Vous êtes sur la page 1sur 8

Pre OP

Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional

Ansietas b.d prosedur pembedahan, 1. Monitor klien tanda dan 1. Pengkajian seksama
prosedur preoperative. gejala ansietas saat kondisi pasien dengan
pengkajian keperawatan ansietas memungkinkan
Kriteria Hasil: 2. Fokuskan diskusi pada perawat membuat
1) Klien akan menunjukan stressor yang mempengaruhi priorotas perawatan.
kemampuan focus pada kondisi pasien 2. Focus diskusi
pengetahuan baru dan 3. Diskusikan persepsi klien memfasilitasi
skill akan prosedur pembedahan, kemampuan pasien
2) Identifikasi gejala sebagai ketakutan yang berhubungan untuk menyatakan
indicator kecemasan dengan operasi ketakutan dan perasaan
sendiri 4. Berikan informasi prosedur yang dirasakan dan
3) Tidak menunjukan prilaku sebelum operasi, penyakit membengun hubungan
agresif klien, dan persiapan operasi. terapeutik.
4) Berkomunikasi dan 3. Diskusi akan persepsi
penanganan perasaan dan ketakutan membuat
negative dengan tepat pasien mengekspresikan
5) Rileks dan nyaman dalam diri sendiri dan
beraktivitas mengeksplore
pengetahuannya.
4. Tindakan untuk
menambah pengetahuan
dan reduksi ansietas
Kurang pengetahuan b.d kurang 1. Tinjau ulang prosedur 1. Memberikan dasar
pengetahuan
informasi, tidak mengenal sumber dan harapan pasca
dimana pasien dapat
informasi. operasi membuat pilihan
berdasarkan
Kriteria hasil : 2. Diskusikan pentingnya
informasi.
masukan cairan adekuat, 2. Meningkatkan
1) Mengungkapkan pemahaman penyembuhan dan
kebutuhan diet
normalisasi usus
tentang proses penyakit dan 3. Demostrasikan perawatan 3. Meningaktkan
penyembuhan,
pengobatan. luka atau belutan yang
menurunkan resiko
tepat infeksi,
memberikan
4. Tinjau ulang perawatan
kesempatan untuk
selang gastrotomi bila mengobservasi luka
4. Meningkatkan
pasien dipulangkan
kemandirian,
dengan alat ini meningkatkan
kemampuan
5. Identifikasikan tanda-
perawatan diri.
tanda yang memerlukan 5. Pengenalan dini
komplikasi dan
evaluasi medis, demam
intervensi segera
menetap, bengkak, dapat mencegah
progresi situasi
eritema, artau terbukanya
serius, mengancam
tepi luka, perubahan hidup.
6. Mncegah kelelahan,
karakteristik drainage.
merangsang
6. Anjurkan peningkatan sirkulasi dan
normalisasi fungsi
aktivitas bertahap sesuai
organ,
tolernsi dan meningkatkan
penyembuhan
keseimbangan dengan
b.
periode istirahat yang
adekuat
Post OP

Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional Evaluasi

Dx 1: .Inefektif bersihan 1. Manajemen jalan 1. Kepatenan jalan S:


jalan nafas b.d efek anastesi nafas nafas
2. Suction : pembuangan mengindikasikan O: - Pengeluaran
Kriteria Hasil: 3. Terapi oksigen efektivitas sekresi efektif
1) Klien akan 4. Atur posisi klien respirasi. - Respirasi dan
mempunyai 5. Pantau respirasi 2. Pasien yang ritme dalam batas
kepatenan jalan mengalami normal
nafas penurunan - Fungsi pulmonali
2) Pengeluaran kesadaran dalam batas normal
sekresi efektif beresiko terjadi
3) Respirasi dan aspirasi saliva dan A:Masalah teratasi
ritme dalam pemberian oksigen
batas normal tambahan P: Intervensi
4) Fungsi diindikasikan dihentikan
pulmonali dengan jalan nafas
dalam batas yang bersih.
normal 3. Kerusakan otak
5) Mampu irreversible bisa
menyususn terjadi bila periode
rencana untuk apneu terjadi lama
perawatan di dan kebutuhan
rumah oksigen tidak
terpenuhi.
4. Posisi supine
meningkatkan
resiko obstruksi
jalan nafas oleh
lidah, bila
dimiringkan maka
klien akan
mengalami
aspirasi. Semi
fowler adalah
pilihan yang tepat
untuk
kenyamanan,
pengembangan
ekspansi paru
yang optimal,
menghindari
aspirasi.
Dx 2: Kerusakan integritas 1. Monitor karakteristik 1. Mempengaruhi S:
kulit b.d insisi pembedahan, luka, meliputi lokasi, pilihan intervensi
perubahan sensasi ada/tidaknya dan 2. Mencegah O: perawatan luka
karakter eksudat, terjadinya infeksi optimal
Kriteria Hasil: ada/tidaknya jaringan dan mempercepat Integritas kulit
1) Klien akan nekrotik, ada/tidaknya proses adekuat
menunjukan tanda-tanda infeksi penyembuhan
perwatan optimal (nyeri, bengkak, luka. A: masalah teratasi
kulit dan luka secara kemerahan, 3. Menurunkan
rutin peningkatan sushu, tekanan kulit dan P: Intervensi
2) Menunjukan penurunan fungsi) meningkatkan dihentikan
intgritas kulit dan 2. Bersihkan dan ganti sirkulasi
membrane mukosa balutan (wound care)
adekuat luka dengan teknik
(temperature steril
jaringan, elastisitas, 3. Minimalisir penekanan
hidrasi, pigmentasi, pada bagian luka
dan warna)
Dx 3: Kekurangan volume 1. Monitor dan perbaiki Rasional S:
cairan b.d kehilangan darah, intake output, antara 1. Terapi diuretik,
kehilangan air dengan setiap jam dan hipertermia, O: - elektrolit, Ht, dan
abnormal. perbandingkan. Ukur pembatasan serum osmolalitas
dan dokumentasikan intake cairan dalam keadaan normal
Kriteria hasil : output urine setiap 1-4 dapat - urine output
1) Menunjukan level jam. menimbulkan dalam batas normal
elektrolit,  urine output kekurangan - hemodinamika
hematokrit dan lebih dari cairan. dalam batas normal
serum osmolalitas 200ml/jam Pengukuran tiap
dalam keadaan selama 2 jam jam dan A: masalah teratasi
normal.  urine output perbandinganny
2) Urine output dalam kurang dari a dapt P: intervensi
batas normal 30ml/jam mendeteksi dihentikan
3) Hasil hemodinamika selama 2 jam kekurangan.
dalam batas normal 2. Monitor hasil 2. Hasil
laboratorium sesuai laboratorium
indikasi. menambah
3. Monitor tekanan keadaan
hemodinamika secara objektif dari
periodic. ketidakseimban
4. Berikan terapi sesuai gan. Penurunan
indikasi, biasanya osmolalitas
cairan isotonic urine
berhubungan
dengan diuresis,
peningkatan
serum
osmolalitas,
serum sodium
dan hematokrit
menunjukan
hemokonsentras
i.
3. Pemantauan
secara periodic
menunjang
peringatan
secepatnya
apabila terjadi
kondisi yang
fatal.
4. Cairan isotonic
adalah
pengganti
cairan untuk
kehilangan
cairan tubuh.
Produk darah,
koloid, atau
albmin, dapat
digunakan
untuk
peningkatan
MAP. Monitor
digunakan
untuk mencegah
overload
volume cairan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and suddart. 1988. Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition. Philadelpia: J.B. Lippincott Campany

Fitzpatrick, JK. 1997. Abdominal Surgical Approaches in Danakas GT Pietrantoni M (ed) “The Care Of The Gynecologic / Obstetric
Patient”. St Louis, Missouri, Mosby.

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran Bandung

Soeparman, dkk. 1987. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Herdman Heater, dkk. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi 10. EGC.

https://www.google.co.id/search?q=pathways+laparatomi&biw=1280&bih=881&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjL8
aOokJ3OAhWJuI8KHepJCvMQ_AUIBigB#imgrc=eVJdBXGGNsBiEM%3A

Vous aimerez peut-être aussi