Vous êtes sur la page 1sur 9

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni

2017
Pengaruh air kelapa terhadap peningkatan pH saliva

1
Chendrakasih Kusumawardani
2
Michael A. Leman
2
Christy N. Mintjelungan

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: chendrakasihkusuma@gmail.com

Abstract: Dental caries is a disease that attacks the hard tooth tissue. One of the causes of
dental caries is the acidogenic bacteria. The bacterial growth is influenced by the condition
of oral cavity such as the pH of saliva. The acidity of salivary pH causes increased growth of
bacteria resulted in higher risk of caries. Various methods are used to reduce the risk of
dental caries. One of them is the usage of natural materials that contain calcium such as
coconut water (Cocos nucifera L.) that can help the remineralization process, therefore, can
pH of saliva will increase. This study was aimed to determine whether the coconut water and
improve the pH of saliva. This was a quasi experimental study with a pretest and posttest
group design. There were 30 people as samples. Salivary pH measurements were done three
times in each sample as follows: normal saliva, saliva after consumption of bread, and saliva
after drinking coconut water. Salivary pH was measured with a pH meter. The results
showed that coconut water did not increase the pH of saliva because its pH was acid and its
sugar content lowered the pH of saliva.
Keywords: salivary pH, coconut water, dental caries, coconut water to pH of saliva

Abstrak: Penyakit karies gigi merupakan penyakit yang menyerang jaringan keras gigi.
Penyebab terjadinya karies gigi di antaranya ialah bakteri asidogenik. Pertumbuhan bakteri
ini dipengaruhi keadaan rongga mulut seperti pH saliva. pH saliva yang asam menyebabkan
pertumbuhan bakteri semakin meningkat dengan risiko karies semakin tinggi. Berbagai cara
dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya karies gigi di antaranya dengan
memanfaatkan bahan dari alam yang memiliki kandungan kalsium seperti air kelapa (Cocos
nucifera L.) yang dapat membantu proses remineralisasi sehingga diduga dapat
meningkatkan pH saliva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah air kelapa dapat
meningkatkan pH saliva. Jenis penelitian ialah kuasi eksperimental dengan pretest and post
test group design. Sampel penelitian ini sebanyak 30 orang. Pengukuran pH saliva dilakukan
sebanyak tiga kali pada tiap sampel, yaitu saliva normal, saliva setelah mengonsumsi roti,
dan saliva setelah meminum air kelapa. Pengukuran pH saliva menggunakan pH meter. Hasil
penelitian mendapatkan air kelapa tidak dapat meningkatkan pH saliva karena pH kelapa
yang asam serta kandungan gula di dalamnya yang menyebabkan pH saliva menjadi turun.
Kata kunci: pH saliva, air kelapa, karies gigi, air kelapa terhadap pH saliva

