Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aterosklerosis adalah mengerasnya timbunan lemak pada dinding arteri, secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani ather yang berarti ‘bubur’. Pengertian ‘bubur’ disni
adalah rupa timbunan lemak lembek yang menyerupai seperti seperti bubur. Serta kata Yunani
lainnya yakni scleros yang bermakna ‘keras’.
Jadi secara harfiah, zat yang semula lembut nan lembek tersebut tertimbun dan
terakumulasi jumlahnya dalam suatu area sehingga terjadi proses pengerasan hingga menyumbat
aliran darah dalam pembuluh darah. Timbunan lemak yang terjadi tersebut disebabkan oleh
kolesterol LDL yang sifatnya sangat mudah sekali melekat dalam pembuluh darah.
Pembuluh darah yang menjadi sebuah sarana koridor transportasi proses mengalirnya
substansi metabolisme tubuh akan berakibat sangat fatal jika tersumbat. Dari rusaknya dinding
arteri, sehingga mengganggu kelancaran aliran darah ke otot jantung dan organ tubuh yang bisa
mengakibatkan serangan jantung.
Proses aterosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa kanak-kanak, seiring dengan
meningkatnya konsumsi makanan dan perubahan gaya hidup, terutama jika gaya hidup akrab
dengan seringnya mengonsumsi makanan siap saji (junk food). Bahkan, proses aterosklerosis
sudah terjadi padaa saat bayi berusia tiga bulan. Persoalan mulai mengemuka ketika proses
aterosklerosis ini terakumulasi dan menahun. Dampaknya baru terlihat dikala peranjakan dari
masa remaja ke masa dewasa. Umumnya pada masa ini bisa diperkirakan sebagai masa kepastian
penyakit ini terjadi.
Aterosklerosis sebenarnya tidak hanya dipicu dari tingginya konsumsi makanan
berlemak, namun juga merokok. Ketika manusia merokok, zat oksidan semakin banyak terlepas
akibat dari respon masuknya racun dari rokok yang terhisap. Zat oksidan inilah yang membuat
dinding pembuluh darah rusak dan membuat kolesterol LDL semakin mudah ‘tersangkut’ di area
kerusakan yang ditimbulkan oleh zat oksidan tersebut. Kemudiannya kolesterol yang
‘tersangkut’ tersebut kian tertimbun dan menimbulkan sumbatan sehingga pembuluh darah
menjadi mengeras dan terjadilah aterosklerosis
Mencegah aterosklerosis cukup dengan merubah gaya hidup dengan banyak aktivitas
olahraga dan menjaga pola makan membatasi dengan bijaksana makanan yang berlemak. Di
Amerika sendiri penyumbatan pembuluh darah merupakan pembunuh populasi paling populer
setelah kecelakaan lalu lintas. Jangan jadikan Indonesia ‘mengejar prestasi’ tersebut. Rubahlah
gaya hidup Anda.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan Aterosklerosis?

1.3 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Aterosklerosis.
1.1.2 Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengkajian pada pasien dengan Aterosklerosis
b. Menjelaskan diagnosa pada pasien dengan Aterosklerosis
c. Menjelaskan intervensi pada pasien dengan Aterosklerosis
d. Menjelaskan evaluasi pada pasien dengan Aterosklerosis

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan pada pasien dengan aterosklerosis.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Tenaga Keperawatan
Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang aterosklerosis serta asuhan
keperawatan penyakit tersebut.

