Vous êtes sur la page 1sur 14

IDENTITAS USULAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Hydroxy Propyl


Methyl Celulose sebagai Gelling Agent terhadap
Stabilitas Fisik Emulgel Rebusan Herba Pegagan
(centella asiatic L)
2. Tim Peneliti :

No Nama Jabatan Bidang Asal Alokasi


Keahlian InstitusiWaktu
(Jam/Minggu)
1 Zainul Islam, M. Farm., Apt. Ketua Farmakologi UHAMKA 8 jam/minggu
Pengusul
2 Fahjar P, M. Farm., Apt. Anggota Teknologi UHAMKA 8 jam/minggu
Pengusul Farmasi

3. Objek penelitian : Evaluasi Fisik Emulgel Rebusan Herba Pegagan


(Jenis material yang akan diteliti) (Centella asiatica L)

4. Masa Pelaksanaan : 6 bulan


Mulai : September 2017 selesai : Januari 2018
5. Usulan Biaya : Rp. 8.500.000,-
(Terbilang) ( Delapan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

6. Lokasi Penelitian : LAB TEKN. STERIL FFS UHAMKA

7. Instansi lain yang terlibat :-

8. Temuan (Produk) : EMULGEL REBUSAN HERBA PEGAGAN


yang di Targetkan
9. Kontribusi mendasar : Teknologi Farmasi - Farmakologi
pada suatu bidang Ilmu
10. Rencana Luaran yang : Jurnal Nasional Terakreditasi
menjadi sasaran
11. Rencana Luaran HKI, :-
Buku, purawarupa

v
vi
PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYDROXY PROPYL
vii
METHYL CELLULOSE (HPMC) SEBAGAI GELLING AGENT
TERHADAP STABILITAS FISIK EMULGEL REBUSAN HERBA PEGAGAN
(Centella asiatica. L)

Zainul Islam 1) Fahjar Prisiska 2)


Fakultas Farmasi dan Sains
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

ABSTRAK

Herba pegagan (Centella asiatica L.) merupakan bahan alam yang mempunyai khasiat
sebagai anti aging atau anti penuaan dini yang alami. Herba pegagan mengandung senyawa
asiaticosida dan glycoside madecassoside yang berguna sebagai anti penuaan dini atau anti
aging. Pada penelitian ini ekstrak herba pegagan dibuat emulgel yang memiliki daya sebar
baik pada kulit, mudah dicuci dengan air dan teksturnya lebih lembut dengan menggunakan
Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) sebagai gelling agent. HPMC merupakan polimer
turunan selulosa yang dapat menghasilkan gel yang memenuhi persyaratan farmasetika.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetaahui pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC
terhadap sifat fisik emulgel.
Emulgel ekstrak herba pegagan dibuat dalam 4 formula dengan konsentrasi HPMC
yang berbeda-beda yaitu: 3,5, 4, 4,5 , dan 5,0%. Tiap formula dievaluasi selama 6 minggu
meliputi uji organoleptik, uji pH, homogenitas, viskositas, penyimpanan pada dua suhu
(freeze thaw).
Hasil analisa statistik Kolmogorov-Smirnov terhadap data viskositas adalah normal,
kemudian dilanjutkan dengan uji ANAVA satu arah diperoleh p = 0.000 (p < 0.05) maka
terdapat perbedaan viskositas yang bermakna, dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD dihasilkan
terdapat perbedaan bermakna pada setiap formula. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
peningkatan HPMC dapat meningkatkan stabilitas fisik emulgel pegagan.