Penyakit karies gigi hingga beberapa tahun Indonesia sebesar 4,6 dengan indeks decay
terakhir ini masih menjadi masalah utama atau karies gigi sebesar 1,6. Hal ini berarti
yang dihadapi oleh negara Indonesia. kerusakan gigi masyarakat Indonesia
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar karena karies gigi mencapai 160 gigi per
1
(RISKESDAS) tahun 2013, indeks DMF-T 100 orang.
Karies gigi antaranya buah saliva agar ruang kuliah
merupakan kelapa. Kota mendekati normal. mahasiswa
penyakit infeksi Manado, yang angkatan 2014
yang melibatkan berada di wilayah METODE Program Studi
empat faktor utama provinsi Sulawesi PENELITIAN Pendidikan Dokter
yaitu host, Utara, merupakan Jenis Gigi Universitas
substrat, salah satu penelitian ini ialah Sam Ratulangi
mikroorganisme, penghasil kelapa di quasi Manado pada
dan waktu. Indonesia. air eksperimental bulan Februari-
Penyakit ini terjadi kelapa dengan pretest and Desember 2016.
akibat adanya mengandung post test group Populasi penelitian
proses berbagai vitamin, design. Penelitian ini yaitu
demineralisasi mineral, asam dilaksanakan di mahasiswa
yang terus- amino, kandungan angkatan
menerus pada organik dan 2014, 2015 dan
jaringan keras gigi anorganik yang 2016 Program
oleh asam organik dibutuhkan tubuh. Studi Pendidikan
yang berasal dari Dalam air kelapa Dokter Gigi
makanan yang juga terkandung Universitas Sam
mengandung gula ion kalsium, fosfor Ratulangi yang
dan dan protein. berjumlah 71
difermentasikan Kandungan ini orang.
oleh bakteri. merupakan zat Kriteria
Proses yang sama pada inklusi yaitu
demineralisasi saliva yang dapat memiliki OHI-S
berlangsung membantu proses yang baik (≤1,2),
ketika pH saliva di remineralisasi. memiliki indeks
bawah 5,5 atau Pada penelitian DMF-T yang
bersifat asam. Pada sebelumnya yang sangat baik
keadaan ini, dilakukan oleh hingga sedang,
bakteri asidogenik Hayden dari dan bersifat
penyebab karies Western Kentucky kooperatif. Kriteria
gigi, seperti University yang eksklusi yaitu tidak
Streptoccocus menggunakan bersedia mengisi
mutans dan bahan makanan informed consent,
Lactobacillus yang mengandung menderita
berkembang biak kalsium seperti xerostomia, dan
2,3,4
dengan cepat. keju telah memiliki penyakit
Berbagai cara terbukti dapat sistemik. Metode
dilakukan untuk meningkatkan pH pengambilan
3,5
menurunkan risiko saliva. sampel yang
terjadinya karies Penelitian ini digunakan ialah
gigi, di antaranya bertujuan untuk purposive
dengan meneliti apakah air s
memanfaatkan kelapa dapat a
aneka tumbuhan membantu m
dan bahan herbal terjadinya proses p
dari alam. Negara remineralisasi, l
Indonesia kaya sehingga i
akan berbagai diharapkan dapat n
macam tumbuhan mengurangi waktu g
yang dapat terjadinya .
dimanfaatkan demineralisasi Variabel
untuk dengan cara penelitian ini ialah
pengobatan, di meningkatkan pH air kelapa dan
peningkatan pH untuk mengetahui
saliva yang diukur pH saliva akhir
dengan pH meter. setelah diberikan
Seluruh perlakuan. Data
sampel diuji dengan
dijadwalkan pada analisis uji
hari tertentu, Dependent T- test
sebelumnya telah dengan tingkat
diinstruksikan kepercayaan 95%.
untuk tidak (α) =
mengonsumsi (
makanan dan 0
minuman 1 jam ,
sebelum penelitian 0
dilakukan lalu 5
diinstruksikan )
meminum air .
mineral sebanyak
250 ml. Setelah H
itu, subjek diminta A
mengumpulkan S
saliva pada pot I
penampung L
saliva, lalu pH
saliva diukur P
menggunakan pH E
meter untuk N
mengetahui pH E
saliva normal dari L
masing- masing I
subjek. Setelah itu, T
diinstruksikan I
subjek untuk A
memakan sebuah N
roti coklat sampai Berdasarkan
habis; 5 menit hasil penelitian
kemudian saliva yang dilakukan
dari diperoleh data-data
subjek penelitian yang dapat dilihat
ditampung dalam pada tabel-tabel
pot penampung berikut ini:
saliva dan
diukur pHnya.
Subjek kemudian
diinstruksikan
untuk meminum
air kelapa
sebanyak 250 ml
sampai habis; 5
menit kemudian,
saliva
dikumpulkan
dalam pot
penampung saliva
dan diukur pHnya
Tabel 1. Hasil pengukuran pH saliva

No pH saliva akhir
pH normal saliva pH saliva awal (setelah
(setelah pemberian
Responden masing-masing subjek konsumsi roti)
air kelapa)
1 7,1 7,3 6,8
2 7,4 7,4 7,2
3 7,2 7,4 7,1
4 7,2 7,6 7
5 6,7 7,2 6,6
6 7,1 7,1 6,9
7 7,2 7,4 6,9
8 6,7 7 6
9 6,9 7 6,3
10 7,4 7,6 7,3
11 7,3 7,6 6,9
12 7,5 7,8 7,1
13 7,3 7,5 6,7
14 7,2 7,6 7
15 7,3 7,6 6,8
16 7,4 7,7 6,8
17 6,8 7,3 7
18 7 7,3 7,1
19 7 7,4 7,2
20 6,8 7,3 7,1
21 6,7 7,3 6,9
22 7 7,4 7,1
23 6,2 7 6,3
24 7,1 7,5 7,1
25 7,4 7,9 7,4
26 6,5 6,8 6,5
27 7,5 7,6 7,5
28 6,8 7,2 6,8
29 7,6 7,8 7,6
30 7 7,3 7
Rerata 7,076 7,396 6,933

Tabel 2. Uji T-berpasangan pH saliva


pH Rerata±s.d p Value (<0.05)
pH Awal vs pH Roti 0.320±0.173 0.000*
pH Roti vs pH Akhir 0.463±0.242 0.000*
pH Awal vs pH Akhir 0.143±0.271 0.007*

