 Maret 2010

Lamanya : 7 hari

Banyaknya : 2x ganti duk dalam sehari

Masalah : Tidak ada masalah

5. Riwayat kontrasepsi

Tipe : KB suntik

Tujuan : untuk mencegah kehamilan

Kapan menggunakannya : 3 bulan sekali

Kapan berhenti : + 2 tahun yang lalu


Alasan berhenti : ingin mempunyai anak

Masalah : tidak ada masalah

Rencana KB yang akan- : Pasien mengatakan rencana KB yang akan

digunakan digunakannya adalah KB suntik.

6. Riwayat kehamilan terdahulu

Gangguan Proses Lama Tempat Masalah Masalah


No
kehamilan persalinan persalinan bersalin persalinan bayi

1. Mual muntah SC + 1 jam Ruang Tidak ada Tidak ada


operasi
2. Tidak ada Normal + 30 menit Tidak ada Tidak ada
Dirumah

7. Riwayat pengobatan

a. Obat-obatan yang digunakan

No Nama obat Dosis Fungsi

1. IVFD RL : Glukosa 5% 30 tts/i Keseimbangan cairan dan


elektrolit
2. Injeksi tomit 1 amp/8 jam
Mengurangi mual muntah
3. Ranitidin 1 amp/8 jam
Menetralkan asam lambung

b. Tujuan pengobatan

- Untuk menghilangkan rasa sakit serta mual muntah.

c. Cara pemberian

- Dengan cara injeksi bolus

8. Masalah yang dirasakan klien/keluhan

(√) nausea (√) vomitus

( ) gangguan kencing (√) sakit hulu hati


( ) perdarahan + 250 cc ( ) kram pada kaki

(√) pusing ( ) nyeri pada perut

(√) lelah ( ) konstipasi

( ) sakit pinggang

9. Pemeriksaan laboratorium

No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

1. Hemoglobin 09,0 g/dl ♂ = 12,0-16,0

2. Leukosit 8,900 /mm3 ♀ = 11,0-13,0

3. Eritrosit 3.750.000 /mm3 5.000-10.000

4. Hematokrit 31,5 % -

5. Trombosit 240.000 /mm3 ♂ = 40-48

♀ = 38-49

150.000-400.000

III. Kebutuhan Dasar Khusus

1. Kenyamanan, istirahat tidur

a. Ketidaknyamanan

- Pasien mengatakan selama kehamilan merasa tidak nyaman karena mengalami


mual muntah.

b. Istirahat tidur

- Pasien mengatakan sering terbangun dimalam hari dan tidak bisa tidur siang
karena sering mengalami mual muntah.

c. Hygiene prenatal

- Pasien mengatakan mandi 2x sehari dengan memakai sabun dan menyikat gigi
pada saat mandi.
2. Cairan

- Pasien mengatakan jumlah cairan yang diminum kadang-kadang keluar lagi karena
mual muntah yang dialami.

3. Nutrisi

- Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan semua makanan yang dimakan keluar
kembali karena muntah.

IV. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Lemah

1. Tanda-tanda vital

TD : 100/70 mmHg

RR : 20 x/i

Puls : 80 x/i

Temp : 370 c

2. Berat badan : 60 kg

Tinggi badan : 158 cm

3. Kulit

Warna : kuning langsat

Turgor : baik

Perlukaan : tidak ada perlukaan

4. Kepala

Rambut : hitam, penyebaran rata

Kulit kepala : bersih

5. Wajah
a. Mata

Konjungtiva : anemis

Sklera : tidak ada ikterik

Sekret : tidak ada

Lain-lain : mata tidak cekung

b. Hidung

Keadaan : bersih, simetris kiri kanan

Pengeluaran : tidak ada secret

c. Mulut

Keadaan : lembab

Bibir : simetris atas dan bawah

Rongga mulut : bersih

Gigi : lengkap dan bersih

d. Telinga

Keadaan : bersih, simetris kiri dan kanan

Pengeluaran : tidak ada

6. Leher

Pembesaran getah bening : tidak ada

Pembesaran kelenjar gondok : tidak ada

7. Abdomen

a. Pembesaran : terdapat pembesaran

b. Bentuk perut : membesar


c. Perlukaan : tidak ada

d. Jaringan parut : tidak terdapat jaringan parut

8. Ekstremitas

Ukuran kaki : simetris kiri dan kanan

Warna kuku : pink

Oedema : tidak ada

Varises di kaki : tidak ada

Refleks tungkai bawah : baik

A. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Faktor hormonal Ansietas

- Pasien mengatakan takut


kehilangan bayinya Faktor fisiologi
DO : Masalah psikologi karena
penyakit pasien
- Pasien tampak cemas

