Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Aterosklerosis.
1.1.2 Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengkajian pada pasien dengan Aterosklerosis
b. Menjelaskan diagnosa pada pasien dengan Aterosklerosis
c. Menjelaskan intervensi pada pasien dengan Aterosklerosis
d. Menjelaskan evaluasi pada pasien dengan Aterosklerosis
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan pada pasien dengan aterosklerosis.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Tenaga Keperawatan
Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang aterosklerosis serta asuhan
keperawatan penyakit tersebut.
b. Mahasiswa Keperawatan
Agar mampu memahami tentang aterosklerosis dan dapat menerapkan bagaimana cara
penanganan pasien dengan aterosklerosis serta dapat menambah referensi tentang penyakit
tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGKAJIAN
1. Identitas klien : selain nama klien, juga orangtua; umur, alamat, asal kota dan daerah.
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama : penyebab utama klien sampai dibawa ke rumah sakit.
b) Riwayat penyakit sekarang : tanda dan gejala klinis aterosklerosis, gejala yang mudah diamati
adalah nyeri dada yang hilang saat istirahat.
c) Riwayat penyakit dahulu : untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor penyulit atau faktor yang
membuat kondisi pasien menjadi lebih parah kondisinya. Komplikasi dari penyakit terdahulu
dapat menjadi pertimbangan dalam penanganan aterosklerosis. Adanya penyakit hipertensi,
ataupun penyakit kardiovaskuler lain dapat dipertimbangkan pengaruhnya terhadap terjadinya
aterosklerosis.
d) Riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin
ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
3. Pola fungsi kesehatan
a) Pola nutrisi-metabolik.
Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual atau muntah (adanya peningkatan
intra kranial) kehilangan senasai pada lidah, dagu, tenggorokan dan gangguan menelan.
b) Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine, distensi abdomen, tidak ada bising
usus ( illeus paralitik ).
c) Pola aktifitas-latihan
Adanya kesukaran terhadap aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis atau
hemiplegi, mudah lelah.
d) Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena kelemahan secara umum dan gangguan penglihatan.
e) Pola sensorik
Adanya sinkop atau pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan atau kekaburan pandangan,
gangguan penciuman atau perabaan atau sentuhan menurun terutama pada daerah luka dan
ekstremitas, status mental, koma, ekstremitas lemah atau paralisis, tidak dapat menggenggam,
paralisis wajah, tidak dapat bicara, berkomunikasi secara verbal, kehilangan pendengaran,
penglihatan, sentuhan, refleks pupil, dan dilatasi.
4. Pemeriksaan fisik, fokus pada sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi
Pemeriksaan tanda-tanda vital TD, Nadi, RR dan Suhu penting dilakukan untuk mengetahui
tanda awal dari ketidakstabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari tanda vital yang tidak stabil
merupakan indikasi dari peningkatan atau penurunan kondisi perfusi jaringan dan kegagalan
jantung dalam berkontraksi.
a) Keluhan atau adanya nyeri: Pada identifikasi nyeri perlu dikaji lebih dalam seberapa besar nyeri
muncul, lokasi dan sifat nyeri termasuk penjalaran dari nyeri yang muncul sehingga dapat
diklasifikasikan daerah/area yang mengalami aterosklerosis. Adanya nyeri yang terkaji dapat
menjadi patokan, didaerah mana kira-kira lokasi yang mengami penyumbatan dan setelah itu
perlu di identifikasi kembali dengan beberapa pemeriksaan penunjang untuk membuktikan dan
mempertegas kondisi pasien.
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang sangat penting dilakukan karena adanya
perubahan tanda-tanda vital menunjukkan kelainan sirkulasi dalam sistem sistemik tubuh.
Dengan asumsi penurunan kontraktilitas otot-otot jantung, maka denyut nadi akan menurun dan
juga tekanan darah naik lama kelamaan akan menurun karena penurunan cardiac output. Oleh
karena itu pengkajian terhadap tanda-tanda vital sangat perlu dilakukan sebagai indikasi awal
adanya kelainan sistemik tubuh.
c) Pemantauan Hemodinamik
Disamping pemantauan TTV, perlu juga haru dikaji sistem hemodinamik tubuh, karena adanya
perubahan curah jantung, maka sirkulasi juga akan berkurang, demikian juga cairan dan
keseimbangan cairan akan berpengaruh terhadap tekanan hemodinamik tubuh
d) Pemantaun perubahan penampakan dan temperature kulit
Aliran darah yang tidak memadai mengakibatkan ekstremitas dingin
Rubor terlihat dalam 20 menit sampai 2 menit setelah ektremitas tergantung dan merupakan
petunjuk adanya kerusakan arteri dimana pembuluh darah tidak mampu berkonstruksi.