BAHASAN Diperoleh pH minimal saliva tidak


Hasil penelitian ini tidak mendukung terstimulasi 6,2 dan maksimal 7,6. Menurut
8
bahwa air kelapa dapat menaikkan pH Amerongen. pH saliva yang tidak
saliva. Hal ini terbukti karena seluruh terstimulasi berkisar antara 6,4-7,4. Hal ini
responden mengalami penurunan pH saliva dikarenakan rendahnya konsentrasi ion
setelah meminum air kelapa. Dilakukan bikarbonat pada saliva tidak terstimulasi.
pengukuran pH saliva sebanyak tiga kali Kapasitas buffer saliva bergantung pada
pada masing-masing responden. adanya ion bikarbonat karena bikarbonat
Pengukuran pertama, yaitu untuk mengukur memiliki peran utama untuk menetralisir
pH awal atau pH yang tidak terstimulasi. asam yang diproduksi oleh bakteri ketika
mencerna gula di difermentasikan karies juga dapat berkisar 5,4-5,5
mulut atau asam oleh bakteri menjadi tempat yang termasuk
dari lambung. sehingga penumpukan kategori asam serta
Jumlah ion menghasilkan sisa makanan, terdapat
bikarbonat asam yang sehingga kandungan gula
bergantung pada kemudian membutuhkan sebanyak 5,6%
laju aliran saliva, menyebabkan pH waktu yang lebih dan karbohidrat
sehingga saliva menjadi banyak untuk sebanyak
jumlahnya sangat turun, tetapi ketika dapat 4% dalam satu liter
meningkat pada mengonsumsi roti, meningkatkan pH kelapa, yang
saliva yang terjadi stimulus s menyebabkan pH
6-8
terstimulasi. mekanik berupa a akhir dari seluruh
Jumlah pengunyahan yang l responden
responden yang dapat i mengalami
memiliki pH pada meningkatkan v penurunan. Hal ini
rentang 6,4-7,4 sekresi saliva, yang a sesuai dengan
sebanyak 26 diikuti dengan . penelitian yang
(89,91%) meningkatnya pH dilakukan oleh
12
responden; 3 saliva. Hal ini
6 Prasetyo bahwa
(10%) sesuai dengan
, makanan atau
responden yang penelitian yang 1 minuman yang
memiliki pH di dilakukan oleh 0 asam, dapat
atas 7,4 dan 1 Indriana
11
tentang , menyebabkan
(3,33%) responden perbedaan laju 1 penurunan pH
memiliki pH di aliran saliva dan 1 saliva, sedangkan
bawah 6,4.
7,9
pH yang karbo- hidrat dan
Setiap
Setiap dipengaruhi oleh gula pada air
responden diberi
responden diminta stimulus mekanik kelapa defermen-
air kelapa
untuk dan kimiawi. Hal tasikan oleh bakteri
sebanyak 250 ml.
menghabiskan roti ini berhubungan yang kemudian
Hasilnya, Seluruh
tanpa ditentukan dengan ion menghasilkan
responden
waktu yang bikarbonat yang asam dan
mengalami
diperlukan untuk disekresi pada menyebabkan pH
penurunan pH
menghabiskan roti saliva yang saliva menjadi
dari pH saliva 13
tersebut. Sebanyak terstimulasi namun turun. Hal ini
setelah konsumsi
28 (93,34%) terdapat 2 membukti- kan
roti. Hal ini
responden responden yang bahwa kandungan
disebabkan pH
mengalami tidak mengalami kalsium yang
dari air kelapa itu
peningkatan pH perubahan. Hal ini terdapat pada air
sendiri
saliva menjadi dapat disebabkan kelapa yang
lebih basa dari pH jumlah gigi karies berjumlah
awal. Roti yang dimiliki oleh 248mg/250ml
merupakan kedua responden tidak cukup
makanan yang ini. Karies gigi adekuat untuk
mengandung dapat meningkatkan pH
karbohidrat dan memengaruhi pH pada saliva.
gula. Konsumsi saliva, karena pada Jumlah ini jauh
roti dapat gigi yang lebih sedikit
menyebab- kan mengalami karies dibandingkan
terjadinya terdapat lebih kandungan kalsium
penurunan pH banyak koloni pada makanan lain
saliva karena bakteri yang dapat yang mengandung
karbohidrat dan menghasilkan kalsium seperti
gula yang terdapat asam. Pada gigi keju yaitu sebesar
dalam roti yang mengalami 714mg/100g yang
telah terbukti dapat setiap responden
meningkatkan pH berbeda-beda.
saliva setelah Pada penelitian
konsumsi yang dilakukan
minuman oleh Anastasia
3,14
bersoda. pada tahun 2015
Hasil tentang
penelitian gambaran
mendapatkan konsumsi
terjadi penurunan yogurt
pH saliva terhadap waktu
responden setelah peningkatan pH
meminum air saliva, waktu
kelapa jika perubahn pH saliva
dibandingkan tiap responden
dengan pH setelah berbeda-beda.
konsumsi roti. Terdapat
Berdasarkan data responden yang
tersebut (Tabel pada lima menit
1), seluruh pertama sudah
responden terjadi perubahan
