Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Karena kebutuhan seorang dokter keluarga untuk berpikir holistik dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi dalam
sehat-sakit dan sejahtera, maka perlu adanya pencarian penyebab masalah kesehatan yang dikaitkan dengan aspek personal,
aspek klinis, aspek individual, psikososial, keluarga, serta lingkungan kehidupan pasien lainnya (faktor risiko internal dan
eksternal). Dengan demikian diharapkan penyelesaian masalah dapat dilakukan langsung secara efektif dan efisien terhadap
penyebab utamanya. Proses pengumpulan data dilakukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan disertai kerjasama antar
penyedia pelayanan kesehatan. Tidak semua data diidentifikasi di kamar praktik dokter dan tidak harus selalu terjadi dalam satu
waktu. Proses identifikasi ini terjadi secara bersinambung dan terintegrasi. Untuk itu diperlukan pencatatan yang baik dan benar.
2. Diagnosis klinis biologikal, Bila diagnosis klinis belum dapat Diagnosis berdasarkan ICD 10,
psikomental, intelektual, ditegakkan cukup dengan dan ICPC-2 yang juga
nutrisi sertakan derajat diagnosis kerja. mengemukakan masalah
keparahan . sosial dan derajat penyakit
3. Perilaku individu dan gaya - kebiasaan merokok (dietary habits;tinggi lemak,
hidup (life style), tinggi kalori)
kebiasaan yang - kebiasaan jajan, kebiasaan
menunjang terjadinya makan
penyakit, beratnya - kebiasaan individu mengisi
penyakit waktu dengan perihal yang
negatip
4. Pemicu psikososial dan 4.1. pemicu primer adalah dinilai - Bantuan suami terhadap
lingkungan dalam dari dukungan keluarga penyakit istri (bila yang
kehidupan seseorang yang terdekat (family sakit adalah isteri)
hingga mengalami support)
penyakit seperti yang
ditemukan 4.2. pemicu dukungan keluarga - Tidak ada
lainnya (dinilai dari tidak bantuan/perhatian/
adanya/kurangnya ) sesuai perawatan/ suami & istri,
kedekatan hubungan anak sesuai dengan hiraki
seseorang dengan anak, menantu sesuai
keluarganya) dengan kedudukan, cucu
dan lainnya atau pelaku
rawat yang
- Kurangnya kasih sayang
(hubungan yang tak
harmonis)
- Kurangnya perhatian
perkembangan penyakit
Kurangnya pengobatan
/perawatan oleh keluarga ,
- Tidak ada penyelesaian
masalah yang dilakukan ,
- tidak ada waktu yang
disediakan keluarga
- pekerjaan (penuh waktu,
kerja keras fisik, psikologis)
- pengaruh negatip dari ;
kultur,budaya, pergaulan
kebiasaan keluarga,
kepercayaan ,
pendidikan (rendah,
keterampilan terbatas)
Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah
tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :
1. Mencegah terjadinya penyakit
2. Mencegah terjadinya kecelakaan
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial
Internal
1. Pola makan tidak sehat
Dengan semakin majunya budaya dan teknologi, semakin membuat orang-orang harus bekerja dan bergerak dengan
cepat. Hal ini membuat pola makan kita menjadi tidak sehat, dengan mengkonsumsi makanan cepat saji, yang sangat
menggiurkan ketika menyantapnya. Mie instant ketika malas untuk memasak makanan yang sesungguhnya. Belum lagi
ketika mengkonsumsi minuman berkarbonasi.
2. Kelelahan
Ketika bekerja dalam mencukupi kebutuhan hidup, apalagi yang sudah berkeluarga, beban itu semakin berlipat, terkadang
sampai tidak memperdulikan tanda-tanda tubuh yang menyatakan kalau tubuh sudah waktunya untuk berisitirahat.
Sehingga membuat kondisi kesehatan kita menjadi turun dan rentan terkena penyakit.
3. Stress /tertekan
Dalam menghadapi tuntutan hidup yang membuat kita harus bekerja lebih keras lagi, manusia tidak luput dari rasa
tertekan, stress, putus asa, dan sebagainya.
4. Gaya hidup tidak sehat
Dengan masuknya budaya dari luar, dan pergaulan, membuat gaya hidup tidak sehat, dengan merokok, “dugem” sampai
dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang, hal tersebut terkadang merupakan salah satu cara “pelarian”.
5. Kurang istirahat dan olahraga
Dengan adanya tuntutan pekerjaan, problema hidup, stress yang berkepanjangan, tak jarang manusia selalu
memikirkannya, bekerja sampai larut malam, sehingga membuat kurang isitrahat dan juga kurang berolah raga untuk
membuat tubuh tetap fit.
6. Obat-obatan kimia
Pada saat sakit tidak jarang orang-orang minum obat untuk meredakan sakit yang di derita, baik itu dengan menggunakan
resep dokter atau dengan obat bebas. Untuk menunjang kesehatan pun, terkadang mengkonsumsi vitamin-vitamin.
Eksternal
1) Radiasi ponsel
Semua orang baik tua maupun muda, 90% menggunakan handphone, menurut penelitian, radiasi yang dikeluarkan dari
handphone, lama kelamaan dapat mengakibatkan efek yang negative terhadap otak kita.
2) Polusi udara
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya penduduk dunia, membuat polusi udara semakin
meningkat, mengapa begitu ? Karena semakin banyak dibangun pabrik untuk memenuhi kebutuhan dari pasar, kendaraan
semakin banyak, dari hari ke hari jalanan semakin macet. Asap knalpot kendaraan dan pabrik mengandung karbon
monoksida.
3) Jadi perokok pasif
Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok. Akibatnya lebih berbahaya
dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.
Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat
berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang
berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.
Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok
perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap.
“Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia
hembuskan.” Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab
asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna. Dapat anda bayangkan seberapa
beresikonya perokok pasif.
4) Efek rumah kaca
Dari asap pabrik, kendaraan bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, hal ini memicu terjadinya efek rumah kaca.
Meningkatnya kadar karbondioksida diudara merupakan permasalahan yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak
dari sekarang. Jika hal ini dibiarkan berlarut, justru akan mengancam kehidupan makhluk hidup. Meningkatnya kadar
karbondioksida di atmosfer dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (green house effect) atau lebih dikenal
dengan pemanasan global suhu bumi.
Pada dasarnya, karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar karbondioksida diudara dapat
mengakibatkan peningkatansuhu permukaan bumi.
Efek rumah kaca terjadi dikarenakan karbondioksida yang ada di atmosfer melebihi ambang batas. Gas karbondioksida
dapat dilewati oleh semua sinar/cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Akan tetapi ketika memantul dipermukaan bumi
dan kembali keatmosfer, sinar tertentu akan tertahan dan terperangkap kemudian dipantulkan lagi ke bumi. Fenomena ini
persis seperti sebuah rumah yang terbuat dari kaca, dimana suhu didalamnya sangat panas. Dua faktor tersebut yang
setiap hari kita hadapi. Segala hal yang dapat mengganggu Kesehatan, sedikit demi sedikit kita investasikan di dalam tubuh
kita semenjak kita lahir sampai dengan sekarang. Semakin banyak pula orang yang mengalami sakit kritis, seperti kanker,
serangan jantung, stroke, diabetes, kolesterol, gagal ginjal, dan lain sebagainya.