b. Mahasiswa Keperawatan
Agar mampu memahami tentang aterosklerosis dan dapat menerapkan bagaimana cara
penanganan pasien dengan aterosklerosis serta dapat menambah referensi tentang penyakit
tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGKAJIAN
1. Identitas klien : selain nama klien, juga orangtua; umur, alamat, asal kota dan daerah.
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama : penyebab utama klien sampai dibawa ke rumah sakit.
b) Riwayat penyakit sekarang : tanda dan gejala klinis aterosklerosis, gejala yang mudah diamati
adalah nyeri dada yang hilang saat istirahat.
c) Riwayat penyakit dahulu : untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor penyulit atau faktor yang
membuat kondisi pasien menjadi lebih parah kondisinya. Komplikasi dari penyakit terdahulu
dapat menjadi pertimbangan dalam penanganan aterosklerosis. Adanya penyakit hipertensi,
ataupun penyakit kardiovaskuler lain dapat dipertimbangkan pengaruhnya terhadap terjadinya
aterosklerosis.
d) Riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin
ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
3. Pola fungsi kesehatan
a) Pola nutrisi-metabolik.
Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual atau muntah (adanya peningkatan
intra kranial) kehilangan senasai pada lidah, dagu, tenggorokan dan gangguan menelan.
b) Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine, distensi abdomen, tidak ada bising
usus ( illeus paralitik ).
c) Pola aktifitas-latihan
Adanya kesukaran terhadap aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis atau
hemiplegi, mudah lelah.
d) Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena kelemahan secara umum dan gangguan penglihatan.
e) Pola sensorik
Adanya sinkop atau pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan atau kekaburan pandangan,
gangguan penciuman atau perabaan atau sentuhan menurun terutama pada daerah luka dan
ekstremitas, status mental, koma, ekstremitas lemah atau paralisis, tidak dapat menggenggam,
paralisis wajah, tidak dapat bicara, berkomunikasi secara verbal, kehilangan pendengaran,
penglihatan, sentuhan, refleks pupil, dan dilatasi.
4. Pemeriksaan fisik, fokus pada sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi
Pemeriksaan tanda-tanda vital TD, Nadi, RR dan Suhu penting dilakukan untuk mengetahui
tanda awal dari ketidakstabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari tanda vital yang tidak stabil
merupakan indikasi dari peningkatan atau penurunan kondisi perfusi jaringan dan kegagalan
jantung dalam berkontraksi.
a) Keluhan atau adanya nyeri: Pada identifikasi nyeri perlu dikaji lebih dalam seberapa besar nyeri
muncul, lokasi dan sifat nyeri termasuk penjalaran dari nyeri yang muncul sehingga dapat
diklasifikasikan daerah/area yang mengalami aterosklerosis. Adanya nyeri yang terkaji dapat
menjadi patokan, didaerah mana kira-kira lokasi yang mengami penyumbatan dan setelah itu
perlu di identifikasi kembali dengan beberapa pemeriksaan penunjang untuk membuktikan dan
mempertegas kondisi pasien.
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang sangat penting dilakukan karena adanya
perubahan tanda-tanda vital menunjukkan kelainan sirkulasi dalam sistem sistemik tubuh.
Dengan asumsi penurunan kontraktilitas otot-otot jantung, maka denyut nadi akan menurun dan
juga tekanan darah naik lama kelamaan akan menurun karena penurunan cardiac output. Oleh
karena itu pengkajian terhadap tanda-tanda vital sangat perlu dilakukan sebagai indikasi awal
adanya kelainan sistemik tubuh.
c) Pemantauan Hemodinamik
Disamping pemantauan TTV, perlu juga haru dikaji sistem hemodinamik tubuh, karena adanya
perubahan curah jantung, maka sirkulasi juga akan berkurang, demikian juga cairan dan
keseimbangan cairan akan berpengaruh terhadap tekanan hemodinamik tubuh
d) Pemantaun perubahan penampakan dan temperature kulit
 Aliran darah yang tidak memadai mengakibatkan ekstremitas dingin
 Rubor terlihat dalam 20 menit sampai 2 menit setelah ektremitas tergantung dan merupakan
petunjuk adanya kerusakan arteri dimana pembuluh darah tidak mampu berkonstruksi.
 Sianosis
 Rambut hilang
 Kuku rapuh
 Kulit kering
 Atropi dan ulserasi
 Edema bilateral atau unilateral
5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan ECG (Electrocardiogram)
ECG bermanfaat dalam mengidentifikasi iskemia miokardium, apalagi dalam kondisi
istirahat. Adanya gambaran depresi S-T atau horizontal 1mm atau lebih diluar titik J, bersifat
khas, walaupun tidak patognomonik iskemia kardium. Gambaran lain dari adanya kelainan ECG
mencakup perubahan gelombang ST-T nonspesifik, kelambatan hantaran atrioventrikularis dan
intraventrikel serta aritmia bersifat non spesifik untuk penyakit jantung koroner aterosklerotik.
b) Laboratorium darah
Lipid darah (lemak) bahwa telah diketahui bahwa hiperlipidemia adalah suatu faktor
penting dalam perkembangan aterosklerosis koronaria. Demikian juga peningkatan kadar gula
darah yang diatas rata-rata, hal ini menunjukkan adanaya risk factor lain yang dapat
menyebabkan aterosklerosis.
 Elektrolit : ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi
kontraktilitas, contoh: hipokalemia atau hiperkalemia.
 Sel darah Putih (SDP) : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak sehubungan dengan proses
inflamasi.
 Kecepatan sedimentasi : apabila meningkat maka menunjukkan adanya inflamasi.
 Kimia : mungkinnormal tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis.
 Kolesterol atau trigeliserida serum : meningkat, menunjukkan arteriosclerosis.
c) Pemeriksaan dengan Echokardiografi
Pemeriksaan penunjang lain yaitu pemeriksaan echo-kardiografi, dari pemeriksaan ini
dapta dilihat lokasi penyumbatan dan berapa besar tingkat aliran darah yang mengaliri koroner
dan jantung, dan dilihat juga seberapa besar adanya penyumbatan aliran tersebut. Dari hasil echo
yang dapat memotret dari 3 dimensi memungkinkan diagnosa dan tindakan yang akan dilakukan
akan tepat sasaran.
d) Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner dan biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi
ejeksi).
e) Pemeriksaan Photo thorak
Hasil, mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung didug gagal jantung
koroner atau aneurisme ventrikuler. Pemeriksaan ini disamping untuk mengetahui seberapa besar
adanya pembesaran jantung, juga untuk mengetahui dan mengidentifikasi gangguan sistem
respirasi terutama paru. Dengan adanya photo thorak dapat diketahui secara dini adanya
pneumonia atau infeksi lain sehingga faktor penyulit tersebut dapat dicegah dan ditangani
dengan cepat.

