Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
---
---
Israf dan tabdzir adalah dua kata yang sama-sama mempunyai makna bahasa dan makna syariah.
Secara bahasa, israf bermakna melampaui batas dan melanggar keseimbangan. Lawan kata israf
adalah al qashdu (pertengahan).
Penggunaan kata tabdzir, misalnya badzara al mala tabdzira. Artinya adalah farraqahu israfan
(menghambur-hamburkannya) wa baddadahu (membiarkannya berserakan).
Dengan kata lain, secara makna bahasa israf dan tabdzir berarti berlebih-lebihan. Orang yang
melakukannya disebut mubadzir. Makna bahasa inilah yang sering digunakan oleh kebanyakan
orang. Padalahal makna bahasa ini berbeda dengan makna secara syariah. Juga bukanlah makna
yang dikehendaki oleh syariah.
Secara syariah, israf dan tabdzir (mubadzir atau pelakunya) adalah membelanjakan atau
mengeluarkan harta pada hal-hal yang dilarang atau dalam kemaksiatan.
Allah telah memberikan ketentuan kepada manusia yang telah diberi-Nya harta. Harta tersebut
harus dipergunakan pada hal kebaikan atau pada yang halal saja. Tidak boleh dibelanjakan atau
dipergunakan untuk hal maksiat.
Karena itu Islam tidak membatasi pengeluaran manusia dalam hal jumlah, sedikit ataupun banyak.
Asal dibelanjakan dalam perkara yang halal maka diperbolehkan. Sebaliknya, Islam melarang
membelanjakan atau mempergunakan harta untuk kemasiatan atau keharaman, sedikit ataupun
banyak.
Larangan Israf dan tabdzir terdapat dalam banyak ayat di Alquran. Misalnya pada surat Al Isra ayat
26 -27:
"Janganlah kalian berbuat tabzir. Sesungguhnya orang-orang yang melakukan tabdzir itu adalah
saudara setan."
"Dan janganlah kalian berbuat israf, karena sesungguhnya Allah tidak suka dengan orang yang
berbuat israf."
Contoh pada keseharian, mengeluarkan uang hanya 5 ribu rupiah. Meski sedikit, tetapi uang
tersebut untuk membeli makanan atau minuman haram. Maka perbuatan tersebut termasuk israf.
Atau seseorang mengeluarkan uang hanya 20 ribu rupiah. Jumlah yang juga sedikit. Tapi
dipergunakan untuk membayar bunga, denda hutang atau sogok. Maka perbuatan tersebut
termasuk israf atau tabdzir. Sedangan pelakunya disebut mubadzir.
Begitu juga sebaliknya. Orang yang mengeluarkan uang cukup banyak, misalnya membeli kipas
angin, mesin cuci, bahkan mobil mewah. Selama uangnya didapat dengan cara halal dan barang yang
dibeli juga halal, maka tindakan tersebut tidak bisa dikatakan israf wa tabzir. Dan pelakunya tidak
bisa dikatakan sebagai mubadzir. Karena dia membelanjakan hartanya di jalan yang halal atau boleh.
Jadi pembahasan israf dan tabdzir (mubadzir) bukanlah pembahasan yang berkaitan dengan
banyaknya jumlah harta atau uang yang dibelanjakan, dikeluarkan atau diinfakkan sebagaimana
yang disangka sebagian orang. Tapi pembahasannya berkaitan dengan membelanjakan atau
mengeluarkan harta di jalan yang dilarang atau maksiat
---
⬇️⬇️⬇️
Facebook: fb.com/DakwahMCI
Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam
Instagram: @muslimah.cintaislam
---