Vous êtes sur la page 1sur 15

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional

Bahasa Internasional, apa yang pertama kali ada di benak anda jika ada kata – kata bahasa
internasonal? Pasti yang ada di benak anda adalah bahasa Inggris. Jika anda di beri wewenang
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional apa yang akan anda lakukan?.
Untuk menjadi bahasa Internasional tentu bukan hal yang mudah. Karena bahasa
Internasional adalah bahasa yang digunakan dan diakui oleh internasional. Untuk menjadi
bahasa Internasional tentu negara yang bahasanya akan dijadikan bahasa Internasional harus
mempunyai andil di dunia Internasional. Sebagai contoh suatu negara maju harus bisa
mempengaruhi keuangan dunia, itu adalah salah satu cara agar bahasa negara tersebut bisa
menjadi bahasa internasional. Atau dengan cara apapun sehingga suatu negara bisa
mempengaruhi dunia, dengan cara itu negara tsb bisa mejadikan bahasanya menjadi bahasa
internasional.
Bahasa Inggris dapat menjadi bahasa Internasional karena negara Inggris negara yang
sangat maju dan perekonomiannya bisa mempengaruhi perekonomian dunia, oleh karena itu
bahasa negara tersebut dapat dijadikan bahasa Internasional karena telah dapat memberi
andil dalam dunia internasional. Dan jika bahasa Indonesia ingin menjadi bahasa Internasional,
Indonesia haru memegang andil dalam dunia Internasional. Sebagai contoh, Indonesia adalah
negara yang kaya akan rempah – rempah dan hasul bumi, alangkah indah nya kita bisa
menjadi nagara penyuplai rempah – rempah dan hasil bumi di internasional, mungkin dengan
cara tersebut Indonesia bisa menjadi negara yang memegang andil dalam kehidupan di
internasional dan bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional.
Jika suatu negara bahasanya digunakan sebagai bahasa Internasional dapat menjadi
kebangaan tersendiri, karena secara tidak langsung negara mereka telah memberikan andil
dalam kehidupan dunia. Dan keuntungan lainnya adalah negara tersebut bisa menjadi daya
tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke negara tersebut, dengan cara itu negara tersebut
bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dengan adanya pemasukan devisa dari
wisatawan asing.
Untuk dapat menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional dapat
dilakukan berbagai cara, dengan memajukan kesejahteraan dan kemajuan negara Indonesia
dapat menjadi salah satu upaya untuk menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa
Internasional, untuk mencapai semua itu diperlukan ketertiban dan kesadaran dari warga
negaranya sendiri untuk membantu promram tersebut. Sebagai contoh seseorang dengan
sadarnta membayar pajak, dengan tertibnya orang membayar pajak bisa membantu
pemeliharaan dan negara dan membantu mensejahteraan rakyat Indonesia. Dan salah satu
caranya lagi adalah memberantas korupsi, dengan cara tersebut suatu negara akan di
pandang sebagai negara yang “bersih” dan akan menjadi nilai tambah dalam program
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional. Dengan beberapa faktor tersebut,
sedikit demi sedikit Indonesia memiliki daya tarik dalam kancah dunia, dan dapat
mengundang wisatawan asing untuk dapat datang ke Indonesia, tentu saja dengan
kedatangan wisatawan asing dapat membantu kita dalam mensejahterakan bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia mampu menjadi bahasa internasional karena tidak asing lagi di
telinga komunitas internasional, khususnya di negara-negara tetangga. Peluang bahasa
Indonesia dinilai cukup besar apabila jika dibandingkan dengan berbagai bahasa di Eropa.
Saya pernah membaca pada suaru harian bahwa ada yang berprendapat bahwa bahasa
Indonesia dapat menjadi bahasa Internasional. ”Saya optimistis bisa jadi bahasa internasional.
PBB baru menolak bahasa Jerman menjadi bahasa internasional karena hanya dipakai di
Jerman. Beda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di banyak negara,” ujarnya.
Untuk itu, Arif mengimbau Badan Bahasa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lebih
aktif mengampanyekan gerakan cinta bahasa Indonesia. ”Bahasa Indonesia bukan hanya
dipelajari di sekolah, tetapi harus dipakai juga sebagai bahasa komunikasi harian,” ujarnya.
Untuk memperluas penggunaan bahasa Indonesia, Kepala Badan Pusat Bahasa Kemdikbud
Agus Dharma berencana menambah pusat bahasa dan kebudayaan Indonesia di setiap negara.
Sejauh ini, ada 150 pusat bahasa dan kebudayaan Indonesia di 48 negara. ”Jumlahnya akan
bertambah. Kuncinya, orang akan tertarik pada bahasa Indonesia jika tertarik pada budaya
kita,” ujarnya.
Meski demikian, Agus mengimbau agar jangan terlalu tinggi berharap bahasa Indonesia akan
menjadi bahasa internasional. Apalagi apabila bahasa Indonesia tidak dihargai di negeri
sendiri seperti saat ini.
Agus khawatir nilai-nilai bahasa Indonesia kian tergerus bahasa asing, terutama bahasa
Inggris. ”Orang lebih suka memakai bahasa Inggris karena dianggap keren, pintar, dan unggul.
Padahal, tidak juga. Penghargaan pada bahasa (Indonesia) harus mulai dari diri kita sendiri,”
kata dia.
Dan alasan bahasa Inggris sukses menjadi bahasa Internasional yang pernah saya baca di
suatu portal berita adalah, Bahasa merupakan sebuah prasarana yang paling penting dalam
berkomunikasi, seperti yang kita ketahui bahasa inggris merupakan bahasa pengantar yang
digunakan untuk berkomunikasi secara internasional, suatu ketika muncul sebuah pertanyaan
kenapa harus bahasa inggris?? kenapa bukan bahasa Indonesia?? Ternyata bahasa yang
dijadikan sebagai alat komunikasi secara internasional itu berdasarkan dengan
perkembangan jumlah kosa kata yang ada dalam bahasa tersebut. nah berikut mungkin salah
satu alasan kenapa bahasa inggris dijadikan bahasa Internasional.