mengalami pH saliva, namun
penurunan pH ada juga yang
saliva namun perubahan pH
penurunan yang salivanya baru
terjadi bervariasi. terjadi pada menit
Sebanyak 16 ke-10 dan ke-
12,13,15
responden 15.
(53,28%)
mengalami
penurunan pH
saliva
menjadi lebih
rendah dari pH
saliva awal, 7
responden
(23,36%)
mengalami
penurunan pH
namun berada di
atas pH awal dan 7
responden
(23,36%)
mengalami
penurunan pH
kembali ke pH
awal setelah
konsumsi air
kelapa.
Kemungkinan
waktu yang
diperlukan untuk
perubahan pH
saliva menjadi
lebih asam pada
Berdasarkan Tabel 2, hasil uji statistik levels in the oral cavity. Western
perubahan pH saliva yang bermakna Kentucky University; 2015.
terdapat pada pada normal vs awal dengan 4. Stegeman CA, Davis JR. The Dental
p=0,000; pH saliva awal vs pH saliva akhir Hygienist Guide to Nutritional Care
dengan p= 0,000; dan pH saliva normal vs (3rd ed). Canada: Elsevier; p. 39.
pH saliva akhir dengan p=0,007. Pada 5. Madiros VF, Madeiros AC. Therapeutic
penelitian ini, air kelapa memang Use Of Coconut Water. J Surg Cl
Res. 2012;3(2):75-83.
menurunkan pH saliva yang meningkat
6. Walsh LJ. Clinical Aspect of Salivary
setelah makan roti, namun pH yang turun Biology For The Dental Clinical. J
mendekati bahkan kembali ke pH awal Minim Interv Dent 2008;1(1).
setelah meminum air kelapa karena 7. Priya SR, Ramaswamy L. Tender Coconut
memiliki pH yang asam serta kandungan Water-Natures Elixir To Mankind.
karbohidrat dan gula yang dapat memicu Department of Nutrition and
terjadinya fermentasi oleh bakteri yang Diabetics, psg College of Arts and
menghasilkan asam. Dapat diperkirkan Science. IJRSR. 2014;5(8):1485-90.
bahwa air kelapa yang diminum ketika 8. Amerongen AVN. Ludah dan Kelenjar
saliva tidak terstimulasi akan membuat pH Ludah Arti Bagi Kesehatann Gigi
menjadi turun menjauhi pH awal yaitu (Cetakan ke 2). Abyono R dan Suryo
menjadi lebih asam, dan kemudian dapat R, penerjemah. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1991.
memicu terjadinya proses pembentukkan
12,13 9. Sosilo D, Erlywati R, Diyatri I. Peranan
karies.
sorbitol dalam memertahankan
kestabilan pH saliva pada proses
SIMPULAN pencegahan karies. Surabaya:
Air kelapa tidak memiliki pengaruh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
terhadap peningkatan pH saliva. Temuan Airlangga; 2005.
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 10. Maryati. Derajat keasaman (pH) Ssliva
pH saliva responden setelah konsumsi air pada rongga mulut berkaries dan
kelapa mengalami penurunan. tidak berkaries [Skripsi]. Medan:
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
SARAN Sumatera Utara; 2000.
Disadari bahwa penelitian ini masih 11. Indriana T. Pengaruh perbedaan laju
aliran saliva dan pH karena pengaruh
terdapat banyak kekurangan, dengan waktu
stimulus kimiawi dan mekanis. J
penelitian yang relative singkat, maka perlu Kedokt Meditek Fakultas Kedokteran
dilakukan penelitian yang lebih lengkap, Gigi Jember. 2011;17(44).
dan lebih mendalam mengenai jumlah 12. Prasetyo EA. Keasaman minuman ringan
kalsium yang diperlukan dalam rongga menurunkan kekerasan permukaan
mulut untuk dapat membantu gigi. Surabaya: Bagian Ilmu
meningkatkan pH saliva dan mengetahui Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran
makanan atau minuman apa saja yang Gigi Universitas Airlangga; 2005.
dapat membantu meningkatkan pH saliva. 13. Suwelo IS. Karies Gigi pada Anak dengan
Pelbagai Faktor Etiologi. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA EGC, 1992.
1. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan 14. Rindengan B. Potensi kelapa muda untuk
Pengembangan Kesehatan kesehatan dan pengolahannya.
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Indonesian Coconut Palmae Research
2. Lubis SLA. Fluor dalam Pencegahan karies Intstitute Manado. 2004;3(2):46-60.
gigi [Skripsi]. Medan: Fakultas 15. Siswosubroto AE. Gambaran konsumsi
Kedokteran Gigi Universitas yoghurt terhadap waktu peningkatan
Sumatera Utara; 2001. pH saliva. Pharmacon. 2015;4(4).
3. Hayden MR. The effect of cheese on pH

Vous aimerez peut-être aussi