Vous êtes sur la page 1sur 10

Pengenalan

Ciri-Ciri Virus
Virus merupakan organisme subselular yang karena
ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil
daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring
dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya
20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus
terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun
RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA
untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.
Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear
tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat
untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk
yang terbesar.[4] Bahan genetik kebanyakan virus hewan
dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan
pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut
disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa
berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang
lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh
genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein
yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya
disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan
genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein
nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA
membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.
Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut
nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini
diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel
inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat
pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi
dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang
pada awal infeksi.
Virus cacar air memiliki selubung virus.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara
keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam
nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari
ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri
atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri
ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk
membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien
T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B
memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk
kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus
sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya
protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian
sel.
Morfologi virus kompleks memiliki bagain-bagain tubuh yang lebuh kompleks dibandingkan dengan
ketiga morfologi virus lainnya. Dengan morfologi yang sangat kompleks ini menandakan virus
tersebut memiliki kelebihan yang berbeda dibanding virus dengan morfologi lain. Layaknya
organisme hidup virus dengan morfologi ini juga memiliki bagian-bagian tubuh seperti kepala dan
ekor, salahs atu contoh virus dengan morfologi virus kompleks adalah bakteriofage.
Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan,
jaringan tumbuhan). Misalnya virus mozaik tembakau (TMV) hanya menyerang tumbuhan, virus rabies
hanya menyerang mamalia, bakteriofage hanya menyerang bakteri. Ada pula yang sifatnya lebih spesifik
seperti virus hepatitis yang hanya menyerang sel-sel hati, virus influenza menyerang saluran pernapasan
atas, virus HIV hanya menyerang sel darah putih.

Siklus reproduksi virus ada dua cara, yakni siklus litik dan siklus lisogenik.

1. Siklus Litik (Lisis)


Siklus lisis adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus yang pada akhirnya menyebabkan kematian
sel inang. Istilah lisis mengacu pada tahapan akhir dari infeksi, yaitu saat sel inang bakteri lisis atau pecah
dan melepaskan fage yang dihasilkan di dalam sel inang tersebut. Virus yang hanya dapat bereplikasi
melalui siklus lisis disebut dengan virus virulen.
Tahapan siklus lisis :

a) Adsorbsi (fase penempelan).


Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri. Virus hanya menempel pada dinding sel
yang mengandung protein khusus yang dapat ditempeli protein virus. Menempelnya virus pada dinding
sel disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah menempel, virus akan
mengeluarkan enzim lisozim yang dapat menghancurkan atau membuat lubang pada sel inang.

b) Penetrasi/injeksi/Infeksi (fase memasukkan asam nukleat).


Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan lempeng ujung, kontraksi sarung, dan
penusukan pasak berongga kedalam sel bakteri. Pada peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam sel,
sedangkan selubung proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Jika sudah kosong, selubung protein ini
akan terlepas dan tidak berguna lagi.
c) Sintesis (fase pembentukan), Eklifase, Replikasi.
Enzim penghancur yang dihasilkan oleh virus akan menghancurkan DNA bakteri yang menyebabkan
sintesis DNA bakteri terhenti. Posisi ini digantikan oleh DNA virus yang kemudian mengendalikan
kehidupannya. Dengan fasilitas dari DNA bakteri yang sudah tidak berdaya, DNA virus akan mereplikasi
diri berulang kali. DNA virus ini kemudian akan mengendalikan sintesis DNA dan protein yang akan
dijadikan kapsid virus.

d) Perakitan.
Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor, dan serabut ekor akan
mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk
diisi dengan DNA virus. Proses ini dapat menghasilkan virus sejumlah 100 – 200 buah.

e) Lisis (fase pemecahan sel inang / Pembebasan).


Dinding sel bakteri yang sudah dilunakkan olen enzim lisozim akan pecah dan diikuti oleh pembebasan
virus-virus baru yang siap untuk mencari sel-sel inang yang baru. Pemecahan sel-sel bakteri secara
eksplosif dapat diamati dengan mikroskop lapangan gelap. Jangka waktu yang dilewati lima tahap ini dan
jumlah virus yang dibebaskan sangat bervariasi, tergantung dari jenis virus, bakteri, dan kondisi lingkungan.

Virus RNA dan Virus DNA


20DES
Virus DNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai ganda
berpilin. Di dalam sel inangnya, DNA pada virus akan mengalami replikasi menjadi beberapa DNA dan
juga akan mengalami transkripsi menjadi mRNA. mRNA akan mengalami translasi untuk menghasilkan
protein selubung virus. Masih di dalam sel inang, DNA dan protein virus mengkonstruksikan diri menjadi
virus – virus baru. mRNA juga akan membentuk enzim penghancur (Lisozim) sehingga sel inang lisis
(hancur) dan virus – virus keluar untuk menginfeksi sel inang lainnya.
Contoh Virus ini :
1. Papiloma : menyerang kulit dan menyebabkan kutil
2. Poliloma
3. Parvovirus B19
4. Adenovirus : menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas, konjungtivitis, dan infeksi lain pada
manusia.
5. Herpes simpleks I (luka di sekeliling mulut)
6. Herpes simpleks II (perlukaan genital)
7. Varicella zoster (cacar air)
8. Virus Epstein-Barr
9. Cytomegalovirus
10. Vaccinia
11. Roseola
12. Cacar sapi
13. Cacar
14. Bakteriofag : sel bakteri pecah
15. Hepatitis B virus
16. Smallpox virus
17. Transfusion Transmitted Virus
18. JC virus (progressive multifocal leukoencephalopathy)
19. Anellovirus
20. Salterprovirus

