Vous êtes sur la page 1sur 6

Aspek Diagnostik Holistik

Karena kebutuhan seorang dokter keluarga untuk berpikir holistik dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi dalam
sehat-sakit dan sejahtera, maka perlu adanya pencarian penyebab masalah kesehatan yang dikaitkan dengan aspek personal,
aspek klinis, aspek individual, psikososial, keluarga, serta lingkungan kehidupan pasien lainnya (faktor risiko internal dan
eksternal). Dengan demikian diharapkan penyelesaian masalah dapat dilakukan langsung secara efektif dan efisien terhadap
penyebab utamanya. Proses pengumpulan data dilakukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan disertai kerjasama antar
penyedia pelayanan kesehatan. Tidak semua data diidentifikasi di kamar praktik dokter dan tidak harus selalu terjadi dalam satu
waktu. Proses identifikasi ini terjadi secara bersinambung dan terintegrasi. Untuk itu diperlukan pencatatan yang baik dan benar.

Diagnosis holistik terdiri dari 5 aspek :


1. Aspek Personal
a. Idenfitikasi alasan kedatangan pasien
b. Identifikasi harapan pasien
c. Identifikasi kekhawatiran pasien
2. Aspek Klinik
a. Identifikasi diagnosis kerja/diagnosis klinis
b. Identifikasi diagnosis banding
3. Aspek Risiko Internal Pasien
Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan pasien yang berasal dari dalam tubuh pasien : status gizi, perilaku,
imunitas, jenis kelamin, usia, dll.
4. Aspek Risiko Eksternal Pasien
Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan pasien yang berasal dari luar tubuh pasien : lingkungan keluarga,
lingkungan rumah, lingkungan pekerjaan, stressor, dll
5. Aspek Fungsional
Identifikasi derajat fungsional pasien yaitu dampak aktivitas harian pasien saat mengalami keluhan/gejala yang
dikeluhkan (International Classification of Primary Care). Dibagi menjadi lima:
- 1 : No difficulty at all (sama sekali tidak mengurangi pekerjaan/aktivitas harian)
- 2 : A little bit of difficulty (mulai mengurangi aktivitas berat, aktivitas ringan masih mampu)
- 3 : Some difficulty (mulai mengurangi aktivitas ringan, sebagian perawatan diri sementara dibantu orang lain,
kemungkinan perawatan di RS untuk sementara waktu)
- 4 : Much difficulty (aktivitas harian lebih banyak di rumah, tidak mampu bekerja di luar rumah, perawatan diri
sebagian sudah harus dibantu orang lain)
- 5 : Could not do/permanent unfit (100% berbaring di tempat tidur, perawatan diri seluruhnya harus dibantu orang
lain)

No Aspek Rincian Keterangan


1. Alasan kedatangan pasien 1.1. keluhan utama (reason of Keluhan (complaints) dari
encounter) /simptom/ Fisik, mental
sindrom klinis yang neuropsikologikososial (walau
ditampilkan keluhan tak jelas )

2.2. apa yang diharapkan pasien


atau keluarganya
3.3. serta apa yang
dikawatirkan pasien atau
keluarganya

2. Diagnosis klinis biologikal, Bila diagnosis klinis belum dapat Diagnosis berdasarkan ICD 10,
psikomental, intelektual, ditegakkan cukup dengan dan ICPC-2 yang juga
nutrisi sertakan derajat diagnosis kerja. mengemukakan masalah
keparahan . sosial dan derajat penyakit
3. Perilaku individu dan gaya - kebiasaan merokok (dietary habits;tinggi lemak,
hidup (life style), tinggi kalori)
kebiasaan yang - kebiasaan jajan, kebiasaan
menunjang terjadinya makan
penyakit, beratnya - kebiasaan individu mengisi
penyakit waktu dengan perihal yang
negatip
4. Pemicu psikososial dan 4.1. pemicu primer adalah dinilai - Bantuan suami terhadap
lingkungan dalam dari dukungan keluarga penyakit istri (bila yang
kehidupan seseorang yang terdekat (family sakit adalah isteri)
hingga mengalami support)
penyakit seperti yang
ditemukan 4.2. pemicu dukungan keluarga - Tidak ada
lainnya (dinilai dari tidak bantuan/perhatian/
adanya/kurangnya ) sesuai perawatan/ suami & istri,
kedekatan hubungan anak sesuai dengan hiraki
seseorang dengan anak, menantu sesuai
keluarganya) dengan kedudukan, cucu
dan lainnya atau pelaku
rawat yang
- Kurangnya kasih sayang
(hubungan yang tak
harmonis)
- Kurangnya perhatian
perkembangan penyakit
Kurangnya pengobatan
/perawatan oleh keluarga ,
- Tidak ada penyelesaian
masalah yang dilakukan ,
- tidak ada waktu yang
disediakan keluarga
- pekerjaan (penuh waktu,
kerja keras fisik, psikologis)
- pengaruh negatip dari ;
kultur,budaya, pergaulan
kebiasaan keluarga,
kepercayaan ,
pendidikan (rendah,
keterampilan terbatas)

