Vous êtes sur la page 1sur 4

Program Pendidikan Profesi Ners Angkatan XVII

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
2010

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN


TINDAKAN NEBULISER

Nama klien : Ny. A


Diagnosa Medis : Asma bronkial
No register : 741102

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Diagnosa keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
bronkospasme.
DS:
- Klien mengatakan sesak nafas sejak semalam, sesak nafas bertambah ketika sore hari.
- Klien mengatakan sudah 2 hari batuk tetapi dahak tidak bisa keluar.
DO:
- RR : 28x/menit, cepat, dangkal, regular.
- Terdengar wheezing
- Klien batuk non produktif
- Terdapat suara ronki pada area paru
- Terdapat pernafasan cuping hidung
Dasar pemikiran:
Asma adalah penyakit jalan napas yang terjadi karena penyempitan/spasme bronkus dan
biasanya disebabkan oleh allergen, infeksi dan latihan. Spasme yang terjadi meliputi
kontriksi otot polos, edema mukosa, produksi mukus berlebihan dan bisa ditandai dengan
perlengketan di jalan napas pada stadium lanjut (Hudak, 1997). Terjadinya bronkospasme
(penyempitan bronkus) pada pasien asma mengakibatkan jalan nafas menjadi tidak efektif
sehingga oksigen yang seharusnya masuk ke dalam paru-paru dan kemudian dialirkan ke
seluruh jaringan tubuh menjadi tidak adekuat.

1
Program Pendidikan Profesi Ners Angkatan XVII
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
2010

Pathway
Allergen, infeksi dan latihan

Kontriksi otot polos Edema mukosa Produksi mukus

Penyempitan/spasme bronkus

Bersihan jalan nafas tidak efektif

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemberian tindakan nebuliser dengan obat yang diberikan yaitu birotek sebanyak 16 tetes,
atroven 16 tetes dan NaCl sebanyak 1 cc.

3. Prinsip-prinsip tindakan
- Bersih

4. Analisa tindakan keperawatan


Klien dengan asma bronchial terjadi penyempitan bronkus (bronkospasme) yang
menyebabkan suplai oksigen menjadi tidak adekuat. Tindakan untuk melebarkan bronkus
bisa dilakukan dengan pemberian nebulizer. Pemberian nebulizer memungkinkan inhalasi
obat bronkodilator dan mukolitis langsung ke organ target yaitu bronkus. Obat bronkodilator
dapat menurunkan spasme otot polos bronkus dan obat mukolitik dapat bekerja untuk
mengencerkan sekret sehingga jalan nafas bisa kembali efektif dan suplay oksigen kembali
adekuat.

5. Bahaya yang mungkin timbul


Pemberian bronkodilator yang terlalu banyak bisa menyebabkan kelemahan otot pernafasan.

6. Hasil yang didapat dan maknanya


S:
- Klien mengatakan sesak berkurang dan ingin mengeluarkan ingus.
- Klien mengatakan sekret bisa keluar dan terasa lebih longgar.

2
Program Pendidikan Profesi Ners Angkatan XVII
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
2010

O:
- RR : 22x/menit, reguler, cepat, dan dangkal,
- Ekspirasi lebih panjang daripada inspirasi.
- Suara wheezing sudah tidak terdengar.
- Klien bisa batuk untuk mengeluarkan sekret.
- Klien tampak keluar ingus dari kedua lubang hidung.
- Klien bisa mengeluarkan secret.
- Klien bisa batuk efektif.
A: Tujuan tercapai, jalan nafas efektif
P : Anjurkan kepada klien untuk sebisa mungkin menghindari alergen/hal-hal yang memicu
kekambuhan asma. Informasikan kepada klien untuk selalu sedia alat inhaller dan obat-
obatnya.

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
a. Observasi tanda-tanda vital.
b. Berikan posisi semifowler.
c. Anjurkan untuk membatasi aktivitas fisik.
d. Anjurkan klien untuk istirahat.
e. Kolaborasi pemberian oksigen 3 liter per menit
f. Kolaborasi pemberian obat antiinflamasi

8. Evaluasi diri
Mahasiswa mampu melakukan tindakan nebulizer secara mandiri tanpa bantuan perawat.

3
Program Pendidikan Profesi Ners Angkatan XVII
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
2010

9. Kepustakaan
Price, Sylvia Anderson.Patofisiologi Buku I.1994.EGC.Jakarta.
Brunner & Suddarth.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.1997.EGC. Jakarta.
Doenges E. Marlynn.Rencana Asuhan Keperawatan.2000.EGC.Jakarta.
Gallo & Hudak.Keperawatan Kritis, edisi VI.1997.EGC.Jakarta.
Noer Staffoeloh et all.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I.2007.Balai Penerbit FKUI,
Jakarta

Dwi Maslikhah Ardiana


22020110200013

Vous aimerez peut-être aussi