Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
B. Vitamin
1. Vitamin A
a) Sejarah vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama
ditemukan. Sejak 100 tahun SM, para dokter di Cina dan Mesir
melakukan penyembuhan dengan mengoleskan hati sapi pada
mata yang kemudian mengalami buta senja (dalam bahasa
Yunani ‘nuktalo’pia’). Seorang dokter romawi (25 tahun SM)
pertama-tama menggunakan istilah xeroftalmia. Penyakit ini
pada abad ke-19 banyak terdapat di Eropa dan hingga
sekarang di negara berkembang. Penyakit ini merupakan
penyakit defisiensi (kurang) gizi pertama yang diteliti oleh
Megadine pada tahun 1816 dengan memberikan makanan yang
hanya diberi gluten gandum, pati, gula, dan minyak zaitun pada
anjing percobaan.Pada tahun 1918, ditemukan sifat mengatur
pertumbuhan yang sama dari makanan yang mengandung
pigmen berwarna kuning berasal dari sayuran. Pada tahun 1928
karoten, salah satu pigmen berwarna kuning tumbuh-tumbuhan,
di identifikasi sebagai prekursor vitamin A. Istilah vitamin A
kemudian digunakan untuk menyatakan semua bentuk vitamin
tersebut yang merupakan sumber vitamin A. Pada tahun 1932
susunan kimia vitamin A diketahui. Pada tahun 1937 vitamin A
dapat diisolasi dari minyak hati halibut dalam bentuk kristal,
pada tahun 1974 vitamin A dapat di seintesis. Vitamin A
sekarang digunakan untuk fortifikasi berbagai macam pangan
dan sebagai suplemen. Vitamin A dinamankan retinol karena
fungsi spesifiknya dalam retina mata.
b) Sumber
Susu, hati, minyak ikan, sayuran hijau, kuning, buah-buahan
berwarna oranye atau hijau, (cabe merah, wortel, pisang,
pepaya, dan lain-lain)
c) Dampa kelebihan kekurangan
Kelebihan vitamin A Berperan dalam proses melihat, yaitu
pada proses fotokimia pada retina. Mencegah penyakit mata.
Baik untuk pertumbuhan sel, sistem kekebalan tubuh dan
reproduksi Serta menjaga kesehatan kulit. Perlindungan
terhadap infeksi. Vitamin larut dalam lemak.
Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkan resiko
anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran
pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena
campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
d) metabolisme
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat
dalam bentuk eter esensial retinil, bersama karotenoid bersama
lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus,
ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase
menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester
retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam
sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan
membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu
menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian
diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran
darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan
terbesar vitamin A dalam tubuh. Bila tubuh memerlukan, vitamin
A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh
Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati.
Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada
resepton permukaan membran yang spesifik oleh RBP. Retinol
kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian
diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan
RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi
sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
2. Vitamin B
Vitamin B terdiri dari 8 vitamin larut air yang berperan
penting dalam metabolisme sel. Biasa disebut vitamin B kompleks.
Vitamin B diperlukan untuk Menunjang dan meningkatkan laju
metabolisme. Mempertahankan kesehatan kulit dan tulang.
Meningkatkan sistem imun dan fungsi syaraf. Meningkatkan
pertumbuhan dan pembelahan termasuk sel darah merah sehingga
dapat mencegah anemi. Menurunkan resiko kanker pancreas.
Semua vitamin B larut air sehingga ekskresi yang berlebihan harus
diganti Vitamin larut dalam air.
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam
metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energy
saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh,
yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju
reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi.
Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B
ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit)
Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan
sayur-sayuran hijau.
Jenis-jenis vitamin B
a) VITAMIN B1 (Tiamin). Bentuk fosfat dari tiamin berperan dalam
berbagai proses dalam sel.
Sejara Vitamin B1 (Tiamin)
Pada abad ke-19 ditemukan penyakit beri-beri secara
edemis di Jepang, Cina, dan Asia Tenggara. Takaki (1906)
menunjukkan bahwa prnyakit ini pada pelaut Jepang dapat
dikurangi dengan menggantikan sebagian nasi putih yang
telah dimakan, dengan roti yang telah terbuat dari gandum.
Eykman (1897) di Batavia/Jakarta Indonesia mengamati
bahwa ayam yang makan sisa-sisa nasi putih dari penjara
mengalami kelemahan berat. Funk (1911) berhasil
mengisolasi faktor antiberi-beri dari dedek beras dan
memakannya vitamin. Jansen dan donat (1926) di
laboratorium Eykman berhasil mengisolasi bentuk kristal
Tiamin dan melakukan uji coba pada burung-burung..
