Vous êtes sur la page 1sur 32

MAKALAHANALISIS B3

AUDIT LINGKUNGAN

ULFA RAHMAN K11113088


NUR AFNI KAPITALOLA K11113302
PUTRI MAHARDIKA K11113052

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidaya-Nya sehingga tugas makalah Audit Lingkungan dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya yang senantiasa istiqamah di jalan-Nya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun sebagai pelengkap tugas mata kuliahAnalisis B3.Penulis
menyadari bahwa makalahini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalahini dari awal sampai
akhir.

Makassar, April 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

C. Tujuan .................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit Lingkungan ................................................................ 4

B. Tujuan dan Fungsi Audit Lingkungan ................................................... 5

C. Manfaat Audit Lingkungan .................................................................... 7

D. Prinsip Audit Lingkungan ...................................................................... 8

E. Ruang Lingkup Audit Lingkungan ....................................................... 11

F. Jenis-Jenis Audit Lingkungan ............................................................... 12

G. Tahapan Pelaksanaan Audit Lingkungan.............................................. 19

H. Aktvitas Pra dan Setelah Audit Lingkungan ......................................... 23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 28

B. Saran ...................................................................................................... 28

DAFTARPUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia yang modern ini banyak akan permasalahan yang dihadapi

setiap pribadi atau organisasi, salah satu dari permasalahan tersebut adalah

lingkungan hidup, Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi bagian

dalam kehidupan manusia, bahkan saat ini masalah lingkungan telah menjadi

isu global dan penting untuk dibicarakan karena menyangkut kepentingan

seluruh umat manusia. Empat puluh tahun terakhir ini telah terjadi perubahan

cara pandang dalam melihat masalah lingkungan. Pada tahun enam puluhan

masalah lingkungan hanya dipandang sebagai masalah lokal, pencemaran

udara di perkotaan, masalah limbah industri dan sebagainya.Pada tahun tujuh

puluhan masalah lingkungan di pandang sebagai masalah global seperti hujan

asam, kerusakan lapisan ozon, pemanasan global dan perubahan iklim.Pada

tahun delapan puluhan timbul kesadaran bahwa masalah lingkungan global

dapat mengancam kelangsungan pembangunan ekonomi.

Pada tahun sembilan puluhan munculah kesadaran masyarakat akan

perlunya suatu alat analisis yang obyektif untuk menilai kinerja operasional

perusahaan terhadap lingkungan.Salah satu isu utama yangmendapat

perhatian besar masyarakat dunia adalah. pencemaran lingkungan hidup oleh

perusahaan industri. Pengusaha industri dituntut untuk merubah sistem

manajemen lingkungan agar sesuai dengan konsep pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.Audit lingkungan merupakan alat

1
untuk memverifikasi secara obyektif upaya manajemen lingkungan dan dapat

membantu mencari langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja

lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kemajuan

yang sangat pesat dalam bidang industri, teknologi, dan perdagangan bebas

internasional, hal tersebut menuntut adanya penggunaan secara intensif

sumber daya manusia dan sumber daya alam. Permintaan pemenuhan akan

perluasan sumber daya alam dalam pembangunan nasional perlu

direncanakan dengan matang. Pemerintah Indonesia sejak era Orde Baru telah

mengantisipasi hal tersebut melalui kebijaksanaan pengolahan lingkungan

hidup, yaitu menetapkan suatu keputusan mengenai penerapan dan

pelaksanaan audit lingkungan dengan dikeluarkannya surat Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-42/MENLH/11/1994 tentang

Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan. Audit lingkungan sendiri

merupakan salah satu upaya proaktif perusahaan untuk perlindungan

lingkungan yang akan membantu meningkatkan kinerja operasional

perusahaan terhadap lingkungan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan citra

positif perusahaan.

Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan yang melatar

belakangi audit lingkungan sebagai dasar evaluasi. Yaitu evaluasi kinerja

perusahaan terhadap lingkungan disekitarnya, dengan demikian perusahaan

akan dinilai positif dari lembaga yang bersangkutan.

2
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menulis rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan audit lingkungan ?

2. Apa tujuan dan fungsi audit lingkungan?

3. Apa manfaat adanya audit lingkungan?

4. Apa saja prinsip-prinsip dasar audit lingkungan?

5. Apa saja ruang lingkup audit lingkungan?

6. Apa saja jenis-jenis audit lingkungan?

7. Bagaimana tahapan pelaksanaan audit lingkungan?

8. Bagaimana aktivitas pra dan setelah audit lingkungan?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui definisi dari audit lingkungan

2. Mengetahui tujuan dan fungsi audit lingkungan

3. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan adanya audit lingkungan

4. Mengetahui prinsip-prinsip dasar audit lingkungan

5. Mengetahui ruanglingkup audit lingkungan

6. Mengetahui jenis-jenis audit lingkungan

7. Mengetahui tahapan pelaksanaan audit lingkungan

8. Mengetahui aktivitas pra dan setelah audit lingkungan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit Lingkungan

Audit lingkungan merupakan instrumen berharga untuk memverifikasi

dan membantu penyempurnaan kinerja lingkungan. Awalnya, audit

lingkungan bukan merupakan pemerikasaan resmi yang diharuskan oleh suatu

peraturan perundang-undangan, melainkan suatu usaha proaktif yang

dilaksanakan secara sadar untuk mengidentifikasi permasalahan lingkungan

yang akan timbul sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya.