Kata kunci: Emulgel, HPMC, Kestabilan Fisik

ABSTRACT
Herb gotu kola (Centella asiatica L.) is a natural material that has efficacy as an
anti-aging or anti-aging is natural. Herb gotu kola containing compounds and glycoside
madecassoside asiaticosida useful as an anti-aging or anti-aging. In this research, gotu
kola herb extracts prepared emulgel that has a good spread on the skin, easily washed
with water and softer texture using Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) as a
gelling agent. HPMC is a cellulose derivative polymer gel that can produce that meets
the requirements of Pharmaceutical. Research is underway to increase the concentration
of HPMC mengetaahui influence on the physical properties emulgel.
Emulgel herb gotu kola extract made in the formula 4 with a concentration of
HPMC is different: 3.5%, 4.0%, 4.5% and 5.0%. Each formula was evaluated for 6
weeks include organoleptic test, pH test, homogeneity, viscosity, the storage at two
temperatures (freeze thaw).
The results of Kolmogorov-Smirnov statistical analysis of the data is the viscosity
of the normal followed by a one-way test ANAVA obtained p = 0.000 (p <0.05), there is
a significant difference in viscosity, followed by Tukey-HSD test produced there are
significant differences in each formula. Therefore we can conclude that the increase in
HPMC may increase the physical stability emulgel gotu kola.

Key words: Emulgel, HPMC, Physical Stability

viii
PENDAHULUAN air, dan teksturnya lebih lembut (1).
Emulgel memiliki keunggulan
Pegagan atau Centella asiatica L. dibandingkan sediaan gel karena
termasuk ke dalam famili tumbuhan terdapatnya 2 fase minyak didalamnya
umbelliferae atau apibiaceae. Dikenal maka obat akan melekat cukup lama di
sebagai rumput kaki kuda, antanan gede, kulit, teksturnya yang lebih lembut,
panegowang atau kisu-kisu. Pegagan merupakan sediaan yang mudah dicuci
mengandung senyawa Asiaticoside, dengan air, memiliki daya sebar dan
thankuniside, isothankuniside, stabilitas yang baik .
(1)
rnadecassoside, brahmoside, Hydroxypropyl Methylcellulose
brahminoside, brahmic acid, madasiatic (HPMC) merupakan polimer turunan
acid, meso-inositol, centellose, selulosa yang dapat menghasilkan gel
carotenoids, garam-garam mineral seperti yang netral, jernih, tidak berwarna tidak
garam kalium, natrium, magnesium, berasa, dan punya retensi yang baik
kalsium, besi, vellarine (campuran antara terhadap serangan mikroba serta
damar dan minyak terbang) dan zat semak memberikan kekuatan film yang baik bila
dan tanin. Pegagan dapat digunakan untuk mengering pada kulit.
kecantikan dan bisa juga digunakan Pada penelitian sebelumnya
sebagai anti aging, hal ini telah di buktikan sediaan yang dibuat adalah dalam bentuk
oleh Bonte dan kawan-kawan dalam krim. Pembuatan sediaan emulgel anti
penelitian mereka yaitu pada kultur aging dari rebusan herba pegagan
fibroblast wanita yang berusia 50 tahun. (Centella asiatica L.) merupakan suatu
Penggunaan herba pegagan secara empiris upaya dalam menemukan sediaan yang
yaitu 10-15g pegagan segar atau 2,0-4,0g baru dan merupakan pengembangan dari
pegagan kering yang kemudian ditumbuk bentuk krim. Penelitian ini dimaksudkan
dan direbus sampai kental kemudian untuk melihat pengaruh peningkatan
ditempelkan pada bagian yang sakit, konsentrasi rebusan herba pegagan
dimana kandungannya yang dapat terhadap sifat fisik dan kimia sediaan
membuat herba pegagan sebagai antiaging emulgel yang dihasilkan yang
adalah suatu glicosida triterpenoid yang menggunakan HPMC sebagai gelling
umumnya dikenal sebagai asiaticoside agent.
yang dapat meningkatkan sintesis colagen Pola penelitian yang akan
tipe I yaitu 25-30% dalam waktu 24 jam dilaksanakan dimulai dari pengumpulan
dan glicoside madecassoside yang dapat dan penyediaan bahan penelitian, dimana
meningkatkan kolagen tipe III dalam bahan yang digunakan dalam penelitian ini
waktu 72 jam. adalah rebusan herba pegagan (Centella
Emulgel merupakan sediaan dua asiatica L.) yang diperoleh dari Balai
fase yang terdiri dari molekul organik yang Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
merupakan fase besar yang berpenetrasi (BALITRO) Bogor, bahan pembuat
dalam air dan fase kecil emulsi minyak emulgel diperoleh dari Pedagang Besar
yang dibuat dengan penambahan bahan Farmasi (PBF).
pengembang (gelling Proses selanjutnya pemeriksaan
(1)
agent) . Emulgel merupakan rebusan meliputi identifikasi senyawa
pengembangan dari bentuk sediaan gel. rebusan dan uji organoleptis rebusan yang
Emulgel yang digunakan yaitu gel yang dilanjutkan dengan penyusunan formulasi
mengandung emulgator hidrofil yang sangat emulgel. Evaluasi stabilitas fisik pada
cocok untuk dipakai pada kulit dengan sediaan emulgel bisa dilakukan secara
(2)
fungsi kelenjar lemak yang berlebihan . visual seperti pewarnaan, homogenitas,
Emulgel memiliki daya sebar yang baik pada konsistensi daya sebarnya, dan tahap
kulit, mudah dicuci dengan pemisahan.

