Vous êtes sur la page 1sur 29

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

PASAR YANG SARAT TANTANGAN

Hendri Saparini, Ph.D


saparini@coreindonesia.org
www.coreindonesia.org

Seminar Nasional Standarisasi - BSN


Jakarta, 12 November 2014
MEA 2015:
Keterbukaan dan Integrasi Ekonomi ASEAN
Kerjasama Internasional Paska Krisis:
Indonesia sangat agresif

• Paska krisis Indonesia sangat agresif melakukan liberalisasi perdagangan


dan kerjasama ekonomi baik secara global, regional dan bilateral.

• Kerjasama regional seperti APEC dan ratifikasi kerjasama negara-negara


ASEAN dengan berbagai negara seperti ASEAN-Australia New Zealand Free
Trade Area (AANZFTA) tahun 2009, ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA)
tahun 2010 dan MEA 2015. Selain ASEAN dengan India, Korea Selatan,
Jepang, dll.

• Kerjasama bilateral seperti dengan Jepang tahun 2008 dalam Japan-


Indonesia Economic Partnership Agreement (JIEPA), Amerika Serikat
(Comprehensive Economic Partnersip Agreement), Uni Eropa dan Korea
Selatan (Comprehensive Economic Partnersip Agreement), dll.
Menuju ASEAN Community 2015

ASEAN COMMUNITY 2015

ASEAN Socio-
ASEAN Security ASEAN Economic
Cultural Community
Community (ASC) Community (AEC)
(ASCC)

The Peaceful, Prosperous, and People-Centric ASEAN

Production/Supply Regional Production Base Single Regional Market Consumption/Demand


 Smooth flow of goods, services,  Huge market
and people under FTA  High consumption
 Abundance of natural resources Dual Track Strategy  Less competitive
 Low labor cost
ASEAN COMMUNITY

ASEAN SOCIAL AND CULTURAL ASEAN POLITICAL AND SECURITY


ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
COMMUNITY COMMUNITY

Single Market and Competitive Equitable Economic Integration into the


Production Base Economic Region Development Global Economy

Free Flow of Goods Competition Policy SME Development Coherent approach


towards external
Consumer Protection Initiative for ASEAN economic relations
Free Flow of Services Integration
Enhanced
Intellectual Property
Free Flow of Investment participation in global
Rights
supply networks

Freer Flow of Capital Infrastructure


Development

Free Flow of
Skilled Labour Taxation

Priority Integration e-Commerce


Sectors

Food, Agriculture,
Forestry
Potensi Pasar dan Tenaga Kerja:
Indonesia separuh ASEAN, kelas menengah dan tingkat konsumsi tinggi

Jumlah Potensi Pasar


Juta Jiwa (orang) Rp Triliun (PPP) (Rp Triliun)
250 1.200

1.000
200 Menengah-Atas
(>$4/hari)

800
150 Menengah-Atas
Menengah-Bawah
($2-$4/hari) 600

100 Menengah-Bawah
Miskin dan Hampir 400
Miskin (< $2/hari)
50
200 Miskin & Hampir
Miskin

0 -
2005 2010 2005 2010
6
Potensi Basis Produksi Dunia
Indonesia memiliki SDA berlimbag dan beragam

Exported Value Share Export Share in world Ranking in world


Ranking Product
(bill. US$) (%) exports (%) exports

1 Coal 24.29 12.8 19 2

2 Petroleum gases 20.52 10.8 5 5

3 Palm oil & its fraction 17.60 9.3 46 1

4 Crude petroleum oils 12.29 6.5 1 23

5 Natural rubber 7.86 4.1 22 3

Copper ores and


6 2.59 1.4 5 5
concentrates

7 Coconut (copra) 2.46 1.3 45 1

8 Petroleum coke 2.38 1.3 11 2

12 Unwrought tin 2.05 1.1 34 1

13 Plywood 2.01 1.1 14 2

Total 10 94.07 49.5


Menyongsong MEA 2015:
Daya Saing Ekonomi Indonesia dalam
Perdagangan dan Investasi
Masalah Neraca Pembayaran:
Mencerminkan lemahnya daya saing di pasar global

Neraca Pembayaran Transaksi Berjalan

Miliar US$ US$ Miliar


40 Transaksi 40
Modal &
30 Finansial 30

20 20

10 10
Barang
0 0

-10 Neraca -10 Jasa - jasa


Pembayaran
-20 -20
Pendapatan
-30 Transaksi -30
Berjalan
-40 -40
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: BI
Indonesia Defisit Perdagangan Barang Jasa

• Pemerintah Indonesia telah melakukan kerjasama ekonomi dengan


sangat agresif tanpa didahului perencanaan strategi daya saing yang
memadai. Absennya:
– Kebijakan dukungan daya saing lewat penekanan cost (biaya input, energi,
tenaga kerja, modal, dll) dan perluasan market (dalam maupun luar negeri)
– Kebijakan dukungan perlindungan (hambatan tarif maupun non tarif)

• Absennya kebijakan pengembangan industri barang dan jasa telah


menjadikan ketergantungan pada impor barang dan jasa. Akibatnya
defisit neraca perdagangan dan nerasa jasa semakin tertekan
– Barang (modal, konsumsi maupun bahan baku)
– Jasa (keuangan, asuransi, logistik, dll)
Struktur Perdagangan Indonesia-ASEAN
Indonesia penyuplai bahan baku ASEAN

100%

90%

80% Capital
goods
70%

60%
Consumer
50% goods
40%

30% Intermediate
goods
20%

10% Raw materials


0%
2010-2012 Export Import
Neraca Perdagangan Intra-ASEAN:
kinerja Indonesia relatif paling buruk, defisit makin melebar

Milyar US$
Non-Migas
40

35 Singapura

30

25

20

15 Thailand

10
Malaysia
5

- Vietnam
Filipina
(5)
INDONESIA
(10)
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Perdagangan Jasa
defisit Indonesia terbesar dan persisten

15
US$ Milyar
Singapura
10

Filipina
0 Malaysia

Vietnam
-5
Thailand

-10
Indonesia
-15
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Peluang dan Tantangan:
Perlu Dukungan Strategi & Kebijakan
Pemerintah Pusat dan Daerah
Menjaga Daya Saing Barang, Jasa & Tenaga Kerja
.....perlu kebijakan dan strategi yang komprehensif

Manfaat bagi MNCs Manfaat bagi Perus Lokal


 Penjualan dan profit  Peluang export ke pasar
meningkat di ASEAN ASEAN
 Standarisasi barang jasa  Peluang ekspansi di ASEAN
se ASEAN  Ada potensi technology and
 Produksi lebih efisien financial support dari MNCs

A Balanced Approach
Strategi dan Kebijakan
Memenangkan Pasar ASEAN, Menjaga Pasar Dalam Negeri

• MEA: pasar bukan hanya nasional tapi regional

• Kebijakan pada tiga pasar:


– Pasar kapital (sudah sangat liberal)

– Pasar barang dan jasa (sudah sulit dengan kebijakan tarif,


lebih pada non-tariff barrier)

– Pasar tenaga kerja (sangat menekankan pada non-tariff:


standarisasi, sertifikasi, dll)
Pertumbuhan PMA dan PMDN
..... tekanan pada neraca perdagangan makin besar

Triliun Rupiah
200

180

160
PMA
140

120

100

80

60

40

20
PMDN
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber: BKPM
Indonesia: Penurunan Tarif Bea Masuk Barang Sangat Cepat
China kompetitif tetapi masih melindungi industrinya, Indonesia
perlu kebijakan non tariff barrier

India Brazil China Russia Indonesia


(2013) (2011) (2011) (2013) (2011)

Semua jenis produk 13.9 12.2 12.0 10.1 4.8

Produk pertanian 43.3 11.2 22.6 23.4 13.6

Produk industri 11.8 12.3 11.2 9.2 4.2


Kebijakan Industri Manufaktur
pertumbuhan investasi memerlukan kebijakan industri dan perdagangan
saat ini 70% impor adalah bahan baku dan penolong industri

Barang konsumsi Bahan baku dan bahan penolong Barang modal


200,0

180,0

160,0

140,0

120,0
Miliar US$

100,0

80,0

60,0

40,0

20,0

0,0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber: BI
Kebijakan Pertanian krn Indonesia Importir Pangan Besar Dunia
banjir investasi dan perdagangan dalam AEC serta bertambahnya kelas
mendorong impor

US$ Mil.

10.000
Bulk commodities Produce/horticulture products
9.000

8.000 Semiprocessed products Processed products

7.000

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber: Comtrade
Menjaga Daya Saing Barang dan Jasa
Memenangkan Pasar ASEAN, Menjaga Pasar Dalam Negeri

 Non tariff barrier menjadi salah satu strategi penting dalam


persaingan.

 Pemerintah Pusat dan Daerah perlu membangun benteng


untuk melindungi daya saing produk barang dan jasa serta
tenaga kerja Indonesia.

 Perlu kebijakan untuk mengoptimalkan lembaga-lembaga


Pemerintah dan BUMN (Badan Karantina, Balai POM, Surveyor
Indonesia, Sucofindo, Badan Klasifikasi Kapal Indonesia, dll).
Sekaligus memberikan pasar bagi pelaku domestik.
Pangsa Pasar Sertifikasi Manajemen
importir dan PMA cenderung menggunakan jasa perusahaan host-nya

Lainnya; 9%
B4T; 3%
PBS; 3% SGS (Switzerland); 25%

TUV Nord; 5%

BVQI; 6%

URS (Australia); 7%

SAI Global (Australia);


12%

LQRA (UK)10%

SICS (Sucofindo); 9%

TUV Rhein (Jerman);


11%
Sumber: SICS,
Pasar Tenaga Kerja: Kesepakatan Free Flow of Skilled Labor
Sudahkan Indonesia menyiapkan kebijakan dan strategi?

 Indonesia harus bisa mengambil manfaat peluang pasar tidak


hanya di pasar Indonesia tetapi juga di ASEAN.

 Liberalisasi menjadi ancaman bagi angkatan kerja Indonesia:


o Tingkat pendidikan angkatan kerja Indonesia:
67% paling tinggi SMP
o Pengangguran ASEAN: 79% paling tinggi SMP
Sementara Malaysia, Singapura, Filipina: 80% lulusan SMA
& PT
Kebijakan Untuk Menyiapkan Lapangan Kerja Bagi Penduduk
bonus demografi menjadi peluang atau tantangan, tergantung pilihan
strategi & kebijakan

Dependency Ratio 0-14 years


15-65 years >65 years
100,0
Million People
60
50
2007
40
2013
30
20

50,0
10
0

0,0

Source: UN, processed


Pengangguran dan Kemiskinan Perlu Solusi
MEA perlu solusi sesuai potensi karakter daerah

35
HIGH POVERTY HIGH POVERTY
LOW UNEMPLOYMENT Papua Barat HIGH UNEMPLOYMENT

30
Papua

25

Nusa Tenggara Timur


Maluku
Poverty (%)

20 Gorontalo
Bengkulu Aceh

15 Nusa Tenggara Barat


Sulawesi Barat

10 Jawa Barat LOW POVERTY


Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Banten HIGH
Sulawesi Utara UNEMPLOYMENT
5
LOW POVERTY Bali
LOW UNEMPLOYMENT DKI Jakarta
0
0 2 4 6 8 10 12
Open Unemployment Rate (%)

Sumber: BPS, @CORE


Liberalisasi Pasar Tenaga Kerja
Butuh Dukungan Kebijakan Komprehensif

Telah diberlakukan kesepakatan free flow untuk tenaga


professional antara lain:
akuntan, insinyur, surveyor, dokter, dokter gigi, perawat

 Sektor-sektor tersebut harus menjadi prioritas. Misal


tenaga perawat:
Perlu strategi untuk mengoptimalkan daya saing perawat
Indonesia
Perlu kebijakan prioritas pendaaan untuk sertifikasi, dll.
Perlu Respon Kebijakan Yang Tepat
Indonesia relatif stagnan dan dominasi low skill

25
Philippines

20
Juta US$

15

10 Viet Nam

Indonesia
5
Thailand
Malaysia Cambodia
0 Myanmar
1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011

Source: UNCTAD,diolah, @CORE


Pusat dan Daerah Perlu Menetapkan Sektor Prioritas
Prioritas sektor beberapa negara ASEAN

• Malaysia menetapkan sektor jasa kesehatan dan pariwisata


sebagai prioritas dalam MEA

• Thailand memilih jasa pendidikan dan pariwisata dalam


memenangkan MEA

• Singapura prioritas pada jasa keuangan, logistik, konsultan,


pariwisata, dll

• Indonesia belum memiliki strategi yang jelas sebagaimana


negara-negara tetangga

Sumber: Kajian CORE Indonesia


Terimakasih

Vous aimerez peut-être aussi