Bahasa inggris merupakan bahasa tertua yang ada di dunia dan berasal dari dataran britania
yaitu sekitar abad ke 8, selain bahasa inggris merupakan bahasa tertua yang ada di dunia
bahasa inggris mempunyai perkembangan kosa kata yang sangat pesat. menurut tim riset
gabungan peneliti Havard University dan
Google mencatat penambahan kosa kata bahasa tertua di dunia itu mencapai 8.500 kata
pertahun. Kini jumlah total telah mencapai 1.022.000 kata. itu merupakan jumlah kosakata
yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan negara kita tercinta ini. jika dibandingkan
dengan bahasa Indonesia. menurut pusat bahasa kemendikbud yang baru baru ini telah
selesai dan menerbitkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) edisi ke empat dengan total
jumlah kosa kata yang terdapat di dalamnya cuma berkisar 91.000 kosa kata, kamus edisi ke
empat ini merupakan pengembangan dari edisi sebelumnya yang hanya mencakup 82.000
kosa kata. memang perkembangan jumlah kosa kata ini lah yang menjadi patokan layak atau
tiidaknya sebuah bahasa dianggap sebagai bahasa internasional.

namun jangan kawatir walaupun bahasa persatuan kita belum sepenuhnya menjadi bahasa
internasional, belakangan ini telah muncul di kalangan negara negara ASEAN untuk
mencanangkan Bahasa Indonesia sebagai basa ASEAN, hal ini telah diungkapkan pada saat
KTT ASEAN di Bali beberapa Bulan kemarin. ya pemilihan bahasa Indonesia sebagai bahasa
ASEAN ini disebabkan Bahasa Indonesia mempunyai kekayaan kosa kata yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan negara lain di ASEAN. selain itu semangat kita untuk mencintai dan
mengembangkan bahasa indonesia harus tetap membara. seperti yang pernah dicontohkan
presiden soeharto yang kemanapun beliau berada di forum internasional pasti selalu
menggunakan bahasa indonesia. Semangat itulah yang seharusnya kita tiru mencintai bahasa
Indonesia sama saja mencintai diri sendiri.

Sejarah asal mula bahasa inggris sangatlah panjang untuk menjadi bahasa Internasional.
bahkan bahasa ini menjadi kurikulum wajib bagi seluruh dasar dan menengah di seluruh
belahan Dunia dan menjadi bahasa yang paling banyak dipakai oleh manusia sepanjang
peradaban manusia.
Asal mula Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik Barat, yang berasal dari Inggris. Bahasa ini
merupakan kombinasi antara beberapa bahasa lokal yang dipakai oleh orang-orang Norwegia,
Denmark, dan Anglo-Saxon dari abad ke-6 sampai 10. Lalu pada tahun 1066 dengan
ditaklukkan Inggris oleh William the Conquer or, sang penakluk dari Normandia, Perancis
Utara, maka bahasa Inggris dengan sangat intensif mulai dipengaruhi bahasa Latin dan bahasa
Perancis. Dari seluruh kosakata bahasa Inggris modern, diperkirakan ±50% berasal dari
bahasa Perancis dan Latin.
Bahasa Inggris tergolong rumpun bahasa Jermanik, dan terutama dari cabang Jermanik Barat.
Kerabat terdekatnya adalah bahasa Friesland. Selain itu bahasa Belanda (termasuk pula
bahasa-bahasa Jerman hilir lainnya) juga masih dekat. Bahasa Jerman (Bahasa Jerman hulu)
agak lebih jauh lagi. Tetapi dari semua bahasa Jermanik, bahasa Inggris adalah bahasa yang
paling lain secara tatabahasa dan kosakata. Kosakata bahasa Inggris banyak dipengaruhi oleh
bahasa Perancis, yang masuk melalui penaklukan bangsa Norman dan belakangan melalui
penggunaan bahasa Perancis sebagai bahasa resmi selama beberapa abad di lingkungan
pemerintahan.
Bahasa Inggris adalah bahasa pertama di Amerika Serikat, Antigua dan Ba rbuda, Australia,
Bahama, Barbados, Bermuda, Britania Raya, Guyana, Jamaika, Saint Kitts dan Nevis, Selandia
Baru dan Trinidad dan Tobago.
Selain itu bahasa Inggris juga merupakan salah satu bahasa resmi di organisasi internasional
seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komite Olimpiade Internasional, serta bahasa resmi
di berbagai negara, seperti di Afrika Selatan, Belize, Filipina, Hong Kong, Irlandia, Kanada,
Nigeria, Singapura, dan lainnya. Di dunia bahasa Inggris merupakan bahasa kedua pertama
yang dipelajari.
Bahasa Inggris bisa menyebar karena pengaruh politik dan imperialisme Inggris dan
selanjutnya Britania Raya di dunia. Salah satu pepatah Inggris zaman dahulu mengenai
kerajaan Inggris yang disebut Imperium Britania (British Empire) adalah tempat “Matahari
yang tidak pernah terbenam” (“where the sun never sets”).
Tata bahasa Inggris memiliki variasi dalam struktur dan penggunaannya, itu tergantung tradisi
y ang digunakan oleh suatu negara yang dipengaruhi oleh bahasa asli dari negara tersebut.
Secara umum, tata bahasa yang dipedomani adalah tata bahasa Inggris Amerika dan Inggris
Britania Raya (British).
Sumber lain menyebutkan empat alasan bahasa Inggris menjadi bahasa internasional.
Negara Inggris merupakan negara yang maju.
Negara Inggris adalah negara yg paling banyak jajahannya di seluruh dunia.
Logikanya: karena banyak menjajah, tentu saja penjajah yang dari inggris akan bicara dengan
bahasa inggris di negara jajahannya. Dan akhirnya bahasa inggris menyebar ke berbagai
belahan dunia.
Bahasa inggris merupakan bahasa yang memiliki tata bahasa yangg lengkap dan rapi jadi
mudah untuk dipelajari.
Orang-orang Inggris suka berpergian ke luar negeri.