ix
← Rebusan yang telah dilarutkan
METODE PERCOBAAN dengan propilenglikol sisa ditambah
massa 4 (fase emulsi) dicampur,
Bahan kemudian aduk hingga homogen.
(massa 6)
Bahan penelitian yang digunakan adalah ← Massa 5 ditambahkan massa 6
herba pegagan, paraffin liq,tween 80, span sedikit demi sedikit sambil diaduk
80, propilenglikol, methyl paraben, propyl hingga homogen.
paraben, na.metabisulfit, aq.dest. ← Cukupkan dengan aquadest hingga
100 ml.
Formula emulgel
← Amati sediaan emulgel dari
Formula emulgel ditunjukkan pada berbagai konsentrasi HPMC.
tabel 1.
Evaluasi emulgel
Tabel 1. Formula gel
1. Pemeriksaan organoleptis sediaan
Bahan Jumlah (%) emulgel
F1 F2 F3 F4 Pemeriksaan dilakukan dengan
Rebusan Herba mengamati warna, bentuk, dan bau
Pegagan 3 3 3 3 sediaan emulgel yang dilihat secara
HPMC 3,5 4,0 4,5 5,0 visual dan diamati selama 6 minggu
Parafin Liquidum 10 10 10 10 pada suhu kamar.
2. Pemeriksaan homogenitas
Tween 80 1,44 1,44 1,44 1,44
Emulgel dioleskan pada kaca
Span 80 0,56 0,56 0,56 0,56
objek, ditutup dengan cover glass,
Propilenglikol 10 10 10 10 diamati dengan penglihatan mata,
Metil Paraben 0,18 0,18 0,18 0,18 dilihat apakah homogen dan
Propil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 permukaannya halus atau tidak dan
Natrium Metabisulfit 0,01 0,01 0,01 0,01 selama 6 minggu pada suhu kamar.
Aqua ad 100 100 100 100 3. Uji viskositas
Uji viskositas ditentukan dengan
menggunakan viskometer Brookfield,
Pembuatan emulgel sediaan dimasukkan pada wadah,
A. Fase emulsi kemudian pada spindle nomor 4 dari
viskometer dicelupkan kedalamnya
← Span 80 dilarutkan dalam parafin
sampai garis tanda batas yang ada pada
liquid aduk hingga homogen (massa 1).
Na-metabisulfit dilarutkan dalam aquadest spindel lalu dinyalakan sampai spindle
sisa perhitungan kemudian dicampurkan berputar dan diatur kecepatannya dari
dengan Tween 80 (massa 2). Metil paraben 30 rpm, 50 rpm, 60 rpm, 100 rpm, dan
dan Propil paraben kembali 60 rpm, 50 rpm, dan 30 rpm.
dilarutkandalamsebagian propilenglikol Hasil pembacaan skala dicatat
masing-masing (1:5) dan (1:4) (massa 3). untuk menghitung viskositasnya
Fase minyak (massa 1) dan fase air (massa 4. Pemeriksaan pH
2, massa 3) dipanaskan terpisah pada suhu Pemeriksaan pH dilakukan
70-80 ºC, kemudian fase minyak dicampur menggunakan pH meter dengan
dengan fase air diaduk hingga homogen mengkalibrasi pH meter menggunakan
dan diperoleh pada suhu kamar. (massa 4) elektroda yang dicelupkan dalam
a. Fase Gel larutan dapar fosfat pH 7,0, bersihkan
Hidroxypropyl Methylcellulose (HPMC) kemudian dicelupkan dalam dapar
didispersikan sedikit demi sedikit dalam fosfat pH 4,0, bersihkan. Ukur pH
air, aduk hingga terbentuk gel yang sediaan dengan cara mencelupkan
homogen, diamkan sampai terbentuk gel elektroda pada pH meter dalam sediaan,
yang jernih. (massa 5) amati dan catat pH yang tertera pada
alat.