2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


2.2.1 Bila mengenai jaringan perifer
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran.
b. Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke
jaringan
c. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi

2.2.2 Bila dilakukan pembedahan


a. Pra pembedahan
1) Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan yang kompleks.
b. Post pembedahan
1) Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan atau saraf-saraf akibat luka operasi.
2) Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat luka operasi (pembedahan)
3) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi

2.2.3 Bila dianjurkan modifikasi gaya hidup


1) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai sumber- sumber informasi
(Wilkinson, 2007)

2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN


2.3.1 Bila mengenai jaringan perifer
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran.
Tujuan NOC:
- Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan simetris
- Suhu ekstremitas hangat
- Tingkat sensasi normal
Intervensi NIC:
1. Rendahkan ekstremitas
Rasional : untuk meningkatkan sirkulasi arteri dengan tepat.
2. Tinggikan anggota badan lebih tinggi dari jantung
Rasional : untuk meningkatkan aliran darah balik vena
3. Anjurkan latihan rentang gerak aktif atau pasif selama tirah baring
Rasional : untuk mencegah terjadinya perubahan integritas kulit.
4. Pantau penggunaan alat yang panas atau dingin, seperti bantalan pansa, botol berisi air panas,
dan kantung es.
Rasional : suhu yang terlalu ekstrim dapat
5. Anjurkan pasien untuk tidak menyilangkan kaki
Rasional : pencegahan terhadap adanya statis vena
b. Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke
jaringan
Tujuan NOC:
- Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri
- Pasien akan melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
- Pasien akan melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan
- Pasien dapat mempertahankan tingkat nyeri
Intervensi NIC:
1. Kaji nyeri yang komprehensif pada pasien
2. Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien dan keluarga
3. Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum, dan selama aktivitas yang menyakitkan
4. Kolaborasi dalam pemberian analgesia
5. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan.
c. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi
Tujuan NOC:
- Kulit utuh, warna normal
- Tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasi
Intervensi NIC:
1. Lakukan penilaian sirkulasi perifer yang komprehensif (misalnya cek nadi perifer, edema,
pengisian kapiler, warna kulit, dan suhu ekstremitas)
Rasional : untuk mengetahui adanya peningkatan sirkulasi arteri dan vena.
2. Pantau kulit dari adanya perubahan integritas kulit.
Rasional : pencegahan, meminimalkan cedera, atau rasa tidak nyaman pada pasien.
3. Hindari trauma kimia, mekanik atau panas yang melibatkan ekstremitas