Bahasa Melayu dianggap layak menjadi bahasa internasional dan digunakan secara luas dalam
pergaulan dunia. Hal itu didasari oleh banyaknya penutur bahasa Melayu yang mencapai
ratusan juta orang.

Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta Ravik Karsidi mengatakan, penutur bahasa
Melayu atau yang berakar dari bahasa Melayu mencapai sekitar 400 juta orang. “Dan 245 juta
di antaranya di Indonesia,” kata Ravik Karsidi di sela seminar internasional "Masa Depan
Bangsa Melayu di Tengah Krisis dan Perubahan Politik global" di kampus Universitas Sebelas
Maret (UNS), Ahad, 2 September 2012.
Ravik mengatakan bahwa pendapat bahasa Melayu layak jadi bahasa internasional
merupakan salah satu hasil kesimpulan dari penelitian bersama antara UNS Surakarta dan
Universiti Utara Malaysia dalam lima tahun terakhir.

Hanya dia mengakui butuh perjuangan ekstra keras agar warga dunia bisa menerima usulan
itu. Terutama harus giat melobi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menunjukkan bahwa bahasa
Melayu layak mendapat pengakuan sebagai bahasa internasional.

Dalam kesempatan yang sama, Naib Canselor Universiti Utara Malaysia Mohamed Mustafa
Ishak mengatakan tidak ada masalah jika bahasa Melayu jadi bahasa internasional. Dia
mencontohkan, bahasa Arab yang hanya memiliki 90-100 juta penutur bisa jadi bahasa
internasional. “Dari segi penutur, sudah layak,” katanya.

Namun penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa internasional sangat bergantung pada
kekuatan ekonomi bangsa Melayu itu sendiri. Jika bangsa Melayu dapat memberikan dampak
yang besar bagi perekonomian global, bahasa Melayu punya peluang jadi bahasa
internasional.

Ravik juga mengakui bahwa banyaknya penutur hanya menjadi salah satu syarat. Syarat
lainnya agar diterima internasional adalah bangsa Melayu harus mampu bersaing secara
ekonomi dan memiliki daya tawar yang kuat untuk memperjuangkannya. “Kami berharap
negara ASEAN bersatu dan memperjuangkan bersama,” ujarnya.

