Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : KARTINA
NIM : 11 14201 007
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga proposal penelitian yang berjudul “hubungan gaya hidup dan kepribadian dengan
Kabupaten Bone“ . Penyusunan proposal penelitian ini diajukan untuk memenuhi tugas Riset
Keperawatan.
selaku dosen yang telah memberikan bimbingan. Penulis memahami sepenuhnya bahwa
proposal ini tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga proposal ini dapat
memberikan inspirasi bagi para pembaca untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Bone tahun 2013 kejadian hipertensi yaitu
45.187 kejadian terdiri dari 41.981 (92,9%) hipertensi primer dan 3.206 (7,1%) hipertensi
Walie dari tahun ke tahun pun mengalami peningkatan. Jumlah pasien baru hipertensi di
wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie menunjukan kenaikan setiap tahunnya.
Pada tahun 2011 tercatat terdapat 671 kasus hipertensi, sedangkan pada tahun 2012 kejadian
hipertensi meningkat menjadi 732 kasus dan pada tahun 2013 terjadi lagi peningkatan kasus
hipertensi menjadi 912 kasus. Peningkatan kasus hipertensi yang terjadi di wilayah kerja
PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie ini perlu mendapatkan perhatian yang serius.
hipertensi ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan gaya
hidup dan kepribadian dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan
1. Apakah ada hubungan antara gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian hipertensi ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian hipertensi
di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie Kabupaten Bone tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
b. Diketahuinya hubungan antara gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian hipertensi di
wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie Kabupaten Bone tahun 2014
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan masukan mengenai
perilaku kesehatan masyarakat khususnya gaya hidup dan kepribadian di wilayah kerja
PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie sehingga menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan
kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah hipertensi melalui perilaku hidup
sehat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan ilmiah
yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya tentang
penyakit hipertensi.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan tentang penyakit
hipertensi dan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya serta menambah pengalaman dalam
A. Hipertensi
1. Defnisi
a. Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke
b. Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
c. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
2. Etiologi
pada :
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun
3. Jenis hipertensi
yaitu:
Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (Gunawan, 2001). Sebanyak 90-95
persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para
pakar menunjuk stress sebagai tuduhan utama, setelah itu banyak faktor lain yang
mempengaruhi, dan para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Gunawan, 2001). Pada 5-10 persen
kasus sisanya, penyebab spesifiknya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit
jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan.
4. Patofisiologi
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
5. Klasifikasi hipertensi
Evaluation, And The Treatment Of High Blood Pressure), yang dikaji oleh 33 ahli hipertensi
nasional Amerika Serikat. Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang
komplikasi kardiovaskuler.
Klasifikasi
Tekanan darah Sistol (mmHg) Tekanan darah Diastol (mmHg)
tekanan darah
hipertensi di Indonesia, yang diambil dari pedoman Negara maju dan Negara tetangga. Dan
klasifikasi hipertensi ditentukan berdasarkan ukuran tekanan darah sistolik dan diastolic
6. Manifestasi klinis
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi
lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi
adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause
(Marliani, 2007).
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang
berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini
disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang
diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi
pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini
disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause.
Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini
adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta,
dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi
semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dengan bertambahnya
umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup
tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri
kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan
dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi
dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu
didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga
(Anggraini dkk, 2009). Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).
Menurut Rohaendi (2008), mengatakan bahwa Tekanan darah tinggi cenderung diwariskan
dalam keluarganya. Jika salah seorang dari orang tua anda ada yang mengidap tekanan darah
tinggi, maka anda akan mempunyai peluang sebesar 25% untuk mewarisinya selama hidup
anda. Jika kedua orang tua mempunyai tekanan darah tingi maka peluang anda untuk terkena
1) Obesitas
Pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
badan meningkat.
Untuk mengetahui seseorang mengalami obesitas atau tidak, dapat dilakukan
dengan mengukur berat badan dengan tinggi badan, yang kemudian disebut dengan Indeks
IMT = ------------------------------------------------
2) Kurang olahraga
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi
terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi
tertentu.Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya
risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak
jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,
semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuatan yang
mendesak arteri. Latihan fisik berupa berjalan kaki selama 30-60 menit setiap hari sangat
bermanfaat untuk menjaga jantung dan peredaran darah. Bagi penderita tekanan darah tinggi,
jantung atau masalah pada peredaran darah, sebaiknya tidak menggunakan beban waktu
jalan. Riset di Oregon Health Science kelompok laki-laki dengan wanita yang kurang
aktivitas fisik dengan kelompok yang beraktifitas fisik dapat menurunkan sekitar 6,5%
kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) faktor penting penyebab pergeseran arteri
(Rohaendi, 2008).
3) Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan
dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang
mengalami ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman
dari Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya
tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula,
5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15
batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam
penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan
merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani, 2007).
5) Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-
organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah
satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).
6) Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi
mengandung 75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi
meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
7) Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress
yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini
belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan
dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami
kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini dkk, (2009)
menagatakan Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini dapat berhubungan
dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal
8. Komplikasi
Menurut Sustrani (2006), membiarkan hipertensi membiarkan jantung bekerja lebih
keras dan membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah berlangsung dengan lebih
Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan semakin mengeras,
terutama di jantung, otak dan ginjal. Hipertensi sering diasosiasikan dengan kondisi arteri
b. Payah jantung
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung tidak mampu lagi
memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung
c. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena tekanan darah yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini
terjadi pada pembuluh darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat
kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet di
d. Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang
berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal
menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi
9. Pencegahan hipertensi
Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan
yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain menurut bukunya (Gunawan, 2001),dengan
Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam dapur untuk diet setiap
hari.
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b) normal atau tidak
berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal.
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar
kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam
dinding pembuluh darah. Lama kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan
menyumbat pembuluh nadi dan menggangu peredaran darah. Dengan demikian, akan
4. Olahraga teratur.
Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat meyerap atau menghilangkan endapan
kolesterol dan pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua
sendi dan otot tubuh (latihan isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik
sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, atau
angkat besi, karena latihan yang berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi.
Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa.
a. Bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi dari
b. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung magnesium dan
c. Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah lebih sehat.
Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit jantung.
Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah
d. Kedelai
Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan Anda. Salah satunya
dalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan isoflavonnya
Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat. Padahal
kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat tinggi yang sangat baik untuk
f. Coklat pekat
Pecinta cokelat pasti akan senang, karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat
membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat
oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks, dan
b. Ginjal, hati, lidah, sardin, keju, otak, semua makanan yang diawetkan dengan menggunakan
garam dapur; seperti daging asap, ham, ikan kaleng, kornet, dan ebi.
c. Sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur; seperti sawi asin, asinan, acar.
f. Bumbu yang mengandung garam dapur yaitu terasi, kecap, saus tomat, petis, tauco.
B. Konsep Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif
mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpikir,
persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2007). Perilaku dan gejala
yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan hidup
terutama perilaku manusia. Faktor keturunan merupakan konsep dasar atau modal untuk
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa banyak perilaku yang melekat pada diri
manusia baik secara sadar maupun tidak sadar. Salah satu perilaku yang penting dan
C. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan menurut Skinner dalam Notoatmodjo (2007) adalah suatu respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lingkungan. Becker (1979)
dalam Notoatmodjo (2007), membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan yang terdiri dari:
Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
lain:
b. Olahraga teratur
c. Tidak merokok
g. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya tidak berganti-ganti
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya
terhadap sakit, pengetahuan tentang gejala dan penyebab penyakit, dan sebagainya.
Orang sakit (pasien) mempunyai hak dan kewajiban sebagai orang sakit, yang harus
diketahui oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya).
D. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas,
minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang
berinteraksi dengan lingkungannya (Sakinah, 2002). Menurut Lisnawati (2006) gaya hidup
sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya memelihara
kondisi fisik, mental dan sosial berada dalam keadaan positif. Gaya hidup sehat meliputi
kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok atau minum-minuman
beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil dalam mengelola stres yang dialami.
E. Kepribadian
Kepribadian merupakan sejumlah pola tingkah laku yang aktual dan potensial yang
ditentukan oleh bawaan dan lingkungan yang dihubungkan melalui interaksi fungsional dari
aspek kognitif dan afektif ke dalam pola tingkah laku. Sadli (2004) mengemukakan bahwa
kepribadian adalah proses be coming, yaitu suatu proses dinamis yang berkelanjutan dimulai
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati
dan diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Dalam
penelitian ini faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi yang diteliti adalah gaya
hidup dan kepribadian. Hal tersebut diangkat dari teori perilaku bahwa kedua faktor tersebut
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang untuk mencapai
derajat kesehatannya. Artinya bahwa penyakit hipertensi yang berkembang saat ini
diakibatkan oleh gaya hidup dan kepribadian seseorang dalam berperilaku hidup sehat.
Berdasarkan hal tersebut maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada
diagram berikut:
(Independen) (Dependen)
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
memiliki atau yang didapatkan oleh satuan-satuan penelitian tentang suatu konsep tertentu
(Notoatmodjo, 2005). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable independen (variabel
bebas) dan variable dependen (variabel terikat). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah gaya hidup dan kepribadian, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kejadian hipertensi.
Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Gaya Hidup dan Kepribadian dengan Kejadian
Hipertensi
Cara Alat
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur
1 2 3 4 5 6
1 Gaya hidup Pola hidup seseorang di Angket Kuision0 = Berisiko, jika memiliki ke
dunia yang diekspresikan er merokok/ minum beralkoh
dalam aktifitas, minat dan minum kopi/ kurang olah r
opininya 1 = Tidak berisiko, jika tidak
memiliki kebiasaan merok
minum beralkohol, minum
dan kebiasaan olah raga te
1 2 3 4 5 6
2 Kepribadian Karakteristik seseorang Angket Kuision0 = Kepribadian introvert
yang menyebabkan er 1 = Kepribadian ekstrovert
munculnya konsistensi
perasaan, pemikiran, dan
perilaku
3 Kejadian Keadaan responden Angket Kuision 0 = Hipertensi, jika tekanan d
Hipertensi dengan tekanan darah > er 140/90 mmHg
140/90 mmHg 1 = Tidak hipertensi, jika teka
darah < 140/90 mmHg
Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi di wilayah PosKesDes
2. Ada hubungan antara kepribadian dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja PosKesDes
pendekatan case control yaitu suatu penelitian dimana efek (penyakit atau status kesehatan)
diidentifikasikan pada saat ini, kemudian faktor resiko diindentifikasi adanya atau terjadinya
1. Populasi
dalam penelitian ini adalah penduduk yang ada di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan
Mattiro Walie. Populasi dalam penelitian ini terbagai menjadi dua kelompok yaitu populasi
kontrol dan populasi kasus. Populasi kasus adalah penduduk yang mempunyai hipertensi.
Sedangkan populasi kontrolnya adalah penduduk yang memiliki riwayat keluarga hipertensi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 50 sampel terdiri
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive
sampling yaitu sampel ditentukan berdasarkan kriteria tertentu dan banyaknya sesuai dengan
jumlah sampel yang ditetapkan. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi untuk kelompok kasus dan kontrol adalah responden merupakan penduduk di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Majalengka dan tidak sedang menjalani pengobatan penyakit
a. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi untuk kelompok kasus dan kontrol adalah penduduk di wilayah kerja
PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie yang tidak bisa membaca dan menulis atau memahami
kuesioner.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu berupa
kuesioner untuk mengukur variabel dependen dan independen. Pengumpulan data dimulai
pada bulan november 2014. Setelah didapatkan subjek penelitian, kemudian dilakukan
pengumpulan data dengan teknik angket. Angket dan pengambilan kuesioner dilakukan pada
E. Etika Penelitian
1. Informed Concent, diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed concent adalah lembar
2. Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data
(kuesioner). Peneliti hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data tersebut.
3. Confidentiality, kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data
F. Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data menurut Notoatmodjo (2003) adalah sebagai
berikut:
2. Coding (pengkodean), tahap ini memudahkan dalam memasukan data dan pengolahan
pemberian data, maka pertanyaan yang telah diajukan diberi tanda/ kode.
4. Tabulasi data, dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan variabel yang diteliti,
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisis univariat yang dilakukan terhadap variabel-variabel, dari hasil yang diperoleh dalam
penelitian, pada umumnya dari hasil analisis, menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap
variabel-variabel yang ada, dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dengan
2. Analisa Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Yang terhormat,
Bapak/Ibu
di PosKesDes / PosKesLu
Peneliti
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama :………………………….
Alamat :………………………….
penjelasan mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur dari penelitian ini dengan judul
“Hubungan Gaya Hidup dan Kepribadian dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan Mattiro
Selanjutnya saya dengan ikhlas dan sukarela menyatakan ikut serta dalam penelitian ini
sebagai responden. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa
…………………………….
(Responden)
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
1. Nomor Responden :
Perempuan
a. Ya
b. Tidak
B. Gaya Hidup
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda “V” pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dan pendapat anda!
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Apakah anda mempunyai kebiasaan merokok?
2. Apakah anda mempunyai kebiasaan minum minuman
beralkohol?
3. Apakah menurut anda kebiasaan minum kopi tidak akan
mengganggu kesehatan jika kita mengkonsumsinya tidak
berlebihan/terlalu banyak?
4. Apakah anda suka melakukan olahraga secara teratur?
C. Tipe Kepribadian
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda “V” pada kolom yang sesuai dengan
keadaan anda!
J
NO PERNYATAAN
BENAR
1 Saya suka berbicara di depan umum
2 Saya merasa tidak nyaman sebagai pusat perhatian
a. Pernah
b. Belum pernah
a. Ya
b. Tidak
DAFTAR PUSTAKA
Posting Komentar