Sekarang, Audit lingkungan menjadi kewajiban, karena limbah berbahaya

dan beracun tidak hanya dari industri besar, tetapi juga bisa dari limbah

industri kecil dan menengah.

Audit perlu dilakukan secara berkala, untuk menentukan apakah sistem

yang dilaksanakan sudah sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan

telah dijalankan dan dipelihara secara benar, yang pelaksanaannya tergantung

dari pentingnya masalah lingkungan bagi kegiatan perusahaan dan hasil

auditsebelumnya.

Pengertian audit lingkungan sangat luas, dibawah ini adalah berbagai

pengertian dari audit lingkungan :

1. Berdasarkan Kep.Men.LHNo. 42 Tahun 1994, Audit Lingkungan adalah

suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik,

terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja

organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan menfasilitasi

4
kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak

lingkungan dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan

terhadap peraturan perundang undangan tentang pengelolaan lingkungan.

2. Berdasarkan UU No. 23 tahun 1997 Suatu proses evaluasi yang dilakukan

penanggungjawab usaha dan atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan

terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan atau kebijaksanaan dan

standar yang ditetapkan oleh penangungjawab usaha atau kegiatan yang

bersangkutan.

3. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 3

Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup, Audit lingkungan hidup

adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab

Usaha dan/atau Kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang

ditetapkan oleh pemerintah.

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulkan bahwa audit

lingkungan merupakan proses menentukan apakah seluruh atau tingkat yang

terpilih dari suatu organisasi menaati persyaratan peraturan dan kebanyakan

serta prosedur intern.

B. Tujuan dan Fungsi Audit Lingkungan

Tujuan audit lingkungan sangatlah luas, tergantung sudut pandang yang

kita lihat. Dibawah ini adalah pendapat para ahli terhadap tujuan audit

lingkungan:

1. Menurut Grant Ledgerwood, Elizabeth Street, dan Riki Therivel, bahwa

audit lingkungan mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu :

5
a. Ketaatan terhadap peraturan.

b. Bantuan untuk akuisisi dan penjualan aktiva.

c. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.

2. Menurut Dadang Purnama (1995):

Tujuan akhir suatu audit lingkungan adalah peningkatan performen atau

kinerja suatu usaha atau kegiatan terutama akibat peningkatan pengelolaan

lingkungan yang dilakukan.

Sedangkan fungsi dari audit lingkungan menurut Keputusan Mentri

Lingkungan Hidup No. 42 Tahun 1994 disebutkan diantaranya adalah :

1. Upaya peningkatan penataan suatu usaha atau kegiatan terhadap peraturan

perundang-undangan lingkungan, misalnya : standar emisi udara, limbah

cair, penanganan limbah dan standar operasi lainnya.

2. Dokumentasi suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan standar

operasi, prosedur pengelolahan dan pemantauan lingkungan termasuk

rencana tanggap darurat, pemantauan dan pelaporan serta rencana

perubahan pada proses dan peraturan.

3. Jaminan untuk menghindari perusakan atau kecenderungan perusakan

lingkungan.

4. Bukti keabsahan prakiraan dampak dan penerapan rekomendasi yang

tercantum dalam dokumen AMDAL, yang berguna dalam penyempurnaan

proses amdal.

6
5. Upaya perbaikan penggunaan sumber daya melalui penghematan

penggunaan bahan, minimalisasi limbah dan identifikasi kemungkinan

proses daur ulang.

6. Upaya untuk meningatkan tindakan yang telah dilaksanakan atau yang

perlu dilaksanakan oleh suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi

kepentingan lingkungan, misalnya pembangunan yang berkelanjutan,

proses daur ulang dan efisiensi penggunaan sumber daya.

C. Manfaat Audit Lingkungan

Secara umum, manfaat audit lingkungan dapat digolongkan menjadi

manfaat yang dapat terukur (tangible), dan manfaat yang tidak dapat terukur

(intagible).Manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan dari kegiatan audit

lingkungan adalah (BAPEDAL, 1994) :

1. Mengidentifikasi resiko lingkungan

2. Menjadi dasar pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan atau upaya

penyempurnaan rencana yang ada.

3. Menghindari kerugian finansial seperti penutupan /pemberhentian suatu

usaha atau kegiatan atau pembatasan oleh pemerintah, atau publikasi yang

merugikan akibat pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tidak baik

4. Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau kegiatan atau

terhadap pimpinannya berdasarkan pada peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

5. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam proses peradilan

7
6. Meningkatkan kepedulian pimpinan/penanggung jawab dan staf suatu

badan usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan kegiatannya terhadap

kebijakan dan tanggung jawab lingkungan.

7. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya

konserfasi energi, dan pengurangan, pemakaian ulang dan daur ulang

limbah.

8. Menyediakan laporan audit lingkungan bagi keperluan usaha atau kegiatan

yang bersangkutan, atau bagi keperluan kelompok pemerhati lingkungan,

pemerintah dan media masa.

9. Menyediakan informasi yang memadai bagi kepentingan usaha atau

kegiatan asuransi, lembaga keuangan, dan pemegang saham.

D. Prinsip Dasar Audit Lingkungan

Sebenarnya prinsip dalam audit lingkungan tergantung pelaksana atau

auditor masing masing, akan tetapi disini terdapat prinsip yang mendasar

yaitu adalah :

1. Karakteristik

Audit Lingkungan mempunyai ciri khas sebagai berikut:

a. Metodotogi yang komprehensif

Audit lingkungan memerlukan tata laksana dan metodologi yang

rinci.Audit lingkungan harus dilaksanakan dengan metodologi yang

komprehensif dan prosedur yang telah ditentukan, untuk menjamin

pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dokumentasi

dan pengujian informasi tersebut.

8
Metodologi tersebut harus fleksibel sehingga tim auditor dapat

menerapkan teknik-teknik yang tepat. Audit lingkungan harus

berpedoman kepada penggunaan rencana yang sistematik dan sesuai

dengan prosedur pelaksanaan audit lapangan dan penyusunan laporan.

b. Konsep pembuktian dan pengujian

Konsep pembuktian dan pengujian terhadap penyimpangan

pengelolaan lingkungan adalah hal yang pokok dalam audit lingkungan.

Tim audit harus mengkonfirmasikan semua data dan informasi yang

diperolehnya melalui pemeriksaan lapangan secara langsung.

c. Pengukuran dan standar yang sesuai

Penetapan standar dan pengukuran terhadap kinerja lingkungan

harus sesuai dengan usaha atau kegiatan dan proses produksi yang

diaudit. Audit lingkungan tidak akan berarti kecuali hasil kinerja usaha

atau kegiatan dapat dibandingkandengan standar yang digunakan

d. Laporan tertulis

Laporan harus mernuat hasil pengamatan dan fakta-fakta

penunjang serta dokumentasi terhadap proses produksi. Seluruh data

dan hasil temuan harus disajikan dengan letas dan akurat, serta

dilandasi dengan bukti yang sahib dan terdokumentasi.

9
2. Kunci keberhasilan

Berikut merupakan kunci keberhasilan audit lingkungan :

a. Dukungan pihak pimpinan

Pelaksanaan audit lingkungan harus diawali dengan adanya itikad

pimpinan usaha atau kegiatan. Usaha atau kegiatan dan proses audit

dapat menjadi sangat kompleks dan pelaksanaan audit lingkungan

menjadi tidak efektif bila tidak ada dukungan yang kuat dari pimpinan

usaha atau kegiatan. Selain itu tim auditor harus pula diberi keleluasan

untuk mengkaji hal-hal yang sensitif dan berpotensi menimbulkan

dampak lingkungan.

b. Keikutsertaan semua pihak

Keberhasilan audit lingkungan ditentukan pula oleh keikutsertaan

dan kerjasama yang baik dari semua pihak dalam usaha atau kegiatan

yang bersangkutan, mengingat kajian terhadap kinerja lingkungan akan

meliputi semua aspek dan pelaksanaan tugassecara luas.

c. Kemandirian dan obyektifitas auditor

Tim audit lingkungan harus mandiri dan tidak ada keterikatan

dengan usaha atau kegiatan yang diaudit. Apabila tidak,maka

obyektifitas dan kredibilitas akan diragukan. Pada umumnya,

kemandirian auditor diartikan bahwa tim auditor harus dilaksanakan

oleh orang di luar usaha atau kegiatan yang diaudit.

10
d. Kesepakatan tentang tata laksana dan lingkup audit

Harus ada kesepakatan awal antara pimpinan usaha atau kegiatan

dengan tim auditor tentang lingkup audit lingkungan yang akan

dilaksanakan.

E. Ruang Lingkup Audit Lingkungan

Ruang lingkup audit lingkungan sangat luas tergantung pada kebutuhan

usaha atau kegiatan yang bersangkutan. Menurut Dadang Purnomo (1995)

audit. Lingkungan perlu disusun sedemikian rupa sehingga dapat memberikan

informasi-informasi mengenai :

1. Sejarah atau rangkaian suatu usaha atau kegiatan dan kerusakan

lingkungan ditempat usaha atau kegiatan tersebut, pengelolaan dan

pemantauan yang dilakukan, serta usaha lingkungan yang terkait.

2. Perubahan lingkungan sejak usaha atau kegiatan tersebut didirikan sampai

waktu terakhir pelaksanaan audit..

3. Penggunaan input dan sumber daya alam, proses bahan dasar, bahan jadi,

dan limbah termasuk limbah B3.

4. Identifikasi penanganan dan penyimpanan bahan kimia, B3 serta potensi

kerusakan yang mungkin yang mungkin terjadi.