Meskipun masih butuh perjuangan panjang, Mustafa Ishak mengatakan, paling tidak bahasa
Melayu bisa digunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan antara bangsa Melayu.
Misalnya antara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Saya juga pernah membaca wacana yang membahas apakah bahasa Indonesia dapat menjadi
bahasa internasional, berikut adalah bahasannya. Wacana menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa internasional mengemuka kembali akhir-akhir ini. Banyak pihak yang
menyambut gembira dengan ide tersebut dengan berbagai alasan, karena itu merupakan
kebanggaan sebuah bangsa jika bahasanya dipakai oleh masyarakat internasional. Tetapi
tidak sedikit juga yang skeptis dengan melihat kekuatan bahasa Indonesia secara obyektif.
Beberapa media juga sudah menulis kemungkinan tersebut. Diskusi akademik pun juga sudah
dilaksanakan oleh para ahli, peminat dan pengkaji bahasa Indonesia, tidak saja di dalam,
tetapi juga di luar negeri. Sebuah diskusi di Universitas Bonn, Jerman, sebagaimana
dilaporkan Tempo (20/Nov/2011) secara khusus membahas mengenai peluang bahasa
Indonesia menjadi bahasa internasional beberapa waktu lalu dengan judul “Bahasia Indonesia
sebagai Bahasa Dunia”, yang dipimpin langsung oleh pakar bahasa Indonesia asal Jerman yang
saat ini menjabat sebagai Kepala Program Studi Bahasa Indonesia Universitas Bonn, Prof.
Berthold Damshauser.
Kepada peserta diskusi yang semuanya mahasiswa program magister yang mengambil studi
bahasa Indonesia, Prof. Berthold Damshauser meyakinkan peserta bahwa bahasa Indonesia
berpeluang besar menjadi bahasa dunia. Para peserta kaget karena tidak yakin jika bahasa
yang sedang mereka pelajari itu bisa menjadi bahasa dunia. Sebab, untuk menjadi bahasa
dunia persyaratannya tidak mudah. Salah satunya adalah bahasa tersebut harus digunakan
dalam diplomasi dan perdagangan internasional, dan juga berperan besar dalam penyebaran
ilmu pengetahuan. Jika persyaratannya itu, maka peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa
dunia sangat mustahil terpenuhi. Sebab, bahasa Indonesia saat ini belum digunakan untuk
diplomasi dan perdagangan internasional, apalagi untuk penyebaran ilmu pengetahuan.
Masih jauh.
Tetapi Prof. Berthold tidak kekurangan akal untuk meyakinkan para peserta dengan
menyampaikan kekuatan bahasa Indonesia dari sisi jumlah penuturnya. Menurutnya, bahasa
Melayu-Indonesia memiliki jumlah penutur yang cukup banyak, melebihi jumlah penutur
bahasa Italia, atau Jerman sekalipun. Penutur bahasa Melayu-Indonesia meliputi Indonesia
sendiri, yang saat ini jumlah penduduknya mencapai 327 juta lebih, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura, Timor Leste, Thailand, khususnya Thailand Selatan. Dengan
menyebutkan jumlah penutur, Prof. Berthold mampu meredam kekhawatiran peserta diskusi.
Tetapi tiba-tiba ada peserta lain yang melihat dari aspek sejarah. Menurutnya, yang
menentukan sebuah bahasa menjadi bahasa dunia ialah proses sejarah, yakni lewat
penjajahan lebih dulu. Misalnya, bahasa Inggris, Perancis, dan Spanyol. Pemilik bahasa-
bahasa tersebut semuanya pernah menjadi penjajah atau imperialis. Ketika pemiliknya
menjadi penjajah alias menguasai bangsa lain, maka bahasanya juga ikut berkuasa atas
bangsa tersebut. Lagi-lagi Prof. Berthold masih bisa menjawab dengan bijak bahwa karena
imperialisme sekarang sudah lewat, maka yang menentukan sebuah bahasa menjadi bahasa
pergaulan dunia adalah tingginya budi dan keagungan budaya penuturnya atau
peradabannya. Menurut Prof. Berthold, penutur bahasa Melayu-Indonesia adalah bangsa
yang memiliki keluhuran budi dan keagungan budaya yang tinggi. Mereka tidak pernah dan
tidak akan pernah menjadi imperialis. Di mata Prof. Berthold, penutur bahasa Melayu-
Indonesia adalah bangsa yang terkenal ramah dan santun. Itu sebabnya, dia tertarik belajar
bahasa Indonesia.
Selain itu, kata Prof. Berthold lebih lanjut, perlu diketahui bahwa bahasa Indonesia
mempunyai kelebihan, yakni kesederhanaan sistem bunyi dan gramatikanya, sehingga mudah
dipelajari. Tetapi, justru karena kesederhanaan itu bahasa Indonesia sering dianggap sulit
oleh orang asing yang belajar bahasa Indonesia, terutama bagi mereka yang bahasa ibunya
masuk kelompok Indo-European languages. Sebagai contoh, beberapa mahasiswa Russia
yang kuliah di Indonesia yang sempat saya tanya mengalami kesulitan belajar bahasa
Indonesia justru karena kesederhanaan sistem gramatikanya.
Alasan peserta diskusi dengan mengajukan aspek sejarah sebagai prasyarat sebuah bahasa
menjadi bahasa internasional memang sangat lemah. Buktinya, bahasa Belanda tidak menjadi
bahasa dunia kendati pemiliknya pernah menjajah Indonesia selama lebih dari tiga abad
lamanya. Malah jumlah penutur bahasa Belanda di Indonesia dari waktu ke waktu terus
menurun, itupun hanya di kalangan para manula. Peminat masuk Jurusan bahasa Belanda di
universitas di Indonesia juga sepi. Dengan kata lain, bahasa Belanda sudah kehilangan
penuturnya di negara bekas jajahannya. Selain Indonesia, Belanda juga pernah menjajah
Suriname. Itu artinya Belanda adalah imperialis, tetapi tidak serta merta bahasanya menjadi
bahasa dunia. Penyebabnya antara lain karena Belanda tidak memiliki kekuatan ekonomi
yang berpengaruh di dunia. Bahkan Belanda termasuk negara miskin dibanding dengan
negara-negara lain di Eropa.
Selain Belanda, Jepang juga pernah menjajah Indonesia. Tetapi bahasa Jepang juga tidak
menjadi bahasa internasional. Jika saat ini mulai banyak peminat belajar bahasa Jepang di
banyak negara bukan karena Jepang pernah menjadi imperialis, melainkan karena Jepang
merupakan salah satu kekuatan ekonomi dunia saat ini. Korea juga merupakan fenomena
menarik untuk dicermati. Bahasa Korea juga mulai diminati banyak orang, karena Korea juga
memiliki kekuatan ekonomi mengikuti Jepang. Jika menggunakan alasan ekonomi, maka
bahasa Jepang dan Korea berpeluang sangat besar menjadi bahasa dunia kelak.
Sebaliknya, bahasa Arab menjadi salah satu bahasa internasional, bersama bahasa Inggris,
Perancis, Russia, Spanyol, dan Mandarin. Padahal, bangsa Arab tidak pernah menjadi penjajah
bagi bangsa lain. Bahasa Arab menjadi bahasa dunia karena statusnya sebagai bahasa agama
(Islam) di mana umat Islam jumlahnya mencapai 1,53 miliar, atau 23% penduduk dunia yang
saat ini mencapai tujuh miliar. Dengan jumlah umat Islam sebesar 203 juta, Indonesia
menyumbang 12% jumlah umat Islam dunia. Kitab suci Al Qur’an yang menjadi pegangan
hidup umat Islam di seluruh dunia tertulis dalam bahasa Arab. Umat Islam juga menjalankan
ibadah sholat dengan menggunakan bahasa Arab. Bagi umat Islam kedua hal tersebut
merupakan harga mati, karena memang perintah Allah. Karena itu, seorang ustad di Malang
yang mengajarkan sholat dalam dua bahasa (dwi bahasa) akhirnya harus berurusan dengan
pihak berwajib karena dianggap melakukan pelecehan agama. Dua hal itulah yang merupakan
kekuatan bahasa Arab menjadi bahasa dunia, selain jumlah penuturnya yang diperkirakan
hingga kini mencapai 255 juta orang yang tersebar di sejumlah negara seperti Saudi Arabia,
Kuwait, Uni Emirat Arab, Iraq, Iran, Jordania, Yaman, Mesir, Lebanon, Syria, dan negara-
negara Afrika Utara. Selain itu, bahasa Arab juga diajarkan di sekolah-sekolah di negara-
negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Pakistan, Afganistan. Di Russia, bahasa Arab lebih dikenal oleh masyarakat
muslim daripada bahasa Inggris dan bahasa-bahasa Eropa lainnnya.
Apa manfaatnya menjadi bahasa dunia? Satu di antaranya ialah rasa bangga bagi pemiliknya.
Sebagaimana diketahui, bahasa adalah anak sah peradaban manusia. Hanya manusia satu-
satunya makhluk Tuhan pemilik bahasa. Karena itu, jika sebuah bangsa, bahasa dipelajari oleh
masyarakat dunia, maka bangsa itu memiliki kekuatan tidak saja secara ekonomi dan politik,
