Vous êtes sur la page 1sur 4

No.

Peserta : 18080652310036
Nama : NASARUDDIN, S.Pd.
Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Ranah Ampek Hulu Tapan – Sumatera Barat

TUGAS AKHIR M4. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Instructions:
Di suatu kelas terdapat 30 siswa  dengan rincian :
1. Jumlah laki-laki  20 orang,  jumlah  perempuan 10 orang
2. Status sosial 60% adalah anak dari pekerja buruh pabrik, 20 % PNS, dan 10 % adalah
pedagang, 20% adalah pegawai swasta/BUMN
3. Minat siswa 50% pada kegiatan olahraga, 10% pada aspek akademis, 20% pada kegiatan
seni, dan 20% pada  aspek ketrampilan
4. Kemampuan siswa 40% pada batas bawah, 40% pada batas menengah, dan 20% pada
batas tinggi
5. Preferensi belajar 40% kinestetik, 30% visual, 30% auditory

Pertanyaan:
1. Bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan
karakteristik tersebut diatas  (ambil 1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)
2. Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas (ambil 1
sub tema pembelajaran/ 1 mapel)

Kerjakan soal-soal tersebut dalam MS. Word.  dan submit pada tempat yang disediakan.
Ukuran file yang diunggah maksimal 10 MB.

Jawaban Penyelesaian:

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK UMUM PESERTA DIDIK


Mapel : Desain Grafis
Jumlah Peserta Didik : 30 Orang
Aspek Karakteristik Umum Rincian Karakteristik Jumlah Peserta Didik
Gender Laki-laki 20
Perempuan 10
Status Sosial/Pekerjaan Buruh Pabrik 18
orang tua PNS 6
Pedagang 3
Pegawai Swasta/BUMN 3
Minat Olahraga 15
Akademis 3
Seni 6
Keterampilan 6
Kemampuan Peserta Didik Batas bawah 12
Batas menengah 12
Batas atas 6
Preferensi Belajar Kinestetik 12
Visual 9
Auditory 9

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kelas “X” cukup Heterogen baik dari
segi pekerjaan orang tua, minat, kemampuan dan preferensi belajar. Hal ini harus menjadi
pertimbangan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas ini. Data tersebut, akan
menjadi landasan guru dalam mendesain pembelajaran di kelas.
Untuk menjawab bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi
pembelajaran dan bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik
peserta didik seperti pada sajian table di atas? Berikut penulis coba uraikan secara sederhana
dengan contohnya:
Untuk tingkat smk/sma/ma, aspek gender sangat perlu menjadi bahan pertimbangan
guru, karena pada masa ini peserta didik sudah mempunyai ketertarikan pada lawan
jenisnya dan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik laki-laki yang cenderung
lebih rendah maka guru harus bijak dalam membagi kelompok diskusi. Guru sebaiknya
membagi kelompok secara heterogen, dalam setiap kelompok harus ada laki-laki dan
perempuan. misalnya guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok, berarti dalam tiap
kelompok ada 4 orang laki-laki dan 2 perempuan. Hal ini senada dengan apa yang
sampaikan oleh Suprayekti dan Agustyarini (2015: 24) menjelaskan bahwa anak laki-laki
dan perempuan pada dasarnya memiliki pesamaan dan perbedaan. Perbedaannya pada
fisiologis dan biologis, peran, perilaku, kegiatan dan atribut di masyarakat. Sedangkan
kesamaan peran dalam hak dan kewajiban sesuai dengan adat istiadat, budaya masyarakat.
Seperti kesetaraan dalam memperoleh pekerjaan, peningkatan ilmu dan takwa, mencapai
cita-cita menjadi guru, dokter, dan lain-lain.
Guru juga harus membagi kelompok berdasarkan kemampuan peserta didik, dalam
tiap kelompok harus ada yang memiliki kemampuan rendah, menengah dan tinggi. Yang
memiliki kemampuan rendah dapat belajar dari teman yang memiliki kemampuan tinggi
dan yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu dan memotivasi teman satu
kelompoknya. Namun demikian, pada siswa dengan 15-17 tahun telah memiliki
kemampuan mengkoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara serentak maupun
berurutan. Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan menggunakan prinsip-prinsip
abstrak. Dengan kapasitas merumuskan hipotesis peserta didik mampu berfikir
memecahkan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan
lingkungan. Sedang dengan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak, peserta didik
akan mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak, seperti agama, matematika, dan
lainnya.
Sedangkan dari aspek status sosial, karena sebagian besar orang tua peserta didik di
kelas ini bekerja sebagai buruh dan bisa dikategorikan dari keluarga kurang mampu, maka
guru tidak boleh memperlihatkan tindakan diskriminasi antar peserta didik, semua
diperlakukan dengan adil dan tidak memandang status sosialnya. Aspek ini juga sangat
penting dipertimbangkan dalam memberikan tugas kepada peserta didik di kelas ini, yaitu
tugas yang dapat diselesaikan peserta didik dengan baik walaupun dengan ekonomi yang
terbatas artinya tidak memberatkan dari segi biaya.
Berdasarkan minat dan preferensi belajar dari peserta didik yang juga beragam
sebaiknya guru menerapkan model dan metode pembelajaran yang bervariasi untuk menarik
minat peserta didik dan mengatasi kebosanan.
Untuk mengakomodasi pembelajaran dengan karakteristik peserta didik yang
bervariasi dan mengembangkan kecerdasan majemuknya maka model yang tepat dalam
pembelajaran adalah project based learning pada kompetensi dasar untuk keterampilan (KI
4) yaitu Menempatkan unsur-unsur tata letak berupa garis, ilustrasi, tipografi, warna,
gelap-terang, tekstur, dan ruang. Dalam hal ini peserta didik ditugaskan untuk membuat
sebuah produk berupa brosur/leaflet tentang sekolah dan dapat dipromosikan ke
masyarakat.
Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok, setiap kelompok heterogen, harus ada
laki-laki dan perempuan, dibagi menurut tingkat kemampuan peserta didik dan yang lebih
penting dalam satu kelompok ini adalah harus ada peserta didik yang memiliki minat yang
berbeda satu sama lainnya. Dalam pembelajaran peserta didik yang memiliki minat olahraga
contohnya dapat bertugas untuk memotret setiap sudut sekolah, peserta didik yang memiliki
minat akademis bisa mengatur langkah-langkah untuk pembuatan brosur, peserta didik yang
berminat seni dan keterampilan bisa mengatur layout, pemilihan warna dan sebagainya.
Setelah brosur/leaflet tersebut selesai dikerjakan bisa dipresentasikan di depan kelas.
Multiple Intelligence yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran ini antara lain :
1. Kecerdasan spasial, merupakan kecerdasan seseorang yang berdasar pada kemampuan
menangkap informasi visual atau spasial, mentransformasi dan memodifikasinya, dan
membentuk kembali gambaran visual tanpa stimulus fisik yang asli. Kecerdasan ini tidak
tergantung sensasi visual. Kemampuan pokoknya adalah kemampuan untuk membentuk
gambaran tiga dimensi dan untuk menggerakkan atau memutar gambaran tersebut.
Individu yang dominan memiliki kecerdasan tersebut cenderung berpikir dalam
pola-pola yang berbentuk gambar. Mereka sangat menyukai bentuk-bentuk peta, bagan,
gambar, video ataupun film sebagai media yang efektif dalam berbagai kegiatan hidup
sehari-hari. Contohnya peserta didik dapat menampilkan foto-foto sekolah, gambar atau
pun peta dari sekolah untuk menunjang brosur yang mereka buat.
2. Kecerdasan bahasa, karena peserta didik juga diminta untuk membaca dan memahami
literatur yang berkaitan dengan materi (langkah-langkah pembuatan brosur/leaflet)
kemudian setelah produk brosur selesai peserta didik diminta untuk mempresentasikan di
depan kelas layaknya orang yang melakukan promosi pada masyarakat, dalam hal ini
membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik dan bisa menarik orang.
3. Kecerdasan jasmani kinestetik, karena melatih peserta didik untuk memperoleh
informasi mengenai sekolah yang menuntut peserta didik secara aktif berkeliling,
mencari informasi, memotret dsb dalam jangka waktu tertentu.
4. Kecerdasan interpersonal, dalam hal ini peserta didik menjalin hubungan atau relasi
dengan orang lain. Hal ini ditandai dengan bagaimana peserta didik bekerjasama dengan
teman pada kelompoknya dan bertanya/mendapatkan informasi yang jelas dan tepat dari
guru atau warga sekolah yang terkait.
Terakhir, Pemetaan kelas, haruslah menjadi kunci pertama dalam desain dan
perencanaan pembelajaran, mempertimbangkan pengetahuan awal dan karakteristik belajar
peserta didik akan membantu terbangunnya pola belajar yang efektif mengantarkan
pencapaian tujuan belajar yang optimal.

Vous aimerez peut-être aussi