5. Kajian resiko lingkungan.

6. Sistem control manajemen, rute pengangkutan bahan dan pembuangan

limbah, termasuk fasilitas untuk meminimumkan dampak buangan dan

kecelakaan.

11
7. Efektifitas alat pengendalian pencemaran.

8. Catatan tentang lisensi pembuangan limbah dan penaatan terhadap

peraturan perundang-undangan termasuk stándar dan baku mutu

lingkungan.

9. Penaatan terhadap hasil rekomendasi AMDAL (Rencana Pengelolaan

Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan).

10. Perencanaan dan prosedur standar operasi keadaan darurat.

11. Rencana minimisasi limbah dan pengendalian pencemaran lingkungan.

12. Penggunaan energi,air dan sumber daya lainnya.

13. Program daur ulang ( peningkatan product life cycle)

14. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan kepedulian

lingkungan.

F. Jenis Audit Lingkungan

Dalam Implementasinya, terdapat beragam jenis audit lingkungan

tergantung jenis organisasi yang diaudit, tingkat kedalaman dan lingkup audit.

Oleh karena itu kerap audit lingkungan diberi penamaan mengikuti tujuan dan

lingkup audit yang dilaksanakan. Environmental ComplianceAudit atau audit

penaatan lingkungan merupakan salah satu jenis audit lingkungan yang kerap

dilakukan dengan tujuan untuk memastikan tingkat penaatan terhadap

peraturan perundangan lingkungan. Environmental Management

System(EMS) Audit adalah jenis audit lingkungan yang bertujuan untuk

menilai kesesuaian dan efektifitas penerapan sistem manajemen lingkungan

(SML) organisasi terhadap standar SML.

12
Selain itu, terdapat beberapa jenis audit lingkungan yang lain yang

mempunyai tujuan dan lingkup yang khusus tergantung kepentingan dan

penggunaannya. Jenis-jenis audit itu antara lain:

1. Audit Penataan Lingkungan (Environmental Compliance Audit)

Audit ini dimaksudkan untuk meneliti sejauh mana suatu usaha atau

kegiatan (atau organisasi) mentaati Undang-undang lingkungan, peraturan,

perijinan, komitmen perusahaan terhadap lingkungan, terhadap persetujuan

dan dokumentasi lainnya.Audit penataan memilikisifat :

a. Menilai ketaatan terhadap peraturan, standar dan pedoman yang ada.

b. Meninjau persyaratan perizinan dan pelaporan.

c. Melihat pembatasan pada pembuangan limbah udara, air dan padatan.

d. Menilai keterbatasan peraturan dalam pengoperasian, pemantauan dan

pelaporan sendiri atas pelanggaran yang dilakukan perusahaan.

e. Sangat mengarah pada semua hal yang berkaitan dengan pentaatan.

f. Dapat dilakukan oleh petugas (kelompok/perusahaan) setempat.

2. Audit Manajemen Lingkungan (environmental management audit)

Audit ini dimaksudkan untuk menyediakan informasi sejauh mana

manajemen lingkungan telah dikakukan, sehingga dapat digunakan oleh

suatu usaha atau kegiatan itu sendiri untuk menilai dan memperbaiki

kinerja lingkungannya.Audit jenis ini mempunyai sifat :

a. Menilai kefektifan sistem manajemen internal, kebijakan perusahaan

dan resiko yang berkaitan dengan manajemen bahan.

13
b. Menilai keadaan umum dari peralatan, bahan bangunan dan tempat

penyimpangan.

c. Mencari bukti/ kenyataan tentang kebenaran dan kinerja proses

produksi.

d. Menilai kualitas pengoperasian dan tata laksana operasi.

e. Menilai keadaan catatan/ laporan tentang emisi, tumpahan, keluaran,

dan penanganan limbah.

f. Menilai tempat pembuangan secara rinci.

g. Meninjau pelanggaran atau pertentangan dengan petugas setempat atau

dengan masyarakat.

3. Audit Fasilitas Teknis (Technical Fasilities Audit)

Merupakan audit yang memfokuskan pengkajian terhadap

pengoperasian seluruh fasilitas produksi dan fasilitas pelengkap termasuk

didalamnya adalah fasilitas pengelolahan limbah.

4. Audit AMDAL

Audit ini memfokuskan pada kajian tindak lanjut suatu proses

AMDAL, apakah seluruh pernyataan dan rekomendasi dalam studi

AMDAL (RKL/RPL) dilaksanakan dengan benar.

5. Audit Jaminan Kerusakan Lingkungan,

Merupakan suatu audit yang disyaratkan oleh badan pemberi bantuan

keuangan (kredit) untuk mendapat jaminan bahwa suatu usaha atau

kegiatan tersebut tidak akan merusak lingkungan.

14
6. Audit Pemasaran Ditinjau dari Aspek Lingkungan (Environmental

Marketing Audit)

Dimaksudkan untuk suatu promosi pasar bagi produk dari satu usaha

atau kegiatan, sehingga konsumen atau masyarakat tertarik untuk

menggunakan produk tersebut ataupun menanamkan investasi pada usaha

atau kegiatan tersebut.