tetapi juga peradabannya. Sebab, ketika orang ingin mempelajari sebuah bahasa, hakikatnya
dia tidak hanya akan mempelajari bahasa tersebut, tetapi juga peradabannya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai budaya dan adat istiadatnya. Selain kebanggaan, pemilik bahasa dunia
juga memperoleh nilai keuntungan lainnya, yakni kemudahan bergaul dengan masyarakat
internasional. Sebagai contoh adalah bahasa Inggris. Pemilik bahasa Inggris, misalnya, tidak
perlu belajar bahasa lain (asing) jika ingin bergaul dengan masyarakat internasional di
berbagai bidang, seperti perdagangan, sosial politik, budaya dan sebagainya.
Kembali ke persoalan peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia. Jika Prof. Berthold
menggunakan nilai-nilai luhur yang dimiliki penutur bahasa Indonesia, seperti budi dan
keluhuran budayanya, sebagai alasan menjadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa dunia
tidak salah. Persoalannya ialah apakah saat ini bangsa Indonesia yang notabene adalah
penutur terbesar bahasa Melayu-Indonesia masih memegang nilai-nilai luhur tersebut? Saya
khawatir Prof. Berthold sudah lama tidak datang ke Indonesia, atau setidaknya tidak
mengikuti perkembangan Indonesia selama sepuluh tahun terakhir, terutama sejak
berakhirnya kekuasaan Orde Baru. Berbagai bentuk kejahatan mulai yang ringan hingga yang
berat seperti pembunuhan begitu mudah terjadi di negeri ini. Masyarakat mudah marah oleh
hal-hal sederhana saja. Anehnya perilaku kekerasan tidak saja melanda kalangan masyarakat
bawah, melainkan pula para elite politik. Kampus yang seyogyanya menjadi pusat
pengembangan etika dan budi pekerti luhur juga tidak luput dari kekerasan penghuninya.
Komunikasi politik antar-elite politik pun tidak lagi mempertimbangkan nilai-nilai kesantunan
berbahasa. Ungkapan-ungkapan kasar seperti “menterinya lholak lholok(artinya bodoh),
‘presiden tuli’, ‘Boediono-Sri Mulyani maling’, dan sejenisnya benar-benar terjadi.
Lebih parah lagi budayawan Jakob Sumardjo (Kompas, 26/11/2011) melukiskan masyarakat
Indonesia saat ini sebagai masyarakat paradoks: religius tetapi teror bom terus terjadi disertai
kekerasan dengan berbagai bentuknya, agraris tetapi pengimpor beras, negeri kepulauan
tetapi banyak kapal tenggelam, pantainya terpanjang di dunia tetapi pengimpor garam,
bangsa yang mudah kagum pada kesuksesan bangsa lain dan memandang rendah budaya
sendiri, punya mata tetapi tak melihat, punya telinga tetapi tak mendengar, punya pikiran
tetapi tak mau berpikir, punya hati tetapi sering menyepelekan perasaan orang lain. Selain
itu, masyarakat Indonesia saat ini dihinggapi perilaku konsumtif, hedonis, instan, individualis
dan materialis. Jika demikian kondisinya, masih yakinkah Prof. Berthold bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keluhuran budi dan budayanya sehingga
bahasanya menjadi bahasa dunia?
Persoalan menjadi lebih rumit jika melihat semakin terdesaknya bahasa Indonesia oleh
bahasa asing yang demikian deras. Jika diamati, sejak akhir 1990-an Indonesia menjadi lahan
subur promosi bahasa asing. Kita bisa melihat menjamurnya lembaga-lembaga kursus bahasa
asing di berbagai tempat, tidak hanya di kota besar, tetapi juga di kota-kota kecil di seluruh
pelosok negeri, sehingga seolah-olah bahasa Indonesia tidak dianggap bahasa penting oleh
pemiliknya sendiri. Malah ada kesan bahasa Indonesia “termarginalkan”.
Saat ini bahasa Indonesia terkena gempuran globalisasi, sehingga semakin tereduksinya nilai-
nilai lokal dalam masyarakat. Indikasinya adalah semakin berkurangnya jumlah penutur
bahasa daerah dan menurunnya rasa bangga berbahasa Indonesia di kalangan masyarakat.
Berdasarkan data pada Pusat Bahasa Indonesia, saat ini terdapat 746 bahasa daerah di
Indonesia, 273 di antaranya ada di Papua yang setiap tahun mengalami penurunan jumlah
penutur. Dari 746 bahasa daerah itu, 15 bahasa daerah telah dinyatakan mati (dead
languages) karena tidak ada penuturnya dan 150 lainnya dalam proses kematian, yang dalam
sosiolinguistik disebut sebagai endangered languages.
Selain harus menjadi bahasa penyebar ilmu pengetahun masyarakat dunia, bahasa diplomasi
dan perdagangan masyarakat internasional, syarat lainnya untuk menjadi bahasa dunia
adalah pemiliknya harus memiliki rasa percaya diri dan peduli terhadap bahasanya sendiri.
Tetapi sayang, penutur bahasa Indonesia tidak memiliki rasa percaya diri dan peduli itu.
Rendahnya hasil Ujian Nasional mata pelajaran bahasa Indonesia pada ujian nasional dua
tahun terakhir setidaknya membuktikan hipotesis tersebut. Dari 11. 443 siswa yang tidak lulus
UN 2011, 1.786 (38,43%) di antaranya adalah untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, Ironis
kan? (Kompas, 26/5/2011). Sampai-sampai para anggota DPR yang membidangi pendidikan
terheran-heran bagaimana itu bisa terjadi. “Wong bahasa Indonesia adalah bahasa kita
sendiri, berbicara sehari-hari dalam bahasa Indonesia, kok ujian jeblok”, kata salah seorang
anggota DPR tersebut. “Ini mesti ada yang salah dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah-sekolah. Karena itu, pemerintah harus bertanggungjawab” katanya lebih lanjut.
Malah selain rasa kurang percaya diri, juga ada sikap semakin rendahnya rasa setia penutur
bahasa Indonesia terhadap bahasa nasionalnya. Rasa setia bahasa sangat diperlukan untuk
menjamin keberlangsungan sebuah bahasa. Bahasa yang penuturnya tidak lagi setia atau
ditinggal penuturnya akan dengan sendirinya mati. Padahal, kematian bahasa merupakan
kehilangan budaya yang tidak ternilai harganya. Sebab, menciptakan bahasa bukan pekerjaan
mudah.
Jika mempertimbangkan berbagai hal di atas, maka membahas peluang bahasa Indonesia
sebagai bahasa dunia, sebagaimana yang selama ini telah diakui PBB, sangat tidak
realistis.Yang lebih realistis ialah membaca peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa ASEAN.
Mengapa realistis? Sebab, saat ini penutur bahasa Melayu- Indonesia sudah menyebar mulai
Indonesia sendiri, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Timor Leste, hingga sebagian
masyarakat Thailand di wilayah selatan. Dibanding dengan bahasa-bahasa di negara ASEAN
seperti bahasa Thai, Tagalog, Myanmar, dan Kamboja, jelas bahasa Melayu-Indonesia
merupakan yang paling luas penggunaannya. Berbeda dengan bahasa Jerman yang walau
jumlah penuturnya mencapai 123 juta orang, penggunaannya hanya di Jerman saja dan
sebagian kecil orang di negara tetangganya, sehingga baru-baru ini PBB menolak usulan agar
bahasa Jerman menjadi bahasa dunia.
Karena itu, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof. Arief Rachman,
menyatakan bahwa bahasa Indonesia mampu menjadi bahasa internasional karena tidak
asing lagi di telinga komunitas internasional, khususnya di negara-negara tetangga. Menurut
Kepala Badan Pusat Bahasa Kemdikbud, Agus Dharma, pusat-pusat studi bahasa dan
kebudayaan Indonesia kini juga sudah tersebar di 48 negara di dunia dengan jumlah 150 pusat
(Kompas, 16/11/2011). Jumlah itu masih akan ditambah lagi dalam waktiu dekat.
Pidato resmi Presiden SBY pada pertemuan puncak pemimpin ASEAN ke 19 di Bali beberapa
waktu lalu dalam bahasa Indonesia bisa menjadi awal pengenalan bahasa Indonesia menjadi
bahasa ASEAN. Bagi pengkaji bahasa, peristiwa tersebut patut diapresiasi dan dicatat sebagai
peristiwa linguistik yang sangat penting untuk mengangkat citra dan martabat penutur
bahasa Melayu-Indonesia di kawasan bangsa-bangsa Asia Tenggara. Bahasa, sekali lagi, bukan
hanya persoalan kata, kalimat dan gramatika, melainkan juga martabat penuturnya. Upaya
menjadikan bahasa Melayu-Indonesia menjadi bahasa ASEAN tampaknya seiring dengan cita-
cita para pemimpin ASEAN untuk membentuk komunitas ASEAN yang saat ini sedang digagas.
Karena itu, jika nanti ada mata uang tunggal ASEAN, maka jangan kaget jika kelak akan ada
pula bahasa tunggal ASEAN, yakni bahasa Melayu-Indonesia. Semoga!