- Pasien tampak gelisah

- Pasien menangis jika mual


muntah
Distress emosional

Perasaan
bersalah,
ketidak- nyamanan dan
perasaan takut

Takut
kehilangan bayinya, cemas,
menangis, kurang istirahat
Ansietas

2. DS : Faktor hormonal Gangguan pola


istirahat tidur
- Pasien mengatakan tidak bisa Faktor fisiologi
istirahat dan tidur

DO : Masalah
psikologi karena penyakit
- Pasien tampak mengantuk pasien
- Pasien hanya tidur 5 jam dalam
sehari
Distres
- Pasien tampak sulit emosional
berkonsentrasi

Gangguan
istirahat tidur karena mual
muntah yang berlebih

3. DS : Faktor hormonal Resiko tinggi


perubahan
- Pasien mengatakan mengalami Faktor fisiologi nutrisi kurang
mual muntah. dari kebutuhan
tubuh
- Pasien mengatakan tidak nafsu Peningkatan
makan. kadar HCG
DO :

- Keadaan umum lemah Korpus luteum


terus mem-produksi estrogen-
- Pasien tampak pucat progesteron

- Pasien tampak muntah jika


makan Terjadi
perubahan pada saluran
- Pasien hanya menghabiskan ¼ gastrointestinal
porsi makanan yang disediakan

- Konjungtiva anemis
Mual muntah,
- Hb : 09,0 gr/dl pucat, anoreksia, konjungtiva
anemis
- BB : 60 kg

- TB : 158 cm Resiko tinggi


perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh

B. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan pasien


mengatakan takut kehilangan bayinya, pasien tampak cemas, pasien tampak gelisah, pasien
menangis jika mual muntah, pasien tampak kurang istirahat.
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan pasien
mengatakan tidak bisa tidur, pasien tampak mengantuk, Hb : 09,0, pasien hanya tidur 5 jam
dalam sehari.
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual/muntah ditandai dengan pasien mengatakan mengalami mual muntah, pasien tampak
pucat, pasien tampak muntah jika makan, hanya menghabiskan ¼ porsi makanan yang
disediakan, konjungtiva anemis, Hb : 09,0 gr/dl, conjungtiva anemis.

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Rencana Asuhan Keperawatan


No Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan
Tujuan/Kriteria hasil Intervensi

1. 06/07/2010 Ansietas berhubungan dengan Tujuan : Cemas 1. Awasi respon fisiologi 1. D


perubahan status kesehatan pasien d
ditandai dengan dapat 2. Catat petunjuk perilaku p
teratasi pasien dalam k
DS : mengekpresikan
Kriteria Hasil : cemas 2. I
Pasien mengatakan takut d
kehilangan bayinya - Pasien mengatakan 3. Berikan lingkungan i
bayinya akan baik- tenang untuk istirahat c
DO : baik saja
4. Berikan informasi yang 3. M
- Pasien tampak cemas dan - Pasien tampak rileks akurat dan jawab m
pusing dengan jujur k
- Mual muntah hilang
- Pasien tampak gelisah dan pasien tidak 5. Dorong orang terdekat 4. M
menangis lagi tinggal dengan pasien m
- Pasien menangis jika mual d
muntah - Pasien istirahat 6. Jelaskan prosedur dan
dengan tenang arti gejala-gejala 5. M
- Pasien tampak kurang hiperemesis m
istirahat gravidarum m
d

6. P
m
m
t

2. 06/07/2010 Gangguan pola istirahat tidur Tujuan : Pola 1. Tentukan siklus tidur 1. M
b/d proses penyakit d/d istirahat bangun yang normal y
tidur
DS : terpenuhi 2. Anjurkan tidur siang 1- 2. I
2 jam setiap hari dan k
- Pasien mengatakan tidak bisa Kriteria Hasil : 8 jam setiap tidur d
istirahat tidur i
- Istirahat tidur 3. Pantau kadar Hb
DO : terpenuhi 3. K
4. Rencanakan periode m
- Pasien tampak mengantuk - Hb normal istirahat adekuat b
- Hb : 09,0 mg/dl - Pasien tidur dengan 5. Pantau tanda vital 4. M
cukup setelah melakukan d
- Pasien hanya tidur 5 jam aktivitas p
dalam sehari
5. K
s
a
b

