Vous êtes sur la page 1sur 8

MATERI TEKNIK MENYUSUI

A. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah ketrampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana keduanya
membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi. Menyusui
adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau anak kecil dengan air susu ibu
(ASI) dari payudara ibu.

B. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI


1. Perubahan Sosial Budaya
 Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya
Kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan adanya
emansipasi wanita dalam hal segala bidang kerja dan kebutuhan yang
semakin meningkat, sehingga ketersediaan menyusui untuk bayinya
berkurang.
 Meniru teman, tetangga atau orang yang sangat berpengaruh dengan
memberrikan susu botol kepada bayinya. Bahkan ada yang berpandangan
bahwa susu botol sangat cocok untuk bayi.
 Merasa ketinggalan zaman jika masih menyusui bayinya.

2. Faktor Psikologis
 Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. Adanya anggapan
para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan. Padahal setiap ibu
yang mempunyai bayi selalu mengubah payudara, walaupun menyusui
atau tidak menyusui.
 Tekanan batin. Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat
menyusui bayi sehingga dapat mendesak si ibu untuk mengurangi
frekuensi dan lama menyusui bayinya, bahkan mengurangi menyusui.
3. Faktor Fisik Ibu
Alasan yang cukup sering bagi ibu untuk menyusui adalah karena ibu
sakit, baik sebentar maupun lama. Tetapi sebenarnya jarang sekali ada
penyakit yang mengharuskan berhenti menyusui. Dari jauh lebih berbahaya
untuk mulai memberi bayi makanan buatan daripada membiarkan bayi
menyusu dari ibunya yang sakit.

4. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat


penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Penyuluhan
kepada masyarakat mengenai manfaat dan cara pemanfaatannya.
5. Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI
6. Kurang/ salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah
lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa
ASI kurang. Petugas kesehatan masih banyak yang tidak memberikan
informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayinya.
7. Faktor pengelolaan ASI di Ruang Bersalin
Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau
sedini mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan berjalan
normal dan tidak semua dapat dilaksanakan menyusui dini, seperti
persalinan dengan tindakan (seksio sesaria).

C. Manfaat Menyusui
Berikut ini adalah manfaat yang didapatkan dengan menyusui bagi bayi, ibu,
keluarga, dan Negara
1. Manfaat bagi bayi
 Komposisi sesuai kebutuhan.
 Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.
 ASI mengandung zan antibody.
 Perkembangan psikomototrik lebik cepat.
 Menunjang perkembangan kognitif.
 Menunjang perkembangan penglihatan.
 Memperkuat ikatan batin ibu dan anak.
 Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.
 Membentuk sistem pencernaan yang sehat.

2. Manfaat bagi Ibu


 Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya
rahim ke bentuk semula.
 Ibu yang menyusui dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya
kehamilan.
 Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih
saying pada buah hatinya.
 Mengurangi kemungkinan kanker payudara.
3. Manfaat bagi keluarga
o Mudah dalam proses pemberiannya.
o Mengurangi biaya rumah tangga.
o Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya
untuk berobat.
D. Cara Menyusui Yang Benar (DepKes RI, 2005)
a) Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi
1. Ibu duduk atau berbaring dengan santai
2. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
3. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
4. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
5. Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis
dengan leher dan lengan bayi
6. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat
bayi dengan lengan ibu.
b) Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (DepKes RI, 2005, )
1. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang
dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari
telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang areola (kalang
payudara)
2. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan
cara menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
3. Tunggu samapi bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah
ke bawah
4. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan
bahu belakang bayi bukan bagian belakang kepala
5. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan
dengan hidung bayi Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri
langit- langit mulut bayi
6. Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi,
sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang
keras (palatum durum) dan langit- langit lunak (palatum molle)
7. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan
memerah sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak
dibawah kalang payudara
8. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara
tidak perlu dipegang atau disangga lagi
9. Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara
10. dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas.
Hal itu tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara
dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
11. Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus
bayi
12. Cara Menyendawakan Bayi
 Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan
diusap punggung belakang sampai bersendawa
 Kalau bayi tertidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara
akan keluar dengan sendirinya

c) Langkah – langkah Menyusui Yang Benar (DinKes, 2009)


1. Ibu mencucui tangan sebelum menyusui bayinya
2. Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar
punggung kursi dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung
3. Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola
sekitarnya
4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku
ibu dan bokong bayi terletak pada lengan
5. Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi
menghadap ke payudara
6. Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
7. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola
8. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum
menyusui
9. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau
disangga lagi.
10. Ibu menatap bayi saat menyusui
11. Pasca Menyusui
a) Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke
bawah
b) Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu dan aerola, biarkan kering dengan
sendirinya
12. Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi
menginginkan (on demand)
d) Lama dan Frekuensi Menyusui (Purwanti, 2004, p.51)
1. Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan setiap saat bayi membutuhkan.
2. Asi dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.
3. Bayi yang sehat akan menyusu dan mengogongkan payudara selama 5-
7 menit.
e) Tanda- Tanda Posisi Bayi Menyusui yang Benar (DepKes RI, 2005)
1. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
2. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
3. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara
(payudara bagian bawah)
4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
5. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6. Sebagian besar areola tidak tampak
7. Bayi menghisap dalam dan perlahan
8. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
9. Terkadang terdengar suara bayi menelan
10. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet

f) Tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup (Rahmawati dan
Proverawati, 2010, p.41)
1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-
200 gr setiap minggu)
3. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan
buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap
harinya

E. Fungsi dari tekhnik menyusui yang benar


1. Putting susu tidak lecet.
2. Perlekatan menyusu pada bayi kuat.
3. Bayi menjadi tenang.
4. Tidak terjadi gumoh.

F. Akibat tekhnik menyusui yang tidak benar


1. Putting susu menjadi lecet.
2. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI.
3. Bayi enggan menyusu.
4. Bayi menjadi kembung.

G. tanda-tanda bayi telah menyusu dengan benar


1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak
masuk
6. Bayi tampak menghisap dengan ritme yang perlahan-lahan.
7. Putting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.

H. Posisi Menyusui yang benar


Dalam menyusui, terdapat macam posisi menyusui, cara menyusui yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Adapun posisi khusus
yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti ibu pasca operasi Caesar. Bayi
diletakan di samping kepala ibu dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi kembar
dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, yaitu di
payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di
atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, sehingga dengan posisi ini
bayi tidak tersedak.

Vous aimerez peut-être aussi