Source : http://agungjurie.blogspot.com/2012/10/bahasa-indonesia-sebagai-bahasa.html
DAPATKAH BAHASA INDONESIA MENJADI BAHASA INTERNASIONAL?
“Tentu dapat”. Semua bahasa bisa saja menjadi bahasa Internasional tergantung bagaimana
cara pemerintah negara tersebut menjadikan bahasanya sebagai bahasa Internasional,
karena merupakan suatu kebanggaan tersendiri apabila bahasa suatu bangsa dipakai oleh
masyarakat Internasional. Sebagai bahasa yang tidak sedikit diminati oleh negara luar, negara
Indonesia berpeluang untuk menjadi bahasa dunia. Akan tetapi, menjadikan bahasa sebagai
bahasa Internasional harus memenuhi berbagai persyaratan. Sebagaimana halnya bahasa
Inggris yang merupakan bahasa Internasional, Salah satu persyaratannya adalah bahasa
tersebut harus digunakan dalam diplomasi dan perdagangan internasional, dan juga berperan
besar dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Sebagai wilayah yang menjadi jalur perdagangan,
bukan mustahil jika bahasa Indonesia menjadi bahasa perdagangan Internasional. Selain
harus menjadi bahasa penyebaran ilmu pengetahun masyarakat dunia, bahasa diplomasi dan
perdagangan masyarakat Internasional, syarat lainnya untuk menjadi bahasa Internasional
adalah pemiliknya harus memiliki rasa percaya diri dan peduli terhadap bahasanya sendiri.
Untuk itu, langkah utama yang harus dipenuhi agar bahasa Indonesia menjadi bahasa
Internasional yaitu pemilik bahasa terutama masyarakat Indonesia harus berupaya membina
dan mengembangkan bahasa Indonesia agar tidak punah dan tidak banyak terpengaruh oleh
serapan bahasa Asing. Masyarakat Indonesia harus memegang semboyan “Jangan terlalu
bangga berbahasa Asing tetapi banggalah barbahasa Indonesia dengan baik dan benar.”