b. Fase gabungan
5. Uji Pemisahan fase peningkatan konsentrasi Hydroxypropyl
a. Metode uji sentrifugasi Methylcellulose (HPMC) 3,5%, 4,0%,
Sebanyak 4,0 gram sediaan 4,5%, dan 5,0%.
ditimbang dan dimasukkan ke dalam Hasil pengamatan organoleptik pada
tabung kemudian disentrifugasi dengan warna diperoleh menunjukkan F1
kecepatan 3750 rpm selama 5 jam berwarna coklat tua, sementara pada F2,
secara bertahap dan diamati terjadi F3, dan F4 berwarna Coklat muda.
pemisahan setelah pembuatan. Semakin besar konsentrasi gelling agent
b. Uji freeze thaw(15) yang ditambahkan maka warna coklat
Siklus pemisahan fase dengan semakin lemah dan baunya pun akan
metode freeze thaw pada emulgel semakin berkurang. Kemudian pada
dilakukan penyimpanan pada suhu 4oC pemeriksaan pertumbuhan jamur tidak
o ditemukan.
dan 45 C, sebanyak masing-masing 4,0
Hasil pengamatan homogenitas dan
gram dari sediaan emulgel dimasukkan
ke dalam 8 vial, 4 vial untuk kontrol lapisan sediaan emulgel rebusan herba
disimpan pada suhu normal dan 4 vial pegagan selama 6 minggu pada suhu
untuk siklus freeze thaw. Kemudian vial kamar menunjukkan bahwa pada sediaan
ditutup dan disimpan selama 3 hari pada formula ke-4 tidak terbentuk lapisan pada
suhu 4oC diamati perubahan sediaan homogen selama batas
organoleptisnya. Setelah penyimpanan penyimpanan, tetapi pada formula ke-1,
o
pada suhu 4 C sediaan disimpan pada formula ke-2, dan formula ke-3 terbentuk
lapisan minyak pada permukaan sediaan
suhu 45 oC selama 3 hari, amati
perubahan organoleptisnya. Siklus ini dan sediaan menjadi tidak homogen.
dilakukan pada 3 siklus penyimpanan. Pemisahaan yang terjadi karena
konsentrasi pada HPMC yang rendah.
Analisa Data Sehingga air yang terjerat atau yang terikat
pada polimer sedikit dan menyebabkan
Berdasarkan data hasil pengamatan tidak terjadinya ikatan yang kuat antara
uji viskositas yang diperoleh pada setiap fase gel, fase emulsi dan ekstrak. Selain
formula dianalisis menggunakan uji itu fase emulsi globul-globul minyak
analisa varian (ANAVA) satu arah dan sudah tidak dikelilingi oleh lapisan
adanya perbedaan maka dilanjutkan pengemulsi dan minyak akan lebih
dengan uji Tuckey-HSD. cenderung untuk bergabung. Rusaknya
lapisan pengemulsi juga menjadi penyebab
HASIL DAN PEMBAHASAN pecahnya pada sediaan formula ke-1,
formula ke-2 dan formula ke 3.
Herba pegagan merupakan salah satu Hasil pemeriksaan pH pada sediaan
tanaman yang secara empiris telah formula 1,2,3 dan 4 menunjukkan terjadi
digunakan untuk kecantikan dan bisa peningkatan dan penurunan secara
digunakan sebagai anti penuaan dini. penyimpanan.Pada ke empat formula
Herba pegagan mengandung mengalami penurunan selama
asiaticosida dan glicoside madecassoside penyimpanan. Hal ini disebabkan karena
yang berguna sebagai anti penuaan adanya interaksi antar zat masing-masing
dini.Pemanfaatan herba pegagan belum dan kondisi penyimpanan, namun masih
dilakukan secara optimal karena belum berada dalam rentang pH kulit normal
diformulasikan menjadi bentuk sediaan yaitu pada rentang 4,5 hingga 6,5.
yang praktis, efisien dan nyaman Pada uji pemisahaan fase dengan
digunakan. sentrifugasi, terlihat pada formula 1 dan 2
Kestabilan fisik emulgel ekstrak terjadi pemisahaan ini disebabkan oleh