Sumber : gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman
kacang-kacangan, hati, jantung, ginjal, otak, susu, kuning
telur, kulit ari beras, gandum, wortel, kedelai, biji buah
polong dan ragi.
Fungsi: Sebagai antineuritik karena digunakan untuk
membuat normal kembali susunan sayaraf, menjaga
kesehatan kulit.Koenzim untuk metabolisme energi
Membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang
diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Membantu
proses metabolisme protein dan lemak. Vitamin larut dalam
air.
Metabolisme
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus
mudah diserap kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa
usus thiamin diphosphorylasikan dengan pertolongan ATP
dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati. Thiamin
dieskresikan didalam urine pada keadaan normal, eskresi ini
parallel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi
defisien hubungan parallel ini tidak lagi berlaku.
Dampak
Akibat kekurangan vitamin B1, kulit akan mengalami
berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik.
Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan
saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf
b) VITAMIN B2 (riboflavin)
Sejarah Vitamin B2 (Riboflavin)
Ditemukan sebagai pigmen kuning kehijauaan yang bersifat
fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu pada tahun
1879 dan fungsi biologiknya baru ditemukan pada tahun
1932. Vitamin ini diseintesis pada tahun 1935 dan
dinamakan riboflavin.
Sumber: Susu, ginjal, hati, yeast, putih telur, ikan, daging,
bayam, biji-bijian kacang-kacangan, kedelai, asparagus,
avocado, kubis bunga, rumput laut, sayuran berdaun hijau,
tomat, dan selada air.
Fungsi: Menjaga kesehatan mata. Kulit, dan sistem saraf.
Riboflavin mudah diserap tubuh dan berperan terutama
sebagai kofaktor pada FAD dan FMN. Berperan pada
berbagai proses dalam sel dan metabolisme energi dari
karbohidrat, lemak, dan protein Vitamin larut dalam air
Metabolisme
Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut
didalam air, sehingga mudah diserap dari rongga usus
kedalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus,
riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan
pertolongan ATP dan sebagai FMN dialirkan melalui vena
portale kehati.
Dampak
Akibat kekurangan vitamin B2 akan menyebabkan menurunnya daya
tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan
sariawan.
c) VITAMIN B3 (Niasin)
Sejarah
Vitamin B3 Niasin erat kaitannya dengan penelitian
penyebab dan pengobatan pelagra, suatu penyakit yang
umum ditemukan di Spanyol dan Itali pada abad ke-18.
Pelagra di temukan pada negara-negara Amerika yang
makanan pokoknya adalah jagung. Goldbrger (1918)
menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan kekurangan zat
gizi yang dapat disembuhkan dengan memakan protein
bermutu tinggi. Elvehjem (1937) pelagra pada anjing
disebabkan oleh niasin. Goldsmith (1961) bila penduduk
makan jagung tanpa tambahan sumber protein bermutu
tinggi akan mengalami tanda-tanda pelagra.
Sumber: Roti, gandum, susu, daging ayam, ikan.
Fungsi: Berperan penting dalam metabolisme lipid, protein
dan metabolisme asam amino, untuk proses pencernaan
yang baik. Mempertahankan fungsi otak Vitamin larut dalam
air
Dampak
Akibat kekurangan vitamin B3 dapat menyebabkan tubuh
mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan,
muntah-muntah, dan mual.
e) VITAMIN B6 (Piridoksin)
Sejarah : Vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, dan
piridoksamin) Pada tahun 1934, Gyorgy mengidentifikasikan
dan memisahkan vitamin B6 yang dapat menyembuhkan
dermatitis bersisik pada tikus percobaan. Struktur kimia dan
sintesis vitamin B6 atau piridoksin ditetapkan pada tahun
1939. Bentuk lain berupa piridoksamin serta dalam bentuk
aktifnya sebagai piridoksal fosfat pada tahun 1942.
Sumber: daging, unggas, roti gandum, sereal, ubi jalar,
kentang, ikan, kacang.
Fungsi : Berperan sebagai koenzim untuk metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang berujung pada
pelepasan energy. Berperan pada metabolisme asam amino
dan sistem imun tubuh. Pertumbuhan dan pekerjaan urat
saraf. Membantu pembentukan hormon, sel-sel darah merah
dan sel-sel kulit. Vitamin larut dalam air
Dampak kekurangan dan kelebihan
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala
yang berkaitan dengan gangguan metabolisme protein,
seperti lemah, mudah tersinggung dan sukar tidur. Jika lebih
lanjut mengakibatkan kejang, anamia, penurunan
pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada
bibir, sudut-sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan
kerysakan sitem syaraf.
