Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Analisis risiko bahaya pada Gedung tinggi antara lain Terjatuh, terjepit eskalator, media orang
bunuh diri, peristiwa kebakaran, bencana alam (gempa bumi, angin puting beliung, banjir, petir,
dlsb), tindakan manusia atau aktivitas kerja (dapur/memasak, housekeeping, admin. &
perkantoran, dlsb), kegagalan dan perilaku struktur bangunan, kegagalan instalasi/sarana
pendukung (gas, listrik, lift orang dan barang, pencahayaan, tata udara, sistem komunikasi,
sanitasi dan kebersihan, pengoperasian peralatan dan perlengkapan pendukung kerja, sarana
evakuasi dan darurat lainnya tidak memadai/tersedia, tidak cukup waktu bagi penghuni
melakukan evakuasi secara aman, tidak cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran
memasuki lokasi untuk memadamkan api, tidak dapat menghindari kerusakan pada properti
lainnya
Indikasikan sumber penyebab adalah masalah keselamatan kerja dan keselamatan umum belum
menjadi kebutuhan mendasar bagi pihak pengusaha, pekerja maupun pihak lain yang
berkecimpung di sektor tersebut.
Dampak dari risiko bahaya pada Gedung tinggi antara lain bangunan runtuh atau ambruk,
kebakaran (bangunan, orang, dan material/peralatan/harta benda), ledakan (bangunan, orang, dan
material/peralatan/harta benda), terperangkap dalam lift atau lift jatuh (orang,
peralatan/material/harta benda), terpapar gas berbahaya (Laboratorium, dslb.), cedera, sakit atau
meninggal dunia, kerusakan peralatan/mesin/material/bangunan dan aset lainnya (kerugian
finansial), kerusakan lingkungan, persepsi masyarakat (Image). Kerugian baik bagi
pengusaha/pengelola gedung dan pusat-pusat perbelajaan dan juga membawa malapetaka bagi
masyarakat dan pengunjung, kerusakan lingkungan, penundaan pekerjaan, penundaan operasi
produksi, tuntutan hokum.
Upaya dalam menangani risiko bahaya pada Gedung tinggi yaitu budaya K3, gerakan sadar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dicanangkan oleh para pengelola, bimbingan teknis K3
bagi pengelola gedung bertingkat dan pusat perbelanjaan, memasukkan prosedur untuk
identifikasi dan analisa risiko dari bahaya yang terkait dengan pekerjaan
Pengurangan risiko dilakukan sesuai hirarki sebagai berikut yakni eliminasi (elimination),
substitusi (Substitution), pengendalian kerekayasaan (Engineering Control), tanda/Peringatan
dan/atau pengendalian administrative dan alat pelindung diri (APD).
Alat yang digunakan untuk penilaian resiko adalah HIRAC, Hazops, What If, Check List, What
If Check List, Modelling, Fault Tree, Even Tree, Risk Ranking Matrices, Analisa Keselamatan
Kerja (Job Safety Analysis/JSA) dan lain-lain. Analisa Keselamatan Kerja (Job Safety
Analysis/JSA) dilakukan dengan pendekatan struktur untuk mengidentifikasi bahaya potensial
dalam kerja dan merencanakan langkah-langkah perbaikan. Pendekatan ini mempertimbangkan
tindakan (perilaku) dan juga kondisi fisik dan lingkungan. Suatu cara yang baik untuk
meningkatkan kesadaran keselamatan dan mencapai perbaikan terus menerus dalam kinerja
keselamatan. Tahap-Tahap dalam melakukan analisa keselamatan kerja.
TEKNIK PEMADAMAN DAN PENYELAMATAN JIWA PADA BANGUNAN GEDUNG
Teknik pemadaman dan tekhnik penyelamatan jiwa pada bangunan sangat dipengaruhi
kelengkapan Instalasi Proteksi Kebakaran (Pasif maupun Aktif), sumber daya manusia penghuni
bangunan yang terlatih, komitmen yang kuat dalam menerapkan Manajemen Penanggulangan
Kebakaran (MPK) Gedung/bangunan, MPK Lingkungan dan MPK Kota/Kabupaten setempat .
Lanjutan Tujuan Sistem Proteksi Pasif adalah: Melindungi bangunan dari keruntuhan
total/serentak akibat kebakaran. Meminimalisir Intensitas kebakaran sehingga terhindar dari flash
over dan pembakaran penuh. Memberi waktu bagi penghuni untuk menyelamatan diri.
Melindungi keselamatan petugas pemadam Menjamin fungsi gedung sesuai peruntukannya
Lanjutan Sarana Pengindraan kebakaran baik otomatis maupun manual, alarm kebakaran,
CCTV/kamera tersembunyi. Jaringan hydrant kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan
perlindungan bangunan gedung dan penghuni. Fire extinguisher yang sesuai dengan jenis dan
potensi kebakaran serta peruntukan/ fungsi ruangan untuk mengurangi kerugian akibat
penanganan kebakaran. Saf untuk petugas pemadam kebakaran dapat berupa tangga kebakaran,
lift kebakaran, siamise conection, gambar/ denah tata ruang dalam bangunan masing-masing
lantai/floor dll.
