Vous êtes sur la page 1sur 16

ASMA BRONKHIAL

A. Identitas Pasien
Nama : An. P
Umur : 13 tahun
Alamat : Wunut RT/RW 01/01 Ngombol, Purworejo
Tanggal masuk : 3 Mei 2015
B. Anamnesis
1. Keluhan utama
Seorang anak mengeluh sesak sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya, batuk dan pilek
selama satu bulan. Batuk terutama pada malam hari. Sudah berobat ke klinik namun
batuk dan pileknya tidak membaik. Sebelum masuk rumah sakit pasien sempat
demam selama 4 hari. Pusing (+). Pasien memiliki riwayat asma dan pernah kambuh
saat usia 3 tahun. Alergi obat dan makanan disangkal.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak
tiba-tiba muncul setelah minum obat batuk cair. Pasien menderita batuk dan pilek
selama satu bulan dan belum sembuh dengan pengobatan. Batuk terutama saat malam
hari. Demam (-), batuk (+), pilek (+), pusing (+). Pasien aktif dikegiatan
kepramukaan.
3. Riwayat penyakit dahulu
- Anak memiliki riwayat asma pada usia 3 tahun pernah sampai masuk IGD
- Riwayat memiliki penyakit jantung bawaan disangkal
- Anak tidak memiliki penyakit alergi terhadap obat dan makanan tertentu
- Anak baru pertama mondok di rumah sakit dan belum pernah operasi
4. Riwayat penyakit keluarga
- Ibu dan saudara tidak memiliki riwayat penyakit asma
- Ayah dan kakek dari ayah memiliki riwayat penyakit asma
- Ibu, ayah, saudara tidak memiliki riwayat penyakit tuberkulosis paru
- Ibu, ayah, saudara tidak memiliki riwayat jantung, alergi
5. Riwayat personal sosial
Lingkungan: Anak tinggal dirumah dan lingkungan yang bersih, ventilasi dan jendela
ruangan di rasa cukup. Ada keluarga di dalam rumah (ibu) yang juga sempat batuk
namun membaik dalam waktu 3 hari.
6. Riwayat pribadi
- Riwayat Kehamilan
Ibu kontrol teratur setiap bulan ke bidan dan mendapat tablet tambah darah dan
vitamin. Selama hamil dinyatakan sehat , mual muntah (+), bengkak pada tungkai
(-), perdarahan pervaginam (-). Ibu tidak pernah mengkosumsi jamu-jamuan,
tidak merokok, maupun mengkosumsi obat-obatan terlarang. Pada saat hamil ibu
tidak menderita penyakit asma dan ibu menyangkal adanya penyakit hipertensi,
DM, dan TBC pada saat hamil.

- Riwayat Persalinan
Anak lahir dengan usia kehamilan 39 minggu dengan berat badan 3100 gram ,
panjang badan lahir 48 cm,anak dilahirkan secara spontan di bidan. Anak lahir
menangis kuat, tidak kuning.

- Riwayat Pasca Persalinan


Setelah lahir anak langsung menyusui, tidak kuning, tidak biru, tidak kejang, dan
tidak sesak nafas.

- Vaksinasi
Vaksinasi Diberikan pada usia ke
BCG Pada saat lahir
Hepatitis B Pada saat lahir – dosis I
Usia 1 bulan – dosis II
Usia 6 bulan – dosis III
DTP dan polio Usia 2 bulan – dosis I
Usia 4 bulan – dosis II
Usia 6 bulan – dosis III
Campak Usia 9 bulan
Vaksinasi Diberikan pada usia ke
MMR Tidak dilakukan
Hib Tidak dilakukan
Hepatitis A 12 - 18 bulan

Kesan : Riwayat kehamilan cukup baik, Riwayat persalinan cukup baik, riwayat pasca
persalinan cukup baik dan riwayat vaksinasi lengkap dan tepat waktu.