Sedangkan jika kelebihan akan mengakibatkan
kesemutan.
f) VITAMIN B7 (Biotin) Juga disebut vitamin H. Biotin merupakan
koenzim metabolisme asam lemak dan leusin.
Sejarah Biotin
Pengamatan pada tikus dan ayam percobaan menunjukkan
ekzema kulit dan bulu disekitar mata rontok bila diberi putih
telur ayam mentah dalam jumlah banyak. Sindroma ini dapat
disembuhkan pada makananyang ditambahkan kuning telur.
Faktor dalam kuning telur ini mula-mula dinamakan vitamin
H. Belakangan ini diketahui bahwa faktor ini sama dengan
faktor pertumbuhan yang terdapat pada bakteri dan
khamir/ragi, yang dimanakan koenzim R dan kemudian
Biotin. Struktur kimianya ditetapkan pada tahun 1942 oleh du
Vigneaud dan sintesisnya berhasil dilakukan pada tahun
1943 oleh Harris dan kawan-kawan.
Sumber: daging, kuning telur, kacang polong, kaenari atau
kemiri.
Fungsi: berperan pada glukoneogenesis sistem enzime,
sinthesis purine dan lipid, oksidasi lipid dan karbohidrat
Vitamin larut dalam air.
Dampak
Akibat kekurangan vitamin B7 dapat menimbulkan penyakit
Dermatitis, Hyperesthesia dan Paresthesia, Keratokonjungtivitis,
Anorexia, Anemia dan terganggunya fungsi jantung.
4. Iodium (I)
Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit
yaitu sebanyak kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23
mg. sekitar 75% iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang
digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin tetraiodotionin (T 4),
dan triiodotionin (T3).
a) Sumber Iodium
Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu,
makanan laut berupa ikan, udang, kerang serta ganggang laut
merupakan sumberi iodium yang baik.
b) Fungsi Iodium
Iodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon
tiroksin triiodotironin (T3) dan tertaiodotironin (T4). Fungsi utama
hormon-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan
perkembangan.
c) Akibat Kekurangan & Kelebihan Iodium
Kekurangan iodium berupa gondok endemik merupakan
salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Defisiensi
ioddium menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang
mengakibatkan pembengkakan pada bagian leher..
Suplemen iodium dalam dosis terlalu tinggi dapat
menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid seperti halnya
kekurangan iodium. Dalam keadaan berat hal ini dapat
menutup jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak
napas.
d) Absorpsi dan Ekskresi
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Ekskresi
dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi.
Di dalam darah, iodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat
protein. Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg iodium,
70-80% di antaranya berada dalam kelenjar tiroid. Penangkapan
yodida oleh kelenjar tiroid dilakukan untuk memelihara transpor
aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini diatur oleh
hormon yang merangsang tiroid dan hormon Tirotrofin yang
dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan oleh darah ke
sel-sel sasaran dan hati; di dalam sel-sel sasaran dan hati
tirkosin dipecah dan bila diperlukan yodium kembali digunakan.
5. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium
di dalam cairan intraseluler. Magnesium di dalam alam merupakan
bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam tumbuh-
tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin
di dalam darah pada manusia yaitu untuk pernafasan.
a) Sumber Magnesium
Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serelia
tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu, dan
hasilnya serta cokelat juga merupakan sumber magnesium yang
baik.
b) Fungsi Magnesium
Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak
sebagai katalisator dalam reaksi-rekasi biologi termasuk reaksi-
rekasi yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat,
lipd, protein dan asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi,
dan stabilitas bahan gen DNA. Sebagian besar reaksi ini terjadi
dalam mitokondria sel. Di dalam cairan sel ekstraseluler
magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontrak, atot, dan
pembekuan darah. Dalam hal ini peranan magnesium
berlawanan dengan kalsium. Kalsium merangsang kontraksi
otot, sedangkan magnesium mancegah. Kalsium menyebabkan
ketegangan saraf, sedangkan magnesium melemaskan saraf.
c) Akibat kekurangan & Kelebihan Magnesium
Kekurangan magnesium menyebabkan gangguan absorpsi atau
penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat
makanan tidak melalui mulut. Kekurangan magnesium berat
menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan dalam
pertumbuhan, mdah tersinggung, gugup, kejang, gangguan
sistem saraf pusat, halusinasi, koma, dan gagal jantung.
d) Absorpsi Magnesium
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus,
kemungkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secara
difusi aktif. Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat
dalam bentuk ion bebas, atau dalam bentuk molekul kompleks
hingga molekul kecil. Keseimbangan magnesium di dalam tubuh
terjadi melalui penyesuaian ekskresi magnesium melalui urin.