Lanjutan Fire Blangket (selimut tahan api) dan sarana pemadam yang lain. Sarana akses jalur
mobil Pemadam kebakaran meliputi menandaan jalur akses masuk mobil pemadam, lapisan
perkerasan parkir mobil pemadamm kemiringan landasan dan derajat tikungan jalan untuk
maneuver mobil PK dll
TEKNIK PEMADAMAN Dalam upaya pemadaman kebakaran dikenal dengan istilah teknik
pemadaman, taktik pemadaman dan strategi pemadaman. Teknik, taktik dan strategi pemadaman
tersebut dapat sebagai dasar acuan bagi individu, kelompok masyarakat, maupun petugas
pemadam yang berupaya untuk menanggulangi kebakaran serta mengurangi kerugian. Dengan
menerapkan teknik yang tepat maka pemadaman akan berjalan efektif dan efisien sehingga dapat
menekan angka kerugian yang diderita korban, lingkungan sekitar maupun Petugas Pemadam
Kebakaran.
Lanjutan Macam-macam teknik pemadaman : Teknik Pendinginan
Teknik Penyelimutan Teknik Urai Teknik Pembekuan Teknik Pencairan Teknik Lokalisir/isolasi
Teknik memutus rantai unsur- unsur api.
Lanjutan Semua teknik pemadaman ini dapat di lakukan secara perorangan maupun kelompok.
Prinsip - prinsip dalam memilih teknik pemadaman dengan mempertimbangkan hal-hal sbb :
Perhitungkan dengan cermat keselamatan pribadi Pilihlah yang praktis dan cepat bisa digunakan
Pilihlah jenis alat pemadam yang sesuai dengan klasifikasi benda terbakar, tingkat kebakaran dll
Sesuaikan dengan tempat dimana benda tersebut berada Perhitungkan resiko akibat yang
ditimbulkan dari pemadaman tersebut terhadap penghuni, ruangan/lingkungan, masyarakat
sekitar dll Usahakan jangan sampai menambah kerugian/ kerusakan yang tidak perlu dilakukan.
Lanjutan Koridor untuk jalur evakuasi dibuat dari bahan tahan api
Tangga darurat yang disesuaikan kebutuhan bagi penghuni bangunan sesuai aturan yang berlaku.
Exit discharge langsung ke luar bangunan/ ke halaman. Minimal ada 2 jalan ke luar yang dapat
mengampu sisi bangunan yang berbeda, adanya heliped pada atas bangunan tinggi sehingga
memungkinkan untuk mendaratnya helicopter penolong. Adanya Essembling area/point yang
memadai dan aman terhindar dari bahaya primer dan sekunder sebagai dampak kebakaran.
Lanjutan Sedangkan upaya penyelamatan dari luar gedung/bangunan dapat dilakukan dengan
peertolongan petugas penyelamat dengan bantuan tali- temali, sarana mobil tangga, helicopter.
Penyelamatan dengan bantuan tali temali atau tangga manual dapat dilakukan untuk evakuasi
dari luar gedung untuk memindahkan korban dari atas ke bawah gedung atau ke gedung
sebelahnya. Hal ini dapat dilakukan apabila si penolong mempunyai kemampuan yang memadai
dan si korban/orang yang diselamatkan masih mampu untuk diajak bekerjasama. Dalam upaya
penyelamatan dari luar gedung dibutuhkan pencermatan dan keahlian petugas, alat yang
memadai, kepercayaan antara korban dan si penolong serta lingkungan yang mendukung.
Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam
pekerjaan konstruksi. Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan
menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai ketentuan K3 di lingkungan proyek.
Kelengkapan Administrasi K3
Pelatihan Program K3
Pelatihan program K3 yang terdiri atas 2 bagian, yaitu:
Pelatihan secara umum, dengan materi pelatihan tentang panduan K3
di proyek, misalnya:
− Pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
pada proyek bangunan gedung
− Penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan material
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sipil
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing luar
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan mekanikal dan
elektrikal
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing dalam
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan bekisting
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembesian
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sementara
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan rangka baja
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan struktur khusus
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembetonan
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pondasi pile dan
strutting
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembongkaran
Pelatihan khusus proyek, yang diberikan pada saat awal proyek dan di
tengah periode pelaksanaan proyek sebagai penyegaran, dengan
peserta seluruh petugas yang terkait dalam pengawasan proyek,
dengan materi tentang pengetahuan umum tentang K3 atau Safety plan
proyek yang bersangkutan
Perlengkapan dan Peralatan K3
Perlengkapan dan peralatan
penunjang program K3,
meliputi:
promosi program K3; yang
terdiri dari:
− pemasangan bendera K3,
bendera RI, bendera perusahaan.
− Pemasangan sign-board
K3 yang berisi antara lain
slogan-slogan yang mengingatkan
perlunya be-kerja
dengan selamat
− Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, seperti terlihat pada
gambar 1.11a-g, antara lain:
a) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindingi jari kaki dari
kejatuhan benda
b) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh
kaki dari bagian tuas sampai jari
c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari
besi yang akan melindungi dari tusukan pada kaki
d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan
memberikan daya cengkeram yang lebih kuat pada permukaan
yang licin.
e) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu
berjalan di tempat becek
f) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali,
garam, air dan darah
g) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan
bahan kimia
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten atau kota adalah hasil
perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota yang telah ditetapkan
dengan peraturan daerah.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RDTRKP) adalah
penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota ke dalam
rencana pemanfaatan kawa-san perkotaan.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang
bangun suatu kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang yang
memuat rencana program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan
panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian