Vous êtes sur la page 1sur 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIAGNOSA


“HIPERTENSI”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5

ISRAEL A. SIMBAR

VELLIA VIRGINIA

NADIA N. PAOKI

VICKA PAPUTUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


2018
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau
90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).

B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1. Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut
juga Hipertensi Idiopatik.
Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial adalah :
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Riwayat keluarga
d) Obesitas
e) Serum lipid
f) Diet
g) Perokok
2. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal
Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya specifik diketahui seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiper aldesteronisme
sindrom chausing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.

C. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National
Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999
hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal < 130 < 85
b. Perbatasan 130 – 139 85 – 89
c. Hipertensi tingkat I 140 – 159 90 – 99
d. Hipertensi tingkat 2 160 – 179 100 – 109
e. Hipertensi tingkat > 180 > 110
3
D. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila
demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga
berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).
Fokus Intervensi
a. Fokus Intervensi Individu
Diagnosa 1 : Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik yang berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi,
pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko.
Intervensi :
1) Identifikasi faktor-faktor penyebab atau penunjang yang menghalangi.
2) Bangun rasa percaya dan kekuatan.
3) Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif.
4) Tingkatkan sikap positif keikutsertaan individu dan keluarga.
5) Jelaskan dan bicarakan :
a) Proses penyakit
b) Aturan pengobatan
c) Perubahan gaya hidup yang diperlukan
d) Metode untuk memantau kondisi
6) Jelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan kebutuhan belajar akan membutuhkan
waktu untuk integrasi.
7) Identifikasi rujukan atau layanan komunitas yang diperlukan untuk tindak lanjut.
Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral.
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring selama fase akut.
2) Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.
3) Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan rasa sakit
kepala, misalnya mengejan.
4) Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan.
b. Fokus Intervensi pada keluarga
Berikut ini intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan pada masalah
hipertensi sesuai dengan 5 tugas keluarga :
1. Mengenal masalah kesehatan
Intervensi :
a. Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensi
b. Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensi
c. Jelaskan pada keluarga mengenai macam-macam penyebab hipertensi
d. Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Intervensi :
a. Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani dengan tepat
b. Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat guna menangani hipertensi
c. Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
Intervensi :
a. Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensi
b. Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk hipertensi
c. Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikannya
d. Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga
4. Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
Intervensi :
Jelaskan tentang pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan keluarga di rumah
5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Intervensi :
a. Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan
untuk pengobatan hipertensi
b. Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas kesehatan
c. Beri reinforcement (+) atas minat keluarga.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

I. Identitas Umum Keluarga


A. Identitas kepala keluarga
Nama KK : Tn. G
Umur : 56 Tahun
Alamat : Dsn. Kademangan Ds. Kayan lor RT.01 RW.02
Pekerjaan KK : Wiraswasta
Pendidikan : SMA

Komposisi Keluarga
No Nama Umur L/P Hub. klg Pendidikan Pekerjaan
1 Tn. G 56 th L KK SMA Wiraswasta
2 Ny. S 54 th P Istri SMP Penjahit
3 Ny. S 70 th P Mertua SD -

B. Genogram

56
54
Tn. G
Ny. S

Keterangan:

Laki-laki. Perempuan.

Penderita TBC
Penderita Hipertensi.