herba pegagan diamati dari pengamatn tidak stabilnya ikatan yang berbentuk
organoleptis, homogenitas, viskositas, pH antara globul minyak yang terdispersi
dan uji freeze thaw selama 6 minggu. dengan air karena adanya guncangan yang
Pengamatan fisik ini bertujuan untuk cepat, berbeda dengan formula 3 dan 4
mengetahui apakah pada penyimpanan tidak tejadi pemisahan karena ikatan antara
selama 6 minggu pada suhu kamar dapat globul minyak yang terdispersi pada fase
mempengaruhi sifat fisik sediaan pada
air stabil dan membentuk struktur yang air menjadi menyempit dan akan memaksa
lebih kompak. fase padat untuk berdekatan sedangkan
Penyimpanan sediaan pada siklus pada penyimpanan kondisi thaw kristal es
freeze thaw dilakukan untuk melihat akan mencair membentuk suatu lapisan
pengaruh suhu terhadap pemisahan fase yang terpisah dari fase padatnya.
emulgel selama penyimpanan dengan suhu Berdasarkan hasil pengukuran
yang berbeda yaitu siklus freeze pada suhu viscositas dapat diketahui semakin besar
4oC dan siklus thaw pada suhu 45oC. konsentrasi Hydroxyl propyl Methyl
Pengamatan dilakukan selama 3 siklus Celullose (HPMC) sebagai Gelling Agent
hasil pengamatan pada formula 1 dan dapat meningkatkan viskositas sediaan
formula 2 terjadi perubahan pada thaw, emulgel rebusan herba pegagan. Pada F1,
siklus ke-2, dan pada formula 1 mengalami F2, F3, dan F4 diperoleh nilai viscositas
perubahan freeze dan thaw dan pada yang pada setiap formulanya memiliki
formula 2 terjadi perubahan pada thaw, konsistensi kekentalan yang berbeda,
siklus ke-3, sedangkan pada formula ke-3 semakin tinggi konsentrasi gelling agent
dan ke-4 tidak mengalami perubahan. Hal maka semakin kental.
ini terjadi karena formula pada konsentrasi Berdasarkan pengamatan kenaikan
gelling agent rendah memiliki konsistensi viskositas pada sediaan disebabkan oleh
emulsi yang tinggi, pada emulsi suhu yang peningkatan konsentrasi HPMC. Semakin
ekstrim dapat menyebabkan emulsi tinggi konsentrasi HPMC yang digunakan
menjadi kasar dan coalensi dimana maka semakin banyak molekul-molekul
terbentuk globul yang besar naik ke yang saling berdekatan dan mengakibatkan
permukaan atau turun ke dasar dan daya kohesivitas pun akan semakiin besar
membentuk lapisan yang tebal yang akan dari pada daya adhesivitasnya.
diikuti dengan breaking yaitu pemisahaan Hasil analisa pengamatan viskositas
fase terdispersi dari fase kontinu, diperoleh data yang normal dengan nilai
prosesnya irreversible karena lapisan signifikan > 0,05 pada uji Kolmogorv –
emulgator yang mengelilingi caoran sudah Smirnov maka Ho diterima atau data-data
tidak ada(2). Penyimpanan pada kondisi tersebut terdistribusi normal dan
freeze menyebabkan rata-rata ukuran memenuhi syarat untuk dilakukan
globul meningkat. Akan tetapi pada pengujian parametik, kenudian dilanjutkan
peningkatan suhu yaitu pada kondisi thaw pada uji homogenitas diperoleh nilai
akan terjadi menurun ukuran globul. Hal signifikan yaitu > 0,05 maka data
ini terjadi karena pada saat fase air yang viskositas dinyatakan homogen,
disimpan pada kondisi freeze akan dilanjutkan pada ANAVA, diperoleh p =
membentuk kristal es sehingga ruang fase 0.000 (p<0,05) maka terdapat perbedaan
bermakna pada tiap formula, maka dapa
RINGKASAN

