Vous êtes sur la page 1sur 15

Mengenal ATS (Automatic

Transfer Switch)
BY ROHMATTULLAH · SEPTEMBER 30, 2015
Generator Set atau biasa disebut Genset telah berperan cukup vital dalam
menyediakan kebutuhan sumber daya alternatif. Dalam beberapa tahun lalu
pengoperasian Genset cukup hanya mengandalkan operator dalam
pengoperasiannya. Tetapi kebutuhan akan sumber daya yang membutuhkan
kesiapan penuh membutuhkan suatu alternatif Operasional yang telah
otomatis. Teknologi Otomatis telah dikembangkan untuk meningkatkan
efisiensi dan keamanan dalam operasional mesin genset. Tujuan otomatisasi
mesin genset adalah untuk mengurangi down time dan kebutuhan akan
operator yang mempunyai keterbatasan waktu.

Teknologi yang digunakan merupakan teknologi tepat guna, dimana teknologi


ini merupakan kreasi dari hasil pengalaman dan pengetahuan selama ini.
Cara operasional sangat sederhana dan mudah digunakan agar semua
pengguna mengerti dan tidak memerlukan keterampilan yang khusus. Dalam
ruang lingkup sumber daya listrik dikenal dengan 4 (empat) Panel utama yaitu
:
1. Panel Induk Utama (PLN)
Panel Induk Utama adalah panel yang menjadi sumber utama daya yang
akan digunakan
2. Panel ATS/AMF
Panel ATS/AMF adalah panel yang digunakan untuk mengatur perpindahan
daya
3. Panel Genset
Panel Genset adalah panel yang dayanya bersumber dari genset dan
merupakan alternatif daya.
4. Panel Distribusi
Panel Distribusi adalah panel untuk membagi daya ke seluruh beban
pengguna.
Bagian bagian modul ATS/ AMF (Automatic Main Failure)
Modul AMF berfungsi sebagai pengontrol genset. Dengan cara kerja secara
singkat adalah ketika PLN mengalami pemadaman maka modul ini akan
memerintahkan untuk melakukan starting mesin genset, setelah mesin genset
berfungsi maka daya akan dialirkan ke beban, ketika PLN aktif kembali maka
modul ini akan melakukan pendinginan mesin dan kemudian melakukan
proses mematikan mesin genset. Pada Modul terdapat 7 tombol + 10 Lampu
indicator fungsi.
Fungsi dan keterangan :
Tombol yang digunakan
 OFF : untuk mematikan Modul AMF
 AUTO : untuk memfungsikan modul kedalam system AUTO atau
MANUAL, jika lampu indicator menyala maka mode adalah Otomatis dan
jika lampu indicator mati maka Mode adalah manual. Pada model Manual
maka tombol PLN dan GENSET berfungsi untuk memindahkan sumber
daya, tetapi jika mode auto maka tombol PLN dan GENSET tidak
berfungsi.
 TEST : Untuk melakukan tes generator, waktu test ditentukan oleh modul
tetapi dapat dipilih dalam beberapa mode waktu.
 RESET: Untuk melakukan reset fungsi modul. Berfungsi pada saat modul
tidak berhasil menghidupkan Genset setelah mencoba beberapa kali start.
 HORN: Untuk mematikan Alarm sementara.
Indikator yang digunakan
 PLN : Indikator PLN AKTIF
 CLOCK : idikator system timer berfungsi dengan baik
 TEST : indicator modul berada dalam posisi sedang test genset
 STFAIL : indicator starting mesin Gagal
 TEMP, ALARM, OIL, HP dan SPEED : indicator aktif Alarm
 HORN : indicator horn (Alarm dengan suara) Aktif
 GENSET : Indikator Genset Aktif
 START : Indikator modul sedang starting Genset

Cara Pengoperasian
Dalam operasional ATS/AMF terdapat beberapa jenis operasi yang dapat
dilakukan yaitu :

 Start UP
 Mode Auto
 Mode Manual
 Test
 Reset
START UP
Proses Start Up dilakukan pada saat pertama kali modul AMF
beroperasi.Tombol Fungsi OFF ditekan hingga indicator disampingnya
menyala. Indikator yang menyala adalah PLN, Clock berkedip menandakan
system timer berfungsi untuk melakukan prosedur pendinginan mesin.