3. 06/07/2010 Resiko tinggi perubahan Tujuan : Kebutuhan 1. Timbang berat badan 1. K


nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi pasien dan pantau
tubuh berhubungan dengan pasien TTV
mual muntah ditandai dengan terpenuhi
2. Berikan makanan
DS : Kriteria Hasil : sedikit tapi sering dan
makanan kecil 2. M
- Pasien mengatakan - Mual muntah tambahan yang tepat
mengalami mual muntah berkurang/hilang
3. Pantau kadar Hb
DO : - Pasien tampak segar 3. M
4. Pertahankan masukan
- Pasien tampak pucat - Pasien cairan
menghabiskan
- Pasien tampak muntah jika semua makanan 5. Konsultasi dengan ahli
makan yang disediakan gizi dalam pemberian 4. M
diet
- Hanya menghabiskan ¼ porsi
makanan yang disediakan 6. Berikan terapy mual 5. B
muntah sesuai indikasi
- Konjungtiva anemis
6. A
- Hb : 09,0 gr/dl

D. Catatan Perkembangan

Nama Pasien : Ny. W

Umur : 33 Tahun

Diagnosa Medis : Hiperemesis Gravidarum

Hari/ No
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
Dx

Selasa, 08.15 1 1. Mengawasi respon fisiologi Tanggal 06-07-2010

06 Juli - Pasien kelihatan cemas Pukul 13.00 wib


2010 pasien gelisah dan takut
akan terjadi sesuatu pada S : Pasien mengatakan takut
bayinya kehilangan bayinya

2. Mencatat petunjuk perilaku O : - Pasien tampak cemas


pasien dalam
mengekpresikan cemas - Pasien tampak gelisah

- Pasien mengekpresikan - Pasien tampak kurang


cemas dengan cara
menangis istirahat

3. Menjelaskan penyebab dan A : Masalah ansietas belum


arti gejala-gejala dari teratasi
hiperemesis gravidarum
P : Intervensi dilanjutkan
- Misalnya menjelaskan
1. Berikan lingkungan
bahwa mual dan kadang-
tenang untuk
kadang muntah dapat
istirahat
terjadi pada kehamilan
dan akan hilang setelah 2. Pantau respon
kehamilan berusia 4 fisiologi
bulan
3. Dorong orang
terdekat tinggal
dengan pasien

4. Berikan informasi
yang akurat dan
jawab dengan jujur
Selasa, 10.15 2 1. Menentukan siklus tidur Tanggal 06-07-2010
yang normal
06 Juli 10.30 Pukul 14.00 wib
2010 - Pasien diberitahukan yang
09.30 baik untuk tidur yaitu : 8 S : Pasien mengatakan tidak
jam pada malam hari bisa istirahat tidur
13.00 dan 1-2 jam pada siang
hari O : - Pasien tampak
12.00 mengantuk
2. Menganjurkan tidur siang
1-2 jam setiap hari dan 8 - Hb : 09,0 g/dl
jam setiap tidur
- Pasien hanya tidur 5
- Pasien tidak tidur siang jam dalam sehari
dan tidur malam hanya 5
jam A : Masalah pola istirahat
tidur belum teratasi
3. Memantau kadar Hb
P : Intervensi dilanjutkan
- Hb : 09,0 g/dl
1.Menganjurkan tidur
4. Merencanakan periode siang 1-2 jam setiap
istirahat adekuat hari dan 8 jam setiap
tidur malam
- Pasien dianjurkan untuk
istirahat selama dirumah 2. Memantau tanda-tanda
sakit. vital

5. Memantau tanda-tanda
vital

- TD : 100/70 mmHg

- RR : 20 x/i

- Puls : 80 x/i

- Temp : 370 c

Selasa, 08.00 3 1. Menimbang BB pasien Tanggal 06-07-2010

06 Juli 09.10 - BB : 60 kg Pukul 14.30 wib


2010
09.30 2. Mempertahankan masukan S : Pasien mengatakan
cairan mengalami mual
09.35 muntah
- Memasang infus RL 30
12.20 tts/menit + drip O : - K/U : lemah
neorobion
13.00 - Pasien tampak muntah
3. Memantau kadar Hb jika makan
- Hb : 09,0 g/dl - Pasien hanya
menghabiskan ¼ porsi
4. Konsultasi dengan ahli gizi yang disediakan
dalam pemberian diet
- Hb : 09,0 g/dl
- Diet MII
- Conjungtiva anemis
5. Memberikan makanan
sedikit tapi sering A : Masalah resiko tinggi
nutrisi belum terjadi.
- Pasien makan diet MII
dan menghabiskan ¼ P : Intervensi dilanjutkan
porsi yang disediakan
1.Mempertahankan
6. Memberi injeksi bolus masukan cairan
sesuai indikasi
2. Memantau kadar Hb
- Tomit 1 amp/8 jam
3. Memberikan
- Ranitidine 1 amp/ 8 jam makanan sedikit tapi
sering