6. Seng (Zn)
Tubuh mengandung 2 - 2,25 gram seng yang tersebar
dihampir semua sel. Sebagaian besar seng berada di dalam hati,
pankreas, ginjal, otot, dan tulang. Jaringan yang mengandung seng
adalah bagian-bagian mata, kelenjar posfat, spermatozoa, kulit,
rambut dan kuku. Di dalam cairan tubuh seng terutama merupakan
ion intraseluler. Seng di dalam plasma hanya merupakan 0,1% dari
seluruh seng di dalam tubuh yang mempunyai masa pergantian
yang cepat.
a) Sejarah
Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran
pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di
kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16.
Para kimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang
mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf".
Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya
dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746.
Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap
sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng
pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi
utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya
pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng
yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat
(suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng
pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat
berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium
organik.
b) Sumber Seng
Sumber paling baik adalah sumber protein hewanu, terutama
hewani, hati, kerang, dan telur. Serelia tumbuk dan kacang-
kacangan juga merupakan yang baik, namun mempunyai
ketersediaan biologinya yang rendah.
c) Fungsi Seng
Seng memegang peranan penting yaitu sebagai bagian integral
enzim DNA polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan
dalam sintesis DNA dan RNA. Sebagai bagian dari enzim
kolagenase, seng berperan pula dalam sintesis dan degradasi
kolagen. Dengan demikian, seng berperan dalam pembentukan
kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka. Seng
juga berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki
dan pembentukan sperma. Seng juga berperan dalam fungsi
kekebalan, yaitu adalam fungsi sel T dan dalam pembentukan
antibodi oleh sel B.
d) Akibat Kekurangan & Kelebihan
Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan
dan kematangan seksual. Kekurangan seng kronis
mengganggu pusat sistem saraf dan fungsi otak. Kelebihan
seng hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan absorpsi
tembaga. Pada hewan hal ini menyebabkan degenerasi otot
jantung.
e) Absorpsi & Metabolisme Seng
Absorpsi dan metabolisme seng menyerupai dan metabolisme
besi. Absorpsi memebutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian
atas usus halus (duodenum). Seng diangkut oleh albumin dan
transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke hati. Kelebihan
seng disimpan di dalam hati dalam bentuk metalotionein.
Lainnya dibawa ke pankreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam
pankreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan,
yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna.
Dengan demikian saluran cerna menerima seng dari dua
sumber, yaitu dari makanan dan dari cairan pencernaan yang
berasal dari pankreas. Sirkulasi seng di dalam tubuh dari
pankreas ke saluran cerna dan kembali ke pankreas dinamakan
sirkulasi enteropankreatik. Absorpsi seng diatur oleh
metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding aaluran cerna.
Bila konsumsi seng tinggi, di dalam seng dinding saluran cerna
sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan,
sehingga absorpsi berkurang. Metalotionein di dalam hati
mengikat seng hingga dibutuhkan oleh tubuh. Metalotionein
diduga mempunyai peranan mengatur kandungan seng di
dalam cairan intraseluler. Distribusi seng antara cairan
ekstraseluler, jaringan, dan organ dipengaruhi oleh
keseimbangan hormon dan situasi stress. Hati memegang
peranana penting dalam redistribusi.
7. Mangan (Mn)
Tubuh hanya mengandung 10-20 mg mangan, yang terutama
berada di dalam tulang dan kelenjar.
a) Fungsi Mangan
Mangan berfungsi sebagai kofaktor berbagai enzim yang
membantu bermacam proses metabolisme. Adapun defisiensi
mangan pada hewan mengganggu metabolisme lemak,
pertumbuhan, dan merusak sistem kerangka tubuh, reproduksi,
dan saraf.
b) Absorpsi dan Ekskresi Mangan
Seperti halnya mineral makro lainnya, faktro makanan
mempengaruhi absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein
transmanganin salam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan
dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan
dengan feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh sekresi
selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan
menumpuk dalam hati.
c) Akibat Kekurangan & Kelebihan Mangan
Kelebihan tembaga kronis menyebabkan penumpukan tembaga
di dalam hati yang menyebabkab nekrosis hati atau seroris hati.