MODE AUTO
Proses modeauto dilakukan setelah Start UP dilakukan kurang lebih 3 s/d 5
menit. Pada operasi ini modul AMF telah berfungsi dalam mode Auto, yaitu
ketika PLN Padam maka akan melakukan Start Mesin dan melakukan transfer
beban, begitu pula sebaliknya jika PLN menyala kembali maka akan
melakukan proses pendinginan mesin.Tombol Fungsi AUTO ditekan hingga
indicator disampingnya menyala.
Pada saat PLN Aktif :
Indikator yang menyala adalah PLN, Clock berkedip
Pada Saat GENSET Aktif :
Indicator yang menyala adalah GENSET
MODE MANUAL
Proses manual dilakukan untuk melakukan test beban pada genset, atau jika
fungsi auto tidak berfungsi dengan baik. Jika indicator auto tidak menyala
berarti telah masuk mode manual. Dengan mode manual maka tombol PLN
dan GENSET dapat difungsikan dengan syarat kedua sumber tegangan aktif,
jika hanya salah satu maka beban tidak bisa di pindah.
Tombol Fungsi AUTO ditekan hingga indicator disampingnya mati.
Indicator yang menyala adalah PLN,CLOCK berkedip, GENSET.

TEST
TEST dilakukan untuk melakukan pemanasan pada GENSET, dengan
aktifnya fungsi TEST maka Mesin akan Starting (Indikator START aktif) dan
GENSET akan menyala (Indikator GENSET aktif). Lama waktu pengetesan
ditentukan oleh Modul AMF. Standar waktu pengetesan adalah 2 s/d 8 Menit.
Tombol Fungsi TEST ditekan hingga indicator disampingnya aktif.
Indikator yang menyala adalah PLN, CLOCK berkedip, TEST, GENSET.

RESET
RESET dilakukan untuk menghilangkan alarm yang diakibatkan oleh
gagalnya proses starting Mesin ketika PLN Padam atau pada saat TEST.
Tombol Fungsi TEST ditekan hingga indicator disampingnya aktif
Indicator yang menyala sebelum RESET ditekan adalah ALARM,HORN, ST
FAIL.
Indicator yang menyala setelah RESET ditekan adalah START atau TEST
ketika sedang melakukan Proses TEST.

Daftar Pustaka
http://teguhpati.blogspot.co.id/2012/11/pengenalan-ats-automatic-transfer-
switch.html
http://rohmattullah.student.telkomuniversity.ac.id/mengenal-ats-automatic-transfer-switch/
PENGERTIAN ATS.

ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer switch, alat ini berfungsi untuk
memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber tegangan listrik
lainnya secara automatis. Karena fungsi tersebut ATS sering juga disebut dengan Automatic
COS (Change Over Switch)
Sedangkan AMF adalah singkatan dari kata Automatic Main Failure. Alat ini berfungsi untuk
menyalakan mesin genset jika beban yang di layani kehilangan sumber energy listrik
utama/PLN. Saya tidak paham kenapa alat ini dinamakan demikian karena menilik dari namanya
AMF samasekali tidak menunjukkan fungsinya secara tepat, itu menurut saya.
Dari penjelasan singkat diatas dapat diketahui fungsi alat ini, yaitu sebuah alat yang berfungsi
menylakan genset jika sumber listrik utama mati/padam (dilakukan oleh AMF) dan
menghubungkan daya/listrik yang dihasilkan oleh genset terhadap beban (dilakukan Oleh ATS).
Di dalam panel ATS/AMF terdapat beberapa rangkaian relai yang terdiri dari beberapa blok
yang memiliki fungsi dan tugas masing masing.

Antara lain;
1. Relai detector Sumber daya Utama.
Relai ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati)
kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di proses pada tahap selanjutnya.

2. Relai detector Daya Genset


Relai detector ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi tegangan/daya genset kepada
rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di proses pada tahap selanjutnya.

3. Blok start/stop engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset.


Blok ini bekerja berdasarkan masukan dari relay detector tenaga listrik utama dan detector daya
genset. Jika tegangan listrik utama maka blok ini akan menyalakan mesin genset dan jika
tegangan listrik utama/PLN telah menyala kembali, maka genset akan dimatikan secara
automatis. Blok ini juga bekerja sama dengan blok ATS. Genset hanya akan dimatikan jika ATS
sudah menghubungkan beban dengan sumber utama/PLN .

4. Blok ATS/COS
Selain seperti yang dijelaskan pada paragraf ke dua, blok ATS bekerja sama dengan blok
start/stop engine. Yang paling penting disini adalah, block ATS harus menghubungkan masing
sumber tegangan utama dan atau tegangan dari genset hanya saat yang tepat.
Demikian lah kira kira prinsip kerja dari panel ATS dan AMF.
Pada kenyataannya saat ini ada dua jenis panel ATS dan AMF yang beredar di pasaran, Jenis
pertama adalah panel konvensional dan panel digital.