7. Audit Hemat Energi (energy minimisation audit)

Audit ini berfokus pada Melacak pola pemakaian tenaga listrik, gas

dan bahan bakar minyak dan mencoba untuk mengkuantifikasikan serta

meminimalkan penggunaannya.

8. Audit Minimisasi Limbah (waste minimisation audit)

Audit ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah timbunan dan

produksi buangan limbah yang dihasilkan akibat adanya proses produksi

satu atau beberapa produk dari suatu usaha atau kegiatan (atau

organisasi).Jenis audit ini mempunyai sifat :

a. Mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan limbah.

b. Menggunakan analisis kualitas daan kuantitatif yang rinci terhadap

praktek pembelian, proses produksi dan timbunan limbah.

c. Mencari tindakan alternatif pengurangan produksi, dan pendaur ulangan

limbah.

9. (Comprehensive Environmental Audit)

Audit lingkungan menyeluruh merupakan pelaksanakan audit yang

mencakup seluruh audit diatas.Sedangkan menurut Grant Ledgerwood dan

15
kawan-kawan (1992), berikut dijelaskan tentang jenis-jenis audit

lingkungan beserta karakteristiknya :

a. Audit Pentaatan

Audit Pentaatan memiliki karateristik :

1) Menilai ketaatan terhadap peraturan, standar dan pedoman yang ada.

2) Meninjau persyaratan perizinan dan pelaporan.

3) Melihat pembatasan pada pembuangan limbah udara, air dan

padatan.

4) Menilai keterbatasan peraturan dalam pengoperasian, pemantauan

dan pelaporan sendiri atas pelanggaran yang dilakukan perusahaan.

5) Sangat mengarah pada semua hal yang berkaitan dengan pentaatan.

6) Dapat dilakukan oleh petugas (kelompok/perusahaan) setempat.

b. Audit Manajemen

Audit jenis ini mempunyai karateristik :

1) Menilai kefektifan sistem manajemen internal, kebijakan perusahaan

dan resiko yang berkaitan dengan manajemen bahan.

2) Menilai keadaan umum dari peralatan, bahan bangunan dan tempat

penyimpangan.

3) Mencari bukti/ kenyataan tentang kebenaran dan kinerja proses

produksi.

4) Menilai keadaan catatan/ laporan tentang emisi, tumpahan, keluaran,

dan penanganan limbah.

5) Menilai tempat pembuangan secara rinci.

16
6) Meninjau pelanggaran atau pertentangan dengan petugas setempat

atau dengan masyarakat.

c. Audit Produksi Bersih dan Minimisasi Limbah

Jenis audit ini mempunyai karateristik :

1) Mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan limbah.

2) Menggunakan analisis kualitas daan kuantitatif yang rinci terhadap

praktek pembelian, proses produksi dan timbunan limbah.

3) Mencari tindakan alternatif pengurangan produksi, dan pendaur

ulangan limbah.

d. Audit Konservasi Air

Karateristik audit ini adalah :

1) Mengidentifikasi sumber air penggunaan air dan mencari upaya

untuk mengurangi penggunaan air total melalui usaha pengurangan,

penggunaan ulang dan pendaur-ulangan.

e. Audit Pencemaran/ Kontaminasi Lokasi Usaha

Karateristik audit ini adalah :

1) Menilai kedaan pengotoran lokasi perusahaan akibat pengoperasian

yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan.

2) Melakukan pengambilan contoh dari lokasi dan melakukan

penganalisaan contoh sampel tersebut untuk jangka waktu yang

cukup panjang dan merupakan hal yang khusus pada audit jenis ini

(audit lain tidak melakukan pengambilan sampel).

17
3) Melakukan pengelolaan secara statistic terhadap hasil audit, jika

diperlukan.

f. Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Jenis audit ini memiliki sifat :

1) Menilai tatalaksana operasional pekerjaan, pengelolaan bahan dan

limbah berbahaya, pembuangan bahan pencemar dan sejenisnya,

yang berhubungan erat dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

2) Audit ini memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menetapkan

apakah perusahaan tersebut sudah mentaati peraturan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja.

Audit Lingkungan pada perusahaan dapat dikelompokkan menjadi :

a. Audit Manajemen

Audit manajemenyaitu audit lingkungan yang dilaksanakan sebagai

bagian dari pengelolaan dan kinerja lingkungan sebuah fasilitas

industri.Audit manajemen dilaksanakan untuk menyediakan informasi

yang dapat digunakan oleh suatu usaha atau kegiatan itu sendiri untuk

memperbaiki kinerja lingkungannya.Program ini merupakan bagian

sukarela internal yang dilakukan sebagai kegiatan perbaikan dan untuk

mencapai perbaikan yang berkelanjutan.

b. Audit Transaksi

Audit transaksiyaitu audit lingkungan yang dilaksanakan sebagai

suatu persyaratan dalam transaksi usaha dan bisnis.Audit transaksi

18
banyak dilaksanakan sebagai suatu persyaratan usaha yang harus

dipenuhi untuk tujuan tertentu, misalnya perjanjian asuransi, bursa

saham, prasyarat pengembangan perusahaan dan penghentian

sementara. Proses audit ini biasanya bersifat eksternal yang

dilaksanakan oleh pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dengan

kegiatan operasi perusahaan yang diaudit dengan mengatasnamakan

pihak lain. Tujuan audit ini adalah untuk mengidentifikasikan tanggung

jawab dan jaminan atas lingkungan yang ada sekarang dan untuk masa

mendatang sehingga pihak lain tersebut dapat membuat suatu keputusan

yang lebih pasti dalam transaksi usaha yang akan dilakukannya

terhadap perusahaan yang diaudit.