Tinggal serumah.
C. Tipe Keluarga : Keluarga besar (Extended Family)
D. Suku Bangsa : Semua anggota keluarga berasal dari suku Jawa,dengan kultur budaya
Jawa.Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa “ngoko halus”. Tidak ada
pantangan dalam makanan atau hal-hal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan
budaya dan agama.
E. Agama : semua anggota keluarga beragama Kristen
F. Status Sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn.G termasuk keluarga dengan ekonomi tinggi dengan penghasilan 1.500,000
rupiah perbulan. Biaya makan tiap hari ± 20-30 ribu, listrik 80ribu. Memiliki perabotan
rumah tangga yang lengkap.
G. Aktivitas rekreasi keluarga: Kelurga Tn. G beraktivitas rekreasi dengan menonton TV
sambil bercengkrama, kalau ada waktu luang biasanya berkebun dengan istrinya
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Tn. G untuk saat ini berada pada tahap perkembangan
keluarga usia tua
b. Tugas perkembangan kelurga yang belum terpenuhi :
Tugas perkembangan keluarga pada usia tua yang belum terpenuhi adalah belum dapat me
modifikasi lingkungan kesehatan. Ini dapat diketahui dari pernyataan Ny. S bahwa Ny. S
suka makan asin dan berlemak.
c. Riwayat keluarga inti :
Dalam keluarga Ny. S menderita hipertensi dengan tekanan darah 180/100 mmHg dan
kadang-kadang merasa pusing.
d. Riwayat Kesehatan Sebelumnya:
Ny. S mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan dan tidak ada yang
menderita penyakit menular.
III. Pemeriksaan Fisik Keluarga
Pemeriksaan Tn. G Ny. S Ny.S
fisik
TD 130/100mmHg 120/80 mmHg 180/100 mmHg
N 86x/mt 84x/mt 72x/mt
RR 22x/mt 24x/mt 20x/mt
Rambut tidak ada ketombe, tidak ada ketombe, kulit Beruban, kulit
kulit kepala bersih, kepala bersih, tidak ada bersih, tidak ada
tidak ada luka luka luka
Konjungtiva Merah muda Merah muda Merah muda
Sklera Putih Putih Putih
Hidung Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada secret, Simetris, tidak
secret, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada ada sekret, tidak
tidak ada perdarahan perdarahan ada lesi, tidak
ada perdarahan
Telinga Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak
serumen, tidak ada serumen, tidak ada benda ada serumen,
benda asing asing tidak ada benda
asing
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir lembab, tidak Mukosa bibir
lembab, tidak sariawan, tidak ada lembab, tidak
sariawan, tidak ada perdarahan sariawan, tidak
perdarahan ada perdarahan
Leher Tidak ada Tidak ada pembesaran Tidak ada
pembesaran kelenjar kelenjar tiroid dan limfe pembesaran
tiroid dan limfe kelenjar tiroid
dan limfe
Dada: Bentuk dada Bentuk dada simetris Tidak Bentuk dada
Paru simetris adasuara nafas tambahan simetris Tidak
ada suara nafas Irama jantung teratur adasuara nafas
jantung tambahan ronchi tambahan
Irama jantung Irama jantung
teratur dan tampak teratur
jelas
Abdomen Datar, ada bising Datar, ada bising usus Datar, ada
usus14x/mt, tidak 15x/mt, tidak nyeri tekan, bising usus
nyeri tekan, suara suara perkusi timpani 13x/mt, tidak
perkusi timpani nyeri tekan,
suara perkusi
timpani
Ekstremitas Tidak edema, baik Tidak edema, baik Kaki sebelah
kanan lumpuh
Kulit Bersih, kuning, tidak Bersih, kuning, tidaktampak Kuning, bersih,
tampak keriput keriput danlembab tampak keriput
dan kering
Turgor kulit Lebih dari 1 detik Lebih dari 1 detik Lebih dari 1
detik
Keluhan Tidak ada Pusing pusing

IV. Pengkajian Lingkungan


a. Karakteristik rumah
Jenis bangunan rumah Ny. S bersifat permanent dengan ukuran 9 x 15 m2, dengan status
kepemilikan rumah pribadi, dengan lantai keramik yang terdiri dari 1 ruang tamu, 4 kamar tidur,
1 kamar mandi/WC (beserta septictank), 1 ruang makan dan 1 ruang dapur. Ventilasi rumah baik
dengan 1 jendela tiap ruangan, kecuali ruang tamu mempunyai 2 jendela, kondisi rumah bersih
dan tertata rapi. Pembuangan sampah ada dibelakang rumah dikubur dan di bakar, kondisi air
bening tetapi terdapat jentik. Tendon air dikuras ± 1-2 minggu sekali. Jarak sumber air dengan
pembuangan air limbah > 10m.
b. Karakteristik Lingkungan
Lingkungan rumah Tn. G mayoritas sebagai wiraswasta tiap pagi berangkat kerja dengan naik
sepeda. Tn. G sangat akrab dengan tetangga sekitar.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. G belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota keluarga yang sakit
biasanya diantar menggunakan transportasi sepeda motor atau angkutan untuk mencapai tempat
pelayanan kesehatan.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn G sering dikunjungi oleh anaknya. Dan kesempatan ini digunakan oleh keluarga
untuk saling bercerita dan bersenda gurau. . Hubungan keluarga Ny. S dengan tetangga tampak
baik dan harmonis. Tn. G kurang aktif dalam kegiatan di tempat tinggalnya.
e. System Pendukung Keluarga
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota yang lain memberikan
dorongan atau mengingatkan serta mengantar untuk berobat ke pelayanan kesehatan
(puskesmas). Jarak antara rumah Tn. G dengan tempat pelayanan kesehatan ± 500m.
V. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Dalam berkomunikasi sehari-hari Ny. S dan anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa dengan
komunikasi secara verbal. Dan kalau ada masalah dimusyawarahkan. Setiap anggota keluarga
menerima dan menghargai hasil keputusan terakhir. Akan tetapi pengambil keputusan adalah Tn.
G selaku kepala rumah tangga.
b. Struktur Peran
Peran formal : Tn. G mampu menjalankan perannya sebagai kepala keluarga, Ny. S juga mampu
menjalankan perannya sebagai Ibu rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah,
manager keuangan, bekerja juga sebagai penjahit kalau menerima pesanan
Peran Informal : setiap anggota keluarga berperan sebagai pendorong jika ada salah satu anggota
keluarga yang bermasalah, sebagai sahabat bagi semua anggota keluarga dan sebagai penghibur
apabila ada anggota keluarga yang sedang bersedih.
c. Nilai atau norma kel;uarga
Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota keluarga yang satu dengan
yang lain, mengormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny, S semua
anggota keluarga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, nilai yang ada
dikeluarga merupakan gambaran diri dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam
nilai. Keluarga Ny. S mempunyai persepsi bahwa penyakitnya sudah biasa dan tidak dirasakan
sehingga jarang kontrol.
VI. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Affektif
Keluarga Ny. S tampak sangat harmonis, antar anggota keluarga saling menghargai
dan menghormati. Tn. G menerapkan disiplin yang tinggi terhadap anaknya. Sehingga
menjadikan anaknya berhasil dalam pendidikannya dan sekarang bekerja diluar kota.
b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara anggota keluarga tampak baik dimana anaknya sering menjenguk
Ny. S sekeluarga. Tn. G menerapkan disiplin yang tinggi pada anaknya baik disiplin waktu
maupun disiplin dalam janji. Kluarga Tn. G mengikuti adat dan norma yang ada di
masyarakat.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Ny. S kurang mengenal masalah kesehatan dibuktikan dengan Ny. S sering
makan makanaan yang asin dan berlemak serta jarang control ke pelayanan kesehatan.
Keluarga Tn. G belum dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, hal
ini bisa dilihat bahwa Ny. S jarang kontrol.
Keluarga Ny. S kurang tahu bagaimana memodifikasi lingkungan kaitannya dengan pola
makan dalam keluarga tersebut.
Keluarga Ny. S jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada yaitu
Puskesmas, dokter swasta ataupun bidan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada pada
keluarga.
d. Fungsi reproduksi
Jumlah anak keluarga Tn. G ada tiga dan saat ini sudah berkerja semuanya. Ny. S tidak
ikut KB karena sudah lansia.
e. Fungsi ekonomi
Penghasilannya tiap bulan Tn.G 1.500.000 rupiah dan tidak ada sumber penghasilan yang
lain. Pakaian yang penting bersih. Keluarga Tn. G mempunyai rumah sendiri.
VII. Stress dan Koping Keluraga
a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Stresor pendek : Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah merasa ditinggal
oleh anak-anaknya. Kadang merasa sepi dan sendiri apabila anak-anaknya tidak datang
menjenguknya.
Stresor jangka panjang : Bagaimana jika tiba-tiba meninggal tetapi tidak ada anak
disampingnya.
b. Strategi koping yang di gunakan
Apabila ada masalah di selesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Dan dicari
jalan yang terbaik serta tidak lupa berdoa.
c. Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor
Keluarga tidak bisa apa-apa, hanya bisa menuggu anaknya datang. Dan mengusir
kesepiannya dengan bermain kerumah tetangga.
VIII. Harapan Keluarga
Harapan keluarga Tn G pada petugas kesehatan adalah Mendapatkan infornasi yang
berguna bagi kesehatan anggota keluarganya dan harapan pada puskesmas baik tapi kalau bisa
tarif berobat tidak naik.
IX. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Ny. S mengatakan tidak tahu Ketidakmampuan Resiko gg. perfusi
tentang penyakitnya. Namun sering keluarga mengenal jaringan
merasa nyeri kepala. Keluarga masalah kesehatan
merasa masalah ini merupakan hal
yang biasa.
Do : TD = 180/100 mmHg,
N : 72 x/mt, RR : 20 x/mt,

Ds : Ny. S mengatakan suka Ketidakmampuan Ketidak efektifan


makanan yanga asin dan berlemak. keluarga merawat penatalaksanaan
Apabila kambuh keluarga hanya anggota keluarga program terapeutik.
memberikan obat gosok dan Jarang yang sakit.
periksa ke pelayanaan kesehatan
Do : Makanan terasa asin Ny. S
jarang dan tidak mau periksa ke
pelayanaan kesehatan. TD : 180/ 100
mmHg, RR : 20 x/mt, N : 72 x/mt

X. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Ketidak efektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota kelurga yang sakit.
XI. Skoring
1. Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan
No kriteria skore bobot jumlah total pembenaran
1 Sifat masalah : 2 1 2/3 x 1 2/3 Apabila masalah yang dialami Ny.S
Ancaman berkelanjutan maka akan
kesehatan mengakibatkan suatu masalah yang
semakin fatal yaitu stroke