Panel ATS / AMF konvensional


Merupakan panel yang dibuat menggunakan relai relai mekanik dan beberapa timer sehingga
memiliki banyak kekurangan jika dilihat dari segi keandalannya. Selain itu, panel konvensional
akan terdapat banyak sambungan kabel kabel sehingga sangat menyulitkan dalam perbaikan jika
terjadi kerusakan pada salah satu komponen.
Bicara tentang keandalan, panel konvensional umumnya tidak dilengkapi dengan sensor sensor
kondisi mesin sehingga panel ini tidak dapat mematikan mesin jika terjadi gejala kerusakan.
Sebenarnya bisa saja panel ini dilengkapi dengan sensor sensor kondisi mesin dan fungsi lainnya,
namun akan sangat banyak sekali relai dan pengawatan yang perlu ditambahkan. Satu satunya
kelebihan panel ATS/AMF konvensional adalah harganya yang relative murah.

1. Pada saat terjadi pemadaman listrik oleh PLN, bagi kita yang setiap hari dalam rutinitasnya
selalu menggunakan listrik akan segera menghidupkan genset, pekerjaan menghidupkan dan
mematikan Genset akan menjadi repot ketika Listrik PLN mati pada tengah malam dengan
kondisi gelap gulita harus keluar rumah untuk menghidupkan genset dan keamanan belum tentu
terjamin, dengan adanya ATS kita tidak perlu repot dan memudahkan kegiatan kita.
2. Bagi instansi Pemerintah maupun Swasta, Pabrik maupun Kantor akan menjadi sangat
kerepotan dan tergangu untuk menunggu seseorang menghidupkan genset. ( Tidak semua
instansi maupun kantor mempunyai operator genset ) dengan adanya ATS tidak perlu terlalu
lama untuk menunggu listrik dari Genset menyala secara otomatis.
3. Pada kasus-kasus terjadinya kerusakan genset ( Terbakar ) akibat bertemunya arus listrik
dari genset dan Arus listrik PLN karena kelalaian dari operator yang lupa melepaskan hubungan
kabel listrik dari genset yang terpasang pada jaringan Rumah ketika listrik PLN hidup kembali.
Dengan adanya ATS Permasalahan ini tidak akan terjadi.

HAREN PUJA ANUGRAH ● MINGGU, 19 MEI 2013


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

http://harenpuja16.blogspot.com/2013/05/pengertian-ats.html
Makalah Panel ATS
Selamat Membaca..semoga bermanfaat..kritik n sarannya ya..

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika terjadi pemadaman listrik oleh PLN dibutuhkan suplai cadangan listrik.Hal ini
dimaksudkan untuk mengatasi kerugian-kerugian ketika listrik PLN padam. Bisa kita bayangkan di
sebuah kantor tiba-tiba listrik PLN padam sedangkan kegitan kantor sedang berlangsung, secara
otomatis kita harus mencari suplai listrik dari sumber yang lain seperti Generator-Set. Proses mencari
dan memindahkan listrik tersebut memakan waktu yang bisa merugikan kantor tersebut. Untuk
mengatasi hal ini kantor tersebut perlu memasang panel Automatic Transfer Switch.

Berdasarkan latar belakang di atas, kita perlu memahami panel Automatic Transfer Switch (ATS).
Oleh karena itu pada makalah ini saya membahas mengenai pengertian, komponen, dan cara kerja ATS.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah

1. Apa pengertian panel Automatic Transfer Switch?

2. Komponen apa saja di panel Automatic Transfer Switch?

3. Bagaimana cara kerja panel Automatic Transfer Switch?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan supaya pembaca :

1. Mampu menjelaskan pengertian panel Automatic Transfer Swicth

2. Mampu menyebutkan komponen apa saja di panel Automatic Transfer Switch

3. Mampu menjelaskan cara kerja panel Automatic Transfer Switch

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini adalah :


1. Sebagai bahan referensi mahasiswa, dosen, dan kalangan pendidikan untuk mempelajari panel
Automatic Transfer Switch.

2. Sebagai bahan referensi pengetahuan tambahan bagi masyarakat umum.

BAB II

ISI

A. Pengertian Panel Automatic Transfer Swicth (panel ATS)

Panel Automatic Transfer Switch biasa disingkat dengan panel ATS. Panel ini merupakan
seperangkat rangkaian yang berguna untuk mengatur pergantian /switch dari power PLN ke power
Generatot-Set ataupun sebaliknya, yaitu dari power Generator-Set ke power PLN. Rangkaian ini
sebenarnya fungsinya hampir mirip dengan home sakelar, hanya perbedaannya adalah pada rangkaian
ini semuanya bekerja secara automatis.