7. Riwayat perkembangan anak


a. .Motorik halus
Anak dapat memegang mainan pada usia 6 bulan
Anak dapat mencorat coret pada usia 1,5 tahun
Anak dapat mulai dapat menggambar orang pada usia 5 tahun
b. Motorik kasar
Tengkurap pada usia 4 bulan
Berdiri dengan pegangan usia 9 bulan
Berjalan dengan baik usia 1 tahun
Berdiri dengan 1 kaki selama 6 detik pada usia 5 tahun
c. Bahasa
Teriak dan tertawa usia 2 bulan
Menyebutkan papa/mama secara spesifik usia 11 bulan
Bicara dengan dimengerti usia 3 tahun
d. Personal sosial
Berusaha meraih mainan usia 6 bulan
Tepuk tangan usia 9 bulan
Melepas baju sendiri usia 2 tahun
Gosok gigi tanpa bantuan usia 4 tahun

Kesan : status perkembangan anak baik

8. Riwayat nutrisi
Umur ( bulan) Jenis makanan Jumlah perhari
0-1 ASI Sekenyang bayi
2-6 ASI Sekenyang bayi
6-12 Susu formula 4-6 kali sehari
Diberi makanan selain susu 2 kali sehari
formula(buah pisang,bubur)
12-16 Diberi makanan (nasi 3 kali sehari
lembek,sayur, lauk pauk,
buah buahan)
Susu formula 4x sehari

Kesan : riwayat nutrisi anak belum cukup baik

- Anamnesis Sistemik
a) Sistem SSP :Demam (-) kejang (-)
b) Sistem intugumentum :Kulit pucat (-), turgor melambat (-), rose spot(-),
c) Sistem respiratori :Batuk (+), sesak nafas (+), nyeri dada(-),pernafasan cuping
hidung (-)
d) Sistem kardiovaskular :Nyeri dada (-), sesak nafas (-)
e) Sistem gastrointestinal :BAB cair (-) , kembung (-) , benjolan (-), kostipasi(-)
f) Sistem urinaria :Nyeri pinggang (-),warna kuning ,Frekuensi 4x sehari
g) Sistem muskuloskeletal :Gerakan (+) , lumpuh (-)

C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Sedang

Kesadaran : Compos mentis

Berat badan : 37 kg

Vital sign : Nadi : 80x/menit

Respiratory rate : 28x/menit


Suhu : 37,1oC
Pemeriksaan Kepala

o Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut dan distribusi merata


Pemeriksaan Mata

o Palpebra : Edema (-/-)


o Konjungtiva : Anemis (+/+)
o Sklera : Ikterik (-/-)
o Pupil : Isokor (+/+)
Pemeriksaan telinga

o Nyeri tekan (-/-)


o Serumen (-/-)
Pemeriksaan Hidung

o Secret (-/-)
o Epitaksis (-/-)
Pemeriksaan Mulut

o Faring hiperemis (-), lidah kotor(-),stomatitis(-)


Pemeriksaan Kulit

o Turgor kulit dan elastisitas cukup < 2 detik


o Sianosis (-) pucat (-) ikterik(-)
o Infeksi kulit (-)
Pemeriksaan Leher

o Kelenjar tiroid : Tidak membesar


o Kelenjar Limfonodi : kelenjar limfonodi post aurikularis membesar (-/+)
nyeri (-/-)
o Kaku kuduk (-)
o JVP tidak meningkat
Pemeriksaan Thoraks

Bentuk dada : Simetris +/+, puting susu kecil


Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.

Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga ke 5 line midclaviclaris.

Perkusi : Batas jantung

Kanan atas : SIC II linea para sternalis kanan

Kiri atas : SIC II linea para sternalis kiri

Kanan bawah : SIV IV linea para sternalis kanan

Kiri bawah : SIC V linea midclavicularis kiri

Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-),irama derap(-).

Paru-paru

Kanan Kiri
Inspeksi Tampak simetris, retraksi subcostalis (-), Tampak simetris, retraksi subcostalis (-),
retraksi supraclavicularis (-), retraksi retraksi supraclavicularis (-), retraksi
intercostalis (-), ketinggalan gerak (-) intercostalis (-), ketinggalan gerak (-)

Palpasi Ketinggalan gerak (-), deformitas (-) Ketinggalan gerak (-), deformitas (-)

Perkusi Sonor pada seluruh lapangan paru Sonor pada seluruh lapangan paru

Auskultasi Suara dasar vesikular, ronkhi basah Suara dasar vesicular, ronkhi basah kasar(-
kasar(-), rhonki basah halus(-), rhonki ), rhonki basah halus(-), rhonki kering(-),
kering(-), mengi ekpiratori (-), mengi mrngi ekpiratori (-), mengi inspiratori (-
inspirator (-), stridor inspiratori(-), ),stridor inspiratori(-),ekspiratori
ekspiratori diperpanjang(-) diperpanjang(-)

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : supel (+), sikatrik (-), ascites (-)

Auskultasi : peristaltik (+)

Perkusi : thympani, pekak beralih (-)

Palpasi : supel, defans muskular (-), massa (-), nyeri tekan epigastrium (-),

turgor cukup, hepar dan lien tidak teraba, hepatomegali (-) .

Pemeriksaan Genital

Perempuan

Tidak dilakukan pemeriksaan genital.

Pemeriksaan Ekstremitas

Tungkai Lengan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Edema - - - -

Status Nutrisi

TB : 149 cm

BB : 37 kg

BMI : 37/2,22 = 16.6 (kurang gizi)

Pola makan :

- Frekuensi makan : 3x/ hari


- Makanan yang sering dimakan : mie dan telur
- Jarang makan sayuran
- Alergi makanan :(-)
- Nafsu makan : kurang
- Diet khusus :(-)
Kesan : status nutrisi anak kurang baik

Kesimpulan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

- Sesak 1 hari setelah aktivitas fisik, batuk dan pilek 1 bulan tidak membaik dengan
pengobatan. Batuk terutama malam hari. Riwayat asma (+), demam (-), batuk (+),
pilek (+), pusing (+).
- KU : sedang
- VS : N:80x/menit, RR:28x/menit, suhu:37,10C
- Kepala : CA (-/-), perbesaran kelenjar limfonodi post aurikularis (-/+)
- Paru-paru : simetris (+),rhonki(-),wheezing(-)
- Jantung : dalam batas normal
- Abdomen : supel, BU (+), NT (-)
D. Diagnosis banding
Asma bronkhial
Bronkhiolitis

E. Rencana pemeriksaan
- Pemeriksaan darah rutin otomatis

F. Pemeriksaan penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah
Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
Tanggal 4 Mei 2015
HB 13,4 g/dL 11.6 – 15.0
AL (Angka Leukosit) 10.7 ribu/ul 4.5 – 13.5
AE (Angka Eritrosit) 4.5 juta/ul 3.80 – 5.20
AT (Angka Trombosit) 180 ribu/ul 150 - 400
HMT (Hematokrit) 37 % 35 - 47
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 11.00 % 2.00 – 4.00
Basofil 0.50 % 0-1
Neutrofil 45.60 % 50-70
Limfosit 38.40 % 25-40
Monosit 6 % 4-8

G. Diagnosa Kerja

Asma bronkhial

H. Tatalaksana:
- Terapi medikamentosa
o Cetirizine 1 x 1 tab
o Nebulisasi Ventolin 3 x 1 ampul
o Ambroxol tab ¾
o Salbutamol tab ¾ (4 mg) 3 x 1 cap
o Dexametason tab 3/4

I. Pembahasan

- Etiologi

Asma bronkhial adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan


karakteristik sebagai berikut : timbul secara episodik, cenderung pada malam hari/dini
hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma atau atopi
lain pada pasien dan/atau pada keluarganya. Faktor-faktor yang dapat berkontribusi pada
asma atau hiperaktivitas saluran nafas diantaranya :

 Alergen lingkungan
 Infeksi virus pada saluran nafas
 Aktivitas fisik, hiperventilasi
 Gastroesophageal reflux disease
 Sinusitis kronis atau rinitis
 Hipersensitivitas oleh karena obat-obatan (aspirin atau NSAID)
 Obesitas
- Patogenesis
Beberapa poin yang dipahami sebagai patofisiologi asma diantaranya :
 Proses inflamasi yang terjadi di saluran respiratori, dapat terjadi secara
akut, sub akut, maupun kronis. Terdapatnya edema dan sekresi mukus
berlebih dapat menyumbat aliran udara dan menstimulasi reaksi bronkial.
Sel-sel yang teridentifikasi dalam proses inflamasi ini diantaranya adalah
sel mast, eosinofil, makrofag, dan sel-T.
 Obstruksi jalan nafas
 Hiperrespon bronkhial

- Diagnosis
a. Anamnesis:
 Adanya serangan mengi atau serangan mengi berulang
 Batuk terutama pada malam hari/dini hari
 Mengi atau batuk setelah berolahraga atau aktivitas fisik yang berat
 Mengi, dada terasa berat atau batuk setelah terpajan alergen atau polutan
 Terdapat riwayat asma maupun atopi lainnya di keluarga
 Jika mengalami pilek, anak membutuhkan waktu lebih dari 10 hari untuk
sembuh
 Gelaja klinis membaik setelah pemberian pengobatan anti asma

b. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : pasien tampak sesak
 Kepala : -
 Leher : -
 Thoraks : Nafas atau dada seperti tertekan, bising mengi (wheezing) yang
terdengar dengan atau tanpa stetoskop.
 Abdomen : -
c. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan lab darah:
o Eosinofil
o IgE total
o IgE spesifik
 Pemeriksaan radiologi: foto thoraks dapat menunjukkan hasil normal, dapat
pula menunjukkan adanya gambaran hiperinflasi. Gambaran radiologi dapat
membantu menyingkirkan kemungkinan penyakit paru lain seperti alergi
bronkopulmonari aspergilosis atau sarkoidosis.
 Tes fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter untuk menilai adanya
obrstuksi jalan nafas
- Derajat asma :
Derajat asma Gejala Gejala malam Fungsi paru
Intermiten < 1x /minggu < 2x /bulan >80%
Asimpromatik diluar Variabilitas
serangan <20%
Serangan singkat
Persisten >2x /minggu tapi <1x /hari >2x /bulan >80%
ringan Serangan dapat Variabilitas 20-
mengganggu tidur dan 30%
aktivitas
Persisten Gejala harian >1x /minggu 60-80%
sedang Serangan mengganggu Variabilitas
aktivitas dan tidur >30%
Persisten berat Gejala terus menerus sering <60%
Aktivitas fisik terbatas Variabilitas
Sering terjadi serangan >30%

- Tatalaksana :

Derajat serangan asma Tata laksana


Ringan - Apabila dilakukan 1x nebulisasi pasien menunjukkan
Gejala : respon yang baik, berarti derajat serangannya ringan.
1. Bisa - Observasi selama 1-2 jam, jika respon tersebut
menunjukkan bertahan pasien dapat dipulangkan. Beri obat beta-
agitasi agonis yang harus diberikan dalam 4-6 jam.
2. Sesak saat - Kemudian anjurkan untuk kontrol ke klinik rawat jalan
berjalan dalam waktu 24-48 jam untuk evaluasi ulang tata
3. Berbicara laksana.
dalam kalimat
4. Mengi sedang
5. RR meningkat
6. Nadi <100 kpm

Sedang - Apabila dilakukan 2-3x nebulisasi pasien


Gejala : menunjukkan respon parsial, berarti derajat
1. Agitasi serangannya sedang.
2. Sesak saat - Pasien perlu observasi di ruang rawat sehari
berjalan atau - Pada serangan asma sedang berikan kortikosteroid
beristirahat sitemik (oral) metilprednisolon 0,5-1 mg/kgBB/hari
3. Berbicara dalam selama 3-5 hari
penggalan
kalimat
4. Mengi keras
5. Penggunaan otot
aksesori
6. RR meningkat
7. Nadi 100-120
kpm
Berat - Apabila dilakukan 3x nebulisasi berturut-turut pasien
Gejala : tidak menunjukkan respon pasien harus rawat inap.
1. Agitasi - Oksigen 2-4 Lpm diberikan sejak awal termasuk saat
2. Sesak bahkan nebulisasi
saat istirahat - Pasang jalur parenteral (IV)
3. Bicara dalam - Nebulisasi beta-agonis + antikolinergik dengan
kata oksigen dilanjutkan setiap 1-2 jam; jika dengan 4-6
4. Mengi keras kali pemberian keadaan membaik jarak nebulisasi
5. Penggunaan diperlebar menjadi setiap 4-6 jam sekali.
otot aksesori - Jika dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien dapat
6. RR>30 kpm dipulangkan dengan dibekali obat beta-agonis (hirupan
7. Nadi >120 kpm maupun oral) yang diberikan setiap 406 jam sekali
selama 24-48 jam.
- Steroid oral dilanjutkan sampai kontrol ke klinik 24-48
jam untuk evaluasi tatalaksana.
Daftar Pustaka

1. Pudjiadi,dkk. 2011. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
2. Mansjoer, dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran jilid 1Edisi III. Jakarta : Media
Aesculapius.
3. Morris, dkk. 2014. Medscape.org : Asthma. Diakses pada 8 Mei 2015 pukul 19.00.
REFLEKSI KASUS

ASMA BRONKHIAL

Diajukan kepada Yth:

Dr. RR Sri Wijayanti Sp.A

Disusun Oleh:

Rizki Hafidzah Baswedan

20100310066

SMF BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015

Vous aimerez peut-être aussi