2. Kemungkinan 2 2 2/2 x1 1 Masalah dapat mudah diubah karena


masalah dapat dalam hal ini keluarga belum
diubah mengenal masalah dan jarang pergi
:Masalah ke YanKes sehingga diharapkan
mudah diubah dengan pendekatan yang baik dari
petugas bisa mengubah kebiasaan
diet makanannya dan dengan
bantuan peran serta anggota
keluarga
3. Potensi untuk 1 2 2/3 x 1 2/3
dicegah : Masalah belum berat walaupun Ny.S
cukup tidak merasakan keluhan apa-apa,
tetapi TD Ny.S apabila tidak
mendapatkan tindakan akan
4. Menonjolnya 0 1 0/1 X 1 0
masalah : Membahayakan
Masalah tidak Ny.S tidak merasakan keluhan apa-
dirasakan apa.Dan keluarga menganggap
masalah ini hal yang biasa
.

Jumlah 1 1/2

2. Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan


dengan ketidak tahuan kelurga dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
No Kriteria skor bobot Jumlah total pembenaran
1. Sifat masalah: 3 1 3/3 X 1 1 Masalah adalah actual sudah terjadi
actual untuk itu perlu tindakan perawatan,
sehingga tidak berdampak pada
masalah lain (stroke)

2. Kemungkinan 1 2 1/2 X 2 1 Masalah dapat dicegah untuk lebih


masalah dapat parah, dan membutuhkan peran serta
diubah: keluarga yang amat besar, dalam
sebagian merubah perilaku pemenuhan
nutrisi, ada tenaga kesehatan
yang akan membina.

3. Potensial untuk 2 1 2/3 X 1 2/3 Masalah belum berat, dan


dicegah: cukup membutuhkan waktu untuk
mengubah kebiasaan keluarga
Menonjolnya
4 masalah tidak 0 1 0 X1 0 Ny.S menganggap masalah
dirasakan Anggapan keluarga, bahwa masalah
HT ini adalah masalah yang biasa
dan oleh Ny.S tidak dirasakan

total 3 1/3

Prioritas masalah keperawatan


1) Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan
dengan ketidak tahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2) Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan
XII. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO. Tujuan / Kriteria
Rencana Tindakan Rasional
Dx Hasil
1 Setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling percaya, 1. Menciptakan
tindakan keperawatan kontrak dengan keluarga dan klien kerjasama ytang
selama 3 kali 2. observasi pengetahiuan kooperatif dengan klien
kunjungan diharapkan keluarga dank lien tentang dan keluarga
keluarga mampu hipertensi 2. Mengtahui
melaksanakan diit 3. Berti penjelasan klien tentang : sejauh mana
hipertensi dengan Pengertian hipertensi pengetahuan klien dan
kriteria hasil : Penyebab hipertensi menentukan intervensi
Klien Tanda dan gejala 3. Menambah
melaksanakan diit Akibat hipertensi pengetahuan klien
Klien tidak lagi Cara pencegahan hipertensi tentang hipertensi
makan makanan yang termasuk diit hipertensi 4. Ketaatan diit
dapat meningkatkan 4. Anjurkan klien untuk tidak mencegah terjadinya
tekanan darah naik. makan makanan peningkat serangan berulang
Pengetahuan tekanan darah 5. Mengetahui
meningkat 5. Anjurkan periksa ke perkembangan kesehatan
puskesmas / panti bila penyakit lebih lanjut
berlanjut
XIII. IMPLEMENTASI
No.
Tanggal Jam Implementasi Ttd.
Dx
0.9.30 I 1. Membina hubungan saling percaya dengan klien
(perkenalan identitas)
2. Kontrak dengan keluarga dan klien untuk pertemuan
akan datang

10.00 1. Observasi pengetahuan keluarga dan klien tentang


penyakitnya
2. Menyakan penyebab tekanan darah tingginya naik
lagi
3. Kontrak waktu pertemuan berikutnya untuk
memberikan penyuluhan tentang diit hipertensi
10.00
1. Memberikn penjelasan tentang :
Pengertian hipertensi
Penyebab hipertensi
Tanda dan gejala
Akibat hipertensi
Cara pencegahan hipertensi termasuk diit hipertensi
2. Menganjurkan klien untuk tidak makan makanan
yang dapat meningkatkan tekanan darahnya naik (seperti,
pete, jengkol, mengurangi makanan bersantan, makanan
asin dll).
3. Menganjurkan klien untuk periksa ke Puskesmas bila
penyakit berlanjut
XIV. EVALUASI
No.
Tanggal/jam Evaluasi Ttd
Dx
I S : Klien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya
O:
Klien dapat menjelaskan pengertian hipertensi
Klien akan berusaha menjalankan diit
Klien akan berusaha mengontrol penyakitnya

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi (1 s/d 6) lanjutkan keluarga pasien
http://rouhimmanis.blogspot.com/2012/11/askep-keluarga-dengan-hipertensi.html

Vous aimerez peut-être aussi