Virus RNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai tunggal atau
ganda tidak berpilin. Di dalam sel inangnya, RNA pada virus akan mengalami transkripsi balik menjadi
Hibrid RNA-DNA dan akhirnya membentuk DNA. Selanjutnya DNA virus akan masuk ke inti sel inangnya,
menyisip ke dalam DNA inangnya. DNA virus akan merusak DNA inangnya dan membentuk mRNA.
mRNA akan mengalami translasi untuk menghasilkan protein selubung virus untuk menbentuk virus –
virus baru.
Contoh Virus ini :
1. HIV AIDS : menyerang system kekebalan tubuh (sel darah putih)
2. Influenza : virus Myxovirus
3. Virus Hepatitis E
4. Poliovirus : menyerang system gerak (kaki mengecil
5. Paramyxovirus Paramyxovirus : gondong (infeksi kelenjar ludah )
6. Virus enterik
7. Virus rubella : penyebab campak
8. Virus demam kuning
9. Virus ensefalitis
10. Virus tumor RNA
11. DHF (demam berdarah) :togavirus
12. Rabies : anjing gila
13. Campak
14. Rhinovirus (demam dan pilek)
15. Reovirus (diare)
16. Gondong
17. Rotavirus
18. Enterovirus
19. Hepatovirus
20. Virus ebola : menyerang hati,sel darah putih, menyebabakan kematian, penderita mengalami
pendarahan

21.TMV(Tobacco Mozaic Virus) : menyerang daun tembakau


Morfologi virus
 Berkaitan erat dengan bagian-bagian tubuh virus itu sendiri, berikut ini adalah
o Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).
o Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri.
o Virus hanya memiliki sala satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
o Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi
o Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut
ekor.

bagian-bagian utama dari tubuh virus :


1. Kapsid
Seperti tadi sudah dijelaskan diatas kapsid merupakan pembungkus asam nukleat, kapsid inilah
yang menentukan morfologi virus. Kapsid berfungsi sebagai pelindung asam nukleat,
melekatkan virion pada sel inang yang terinfeksi virus, dan sebagai penyedia protein untuk virion
saat virion menginfeksi membran sel inang.
2. Asam nukleat
Asam nukleat berpera penting dala siklus hidup virus, sama dengan oraganisme lainnya asam
nukleat pada virus berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik yang diperlukan untuk sintetis
protein.
3. Sampul
Sampul pada virus merupakan hasil modifikasi virus terhadap membran sel inang yang sudah
terinfeksi oleh virus. Sampul virus sendiri terdiri dari susunan molekul lipid dan protein
Itulah bagian-bagian tubuh virus yang paling utama, setelah anda mengetahui bagian-bagian dari
tubuh virus tersebut selanjutnya akan saya lanjutkan artikel ini tentang morfologi virus

Morfologi Virus
Morfologi mempunyai arti bentuk ukuran, morfologi virus artinya bentuk dan ukuran virus.
Berdasarkan bentuk tubuh dan bagain-bagain tubuh virus morfologi virus terbagi menjadi empat
tipe utama yaitu :
Morfologi virus ke-1 helix
Struktur virus dengan morfologi helix terbentuk dari susunan sub unit protein terselubung yang
disebut dengan kapsomer melingkar suatu sumbu axis. Susunan virus dengan morfologi helix ini
membuat virus mempunyai bentuk seperti batang atau filamen. Materi genetik virus dengan
morfologi helix ini terletal di dalam rongga dan terikat dengan protein kapsid. Contoh dari virus
dengan morfologi helix ini adalah virus mosaik yang menyerang tembakau.
Morfologi virus ke-2 Polihedral
Morfologi virus polihedral tersusun dari kapsomer yang berjumlah sangat banyak dan
menyelubungi genom virus secara keseluruhan. Berbeda dengan morfologi sebelumnya yaitu
morfologi virus helix. Asam nukleat pada morfologi ini tidak mempunyai ikatan dengan protein
kapsid. Virus dengan morfologi polihedral mempunyai ukuran yang sangat bervariasi yaitu dari
20 – 400 nanometer. Selain itu morfologi virus polihedral juga mempunyai susunan dan jumlah
kapsomer yang sangat beragam juga. Salah satu virus dengan morfologi polihedral ini adalah
virus adenovirus.
Morfologi virus ke-3 Virus bersampul.
Virus dengan morfologi ini memiliki lapisan luar atau membran yang menyelubungi kapsid yang
disebut dengan sampul (envelope). Morfologi virus ini memiliki bentuk bermacam-macam
sesuai dengan bentuk kapsidnya, meskipun ada juga sampul yang berbentuk helix dan polihedral.
Morfologi virus ke-4 Virus kompleks.

Vous aimerez peut-être aussi