Vous êtes sur la page 1sur 3

Ibu yang baik, saya senang Ibu mengajukan pertanyaan ini.

Terkadang, ketika orang tua merasa


frustasi mengajari anak-anaknya, mereka hanya menggunakan jurus pamungkas, yakni
“berteriak”. Hal ini bukannya membantu si anak, malah membuat anak malas belajar.

Apakah Ibu sudah pernah mendiskusikan masalah ini dengan guru di kelasnya? Komunikasi ini
diperlukan agar Ibu bisa mengetahui cara-cara apa saja yang telah dicoba di kelasnya.

Mungkin saja kesulitan anak Ibu terjadi karena dia tidak bias membayangkan makna 1/2 + 1/3.
Oleh karena itu, Ibu atau guru harus memulainya dengan konsep.

Berikut ini adalah salah satu cara mengajarkan konsep penjumlahan pecahan:

1. Cek kembali, apakah anak sudah memahami konsep pecahan (1/2, 1/3, 1/4, dst). Misalnya,
berikan kepadanya sebuah roti panjang dan mintalah untuk membaginya menjadi dua bagian.

“Coba kamu bagi roti ini sama panjang, setengah buat kamu dan setengah buat adik. Jadi,
setengah ditambah setengah sama dengan berapa?” Dari roti, Ibu bias mengembangkannya ke
balok, kertas lalu gambar (dari nyata ke imajiner). Setelah dia mengerti makna / konsep pecahan,
silahkan lanjutkan langkah-langkah berikut.

2. Tolong Ibu buatkan beberapa model pecahan di atas kertas tebal [karton, dsb]:

Lalu Ibu gunting tiap bagian dari pecahan di atas.


3. Sediakan beberapa kerangka pecahan [ 1/4, 1/5, 1/6, 1/8, 1/10, dsb]. Kecuali A, semua
kerangka dibuat berlubang:

4. Minta anak untuk meletakkan potongan pecahan 1/2 dan 1/3 di kerangka A. Lalu minta anak
untuk mencari kerangka lain yang cocok untuk mencari besar kedua potongan tersebut. Letakkan
di atasnya

Ajak anak menghitung bagian yang berwarna. Tunjukkan bahwa hasil dari 1/2 + 1/3 = 5/6.

5. Ulangi dengan beberapa soal lain hingga anak memahami konsep penjumlahan pecahan.
Setelah itu, berilah dia soal yang sulit dijawab dengan m,enggunakan model.

Di sinilah perlunya cara penyamaan penyebut. Ajarkan kembali cara penyamaan penyebut dan
tunjukkan bahwa hasilnya sama dengan menggunakan model.
Demikian masukan dari saya. Semoga membantu.

Erma Pawitasari

Vous aimerez peut-être aussi