Sistem pengoperasian panel ini sangatlah mudah, karena panel sudah tersetting sedemikian
rupa, sehingga pada waktu power PLN hilang atau gagal, kemudian kita menghidupkan genset, maka
power dari genset akan langsung menggantikan power PLN yang hilang tersebut. Demikian juga bila
power PLN sudah masuk kembali, maka power PLN tersebut akan langsung menggantikan power genset,
meskipun pada waktu itu genset masih dalam keadaan hidup. Power genset akan tertahan di kontaktor.

Pengoperasian secara manual bisa juga dilakukan, hal ini memungkinkan bagi kita untuk memilih
power mana yang akan masuk, apakah genset atau PLN, jika kedua power itu dalam keadaan On.

B. Komponen pada Panel ATS

Panel ATS terdiri dari berbagai komponen meliputi circuit breaker (pemutus)/miniatur circuit
breaker (MCB), kontaktor dan relay relay. Terdapat dua kontaktor, yaitu kontaktor genset dan kontaktor
PLN. Untuk mengantisipasi adanya hubungan singkat, panel ATS juga di lengkapi dengan sistem
keamanan,dengan relay dan fuse.

1. Mini Circuit Breaker (MCB)


MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yg mengalir
dalam rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuan, misalnya adanya konsleting dan lainnya.
pemutus tenaga ada yg untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase terdiri dari tiga buah pemutus
tenaga 1 phasa yang disusun menjadi satu kesatuan. pemutus tenaga mempunyai posisi saat
menghubungkan maka antara terminal masukan dan terminal keluaran MCB akan kontak. pada posisi
saat ini MCB pada kedudukan 1(on) dan saat ada gangguan MCB dengan sendirinya akan melepas
rangkaian secara otomatis kedudukannya saklarnya 0(off), saat ini posisi terminal masukan dan keluaran
MCB tidak sambung.

2. Saklar magnet/magnetic contactor

Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung ramgkaian listrik(saklar) yg bekerja atas dasar
mganet listrik. kontaktor itu ada 2 jenis yaitu kontaktor magnet arus searah dan kontaktor dengan arus
bolak-balik. kontaktor arus searah kumparannya tidak menggunakan kumparan hubung singkat, sedang
kontaktor arus bolak-balik inti magnet dipasang kumparan hubung singkat.

a. kontaktor dibedakan menjadi 2(dua) yaitu ;

- kontaktor utama
- kontaktor bantu

b. kode angka yg terdapat pada kontaktor ;

masukan kontak utama biasanya dihubungkan dengan nomor kode terminal 1,3,5 atau L1,L2,L3
dan untuk keluarannya melalui nomor kode terminal 2,4,6 atau T1,T2,T3. Kontak bantu NO 13-14, dan
43-44 , kontak NC 21-22, dan 31-32.

3. Pengaman motor TOR (Thermal Overload Relay)

Overload/saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yg


berfungsi sebagai pengaman. apabila terjadi kelebihan beban , hubung singkat atau gangguan lainnya yg
mengakibatkan naik arus secarah otomatis, saklar termis akan bekerja memutuskan arus dengan beban
sehingga keamanan beban terjaga. adapun saklar termis bekerja atas dasar panas. saklar termis ini
dibuat dari dua logam yg disatukan yg dikenal dgn bimetal yg masing-masing mempunyai koefisien muai
yg berada(yg satu mudah memuai dan yg lainnya tidak mudah memuai). dengan demikian apabila kena
panas akibat arus listrik melewati ketentuan, palat bimetal akan membengkok menjauhi plat yg tidak
mudah memuai akhirnya plat tidak sambung, dan apabila arus yg mengalir normal atau panas normal
makaplat tersebut akan keposisi semula yg akhirnya arus listrik lagi. overload hanya mempunya kontak
bantu saja dan diagram kontak-kontak termorelai diberi penomoran seperti berikut ;

 kontak nomor 95-96 disebut kontak pembuka (NC)

 kontak nomor 97-98 disebut kontak penutup (NO)

 kontak nomor 95-96-98 disebut kontak tukar (NO/NC)

4. Time Delay Relay (TDR)

Relai penunda digunakan untuk memperoleh periode waktu yg dapat diatur/sistel menurut
kebutuhan. Setelah distel ia tidak boleh sampai pada saat yg ditentukan, posisinya akan berubah sendiri.
Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan 7(kumparan) dan waktu waktu yg sudah diatus
maka posisi semula titik 3-1 dan 6-8 terbuka sedangkan titik 4-1 dan titik 5-8 tertutup. setelah waktunya
sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi : titik 3-1 dan 6-8 menutup dan titik 4-1 dan 5-8 membuka.
posisi tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya terputus posisinya kembali kesemula.