No Aspek Rincian Keterangan


5. 4.3. pemicu sosial (yang negatip) - kebiasaan buruk berkaitan
dapat menimbulkan masalah tidak berolah raga,
kesehatan , atau kejadian - perilaku jajan keluarga (tak
penyakit masak sendiri), menu
keluarga yang tak sesuai
kebutuhan
- perilaku tidak menabung
(perilaku konsumtif)
- tidak adanya perencanaan
keluarga(tak ada
pendidikan anak , tak ada
pengarahan
pengembangan karier )
6. 4.4. masalah perilaku keluarga - perilaku kebersihan buruk
yang tidak sehat - perilaku keluarga
pemanfaatan waktu luang
buruk
- penggunaan obat addiktif,
penggunaan napza,
merokok

4.5. masalah ekonomi yang - pendapatan tak cukup, tak


mempunyai pengaruh menentu dengan jumlah
terhadap penyakit/masalah keluarga besar
kesehatan yang ada - ketergantungan finansial
pada orang lain
- ratio ketergantungan
(beban keluarga)

4.6. akses pada pelayanan - tak mudahnya untuk


kesehatan yang mencapai tempat praktik
mempengaruhi penyakit : - tiada biaya berobat,
- tidak mempunyai sistem
pra upaya/Asuransi
Kesehatan)
- pelayanan provider
kesehatan yang tidak
informatif, tidak ramah,
tidak komprehensif

4.7. pemicu dari lingkungan fisik - polutan dalam rumah


(asap dapur, asap
rokok,debu)
- pada tempat kerja (polusi
asap, debu, kimia) pada
lingkungan pemukiman

No Aspek Rincian Keterangan


7. 4.8. masalah dengan bangunan - ventilasi, tak ada/tak
tempat tinggal yang memadai
berdampak negatip terhadap - pencahayaan kurang/
kesehatan pasien dan tertutup banguan tinggi,
keluarga - sumber air tak sehat
(MCK),
- wc umum, sistem
pembuangan ,
- keamanan gedung ;
ergonomi rumah, tangga,
licin, (terutama untuk
lansia, balita),
- privasi tak ada ,kepadatan
hunian , bising

4.9. lingkungan pemukiman yang - kepadatan perumahan,


berdampak negatip pada - sistem pembuangan
seseorang sampah, limbah
- kebersihan , kebisingan ,
pemukiman kumuh , dll
8. Fungsi sosial seseorang Aktivitas Menjalankan Fungsi kemampuan dalam menjalani
Sosial Dalam Kehidupan kehidupan untuk tidak
Skala 1 tergantung pada orang lain.
- Mampu melakukan pekerjaan (skala 1-5)
seperti sebelum sakit - Perawatan diri, bekerja di
dalam dan di luar rumah
Skala 2 (mandiri)
- Mampu melakukan pekerjaan
ringan sehari-hari di dalam dan - Mulai mengurangi aktivitas
luar rumah kerja (pekerjaan kantor)
Skala 3
- Mampu melakukan perawatan
diri, tapi tak mampu - Perawatan diri masih bisa
melakukan pekerjaan ringan dilakukan, hanya mampu
Skala 4 melakukan kerja ringan
- Dalam keadaan tertentu masih
mampu merawat diri, namun - Tak melakukan aktivitas
sebagian besar pekerjaan kerja, tergantung pada
hanya duduk dan berbaring keluarga
Skala 5
- Perawatan diri dilakukan orang
lain, tak mampu berbuat apa- - Tergantung pada pelaku
apa berbaring pasif rawat

Penerapan Diagnostik Holistik


Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat,
sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian
rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain sebagai
berikut :
o Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3
o Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam
o Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
o Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara
o Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir
e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang
dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya
60 lux dan tidak menyilaukan.
4. Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C
b) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d) Pertukaran udara
e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
f) Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan
tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah
dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali
anak dibawah umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab
III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau
memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur”

Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah
tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :
1. Mencegah terjadinya penyakit
2. Mencegah terjadinya kecelakaan
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial
Internal
1. Pola makan tidak sehat
Dengan semakin majunya budaya dan teknologi, semakin membuat orang-orang harus bekerja dan bergerak dengan
cepat. Hal ini membuat pola makan kita menjadi tidak sehat, dengan mengkonsumsi makanan cepat saji, yang sangat
menggiurkan ketika menyantapnya. Mie instant ketika malas untuk memasak makanan yang sesungguhnya. Belum lagi
ketika mengkonsumsi minuman berkarbonasi.
2. Kelelahan
Ketika bekerja dalam mencukupi kebutuhan hidup, apalagi yang sudah berkeluarga, beban itu semakin berlipat, terkadang
sampai tidak memperdulikan tanda-tanda tubuh yang menyatakan kalau tubuh sudah waktunya untuk berisitirahat.
Sehingga membuat kondisi kesehatan kita menjadi turun dan rentan terkena penyakit.
3. Stress /tertekan
Dalam menghadapi tuntutan hidup yang membuat kita harus bekerja lebih keras lagi, manusia tidak luput dari rasa
tertekan, stress, putus asa, dan sebagainya.
4. Gaya hidup tidak sehat
Dengan masuknya budaya dari luar, dan pergaulan, membuat gaya hidup tidak sehat, dengan merokok, “dugem” sampai
dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang, hal tersebut terkadang merupakan salah satu cara “pelarian”.
5. Kurang istirahat dan olahraga
Dengan adanya tuntutan pekerjaan, problema hidup, stress yang berkepanjangan, tak jarang manusia selalu
memikirkannya, bekerja sampai larut malam, sehingga membuat kurang isitrahat dan juga kurang berolah raga untuk
membuat tubuh tetap fit.
6. Obat-obatan kimia
Pada saat sakit tidak jarang orang-orang minum obat untuk meredakan sakit yang di derita, baik itu dengan menggunakan
resep dokter atau dengan obat bebas. Untuk menunjang kesehatan pun, terkadang mengkonsumsi vitamin-vitamin.

Eksternal
1) Radiasi ponsel
Semua orang baik tua maupun muda, 90% menggunakan handphone, menurut penelitian, radiasi yang dikeluarkan dari
handphone, lama kelamaan dapat mengakibatkan efek yang negative terhadap otak kita.
2) Polusi udara
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya penduduk dunia, membuat polusi udara semakin
meningkat, mengapa begitu ? Karena semakin banyak dibangun pabrik untuk memenuhi kebutuhan dari pasar, kendaraan
semakin banyak, dari hari ke hari jalanan semakin macet. Asap knalpot kendaraan dan pabrik mengandung karbon
monoksida.
3) Jadi perokok pasif
Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok. Akibatnya lebih berbahaya
dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.
Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat
berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang
berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.

Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok
perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap.
“Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia
hembuskan.” Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab
asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna. Dapat anda bayangkan seberapa
beresikonya perokok pasif.
4) Efek rumah kaca
Dari asap pabrik, kendaraan bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, hal ini memicu terjadinya efek rumah kaca.
Meningkatnya kadar karbondioksida diudara merupakan permasalahan yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak
dari sekarang. Jika hal ini dibiarkan berlarut, justru akan mengancam kehidupan makhluk hidup. Meningkatnya kadar
karbondioksida di atmosfer dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (green house effect) atau lebih dikenal
dengan pemanasan global suhu bumi.
Pada dasarnya, karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar karbondioksida diudara dapat
mengakibatkan peningkatansuhu permukaan bumi.

Efek rumah kaca terjadi dikarenakan karbondioksida yang ada di atmosfer melebihi ambang batas. Gas karbondioksida
dapat dilewati oleh semua sinar/cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Akan tetapi ketika memantul dipermukaan bumi
dan kembali keatmosfer, sinar tertentu akan tertahan dan terperangkap kemudian dipantulkan lagi ke bumi. Fenomena ini
persis seperti sebuah rumah yang terbuat dari kaca, dimana suhu didalamnya sangat panas. Dua faktor tersebut yang
setiap hari kita hadapi. Segala hal yang dapat mengganggu Kesehatan, sedikit demi sedikit kita investasikan di dalam tubuh
kita semenjak kita lahir sampai dengan sekarang. Semakin banyak pula orang yang mengalami sakit kritis, seperti kanker,
serangan jantung, stroke, diabetes, kolesterol, gagal ginjal, dan lain sebagainya.

Vous aimerez peut-être aussi