Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Zoo Animals
Sharon L.Crowell-Davis, DVM, PhD,DACVB*
The University of Georgia
OTHER CONSIDERATIONS
Single Versus Multiple Trainers
Selection and education of trainers is an important consideration. Some zoos
have the budget to hire personnel whose regular job requirements specifically include
conducting animal training.Other zoos are on a much tighter budget and cannot hire
more personnel than are essential to take care of the animals’ basic needs. In the
second case, volunteer trainers may be able to fill the gap. Because consistency of
training over a long period of time is essential to success, volunteers involved in such
projects must be committed to several training sessions each week for an
extended period.Multiple people can train the same animal to perform the same
behavior. In fact, having multiple trainers can be eneficial because the animal is then
more likely to exhibit the desired behavior to anyone rather than to just one person. If
a single person exclusively does all of the training, the animal may not respond to
anyone else, making it impossible to affect the animal’s behavior if the single trainer
is sick, on vacation, or otherwise absent
RESUME
Operant Conditioning yang tepat dapat sangat memudahkan proses ini bila
digunakan untuk melatih hewan agar handal dalam menunjukan perilaku tertentu.
Operant conditioning adalah pembelajaran yang terjadi ketika perilaku di pengaruhi
oleh konsekuensi. Hewan belajar jika tidak langsung menunjukan perilaku tertentu
setelah di berikan rangsangan yang disebut stimulus memunculkan akan mendapat
konsekuensi tententu. Penguatan merujuk pada paradigma dimana kemungkinan
perilaku berulang meningkat sedangkan hukuman merujuk paradigma dimana
kemungkinan perilaku berulang menurun. Hadiah di berikana jika perilaku yang
diinginkan dapat di munculkan, sedangkan hukuman di berikan jika hewan
menimbulkan perilaku yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Hewan yang ada di kebun binatang mengulangi perilaku karena belajar bahwa
perilaku tersebut menghasilkan spesifik, menyenangkan dan mendapat konsekuensi
apa yang diinginkan. Teknik operant conditioning di gunakan untuk melatih hewan di
kebun binatang di sebut shapping. Dalam membentuk melalui penguatan positif,
hewan di perkuat untuk perilaku yang semakin lebih dan lebih sampai menjadi
perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan tidak akan timbul secara spontan,
perlu memerlukan waktu dan usaha. Kadang-kadang itu sulit apalagi melatih hewan
liar.
Faktor yang mempengaruhi pelatihan sukses
Banyak faktor sehari-hari yang dapat mempengaruhi seberapa baik hewan
merespon upaya pelatihan. Banyak binatang melakukan yang terbaik jika mereka
sedang lapar. Oleh karena itu sesi pelatihan tidak di lakukan jika hewan sudah merasa
kenyang. Namun beberapa hewan menjadi lebih terangsang dan gelisah jika mereka
lapar sehingga tidak akan melakukan apa yang kita perintahkan. Pelatihan juga harus
memperhatikan kondisi lingkungan. Jika kondisi lingkungan tidak nyaman atau tidak
menyenangkan akan membuat pelatihan tidak berjalan dengan baik. Contohnya
hewan yang hibernasi seperti beruang tidak mungkin membuat kemajuan selama
musim dingin. Hewan nocturnal tidak mungkin membuat kemajuan pada siang hari,
oleh karena itu sebaiknya di latih pada malam hari. Ketika hewan telah berhasil di
latih untuk melakukan perilaku tertentu, kita harus mempertahankan perilakunya
dengan latihan teratur. Jika pelatihan di hentikan maka perilaku akan padam.
Pertimbangan lain
Seleksi dan pendidikan pelatih adalah suatu pertimbangan penting. Beberapa
kebun binatang memiliki anggaran utuk menyewa tenaga kerja khusus melatih
hewan. Namun kebun binatang tidak dapat memperkerjakan lebih banyak orang
karena biaya di anggarkan untuk mengurus kebutuhan hewan. Pelatih relewan
mungkin dapat mengisi kesenjangan, namun relawan yang terlibat dalam proyek
tersebut harus berkomitmen untuk beberapa sesi setiap minggunya selama periode
pelatihan. Memiliki banyak pelatih dapat bermanfaat karena hewan tersebut
kemudian lebih cenderung menunjukan perilaku yang diinginkan kepada siapapun
bukan hanya kepada satu orang. jika satu orang secara eksklusif melakukan pelatihan
hewan mungkin tidak akan menanggapi pelatih lainnya. Sehingga akan sulit merubah
perilaku hewan jika pelatih tunggal tersebut sakit, berlibur atau bahkan tidak ada.
Contoh #2: Back Doe
Rusa Betina memiliki kebiasaan berkerumun dengan banyak pengunjung, ini
berbahaya terutama jika pengunjung nya adalah anak-anak. Oleh karena itu rusa
betina dilatih untuk kembali menggunakan membentuk tradisional. Dalam Hal ini,
teknik memikat digunakan. Pelatihan diadakan di hidung, Rusa betina itu
diperbolehkan untuk makan sampai ia belajar bahwa di tangan ada sumber makanan.
Kemudian pelatihan diadakan di bawah dagu sehingga ia harus pindah ke dagu dan
mulut kembali untuk mendapat makanannya. Secara bertahap, pelatihan ini diadakan
terus menurus sampai rusa betina harus mengambil langkah mundur untuk
memperlakukan. Kata Dengan pelatihan lanjutan, rusa betina tersebut diperlukan
untuk mengambil langkah-langkah yang semakin baik dari sebelumnya agar
menimbulkan hasil seperti yang diinginkan.
Ulasan Jurnal
Jurnal karya Sharon L.Crowell-Davis ini cukup menarik disini kita bisa tahu
apa yang di maksud dengan operant conditioning, faktor yang menjadikan pelatihan
berjalan dengan sukses dan peranan pelatih dalam pembentukan perilaku hewan
seperti apa yang diinginkan. Namun sayangnya pembahasan kurang lengkap, tidak
di jelaskan secara detail bagaimana penerapan dan proses operant conditioning ini di
terapkan pada hewan-hewan yang ada di kebun binatang tersebut, dan menurut saya
bahasa di gunakan rumit sekali sehingga sulit untuk di pahami, apalagi pada contoh-
contohnya.
Daftar pustaka
https://www.researchgate.net/profile/Sharon_Crowell-
Davis/publication/5278519_Use_of_operant_conditioning_to_facilitate_examination_of_zo
o_animals/links/0c960538cd9b027d43000