Sianosis
Rambut hilang
Kuku rapuh
Kulit kering
Atropi dan ulserasi
Edema bilateral atau unilateral
5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan ECG (Electrocardiogram)
ECG bermanfaat dalam mengidentifikasi iskemia miokardium, apalagi dalam kondisi
istirahat. Adanya gambaran depresi S-T atau horizontal 1mm atau lebih diluar titik J, bersifat
khas, walaupun tidak patognomonik iskemia kardium. Gambaran lain dari adanya kelainan ECG
mencakup perubahan gelombang ST-T nonspesifik, kelambatan hantaran atrioventrikularis dan
intraventrikel serta aritmia bersifat non spesifik untuk penyakit jantung koroner aterosklerotik.
b) Laboratorium darah
Lipid darah (lemak) bahwa telah diketahui bahwa hiperlipidemia adalah suatu faktor
penting dalam perkembangan aterosklerosis koronaria. Demikian juga peningkatan kadar gula
darah yang diatas rata-rata, hal ini menunjukkan adanaya risk factor lain yang dapat
menyebabkan aterosklerosis.
Elektrolit : ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi
kontraktilitas, contoh: hipokalemia atau hiperkalemia.
Sel darah Putih (SDP) : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak sehubungan dengan proses
inflamasi.
Kecepatan sedimentasi : apabila meningkat maka menunjukkan adanya inflamasi.
Kimia : mungkinnormal tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis.
Kolesterol atau trigeliserida serum : meningkat, menunjukkan arteriosclerosis.
c) Pemeriksaan dengan Echokardiografi
Pemeriksaan penunjang lain yaitu pemeriksaan echo-kardiografi, dari pemeriksaan ini
dapta dilihat lokasi penyumbatan dan berapa besar tingkat aliran darah yang mengaliri koroner
dan jantung, dan dilihat juga seberapa besar adanya penyumbatan aliran tersebut. Dari hasil echo
yang dapat memotret dari 3 dimensi memungkinkan diagnosa dan tindakan yang akan dilakukan
akan tepat sasaran.
d) Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner dan biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi
ejeksi).
e) Pemeriksaan Photo thorak
Hasil, mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung didug gagal jantung
koroner atau aneurisme ventrikuler. Pemeriksaan ini disamping untuk mengetahui seberapa besar
adanya pembesaran jantung, juga untuk mengetahui dan mengidentifikasi gangguan sistem
respirasi terutama paru. Dengan adanya photo thorak dapat diketahui secara dini adanya
pneumonia atau infeksi lain sehingga faktor penyulit tersebut dapat dicegah dan ditangani
dengan cepat.
2.4 EVALUASI
2.4.1 Bila mengenai jaringan perifer
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri ke ekstremitas meningkat (teraba hangat,
warna kemerahan atau tidak pucat).
2) Nyeri : pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan analgetik dengan baik.
3) Risiko kerusakan integritas kulit : integritas kulit terjaga, tidak terjadi trauma dan iritasi kulit.
3.1 Kesimpulan
Arteriosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu proses dimana serabut otot dan
lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan. Aterosklerosis merupakan proses
yang berbeda yang menyerang tunika intima arteri besar dan medium. Proses tersebut meliputi
penimbunan lemak, kalsium, komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada tunika
intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau “plak”.
Penyakit aterosklerosis disebabkan akibat kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah
dan keadaan biofisika serta biokimia dinding arteri.
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak terimbun di intima arteri besar.
Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak yang akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel
endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah
karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena
akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi sempit dan
aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar akan cenderung
terjadi bekuan darah.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu memahami tentang kelainan-kelainan yang ada pada sistem kardiovaskuler
dan dapat menerapkan bagaimana cara penanganan pasien dengan aterosklerosis.
3.2.2 Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang aterosklerosis dan dapat lebih
banyak menyediakan referensi-referensi buku tentang penyakit-penyakit serta asuhan
keperawatan penyakit tersebut.
3.2.3 Bagi Masyarakat
Diharapkan lebih mengerti dan memahami tentang aterosklerosis serta bagaimana penyebaran
dan penularan penyakit tersebut untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.