G. Tahapan Pelaksanaan Audit Lingkungan

Dadang Purnomo (1995) mengemukakan bahwa dalam pembentukan

tim audit di Indonesia sampai saat ini belum ada suatu pembukuan mengenai

syarat dan kriteria suatu tim auditor. Demikian pula dalam praktek

pelaksanaan di dunia internasional. Penanggung jawab kegiatan biasanya

akan memilih suatu tim yang sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak

dan hal tersebut biasanya mendapat referensi dari asosiasi auditor

internasional. Kualifikasi seorang auditor ditentukan oleh kemampuan

profesionalisme orang tersebut dan kemampuannya untuk mengkaji

permasalahan bagi usaha atau kegiatan yang akan diaudit.

Kemampuan yang dimiliki oleh tim auditor diantaranya meliputi

pengetahuan tentang:

19
1. Proses prosedur dan teknis audit.

2. Karakteristik dan analisa tentang sistem manajemen.

3. Peraturan perundangan-undangan dan kebijaksanaan lingkungan.

4. Sistem dan teknologi pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan

kerja.

5. Fasilitas usaha atau kegiatan yang akan diaudit.

6. Potensi dampak lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta resiko

bahaya.

Auditor lingkungan harus terlatih secara professional untuk menjamin

ketepatan, konsistensi dan objektifitas dalam pelaksanaan audit.Audit harus

mengikuti kode etik auditor yang ada.Oleh karenanya,auditor juga perlu

mendapatkan pelatihan dan peningkatan kemampuan dalam bidang yang

dibutuhkan dalam audit, meliputi :

1. Kemampuan berkomunikasi.

2. Kemampuan perencanaan dan penjadwalan kerja.

3. Kemampuan untuk menganalisis data dan hasil temuan.

4. Kemampuan untuk menulis laporan audit.

Berdasarkan Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup RI No. KEP-

42/MENHL/11/94 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan

terdapat beberapa tahapan-tahapan pelaksanaan audit lingkungan adalah

sebagai berikut :

20
1. Pendahuluan

Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audit yang

dilaksanakan, jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim auditor.

2. Pra-audit

Kegiatan pra-audit merupakan bagian penting dalam prosedur audit

lingkungan. Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan

keberhasilan pelaksanaan audit dan tindak lanjut audit tersebut. Informasi

yang diperlukan pada tahap ini meliputi informasi rinci mengenai aktifitas

dilapangan, status hukum, struktur organisasi, dan lingkup usaha atau

kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga meliputi pemilihan tata

laksana audit, penentuan tim auditor, dan pendanaan pelaksanaan kegiatan

audit..Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup audit.Harus telah disepakati.

3. Audit (Kegiatan lapangan)

a. Pertemuan Pendahuluan

Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim audit adalah mengadakan

pertemuan dengan pimpinan usaha atau kegiatan untuk mengkaji tujuan

audit, tata Laksana, dan jadwal kegiatan audit.

b. Pemeriksaan Lapangan

Pemeriksaan dilapangan dilaksanakan setelah pertemuan pendahuluan.

Tim audit akan mendapatkan gambaran tentang kegiatan usaha yang

akan menjadi dasar penetapan areal kegiatan yang memerlukan

perhatian secara khusus. Dengan melaksanakan pemeriksaan lapangan,

tim auditor dapat menemukan hal-hal yang terkait erat dengan kegiatan

21
audit. Namun Belum teridentifikasi dalam perencanaan. Fase ini disebut

juga tour pengenalan fasilitas teknis.

c. Pengumpulan Data

Data dan informasi yang dikumpulkan selama audit. Lingkungan akan

mencakup dokumentasi yang diberikan oleh pemilik usaha atau

kegiatan, catatan dan pengamatan tin auditor, hasil sampling dan

pemantauan, foto-foto, rencana, diagram, kertas kerja dan hal-hal lain

yang berkaitan. Informasi tersebut harus terdokumentasi dengan baik

atau mudah ditelusuri kembali. Tujuan utama pengumpulan data adalah

untuk menunjang dan merupakan dasar bagi pengujian hasil temuan

audit lingkungan.Penyelenggaraan interview terhadap orang yang

dianggap mengetahui proses operasi ditiap bagian merupakan suatu

langkah yang umum digunakan pada pengumpulan data ini.

d. Pengujian (verifikasi)

Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang disajikan

oleh tim auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi yang

dihasilkan oleh tim auditor haurs menunjang semua pernyataan, atau

telah teruji melalui pengamatan langsung oleh tim auditor.Dalam

menguji hasil temuan audit., tim auditor harus menjamin bahwa

dokumen yang dihasilkan merupakan dokumen yang asli dan sah. Oleh

karena itu tata Laksana harus menentukan tingkat pengujian data yang

dibutuhkan, atau harus ditentukan oleh tim auditor.Verifikasi ditentukan

untuk seluruh informasi yang diperoleh melalui data check, interview

22
untuk cross checking denngan seluruh level pekerja, dan sampling

verifikasi lapangan.

e. Evaluasi Hasil Temuan

Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan tujuan dan tata

laksana yang telah disetuji untuk menjamin bahwa semua isu/masalah

telah dikaji. Dokumentasi penunjang harus dikaji secara teliti sehingga

hasil temuan telah ditunjang oleh data dan uji secara tepat.

f. Pertemuan Akhir

Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor haurs memaparkan hasil

temuan dalam suatu pertemuan akhir secara resmi. Pertemuan ini akan

mendiskusikan berbagai hal yang belum tersedia. Tim auditor harus

mengkaji hasil temuannya secara garis besar dan menentukan waktu

penyelesaian laporan akhir.Seluruh dokementasi selama penelitian

harus dikembalikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan.

4. Pasca audit

Tim auditor akan mempunyai laporan tertulis secara lengkap sebagai

hasil pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup

pemaparan tentang rencana tindak lanjut dan rekomendasi terhadap isu-isu

lingkungan yang diidentifikasi.

H. Aktivitas Pra dan Setelah Audit Lingkungan

1. Aktivitas pra audit lingkungan

Proses audit lingkungan dimulai dengan sejumlah aktivitas sebelum

audit ditempat aktual terjadi. Aktivitas-aktivitas tersebut yaitu pemilihan

23
fasilitas yang diaudit, jadwal dari fasilitas yang diaudit, pemilihan

timaudit, pengembangan dari suatu rencana audit, mendefinisikan ruang

lingkup audit, pemilihan topik yang prioritas untuk dimasukkan,

memodivikasi program audit dan mengalokasi sumber daya tim

audit.Audit ditempat aktual secara tipikal terdapat 5 langkah dasar, yaitu:

a. Memahami sistem dan prosedur manajemen internal

Pemahaman auditor biasanya dikumpulkan dari berbagai sumber,

misalnya diskusi staff, kesioner, kunjungan pabrik dan dalam kasus

tertentu, suatu pengujian verifikasi terbatas dilakukan untuk membantu

mengkonfirmasikan pemahaman awal auditor.Auditor biasanya

mencatat pemahamannya dalam suatu bagan arus, uraian naratif atau

gabungan dari keduanya agar dapat mempunyai suatu deskripsi yang

tertulis. Tujuan dasar dalam langkah ini untuk memahami berbagai cara

memperhatikan lingkungan yang dikelola. Dalam kelanyakan

organisasi, banyak aspek dari sistem manajemen lingkungan internal

tidak didokumentasikan secara tertulis. Namun sistem manajemen yang

terpilih dapat didokumentasikan dalam detail yang cukup untuk

memberikan suatu pemahaman dan prosedur-prosedur dasar rencana.

b. Menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan

Auditor mencari indikator- indikator seperti tanggungjawab yang

secara jelas didefinisikan, suatu sistem otorisasi yang memadai,

kesadaran dan kapabilitas personil, dokumentasi dan pencatatan, serta

verifikasi internal.Jika disain manajemen lingkungan internal dinilai

24
sehat (yaitu hasil yang diterima tercapai, apabila sistem berfungsi

seperti yang didisain), maka langkah audit berikutnya dapat

memfokuskan pada efektifitas yaitu disain diimplementasikan, dan

sejauhmana system dalam kenyataan telah dilaksanakan seperti yang

dikehendaki.Namun, apabila disain dari sistem intrenal tidak cukup

sehat untuk memastikan hasil yang dikehendaki, langkah audit

berikutnya harus memfokuskan pada hasil lingkungan daripada sistem

manajemen internal.

c. Menyimpulkan bukti audit

Kelemahan-kelemahan yang dicurigai dalam sistem manajemen

dikonfirmasi dalam tahap ini, sistem yang tampak sehat diuji untuk

membuktikan bahwa sistem tersebut berfungsi sesuai dengan yang

direncanakan dan digunakan secara konsisten.Bukti audit dapat

dikumpulkan melalui penyelidikan (seperti kuesioner formal dan

kuesioner tidak formal), pengamatan dan pengujian (seperti menelusuri

kembali data, memverifikasi jejal kertas). Tim audit harus

mengidentifikasi dan kemudian memverifikasi aktivitas tersebut dalam

proses manajemen lingkungan yang dapat memberikan pandangan

secara mendalam mengenai fungsi sistem secara keseluruhan. Bukti

audit dapat berupa dalam bentuk fisik, dokumen atau keadaan.

d. Menilai temuan audit

Pengamatan audit dan temuan dinilai, tujuannya dapat dimengerti

dan mengintegrasikan temuan-temuan dan observasi dari setiap anggota

25
tim, kemudian menentukan disposisi akhir temuan dan observasi akan

dimasukkan ke dalam laporan audit yang formal atau hanya membawa

pada perhatian dari manajemen fasilitas. Temuan audit dan observasi

dapat diorganisasikan untuk menentuka temuan yang umum, dapat

mempunyai signifikasi yang lebih besar daripada bila dipandang secara

individual. Dalam menilai temuan audit, anggota tim khususnya

pemimpin tim, menentukan apakah bukti audit yang dimiliki cukup

untuk mendukung temuan audit.

e. Melaporkan temuan audit

Proses pelaporan audit lingkungan sering dimulai dengan diskusi

yang tidak formal antara auditor dan koordinator lingkungan fasilitas

ketika penyimpanan diketahui. Temuan lebih jauh akan diklarifikasi

ketika audit sedang berlangsung dan kemudian dilaporkan kepada

manajemen fasilitas selama penyelesaian audit atau konferensi

penutupan. Selama pertemuan, tim audit mengkomunikasikan semua

temuan dan pengamatan yang diketahui selama audit dan menunjukkan

item-item mana yang akan muncul dalam laporan audit yang formal.

Tujuan pengunaan laporan audit mencakup memberikan informasi

kepada manajemen, memprakarsai tindakan korektif, dan menyediakan

dokumentasi audit. Laporan audit memberikan kaitan yang cukup untuk

seluruh penelaahan yang dilakukan sehinggam kerangka kerja

manajemen yang ada dapat menentukan apa, apabila ada, tindakan-

tindakan yang diperlukan.

26
2. Aktivitas setelah audit lingkungan (post environmental audit activities)

Proses audit tidak hanya berakhir pada simpulan dari audit ditempat.

Pemimpin tim audit menyiapkan suatu laporan sementara mengenai

temuan dan observasi dalam dua minggu dari audit ditempat. Laporan

sementara ini dapat ditelaah oleh manajemen fasilitas, dan lain-lain

sebelum suatu laporan akhir diterbitkan.

Ketika laporan akhir disiapkan, proses perencanaan tindakan biasanya

dimulai. Proses mencangkup menentukan lokasi yang potensial,

menyiapkan rekomendasi, memberikan tanggung jawab untuk tindakan

korektif dan menetapkan jadwal. Langkah terakhir dalam proses audit

secara keseluruhan dimulai dengan tindak lanjut terhadap rencana tindakan

untuk memastikan bahwa seluruh kekurangan dalam kenyataannya telah

diperbaiki.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara ringkas audit lingkungan adalah sistim evaluasi yang dilakukan

secara sistematis dan obyektif terhadap pengelolaan dampak yang ada

maupun dampak yang potensial dari kegiatan suatu organisasi atas

lingkungan. Apa yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan

dari organisasi itu, pentaatan terhadap peraturan dalam pengelolaan

lingkungan seperti emisi ke udara, pembuangan ke air, pengelolaan

limbahnya, sistim dokumentasi, pelaporan, indikator kinerja, sistim tanggap

darurat dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan audit lingkungan ada

beberapa unsur dalam strategi pendekatan audit lingkungan yang harus

diperhatikan oleh auditor. Selain itu, pelaksanaan audit lingkungan memiliki

tujuan, fungsi, dan manfaat baik bagi perusahaan maupun lingkungan.

Dengan melakukan audit lingkungan berarti perusahaan memiliki

tanggungjawab social untuk turut menjaga kelestarian lingkungan.

B. Saran

1. Sebaiknya audit lingkungan menjadi pemerhatian khusus untuk

perusahaan karena pentingnya pelaksanaan audit lingkungab bagi

perusahaan.

2. Sebaiknya penetntuan hal apa yang akan dievaluasi harus lebih

dipertimbangkan.

28
DAFTAR PUSTAKA
Indriani, Lilin. 2012. Audit Lingkungan : Fenomena Lama Atau Baru Pada
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Ketenaganukliran.
Makalah. Yogyakarta: Direktorat Inspeksi dan Bahan Nuklir (DIIBN),
BAPETEN.
Marta, Tri Cahya A. 2013. Audit Lingkunga. (Online). http://tricahyaayu.wordpres
s.com.Diakses tangga; 7 April 2016.
Neneng. 2012. Audit Lingkungan.
(Online).http://enengsolihat.wordpress.com.Diakses tanggal 6 April 2016.
Razif, M. 2012. Pengantar Audit Lingkungan.Jurnal. Surabaya: Institut Teknologi
Surabaya.
Sapurta, Yulius EA. 2013.Buku Tuntas Audit Berbasis
Komputer.(Online).http://auditlingkungan.blogspot.com/. Diakses tanggal
6 April 2016.
Sawyer, B. Lawrence, dkk. 2006. “Audit Internal buku 3 edisi 5”. Jakarta:
Salemba 4.
Waluyo, Budi. 2011. Tugas Kuliah Audit Lingkungan.(Online)
http://bud1ww.blogspot.com.Diakses tanggal 6 April 2016.

Vous aimerez peut-être aussi