Ada tiga fungsi utama mineral yaitu:
1) Sebagai kompenen utama tubuh (structural element) atau
penyusun kerangka tulang, gigi dan otot-otot. Ca, P, Mg, Fl
dan Si untuk pembentukan dan pertumbuhan gigi sedang P
dan sekolah luar biasa untuk penyusunan protein jaringan.
2) Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai
elektrolit yang mengatur tekanan osmosis (Fluid balance),
mengatur keseimbangan basa asam dan permeabilitas
membran. Contoh adalah Na, K, Cl, Ca dan Mg
3) Sebagai aktifator atau terkait dalam peranan enzim dan
hormon.
8. Tembaga (Cu)
Tembaga ada dalam sebanyak 50-120 mg. sekitar 40% ada di
dalam otot, 15% di dalam hati, 10% di dalam otak, 6% di dalam
darah dan selebihnya di dalam tulang, ginjal, dan jaringan tubuh
lainnya.
a) Sumber Tembaga
Tembaga terdapat luas di dalam makanan. Sumber utama
tembaga adalah tiram ,kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan,
unggas, biji-bijian, serelia, dan cokelat. Air juga mengandung
tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa yang
digunakan dan sumber air.
b) Fungsi Tembaga
Fungsi utama tembaga di dalam tubuh sebagai bagian dari
enzim. Enzim-enzim mengandung tembaga mempunyai
berbagai peranan berkaitan dengan reaksi yang menggunakan
oksigen atau radikal oksigen. Tembaga memegang peranan
dalam mencegah anemia dengan cara
(a) membantu absorpsi besi
(b) merangsang sintesis hemoglobin
(c) melepas simpanan besi dan feritin dalam hati.
c) Akibat Kekurangan & Kelebihan Tembag
Kekurangan tembaga dapat mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme, di sampign itu terjadi demineralisasi tulang
d) Absorpsi & Metabolisme
Transpor tembaga ke hati terutama menggunakan alat angkut
albumin dan transkuptein. Penyimpanan sementara tembaga
adalah dalam bentuk kompleks albumin-tembaga. Simpanan
dalam hati berupa metalotionein atau seruloplasmin. Tembaga
diangkut ke seleuruh tubuh oleh seruloplasmin dan
transkuprein. Tembaga juga dikeluarkan dari hati sebagai
bagian dari empedu. Di dalam saluran cerna, tembaga dapat
diabsorpsi kembali atau dikeluarkan daru tubuh bergantung
kebutuhan tubuh. Pengeluaran melalui empedu meningkat bila
terdapat kelebihan tembaga dalam tubuh. Sedikit tembaga
dikeluarkan melalui urin, keringat, dan darah ahid. Tembaga
dapat diabsorpsi kembali oleh ginjal bila tubuh membutuhkan.
Tembaga yang tidak dikeluarkan melalui feses..
9. Klor (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraseluler. Klor
merupakan 0,15% berat badan, konsentrasi klor tertinggi adalah
dalam cairan serebrospinal dalam otak dan sum-sum tulang
belakang, lambung, dan pankreas. Bila beraksi dengan natrium dan
hidrogen, klor akan membentuk ion klor yang bermuatan negatif
(Cl). Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular
(ECF) adalah elektrolit bermuatan negatif yaitu klorida (Cl- ).
Jumlah ion klorida (Cl -) yang terdapat di dalam jaringan tubuh
diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat badan dengan konsentrasi
antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat
pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang
belakang, lambung dan juga pancreas.
a) Sumber Klor
Klor terdapat bersamaan dengan natrium di dalam garam dapur.
Sebgaian besar klor diperoleh dari makanan olahan yang diberi
garam dapur. Beberapa sayuran dan buah-buahan merupakan
sumber klor.
b) Fungsi Klor
Sebagai anion Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar,
ion klorida juga akan berperan dalam menjaga keseimbangan
cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi
fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman
lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan
asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium (Na +), ion
klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang
keluar melalui keringat. Di dalam lambung klor merupakan
bagian dari asam klorida (HCl) yang diperlukan untuk
memelihara suasana asam di dalam lambung. Suasana asam
itu diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan.
c) Akibat Kekurangan Klor
Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi.
Kekurangan hanya bisa terjadi oleh kesalahan manusia. ASI
mengandung lebih banyak klorida daripada susu sapi. Bila
klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan formula bayi, akan
terjadi kekurangan klor yang dapat membawa kematian.
Kekurangan klor dapat pula terjadi pada muntah-muntah, diare
kronis, dan keringat berlebihan
d) Absorpsi & Ekskresi Klor
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan
diekskresi melalui urine dan keringat. Kehilangan klor mengikuti
kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalani oleh
aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap
kelenjar keringat.