Selain itu, syarat suatu bahasa menjadi bahasa Internasional, harus banyak peminat dan
pengguna bahasa tersebut. Upaya yang harus dilakukan agar bahasa Indonesia diminati dan
banyak penggunanya, yaitu seperti kita ketahui bahwa di negara Indonesia memiliki banyak
budaya yang unik yang banyak diminati oleh negara-negara luar sehingga banyak negara asing
yang berkunjung di negara Indonesia. Dengan adanya peluang tersebut di negara Indonesia
harus diterapkan anti kosa kata bahasa asing, maksudnya penggunaan kosa kata bahasa asing
yang sering ditulis di pamflet-pamflet, maupun di pintu-pintu masuk harus di kurangi. Dengan
demikian, orang-orang asing yang datang di Indonesia harus berusaha mempelajari bahasa
Indonesia sehingga bahasa Indonesia dapat diketahui banyak negara, serta peradaban
bahasa Indonesia yang begitu unik dapat diminati oleh banyak negara.

Source : http://sketsa-kune.blogspot.com/2012/05/dapatkah-bahasa-indonesia-
menjadi.html
Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Dunia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di
Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.

Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyakragam bahasa
Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang)
dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya
sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan
sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama
bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat
ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga
saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata
baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia
bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur
Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau
mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian,
Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra,
perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah
dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-dasar yang penting
untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.

Dengan kemudahan tersebut, banyak sekali cara agar bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa
dunia. Minimal menjadi bahasa yang popular dan digunakan di negara-negara sekitarnya
(baca: Asia).

Jika saya diberi kesempatan dan wewenang untuk menjadikan bahasa Indonesia menjadi
bahasa dunia, saya akan:
Yang pertama, saya akan membuat akun twitter, facebook dan web sebagai wadah media
pembelajaran interaktif yang bisa diakses oleh semua orang dari seluruh dunia. Kemudahan
akses internet jaman millennium ini memudahkan seseorang untuk mengakses apa saja yang
ia inginkan. Dengan kemudahan tersebut, maka memudahkan saya untuk mengajarkan
bahasa Indonesia secara Internasional. Akun-akun tersebut dibuat menarik dan user friendly
sehingga pengguna bisa menggunakannya dengan mudah.

Yang ke dua, saya akan memperkenalkan Indonesia kepada dunia. Seperti pepatah “tak kenal
maka tak sayang”, maka saya akan menumbuhkan rasa cinta Indonesia kepada banyak orang.
Saya akan mempromosikan dan mempengaruhi Indonesia ke dunia luar melalui televisi, radio,
internet. Saya akan memperkenalkan keindahan alam Indonesia kepada dunia luar dengan
cara membuat video-video yang akan di unggah ke banyak jejaring sosial. Saya akan
memperkenalkan kesenian tradisional Indonesia, seperti: tari, lukis, batik. Setiap promosi
tersebut, saya akan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Sehingga, sedikit
demi sedikit turis asing dapat mengetahui bahasa Indonesia. Dengan promosi yang baik,
tentunya tidak sulit untuk meningkatakan minat turis asing untuk berkunjung ke Indonesia.
Setelah kedatangannya tersebut, turis asing bisa diajak berbicara menggunakan bahasa
Indonesia. Jika turis-turis asing disambut dengan baik dan merasa aman selama berada di
Indonesia, biasanya mereka akan menceritakan pengalamannya kepada keluarga serta
teman-temannya. Nilai tambah tersebut yang menjadikan Indonesia lebih mudah dikenal
oleh warga negara asing.