4. Memberi teraphy

5. Menimbang BB

Rabu, 08.15 1 1. Memantau respon fisiologi Tanggal 07 Juli 2010

07 08.25 - Cemas pasien berkurang Pukul 13.00 wib


Juli2010 dan yakin bayinya akan
08.40 selamat S : Pasien mengatakan
setelah mendapat
2. Mendorong orang terdekat informasi yang akurat
untuk tinggal dengan rasa takut dan cemasnya
pasien berkurang

- Pasien ditemani oleh O : - Pasien tampak tenang


suami dan anaknya
- Pasien tampak rileks
3. Memberikan informasi
yang akurat dan jawab - Pasien istirahat dengan
dengan jujur tenang

- Misalnya menjelaskan A : Masalah ansietas teratasi


kapan terjadi mual
muntah, yaitu gejala mual P : Intervensi dihentikan
muntah kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama
10 minggu
- Memberi kesempatan
pada klien untuk
mendapatkan
informasi

Rabu, 11.00 2 1. Menganjurkan pasien tidur Tanggal 07-07-2010


siang 1-2 jam setiap hari
07 Juli dan 8 jam setiap tidur Pukul 14.00 wib
2010 malam.
S : - Pasien mengatakan
- Pasien tidur siang 1 jam istirahatnya sudah
dan tidur malam 6 jam bisa dan malam tidur
dengan nyenyak
2. Memantau tanda-tanda
vital O : - Pasien tampak segar

- TD : 110/78 mmHg - Hb : 11,0 g/dl

- RR : 20 tts/i - Pasien tidur malam 6


jam
- Puls : 80 i
- TTV
- Temp : 370 c
TD : 110/80 mmHg

RR : 20 x/i

Puls : 80 x/i

Temp : 370c

A : Masalah pola istirahat


tidur teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

1.Menganjurkan pasien
tidur siang 1-2 jam
setiap hari dan 8
jam pada malam
hari

2. Memantau tanda-
tanda vital

Rabu, 08.00 3 1. Menimbang BB pasien Tanggal 07-07-2010

07 Juli 09.20 - BB : 60 kg Pukul 14.30 wib


2010
10.10 2. Memantau kadar Hb S : Pasien mengatakan mual
muntahnya sedikit
12.15 - HB : 11,0 g/dll berkurang

13.00 3. Mempertahankan masukan O : - K/U : lemah


cairan
- Pasien tampak pucat
- Mengganti IVFD Dex 5%
30 tts/menit + drip - Hb : 11,0 g/dl
neurobion
- Mual muntah
4. Memberikan makanan berkurang
sedikit tapi sering
- Pasien menghabiskan
- Diet MII pasien ½ porsi makanan yang
menghabiskan ½ porsi disediakan
dari makanan yang
disediakan A : Masalah resiko tinggi
nutrisi belum terjadi.
5. Memberikan terapy injeksi
bolus P : Intervensi dilanjutkan

- Tomit 1 amp/8 jam 1. Memberikan diet


pada pasien
- Ranitidine 1 amp/8 jam
2.Mempertahankan
masukan cairan

3. Menimbang BB
pasien

4. Memberikan terapy

Kamis, 10.00 1 1. Menganjurkan pasien tidur Tanggal 08-07-2010


siang 1-2 jam setiap hari
08 Juli 12.00 dan 8 jam pada malam hari Pukul 13.00 wib
2010
13.15 - Pasien tidur siang 1-2 jam S : - Pasien mengatakan
dan tidur malam 8 jam tidurnya nyenyak
13.30
2. Memantau tanda-tanda - Pasien mengatakan
vital istirahat tidurnya
terpenuhi
- TD : 100/80 mmHg
O : - Istirahat tidur pasien
x
- RR : 20 /i terpenuhi