Herba pegagan (Centella asiatica L.) merupakan bahan alam yang mempunyai khasiat
sebagai anti aging atau anti penuaan dini yang alami. Herba pegagan mengandung senyawa
asiaticosida dan glycoside madecassoside yang berguna sebagai anti penuaan dini atau anti
aging. Pada penelitian ini ekstrak herba pegagan dibuat emulgel yang memiliki daya sebar
baik pada kulit, mudah dicuci dengan air dan teksturnya lebih lembut dengan menggunakan
Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) sebagai gelling agent. HPMC merupakan polimer
turunan selulosa yang dapat menghasilkan gel yang memenuhi persyaratan farmasetika.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetaahui pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC
terhadap sifat fisik emulgel.
Emulgel ekstrak herba pegagan dibuat dalam 4 formula dengan konsentrasi HPMC
yang berbeda-beda yaitu : 3,5, 4, 4,5 , dan 5,0%. Tiap formula dievaluasi selama 6 minggu
meliputi uji organoleptik, uji pH, homogenitas, viskositas, penyimpanan pada dua suhu
(freeze thaw).

Kata Kunci : Herba pegagan, centella asiatica L

KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga pelaksanaan dan penyusunan Laporan Penelitian Pengembangan IPTEK (PPI)
dengan judul: “ PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL
METHYLCELLULOSE (HPMC) SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP
STABILITAS FISIK EMULGEL REBUSAN HERBA PEGAGAN (CENTELLA
ASIATICA L)” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Semoga dengan adanya
laporan ini menjadi bukti bahwa kegiatan kemitraan masyarakat merupakan penyaluran
kegiatan pengembangan kemampuan dosen dan tenaga pengajar UHAMKA serta bukti
kepedulian UHAMKA yang sangat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat.
Harapan kami semoga kegiatan yang telah dilaksanakan ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pelaksana dan peserta. Kami berharap dapat
memperbaiki bentuk maupun isi kegiatan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Laporan
ini kami akui masih banyak kekurangan, Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan
ini.

Wabillahi Taufiq Walhidayah


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 30 MEI 2018


Tim Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman

COVER ……………………………………………………………………………… i
NOTIFICATION LETTER JURNAL ………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………. iv
IDENTITAS USULAN PENELITIAN …………………………………………….. v
SURAT PERJANJIAN KONTRAK PENELITIAN ………………………………. vi
ARTIKEL PENELITIAN …………………………………………………………… viii
RINGKASAN PENELITIAN ………………………………………………………. xiii
BAB I. LATAR BELAKANG PENELITIAN ……………………………………… 1
BAB II. PERUMUSAN MASALAH ……………………………………………….. 3
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….. 4
A. Teori 4
1. Tanaman Pegagan 4
2. Kulit 5
3. Proses Penuaan Kulit 5
4. Emulsi 6
5. Gel 7
6. Emulgel 7
7. Stabilitas 9
8. Karakter bahan 10
B. Kerangka Berfikir 13
C. Hipotesa 14

BAB IV. TUJUAN PENELITIAN ………………………………………………… 15

BAB V. METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………….. 16


A. Metode Penelitian 16
B. Pola Penelitian 17
C. Analisa Data 19

BAB VI. JADWAL PENELITIAN ………………………………………………… 20


A. Tempat dan Waktu Penelitian 20
B. Jadwal Penelitian 20

BAB VII. PERSONALIA PENELITIAN ………………………………………….. 21

BAB VIII. BIAYA PENELITIAN …………………………………………………. 22

BAB IX. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………….. 24


A. Hasil Penelitian 24
B. Pembahasan 30

BAB X. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………. 40

DAFTAR PUSTAKA

Vous aimerez peut-être aussi