5. Tombol

Saklar tekan/tombol(push button), ada 2 macam yaitu tombol tekan normally open(NO) dan
tombol tekan(NC). konstruksinya tombol tekan ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF
dibuat secara terpisah dan ada juga yg dibuat satu tempat. jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON
dan OFF tergantung keinginan penggunanya. Tombol tekan tunggal terdiri dari 2 terminal, sedangkan
tombol tekan ganda terdiri dari 4 terminal.

6. Lampu Indikator

Berfungsi sebagai indikator dan pemberi informasi mengenai suplai listrik PLN, suplai Generator-
Set, dan terjadinya masalah.
C. Cara Kerja Panel Automatic Transfer Switch (ATS)

Rangkaian ini sebenarnya fungsinya hampir mirip dengan home sakelar, hanya perbedaannya
adalah pada rangkaian ini semuanya bekerja secara automatis.

Sistem pengoperasian panel ini sangatlah mudah, karena panel sudah tersetting sedemikian
rupa, sehingga pada waktu power PLN hilang atau gagal, kemudian kita menghidupkan genset, maka
power dari genset akan langsung menggantikan power PLN yang hilang tersebut. Demikian juga bila
power PLN sudah masuk kembali, maka power PLN tersebut akan langsung menggantikan power genset,
meskipun pada waktu itu genset masih dalam keadaan hidup. Power genset akan tertahan di kontaktor.

Pengoperasian secara manual bisa juga dilakukan, hal ini memungkinkan bagi kita untuk memilih
power mana yang akan masuk, apakah genset atau PLN, jika kedua power itu dalam keadaan On.
BAB III

Kesimpulan

Panel Automatic Transfer Switch biasa disingkat dengan panel ATS. Panel ini merupakan
seperangkat rangkaian yang berguna untuk mengatur pergantian /switch dari power PLN ke power
genset ataupun sebaliknya, yaitu dari power genset ke power PLN. Rangkaian ini sebenarnya fungsinya
hampir mirip dengan home sakelar, hanya perbedaannya adalah pada rangkaian ini semuanya bekerja
secara automatis.

Panel ATS terdiri dari berbagai komponen meliputi breaker, kontaktor dan relay relay. Terdapat
dua kontaktor, yaitu kontaktor genset dan kontaktor PLN. Secara sederhana, dapat digambarkan bahwa
sistem kerja panel ini adalah ketika salah satu kontaktor bekerja, maka secara automatis kontaktor yang
lain akan terkunci, atau dalam istilah kelistrikan lebih di kenal dengan interlock. Hal inilah yang
mendasari ketidak-mungkinan kedua power antara genset dan PLN akan beradu, meskipun ada kalanya
kedua power itu datang secaa bersamaan.

Sistem pengoperasian panel ini sangatlah mudah, karena panel sudah tersetting sedemikian
rupa, sehingga pada waktu power PLN hilang atau gagal, kemudian kita menghidupkan genset, maka
power dari genset akan langsung menggantikan power PLN yang hilang tersebut. Demikian juga bila
power PLN sudah masuk kembali, maka power PLN tersebut akan langsung menggantikan power genset,
meskipun pada waktu itu genset masih dalam keadaan hidup. Power genset akan tertahan di kontaktor.

Pengoperasian secara manual bisa juga dilakukan, hal ini memungkinkan bagi kita untuk memilih
power mana yang akan masuk, apakah genset atau PLN, jika kedua power itu dalam keadaan On.

DAFTAR PUSTAKA

- Fadilah, Kismet. 1999. Instalasi Listrik Industri. Jakarta : Angkasa Anggota IKAPI

- www. google.com

- Lister, Eugene C. Robert J. Rusch. Electric Circuits and Machines. Glenco : New York

- Sumanto. 1996. Mesin Sinkron (Generator Sinkron dan Motor Sinkron). Andi Yogyakarta : Yogyakarta
Diposting oleh Nurdiansyah Nurdin di 08.5

http://nurdiansyahnurdin13.blogspot.com/2014/11/makalah-panel-ats.html

Vous aimerez peut-être aussi