Yang ke tiga, saya akan membuat komunitas Pecinta Bahasa Indonesia. Dimana setiap
anggotanya wajib berkontribusi dengan memiliki proyek memperkenalkan bahasa Indonesia
pada dunia. Komunitas ini boleh diikuti oleh warga negara Indonesia maupun warga negara
asing. Komunitas ini akan saya perkenalkan pada keluarga, teman-teman, kerabat dan dunia
luar. Sehingga akan lebih banyak lagi orang-orang yang berminat untuk melestarikan bahasa
Indonesia.

Yang ke empat, saya akan membuat game tentang Indonesia. Game tersebut akan saya
promosikan ke dunia luar sebagai salah satu metode pembelajaran yang paling mudah dan
dapat dipakai oleh semua kalangan. Dalam game tersebut, akan saya gunakan dwi bahasa
(dua bahasa) yaitu bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional dan bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi. Tentu saja akan lebih ditonjolkan bahasa Indonesia agar tujuan awal dapat
tercapai. Konsep dalam game tersebut berisi tentang keindahan alam, kebudayaan dan
kesenian Indonesia. Dengan keunggulan tersebut, diharapkan warga negara asing dapat
memahami bahasa Indonesia dan mau mempelajarinya lebih dalam.

Yang ke lima, membuat dan mempromosikan film, musik dan karya tulis berbahasa Indonesia.
Banyak sekali film Indonesia yang sudah merambah ke dunia luar. Contohnya: The Raid yang
kini telah dibeli hak ciptanya di Amerika Serikat oleh Sony Pictures. Sebagai film yang
debutnya telah mencapai tingkat Internasional, The Raid tetap menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi di film tersebut. Warga negara asing yang menonton pun mau
tidak mau harus mendengarkan para pemain The Raid dengan menggunakan bahasa
Indonesia. Walaupun tetap ada translate bahasa Inggris sebagai subtitle.

Yang ke enam, menjadikan Indonesia sebagai pusat IPTEK dunia. Bukan menjadi rahasia
umum lagi bahwa Indonesia memiliki siswa-siswi yang cerdas dalam hal sains dan matematika.
Mereka mampu berkompetisi hingga tingkat Internasional. Perlu sedikit jalan yang serius
sehingga bisa membina para ilmuwan cilik tersebut agar dapat menjadi ilmuwan kelas dunia.
Dengan keunggulan tersebut, sebenarnya Indonesia mampu membuat gebrakan dengan
menjadi pusat IPTEK dunia. Kita bisa mengumpulkan ilmuwan-ilmuwan dalam dan luar negeri
untuk berkumpul dan belajar bersama mengembangkan IPTEK dunia. Membiayai mereka
untuk melakukan penelitian-penelitian ilmiah. Saat ilmuwan-ilmuwan asing tersebut ada di
Indonesia, setidaknya mereka harus mempelajari dan memahami bahasa Indonesia.

Yang ke tujuh, memajukan dunia animasi Indonesia. Memberikan ruang pada Animator-
animator muda Indonesia untuk berkarya membuat inovasi. Seperti membuat film berbahasa
Indonesia yang akan diperkenalkan pada dunia. Sudah kita ketahui, negara tetangga kita,
Malaysia, berhasil membuat serial animasi Upin Ipin yang berbahasa Melayu dengan cakupan
tontonan untuk usia anak-anak. Upin Ipin dengan gaya yang sederhana dan cerdas mampu
membius anak-anak Indonesia untuk menontonnya. Maka menurut saya, Indonesia bisa
mencontoh Malaysia untuk membuat karya-karya yang cerdas dengan menggunakan bahasa
Indonesia. Dengan film yang berkualitas dan sederhana untuk usia anak-anak, maka anak-
anak bisa lebih bangga dan mencintai bahasa Indonesia.

Yang ke delapan, menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan bisnis dunia. Indonesia
merupakan salah satu negara yang tahan terhadap krisis ekonomi dunia. Dengan kelebihan
tersebut, kini, Indonesia mulai dilirik oleh negara-negara maju untuk menanamkan modal di
Indonesia. Para investor-investor asing masuk ke Indonesia untuk membuat pabrik-pabrik
berkelas Internasional. Kesempatan itu tidak boleh di sia-siakan begitu saja, kita bisa
membuat produk-produk berkualitas dari kerja keras para pekerja Indonesia. Suatu negara
akan dianggap berpengaruh terhadap dunia jika negara tersebut memiliki ekonomi yang kuat
dan mampu bersaing dengan negara-negara maju. Jika Indonesia bisa melakukannya, tidak
menutup kemungkinan Indonesia menjadi pusat ekonomi dunia. Negara-negara maju pun
mulai bergantung terhadap produk-produk Indonesia. Akan sangat mudah jika benar-benar
terjadi maka bahasa Indonesia pun bisa mengikuti menjadi bahasa dunia.

Penjelasan diatas adalah sedikit dari banyak usaha yang bisa saya lakukan jika saya memiliki
wewenang untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa dunia. Tentu saja dengan
dukungan dari banyak pihak bukan tidak mungkin mimpi yang selama ini belum terwujud bisa
menjadi kenyataan.

Source : http://idadwiw.wordpress.com/2012/10/07/menjadikan-bahasa-indonesia-sebagai-
bahasa-dunia/

Vous aimerez peut-être aussi