2.3.2 Bila dilakukan pembedahan


a. Pra pembedahan
Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan yang kompleks.
Tujuan NOC:
- Tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik
- Tidak ada gangguan persepsi sensori
- Pasien dapat mengomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif secara tepat
Intervensi NIC:
1. Kaji tingkat ansietas yang terjadi
2. Jelaskan prosedur pembedahan secara sederhana sesuai tingkat pemahaman pasien dan keluarga
3. Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk
mengeksternalisasikan ansietas
4. Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang.
5. Diskusikan ketegangan dan harapan pasien
b. Post pembedahan
1) Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan atau saraf-saraf akibat luka operasi.
Tujuan NOC:
- Pasien mampu mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri
- Pasien mampu melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan
- Pasien mampu menunjukkan tekhnik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai
kenyamanan.
Intervensi NIC:
1. Kaji nyeri yang komprehensif pada pasien
2. Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien dan keluarga
3. Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum, dan selama aktivitas yang menyakitkan
4. Kolaborasi dalam pemberian analgesia
4) Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat luka operasi (pembedahan)
Tujuan NOC:
- Terbebas dari tanda atau gejalainfeksi
- Pasien akan melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur dan pemantauan
Intervensi NIC:
1. Pantau tanda dan gejalan infeksi
2. Jelaskan hal-hal yang harus dihindari agar luka tidak terinfeksi
3. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang rawat luka dengan tekhnik sepsis dan asepsis
4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotika
5) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi
Tujuan NOC:
- Menunjukkan rutinitas perawatan kulit yang efektif
- Mengingesti makanan secara adekuat untuk meningkatkan integritas kulit
Intervensi NIC:
1. Pantau tanda-tanda kerusakan integritas kulit
2. Anjurkan untuk selalu menjaga agar luka tetap kering dan bersih
3. Anjurkan diet dengan makanan bergizi tinggi dan suplemen vitamin
4. Kolaborasi obat untuk mempercepat pertumbuhan jaringan kulit

2.3.3 Bila dianjurkan memodifikasi gaya hidup


a. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai sumber- sumber informasi
(Wilkinson, 2007)
Tujuan NOC:
- Berpartisipasi dalam proses belajar
- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi atau prognosis dan aturan terapeutik
- Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan
Intervensi NIC:
1. Diskusikan keadaan patologis yang khusus dan kekuatan pada individu
Rasional : membantu dalam membangun harapan yang realistis dan meningkatkan pemahaman
terhadap keadaan dan kebutuhan saat ini
2. Sarankan pasien menurunkan atau membatasi stimulasi lingkungan terutama selama kegiatan
berfikir
Rasional : stimulasi yang beragam dapat memperbesar gangguan proses berfikir
3. Identifikasi faktor-faktor resiko secara individual ( seperti hipertensi, kegemukan, merokok,
aterosklerosis, menggunakan kontrasepsi oral)
Rasional : meningkatkan kesehatan secara umum dan mungkin menurunkan resiko kambuh.

2.4 EVALUASI
2.4.1 Bila mengenai jaringan perifer
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri ke ekstremitas meningkat (teraba hangat,
warna kemerahan atau tidak pucat).
2) Nyeri : pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan analgetik dengan baik.
3) Risiko kerusakan integritas kulit : integritas kulit terjaga, tidak terjadi trauma dan iritasi kulit.

2.4.2 Bila dilakukan pembedahan


a. Pra pembedahan :
Ansietas : tanda dan gejala ansietas menurun.
b. Post pembedahan :
1) Nyeri akut : nyeri pasca bedah terkontrol.
2) Risiko infeksi : infeksi luka operasi tidak terjadi.
3) Risiko kerusakan integritas kulit : kulit tampak terawat baik, integritas kulit terjaga.

2.4.3 Bila dianjurkan modifikasi gaya hidup


Kurang pengetahuan : pemahaman pasien meningkat, pasien menunjukkan mengikuti anjuran
modifikasi gaya hidup dengan baik.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Arteriosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu proses dimana serabut otot dan
lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan. Aterosklerosis merupakan proses
yang berbeda yang menyerang tunika intima arteri besar dan medium. Proses tersebut meliputi
penimbunan lemak, kalsium, komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada tunika
intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau “plak”.
Penyakit aterosklerosis disebabkan akibat kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah
dan keadaan biofisika serta biokimia dinding arteri.
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak terimbun di intima arteri besar.
Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak yang akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel
endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah
karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena
akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi sempit dan
aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar akan cenderung
terjadi bekuan darah.

3.2 Saran
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu memahami tentang kelainan-kelainan yang ada pada sistem kardiovaskuler
dan dapat menerapkan bagaimana cara penanganan pasien dengan aterosklerosis.
3.2.2 Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang aterosklerosis dan dapat lebih
banyak menyediakan referensi-referensi buku tentang penyakit-penyakit serta asuhan
keperawatan penyakit tersebut.
3.2.3 Bagi Masyarakat
Diharapkan lebih mengerti dan memahami tentang aterosklerosis serta bagaimana penyebaran
dan penularan penyakit tersebut untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.

Vous aimerez peut-être aussi