- Puls : 84 x/i - Hb : 11,0 g/dl

- Temp : 36,80 c - Pasien tampak segar

3. Mengajukan pertanyaan A : Masalah pola istirahat


dan menjawab pertanyaan tidur teratasi
dengan jujur P : Intervensi dihentikan

4. Memberikan lingkungan - Pasien ACC pulang


tenang untuk istirahat

Kamis, 08.00 1 1. Menimbang BB pasien Tanggal 08-07-2010

08 Juli 08.50 - BB : 60 kg Pukul 14.00 wib


2010
12.15 2. Mempertahankan masukan S : Pasien mengatakan mual
cairan muntahnya tidak ada
13.00 lagi
- Mengganti infus RL 20
13.15 tts/i + drip neurobion O : - Pasien tampak segar

3. Memberikan diet pada - Pasien menghabiskan


semua makanan yang
- Diet MB, pasien disediakan
menghabiskan
semuamakanannya - Hb : 11,0 g/dl

4. Memberikan terapy injeksi A : Masalah nutrisi tidak


bolus terjadi

- Tomit 1 amp/8 jam P : Intervensi dihentikan

- Ranitidine 1 amp/8 jam - Pasien ACC pulang

5. Mengaff infus

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas lebih rinci tentang pembahasan pada bab II dan bab III
mengenai kesenjangan pada persamaan Asuhan Keperawatan yang penulis laksanakan pada Ny. W
dengan hiperemesis gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
H. Yuliddin Away Tapaktuan. Mulai tanggal 06 Juli 2010 sampai 08 Juli 2010 penulis sesuaikan
dengan tahap-tahap proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).
Adapun pengkajian kasus pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum didapatkan data pada
pengkajian sirkulasi : didapatkan data TD : 100/70 mmHg, pada integritas ego : didapatkan data
kecemasan dan ketakutan, pada makanan/ cairan : didapatkan data adanya gangguan pada
makan dan mual muntah pada keamanan : didapatkan data adanya kekurangan nutrisi
pascanatal dan temp 370c., pada seksulitas : tidak terdapat adanya gangguan, pada interaksi
sosial : didapatkan data adanya rasa bersalah. Pada penyuluhan/pembelajaran : didapatkan data
ketidaktahuan tentang penyakit.

Sedangkan pada landasan teoritis pada pasien hiperemesis gravidarum, data pada sirkulasi :
didapatkan adanya hipertensi dan perdarahan, pada integritas ego : dapat mengekpresikan
perasaan tidak adekuat, pada makanan/cairan : didapatkan penambahan berat badan mungkin
tidak sesuai dengan masa gestasi dan adanya gangguan pola makan, pada keamanan : adanya
infeksi, adanya gangguan kejang dan kekurangan stimulasi/nutrisi pascanatal, pada seksualitas :
didapatkan adanya aborsi, kematian janin dan abnormalitas kromosom, pada interaksi sosial :
adanya pernikahan antar keluarga dan rasa bersalah, pada penyuluhan/pembelajaran :
didapatkan data adanya penyimpangan genetik, latar belakang etnik pada resiko penyimpangan
khusus dan penggunaan obat (Doengoes, 2001).

Dari uraian pengkajian didapatkan persamaan data pada pengkajian intehritas ego : dapat
mengekpresikan perasaan kecemasan dan ketakutan, pada makanan : didapatkan adanya
kekurangan nutrisi pascanatal, temp 370c, pada interaksi sosial : didapatkan data adanya rasa
bersalah sedangkan kesenjangan yang penulis dapatkan pada sirkulasi : dimana di tinjauan
teoritis didapatkan adanya hipertensi dan perdarahan, sedangkan pada pengkajian sirkulasi TD :
100/70 mmHg, pada seksualitas : di tinjauan teoritis didapatkan adanya aborsi. Kematian janin
dan abnormalitas kromosom sedangkan pada pengkajian tidak terdapat adanya gangguan, pada
penyuluhan/pembelajaran didapatkan data adanya penyimpangan genetik, latar belakang etnik
pada resiko penyimpangan khusus pada penggunaan obat sedangkan di pengkajian didapatkan
data ketidaktahuan penyakit.

Dari pengkajian yang penulis lakukan tidak semua yang terdapat pada landasan teoritis terdapat
juga dilandasan kasus karena penulis menyesuaikan dengan prioritas masalah yang dijumpai
pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum.

Vous aimerez peut-être aussi